Sabtu, 15 Maret 2014

Satgas Proyek Pengadaan Kapal Cepat Rudal Dikukuhkan

Satgas Proyek Pengadaan Kapal Cepat Rudal DikukuhkanJakarta ASISTEN Logistik (Aslog) Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana Muda TNI Suyitno, mengukuhkan sekaligus menutup pelatihan kelaikan Satuan Tugas (Satgas) Dalam Negeri Proyek Pengadaan Kapal Cepat Rudal (Yekdakap KCR) Trimaran, di Mabesal Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (14/3).

Kegiatan pengukuhan didahului dengan pelatihan kelaikan Satgas Dalam Negeri Proyek Pengadaan Kapal Cepat Rudal (KCR) Trimaran yang berlangsung selama lima hari. Para personel Satgas Yekdapak KCR Trimaran yang dikukuhkan, antara lain Komandan Satgas Letkol Laut (KH) Moch. Tholib; Perwira Pengawas Platform Letkol Laut (T) Tegus Subekti; Perwira Sekretaris Mayor Laut (E) Muhamad Yusdi Jauhari, Perwira Sekretaris Mayor Laut (T) Budi Sugiarto; Perwira Pendidikan, Latihan, Administrasi dan Logistik Mayor Laut (S) Tommy Basta, dan Bintara Sekretariat Serda BEK Agin Siswanto.

Usai upacara pengukuhan, Aslog KSAL mengatakan pembangunan KCR Trimaran merupakan pembangunan yang kedua kalinya. Hal ini dimaksudkan sebagai pengganti kapal sebelumnya yang telah terbakar, di mana pada saat itu kapal masih belum diserahterimakan kepada TNI Angkatan Laut.

Permasalahan lain yang dihadapi adalah masih sering terjadi keterlambatan jadwal penyerahan kapal pada proses pembangunan. Hal dikarenakan oleh ketidakmampuan galangan dalam mensinergikan aspek-aspek pengetahuan dan keterampilan tenaga kerjanya dengan baik dan benar.

“Oleh karena itu, untuk menjamin terlaksananya penyerahan kapal tepat waktu dan mutu, dibutuhkan pengawasan oleh personel satgas yang memahami secara detail proses pembangunan kapal yang dilaksanakan oleh galangan. Pengawasan dimulai dari carbon cutting, launching hingga akhirnya penyerahan kapal dari galangan ke TNI Angkatan Laut selaku pengguna,” kata Aslog KSAL seperti dilansir dalam siaran pers Kasubdispenum Dispenal, Kolonel Laut S J Widjojono.

Lebih lanjut, Aslog KSAL menjelaskan seluruh materi pelatihan yang diterima dan dipelajari menjadi modal dasar untuk melaksanakan pengawasan proses pembangunan kapal oleh galangan.

“Dengan bekal awal tersebut, tentunya masih diperlukan upaya-upaya proaktif dari setiap individu, untuk selalu berusaha dengan sungguh-sungguh melaksanakan pengawasan secara melekat setiap detail proses pembangunan kapal. Sehingga dengan berakhirnya pelatihan ini, saya harap saudara-saudara telah mengerti dan memahami tugas, semua aturan dan prosedur, serta kegiatan yang harus dilakukan.,” katanya.

Ia juga berharap agar dapat meminimalisir adanya kemungkinan kesalahan-kesalahan prosedur dan penurunan kualitas material pada kapal yang dibangun. Dengan demikian pembangunan kapal dapat diselesaikan tepat waktu dan dengan kualitas material yang sesuai dengan spesifikasi teknis yang diinginkan.


  ♞ Jurnas  

TNI turut atasi Asap Bencana di Riau

TNI Kirim 1.800 Personel untuk Atasi Bencana Asap Riau

TNI Kirim 1.800 Personel untuk Atasi Bencana Asap RiauTentara Nasional Indonesia (TNI) mengirim 1.800 personel untuk menanggulangi kebakaran hutan dan bencana asap di Riau. Pasukan ini dikirim melalui upacara gelar kesiapan di Pangkalan Udara TNI Angkatan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu, 15 Maret 2014, yang dipimpin oleh Panglima TNI Jenderal Moeldoko. "Ini sesuai instruksi Presiden tentang operasi terpadu, salah satunya dari TNI," kata Moeldoko di depan 1.800 prajuritnya.

Pasukan tersebut terdiri atas 900 personel Angkatan Darat, 450 marinir Angkatan Laut, dan 450 personel Paskhas Angkatan Udara. Mereka dipimpin oleh Brigadir Jenderal Prihadi Agus Irianto, Komandan Komando Resort Milter (Korem) 031/Wira Bima.

Selain mengirim pasukan, TNI juga mengerahkan sepuluh pesawat pengangkut C-130 Hercules TNI AU dan satu pesawat CN-295. Dua dari sepuluh pesawat Hercules akan digunakan untuk menebar garam dalam rangka membuat hujan buatan. "Selain itu ada beberapa helikopter untuk bom air," kata Moeldoko.

Pasukan TNI mempunyai tiga tugas utama di Riau. Pertama, memadamkan api. Kedua, membantu Polri menindak para pelaku pembakaran hutan. Ketiga, memberi layanan kesehatan bagi masyarakat.

Prajurit TNI juga bertugas melakukan sosialisasi ke masyarakat tentang bahaya kebakaran hutan dan lahan. Sosialisasi ini dilakukan dengan cara berdialog dengan masyarakat dan menyebar 200.000 selebaran berisi larangan membakar lahan dan hutan.

Sebelum pasukan diberangkatkan, Panglima TNI meminta mereka kelak bekerja maksimal dalam membantu masyarakat Riau yang menjadi korban langsung bencana asap. Moeldoko juga mengingatkan anak buahnya agar selalu waspada dan berhati-hati selama bertugas. "Kalau perlu masker, ya dipakai saja. Jangan sampai kalian malah sakit. Nanti bikin pusing saja," tegasnya.

Sebelumnya, TNI sudah menerjunkan 925 prajurit membantu penanggulangan bencana asap di Riau. Mereka terdiri atas 25 personel Angkatan Udara dan 900 personel Angkatan Darat. Pasukan tersebut berhasil memadamkan lahan seluas 2,871 hektare, atau sekitar 140 titik api, dari 4,878 hektare lahan yang terbakar.

Padamkan Kebakaran Hutan, TNI Pakai Bom Air

http://www.trijayafmplg.net/wp-content/uploads/2011/10/74170_helikopter_menjatuhkan_bom_air_di_kebakaran_hutan_di_riau_300_225.jpgPanglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Moeldoko mengirim 1.800 personel TNI, sepuluh pesawat angkut C-130 Hercules, dan satu pesawat CN-295 ke Riau untuk membantu pemadaman api dan penanganan bencana asap di Riau. Moeldoko mengatakan tim TNI juga akan ikut memodifikasi cuaca atau menurunkan hujan buatan.

Sebelumnya, TNI sudah menyediakan satu pesawat Hercules. Pesawat tersebut digunakan untuk menyebar garam atau natrium klorida (NaCl) yang berfungsi mempercepat turunnya hujan di atas lahan dan hutan yang terbakar.

"Sekarang kami tambah satu unit Hercules untuk bantu hujan buatan, jadi ada dua Hercules," katanya di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu, 15 Maret 2014.

Pemadaman api dan penanganan bencana asap juga dilakukan dengan menjatuhkan bom air dari udara. Beberapa helikopter TNI digunakan untuk upaya ini. Agar bom air tepat sasaran, dibutuhkan prajurit di darat yang menuntun helikopter pembawa bom.

"Prajurit di bawah menunjukan sektor dan koordinat titik-titik api. Nanti mereka yang di bawah dibekali perlengkapan khusus," ujarnya.

Sebanyak 1.800 pasukan yang dikirim terdiri atas 900 personel Angkatan Darat, 450 personel marinir Angkatan Laut, dan 450 personel Paskhas Angkatan Udara. Mereka dipimpin Brigadir Jenderal Prihadi Agus Irianto, Komandan Korem 031/Wira Bima.

Pasukan itu mempunyai tiga tugas utama: memadamkan api, membantu Polri menindak hukum para pelaku pembakaran hutan, dan memberi layanan kesehatan bagi masyarakat.

Sebelumnya, TNI sudah menerjunkan 925 prajurit untuk membantu penanggulangan bencana asap. Mereka terdiri atas 25 personel Angkatan Udara dan 900 personel Angkatan Darat. Pasukan tersebut berhasil memadamkan lahan seluas 2,871 hektare, atau sekitar 140 titik api, dari 4,878 hektare lahan yang terbakar.

Asap di Riau Berulang, SBY Jengkel

Panglima TNI: Asap di Riau Berulang, SBY JengkelPanglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Moeldoko mengatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono jengkel terhadap penanganan kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Riau. Sebab kasus kabut asap ini bukan pertama kali terjadi. Asap tak segera hilang karena kebakaran belum berhasil dipadamkan.

"Tahun lalu keadaan darurat kabut asap juga terjadi, sekarang terjadi lagi," kata Moeldoko di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu, 15 Maret 2014.

Karena alasan itu, Moeldoko ingin TNI punya startegi yang jitu mencegah kebakaran hutan dan lahan terjadi lagi. Dia pun meminta prajuritnya yang dikirim ke Riau untuk memberikan sosialisasi pencegahan kebakaran hutan dan lahan baik disengaja atau tidak. "Kami harus bangunkan kesadaran masyarakat," kata dia.

Menurut Moeldoko, TNI akan menggandeng pemerintah daerah setempat untuk memberikan sosialisasi anti pembakaran hutan dan lahan. Salah satu caranya dengan menyebarkan selebaran ke masyarakat, hingga berdiskusi bersama masyarakat.

Hari ini, TNI mengirim 1.800 personel untuk membantu penanganan bencana kebakaran hutan dan lahan di Riau. Pasukan tersebut terdiri dari 900 personel Angkatan Darat, 450 personel Marinir Angkatan Laut, dan 450 personel Paskhas Angkatan Udara. Mereka dipimpin oleh Brigadir Jenderal Prihadi Agus Irianto, Komandan Korem 031/Wira Bima.

Selain mengirim pasukan, TNI juga mengerahkan 10 unit pesawat pengangkut C-130 Hercules dan satu unit pesawat CN-295. Dua dari 10 unit pesawat Hercules akan digunakan untuk menebar garam demi membuat hujan buatan.

Sebelumnya TNI sudah menerjunkan 925 prajurit membantu penanggulangan kabut asap di Riau. Mereka terdiri dari 25 personel Angkatan Udara dan 900 personel Angkatan Darat. Pasukan tersebut berhasil memadamkan lahan yang terbarak seluas 2,871 hektar atau sekitar 140 titik api dari 4,878 hektar yang terbakar.


  ♞ Tempo  

[World News] Australia Tempatkan Pangkalan Armada Drone di Adelaide

pangkalan drone
pesawat tanpa awak (drone) Triton Australia (ABC)
Sebuah armada pesawat tanpa awak (drone) pengintai akan ditempatkan di pangkalan Angkatan Udara Edinburgh di Adelaide, Australia. Belum diketahi seberapa banyak drone yang akan memperkuat armada pengintai tersebut.

Pemerintah belum menentukan berapa banyak drone yang akan digunakan untuk berpatroli mengawasi perbatasan Australia, memonitor infrastruktur energi dan orang-orang yang mencoba memasuki Australia secara ilegal.

Disebutkan, biaya untuk proyek itu diperkirakan berkisar antara 1 hingga 3 milyar dollar, dan akan membuka sekitar 100 lapangan kerja.

Drone jarak jauh itu dapat terbang hingga 33 jam dan beroperasi pada ketinggian lebih dari 15 ribu meter.

Perdana Menteri Tony Abbott mengatakan, armada drone itu akan memainkan peranan vital untuk pertahanan.

"Mengingat bahwa Australia bertanggung-jawab atas sekitar 11 persen lautan dunia," kata Abbott, "Penting sekali Australia memiliki kemampuan pengintaian laut yang sangat effektif."


  ♞ Radio Australia  

[World News] Corvette ‘Penghancur Kapal Induk’ Taiwan

‘carrier killer’ .image: weeklystandard.com
Kehadiran kapal induk di Angkatan Laut China menyebabkan kekhawatiran besar bagi Taiwan. Yang menjadi perhatian adalah semakin meningkatnya kemampuan persenjatan anti kapal permukaan Angkatan Laut China. Kemampuan China ditakutkan akan mampu mengusir Kapal Induk AS, hingga kemudian PLAN AF (Kekuatan udara AL China) pada Kapal Induk mereka akan mampu mendekat dan menyerang Taiwan.

Pada tahun 2012 Institut Sains dan Teknologi Chung Shan melakukan serangkaian tes rudal anti kapal permukaan varian dari Hsiung Feng III (HF-3).

HF-3, yang diperkenalkan pada Pameran Taipei Aerospace and Defense Technology Agustus 2011 sebagai “Penghancur Kapal Induk” adalah rudal supersonik rudal anti kapal berpenggerak roket ramjet dan mempunyai payload 120kg. Jangkauannya antara 130 km hingga 150 km dengan kecepatan maksimal 2 Mach, atau sekitar dua kali kecepatan suara.

Saat ini varian HF-3 dilaporkan memiliki jangkauan 400 km dan mampu mencapai kecepatan Mach 3 dan kemungkinan dipasang pada kapal perang baru mereka yang oleh media lokal juga dijuluk ‘carrier- killer’. Media Taiwan meliris berita pada hari Jumat 14/03/2014 bahwa Taiwan sudah mulai menerima kapal pertama jenis ini yang dinamai Tuo River.

Tuo River adalah kapal perang corvette siluman seberat 500 ton, mempunyai hull ganda. Kecepatan maksimumnya 38 knot (70 kilometer per jam) dan mempunyai jarak operasional 2.000 mil laut. Kecepatan dan fitur silumannya memungkinkan kapal ini mendekati target musuh tanpa terdeteksi.

Kapal ini adalah unit yang pertama diterima pemerintah Taiwan dari rencana 12 kapal di bawah program Hsun Hai (Swift Sea) yang dibangun oleh galangan kapal dalam negeri. Program ini pertama kali diumumkan kepada publik pada tahun 2009, meskipun legislatif Taiwan kemudian menunda hingga 2011 untuk menggelontorkan dana sebesar US$ 853.400.000 untuk program tersebut.

Industri pertahanan dalam negeri Taiwan menjadi tulang punggung bagi strategi yang lebih berani ini. Khususnya karena banyak negara produsen senjata dunia yang enggan untuk menjual senjata pada Taiwan akibat menjaga reaksi China, bahkan termasuk AS sendiri.(NYD)

Sumber: weeklystandard, taipeitimes, thediplomat


Kapal siluman Taiwan. image: wantchinatimes.com

  ♞ JKGR  

Kekuatan Militer Indonesia Lemah di mata negara lain

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjiAWOZRnpJOYEPqZXeo5daLPoGINW6dKdFyHNi-hJOIky4YQsPIG4fCbcs8EtISLXv8-ca33e-OrgtllZymY_qlxER1xawLj_uThg-7tYOjxi_Ah97IqPjP85cAAEBynnzyy3WryvyVpw/s400/Sari+Bahari+c.jpgJakarta PT Dahana, BUMN produsen bahan peledak, menilai kekuatan militer Indonesia lemah di mata negara lain. Jika berperang, diperkirakan Indonesia hanya mampu bertahan selama dua hari.

Direktur Utama PT Dahana, Harry Sampurno, mengungkapkan lemahnya kekuatan Indonesia disebabkan peralatan perangnya yang sebagian besar masih berasal dari impor.

"Mereka (negara asing) tahu Indonesia kalau perang dua hari selesai," ujarnya di Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (14/3).

Menurutnya, karena berasal dari impor, maka negara lain mengetahui kuantitas dan kualitas senjata yang dimiliki Indonesia. "Ketahuan beli berapa roketnya, pelurunya," ucapnya.

Harry menjelaskan, jika industri militer dalam negeri bisa memproduksi senjata dan alat perang sendiri, maka Indonesia bakal disegani.

Dia mengungkapkan cara itu belum juga terealisasi sampai saat ini. Sebab, produksi Dahana sendiri hanya berkontribusi 5 persen ke militer Tanah Air. Diharapkan pemerintah bisa lebih fokus mendorong perusahaan BUMN lainnya untuk memproduksi senjata dan alat perang demi kekuatan militer dalam menjaga kedaulatan negara.

"Kalau bisa bangun industri militer, harus dibantu PT DI, PT PAL, PT Pindad . Masih kecil kontribusi kita nggak sampai 5 persen," jelasnya.


  ♞ Merdeka  

LAPAN uji roket Rhan dan pesawat EDF

Jakarta Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) melaksanakan uji terbang roket hasil sinergitas Tim Konsorsium Roket Pertahanan dan pesawat Electric Ducted Fan (EDF) serta Turbo Jet di Garut, Jawa Barat.

Kepala Bagian Hubungan Masyarakat LAPAN Jasyanto dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Jumat, mengatakan bahwa uji terbang roket dilakukan pada Kamis (6/3), di Landasan Udara TNI AU, Cikelet, Garut sedangkan uji terbang pesawat EDF dan Turbo Jet dilaksanakan di Landasan Pesawat Pameungpeuk, Garut, Rabu (5/3).

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa roket yang telah diuji coba tersebut merupakan kontribusi berbagai instansi mulai dari Lapan, Kementerian Negara Riset dan Teknologi, Kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian Pertahanan, Kementerian Perindustrian, Kepolisian Republik Indonesia, BPPT, LIPI, Batan, TNI AD, TNI AL, TNI AU, UI, UGM, ITB, ITS, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, PT Krakatau Steel, PT Dahana, dan PT PAL.

Maksud pelaksanaan uji roket tersebut, ia mengatakan bertujuan untuk meningkatkan penelitian, pengembangan, dan perekayasa ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam uji terbang ini, diluncurkan tiga jenis roket yaitu tiga buah RX 2020, tiga buah Rhan 122b, dan dua buah Rhan 122.

Roket RX 2020 dan Rhan 122b yang membawa muatan radar dan GPS berhasil meluncur dengan jarak jangkau lebih dari 30 kilometer (km). Sementara itu, Rhan 122 diluncurkan untuk menguji launcher (alat peluncur).

Sedangkan uji terbang pesawat Electric Ducted Fan (EDF) dan Turbo Jet yang dilakukan di Landasan Pesawat Pameungpeuk, menurut dia, merupakan bagian dari rangkaian pengujian LSU atau pesawat tanpa awak dan rangkaian pengembangan bidang peroketan. Electric Ducted Fan dapat menempuh kecepatan terbang minimal 200 km per jam.

Tidak hanya menerbangkan EDF, ia mengatakan Lapan juga mengujiterbangkan RKX 200 TJ. Uji terbang tersebut merupakan bagian pengembangan lanjutan dari pesawat EDF.

Lapan di 2014, lanjutnya, juga akan mengembangkan pesawat RKX 200 TJ yang merupakan pesawat EDF dengan mesin jenis turbo jet yang direncanakan dapat terbang dengan kecepatan 250 km per jam.

Selain mengujicobakan roket dan EDF, Lapan juga telah meluncurkan Muatan Balon Atmosfer di Balai Produksi dan Pengujian Roket Lapan di Pameungpeuk.

Peluncuran balon atmosfer tersebut, menurut dia, merupakan persiapan Kompetisi Muatan Balon Atmosfer (Kombat) yang akan berlangsung pada 14 hingga 16 Juni 2014 di Yogyakarta, yang bersamaan dengan agenda Kompetisi Muatan Roket Indonesia (Komurindo).

Balon bervolume 2000 gram, bermuatan dua unit atmosfer, dan berisi gas hidrogen itu, diluncurkan dengan membawa sensor untuk mengirimkan data ke groundstation (komputer penerima). Sensor yang ditugaskan untuk mengukur variabel atmosfer, yaitu untuk melakukan observasi suhu, tekanan, dan kelembaban udara, dapat bekerja dengan baik.

Pada lokasi yang sama, PSTA juga melakukan pengamatan transportable radar untuk mengobservasi radar atmosfer di lingkungan setempat. Sinyal dari antena yang dipancarkan diharapkan dapat menangkap kondisi awan dalam jarak radius 100 km.(V002/Z002)


  ♞ Antara  

Pasukan Katak Risau Berangkat Perang Karena Kekurangan Kondom

http://4.bp.blogspot.com/-2ahOTXXyE3I/TuVyc2-vxKI/AAAAAAAAAIs/r9IhKBDUi_E/s320/KOMANDO+PASUKAN+KATAK+1.jpgSekitar tahun 1962, Presiden Soekarno kesal luar biasa. Belanda masih membandel tak mau menyerahkan Irian Barat ke pangkuan Republik Indonesia.

Saat itu TNI telah menggelar Operasi Trikora untuk merebut Irian Barat. Namun belum ada penyerangan besar-besaran secara terbuka. Baru sebatas penyusupan gerilyawan untuk berjuang di Tanah Papua.

Maka TNI mempersiapkan operasi amfibi untuk merebut Irian Barat. Operasi yang dinamakan Djadjawidjaja ini dipusatkan di Pantai Biak. 100 kapal perang dan sekitar 15.000 personel TNI akan dikerahkan merebut pantai lalu merangsek ke daratan Papua. Sepanjang sejarah inilah operasi terbesar yang direncanakan TNI.

Pasukan Katak ikut dalam misi ini. Namanya pasukan khusus, tugas yang dibebankan pasti berat. Mulai dari pengintaian, menghancurkan ranjau dan menyiapkan pantai pijakan di Biak.

Selain itu mereka juga ditugaskan melakukan operasi komando, menyusup ke belakang garis belakang lawan.

Dibebani tugas berat, namun ternyata persenjataan yang tersedia tak banyak tersisa. Maklum Pasukan Katak adalah salah satu tim terakhir yang diberangkatkan dari Surabaya.

Kisah ini ditulis dalam buku Kopaska, Spesialis Pertempuran Laut Khusus yang diterbitkan dalam rangka 50 tahun Kopaska.

Saat itu di gudang senjata Angkatan Laut yang tersisa tinggal Sub-machine Gun (SmG) M50 Madsen kaliber 9 mm buatan Denmark dan beberapa pucuk senjata laras panjang. Tapi ini tak menyurutkan semangat mereka. Toh, bila terjadi kontak senjata dipastikan hanya dalam jarak dekat. SmG dianggap sudah cukup.

Kerisauan tim Paska justru datang dari keterbatasan kondom yang dibagikan. Jangan heran dulu, kondom ini bukan digunakan untuk alat kontrasepsi.

Perlengkapan berbahan karet ini sangat berguna untuk mendukung operasi bawah air. Kondom digunakan untuk membungkus detonator (pemicu bahan peledak) maupun sambungan tertentu sehingga kedap air (waterproof).

Tim juga tak diberi hellbox, alat pembangkit listrik untuk meledakkan bahan peledak. Namun tim masih membawa beberapa gulung firecord yang merupakan kabel berisi bahan peledak berkekuatan tinggi.

Tim Paska diberangkatkan ke Teluk Peleng. Mereka ditugaskan menculik Panglima Pasukan Belanda Laksamana Reeser.

Selain itu, tugas paling monumental adalah menjebol lambung kapal Induk Belanda Karel Doorman dengan torpedo manusia. Perintah ini baru didapat di Teluk Peleng. Benda ini masih asing buat mereka. Bahkan belum pernah ada ujicoba torpedo manusia sebelumnya.

Saat itu semua pasukan Indonesia sudah siap tempur. Begitu diperintah, ribuan pasukan akan menyerbu Belanda di Biak dan merebut Irian Barat.

Namun perang besar urung terjadi. Desakan internasional memaksa Belanda duduk di meja perundingan. Kesepakatan penyerahan Irian Barat dari Belanda pada pemerintah Indonesia ditandatangani 15 Agustus 1962.

Janji Presiden Soekarno Irian Barat akan kembali ke pangkuan RI sebelum ayam berkokok tanggal 17 Agustus 1962 pun terwujud.


  ♞ Merdeka  

Serunya Dilatih Militer oleh Prajurit Kodam Diponegoro

Suasana dini hari yang sunyi di Rindam IV/Diponegoro pecah setelah rentetan letusan senjata terdengar keras. Suara bising tersebut membuat puluhan orang bercelana loreng cokelat yang berada di dalam barak kocar-kacir berusaha keluar ruangan.

Puluhan orang itu berlarian dengan membawa senjata Garand, yaitu senapan yang memiliki komponen kayu jati dan cukup berat saat dibawa. Setelah puluhan orang itu tiba di luar barak dan tiarap, baru ketahuan beberapa dari mereka memakai pakaian seadanya walau sudah membawa senjata. Ada yang lupa memakai sepatu, helm, atau perlengkapan yang seharusnya dibawa. Bahkan ada yang terpisah dari regunya.

Maklum saja, mereka bukan anggota militer yang sudah terbiasa dengan kondisi darurat seperti penyerangan mendadak, mereka adalah wartawan media cetak dan elektronik yang sedang menjalani Latihan Dasar Bela Negara di Rindam IV/Diponegoro.

Wartawan yang kurang persiapan dan memakai pakaian sekenanya itu mendapat hukuman untuk jongkok dan berdiri beberapa kali. Setelah itu semua peserta diminta untuk pindah ke barak lain karena barak sebelumnya diceritakan sudah hancur.

Itu salah satu bagian seru dalam latihan bela negara yang diikuti wartawan selama tiga hari sejak hari Minggu (9/3/2014) lalu hingga ditutup pada Rabu (12/3) kemarin. Sejumlah materi diberikan antara lain baris-berbaris, latihan menembak, kedisiplinan, bela negara, outbond, dan masih banyak lagi.

Selama pelatihan, mereka mengenakan seragam militer Abu Dhabi, yang berwarna cokelat seperti gurun pasir. Pada hari kedua dan ketiga, puluhan wartawan dari Semarang, Solo, dan Yogyakarta itu dibekali senapan Garand. Materi latihan yang diberikan sangat padat hingga mendesak peserta agar lebih disiplin.

Latihan yang tidak kalah seru daripada serangan mendadak di barak adalah latihan menembak di Lapangan tembak Satria Diponegoro. Di sana peserta diberikan penjelasan oleh pelatih, Kapten Suwito sebelum memulai menembak menggunakan Senapan Serbu 1 (SS1).

Meski Kapten Suwito sudah menjelaskan dengan rinci mulai dari teori hingga posisi tiarap saat mengincar target, masih saja ada wartawan yang kesulitan dan malah mengincar target milik kawannya. Setelah diarahkan pelatih, pada sesi kedua seluruh wartawan sudah bisa membidik target dengan benar dan hasilnya memuaskan.

Kemudian saat sesi outbond, wartawan dilatih psiokologi dan fisiknya dengan berbagai macam latihan. Ketika wartawan diminta meluncur di arena flying fox, semua bisa melaluinya dengan lancar, namun ketika diminta replying dari ketinggian sekitar 20 meter, tidak semuanya bisa. Ada yang takut ketinggian dan ada yang penasaran ingin mencoba tapi ternyata setelah sampai di atas hanya bisa duduk dan turun lewat tangga.

Selain latihan fisik di luar ruangan, ada juga pemberian materi di dalam kelas tentang Kodam IV/Diponegoro, bela negara, dan pembekalan langsung dari Pangdam IV Diponegoro, Mayjen TNI Sunindyo.

Pangdam mengatakan pers memiliki kedudukan sangat penting dalam memacu gerak pertumbuhan dan roda pembangunan yang dalam hal ini berada di wilayah Jateng dan Yogyakarta. Sehingga dengan pelatihan bela negara ini bisa diharapkan lebih mencintai Indonesia serta menjadi komponen cadangan dimana komponen utamanya adalah TNI.

"Nasionalisme ini terbentuk dalam jiwa peserta ini, apa yang menjadi harapan terciptanya persatuan dan kesatuan, kemudian makin cinta negara. Kalau seluruh masyarakat itu punya, aman. Kewajiban membela negara ini kan kewajiban seluruh bangsa, ini sesuai Undang-undang," kata Mayjen TNI Sunindyo usai upacara penutupan Latsar Bela Negara dan Pengukuhan Wartawan Unit IV/Diponegoro di lapangan Rindam IV/Diponegoro, Magelang, Rabu (12/3/2014).

Selain itu diharapkan dengan latihan milter tersebut wartawan mampu bertahan di medan sulit ketika melakukan peliputan atau memiliki daya tahan lebih ketika agenda peliputan menumpuk.

"Ini wartawan yang kita latih dengan lengkap baru pertama kali ini. Yang dulu-dulu belum tahu, tapi kalau selengkap ini baru kali ini," tandas Pangdam.

"Di seluruh dunia, wartawan itu menghadapi bahaya, jadi harus tetap waspada dan hati-hati dalam meliput. Terkhir wartawan Jerman di Afganistan, saya tidak berharap itu terjadi," tegasnya.

Bagi wartawan yang menjalani latihan bela negara, hal tersebut menjadi pengalaman dan pelajaran berharga. Mereka belajar bekerjasama, bertahan di panasnya terik matahari, tetap menjalankan kegiatan hingga malam, disiplin, dan sigap jika ada situasi mendadak.

Salah satu wartawan cetak, Dhani Setiawan mengatakan latihan paling berkesan adalah ketika diserang mendadak ketika masih tertidur lelap. Dengan kodisi barak yang lampunya dimatikan serta rentetan tembakan, ia kalang kabut mencari perlengkapan hingga akhirnya keluar tanpa alas kaki.

"Saat malam itu saya kaget, panik dan tegang. Saya terburu-buru harus pakai pakaian dan bawa senjata. Bahkan sampai lupa tidak pakai sepatu," katanya.

"Padahal sudah tahu bakalan ada kayak gitu, tapi tetap saja bingung. Sepatu saya bawa waktu itu karena ternyata pakainya susah," timpal wartawan televisi, Roy.

Meski mengaku lelah, semua wartawan yang berhasil mengikuti pelatihan hingga akhir yang dipimpin oleh Komandan Dodik Bela negara Rindam IV/Diponegoro Letkol Fajari itu menyatakan komentar positifnya. Bahkan menurut Pangdam IV/Diponegoro, ternyata banyak wartawan dari berbagai daerah ingin mengikuti pelatihan serupa.

"Sementara unit Kodam ini dulu, kalau wartawan-wartawan lain mau, kita adakan lagi, kita coba," pungkas Mayjen TNI Sunindyo.

Sebagai penutupan pelatihan tersebut, empat perwakilan wartawan menunjukkan kebolehannya merakit senjata M16 dan pistol jenis FN dengan mata tertutup di depan Pangdam IV/Diponegoro. "Latihan bongkar pasang senjata malam dan pagi, dibantu mentor. Caranya menghapal bentuk, lekuk dan tombol di senjata," ujar Dhani yang menunjukkan kebolehannya merakit M16.


  ♞ detik  

PT Sritex merancang pakaian militer canggih

Sukoharjo Perusahaan tekstil dan garmen, PT Sri Rejeki Isman (Sritex) di Sukoharjo, Jawa Tengah sudah tersohor di seluruh dunia karena kualitas kain dan pakaian yang diproduksi.

Perusahaan yang didirikan oleh (Alm) HM Lukminto itu dikenal juga dengan produksi seragam militernya yang sudah dikirim ke 30 negara dengan spesifikasi canggih.

Berawal dari usaha kecil di Pasar Klewer, Solo tahun 1966, usaha HM Lukminto semakin berkembang hingga akhirnya mendirikan pabrik di Sukoharjo dan diresmikan oleh Presiden Soeharto tahun 1992.

Direktur PT Sritex, Sri Sartono Basuki mengatakan PT Sritex sudah sejak lama memproduksi pakaian seragam untik Polisi dan TNI, kemudian suatu waktu tentara Indonesia dan North Atlantic Treaty Organization (NATO) bertukar seragam layaknya pemain bola bertukar jersey.

"Kemudian dites, dibandingkan dengan Amerika dan ternyata lebih baik (kualitasnya). Waktu itu (PT Sritex) orientasinya masih fashion," kata Sartono saat detikFinance mengunjungi pabrik PT Sritex di Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu (12/3/2014).

"Tahun 1994 melakukan perjanjian dengan NATO," imbuhnya.

Sejak saat itu kualitas seragam militer yang diproduksi oleh PT. Sritex pun menyebar ke berbagai belahan dunia hingga akhirnya kini PT. Sritex memenuhi pesanan seragam militer untuk 30 negara.

"Sebelumnya kami sudah membuat seragam untuk TNI Polri sebagai customer pertama. Ternyata dari mulut ke mulut pun jadi marketing luar biasa," tandasnya.

Berbagai negara memesan seragam militer dengan spesifikasi yang berbeda, ada seragam tentara anti peluru, anti radiasi, anti nyamuk, anti api, anti air, dan sebagainya. Bahkan saat ini PT Sritex sedang mengembangkan seragam militer kamuflase yang konon bisa berubah warna sesuai lingkungan alam.

"Baru tahapan, belum sedetail (berubah warna) itu, kami mengkondisikan untuk ke sana," tandasnya.

Selain seragam militer, PT. Sritex juga membantu pengembangan Hovercraft milik TNI AD, kemudian tenda, dan ransel militer.

Di tempat yang sama, Presiden Direktur Sritex Iwan Lukminto mengatakan untuk seragam militer, kompetitor paling kuat berada di Eropa. PT Sritex tetap menjadi pilihan berbagai negara karena kualitasnya yang terjamin dan masuk standar NATO. Salah satu produk yang kualitasnya sudah terpercaya adalah rompi anti peluru.

"Spesifikasi militer sampai level empat, yaitu laras panjang dan serangan jarak dekat. TNI pakai juga itu," tegas Iwan.

Selain itu ada juga ransel serbu yang bisa digunakan untuk pelampung. Jadi jika tas tersebut berada di sungai atau laut, pemakainya masih bisa mengambang. PT Sritex juga kedepannya akan membuat parasut, sehingga tidak lagi impor dari negara lain.

"Ke depan akan membuat payungnya (untuk terjun payug) jadi tidak impor. Tapi itu harus hati-hati, betul-betul harus bagus mesinnya dan kualitas kontrol saat membuat karena berhubungan dengan nyawa," tandasnya.

Saat ini sudah 30 negara yang pasukan militernya dibalut dengan seragam buatan pabrik di Sukoharjo itu,antara lain tentara Jerman, Inggris, Uni Emirat Arab, Malaysia, Somalia, Australia, Kroasia, Hong Kong, dan lainnya.


  ♞ detik   

Jumat, 14 Maret 2014

Gudang Amunisi Meledak, Panglima TNI: Saya Salah

Gudang Amunisi Meledak, Panglima TNI: Saya SalahBogor Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengatakan sampai saat ini tim investigasi yang mengusut meledaknya gudang peluru milik Komando Pasukan Katak di Pondok Dayung, Jakarta Utara, belum selesai bekerja. Tim investigasi, kata dia, terus menyelidiki, menganalisis, dan mencari sebab-musabab meledaknya gudang peluru pada 5 Maret lalu.

"Sampai saat ini kemungkinan karena hubungan arus pendek listrik," kata Moeldoko di kompleks Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian atau Indonesian Peace and Security Centre, di Bukit Santi Dharma, Sentul, Bogor, Jumat, 14 Maret 2014.

Moeldoko mengatakan, bangunan gudang di Pondok Dayung sudah berumur tua. Bahkan, bangunan sudah digunakan sejak zaman kolonialisme Belanda. "Saya akui ini kesalahan saya yang tak merespons perbaikan gudang, tapi itu karena dana kami yang terbatas," kata dia.

Oleh karena itu, Moeldoko memerintahkan Kepala Staf Angkatan Darat, Laut, dan Udara untuk mengevaluasi perawatan dan pengelolaan gudang amunisi masing-masing angkatan. Terlebih mengevaluasi sirkulasi udara dan sistem kelistrikan di setiap gudang amunisi.

"Mekanisme pengamanannya lebih pakai sirkulasi udara. Perubahan panas seperti ini bisa mempengaruhi yang di dalam gudang. Saya minta seluruh jajaran harus ditanami pohon besar agar udara cukup dingin," kata Moeldoko.

Rabu, 5 Maret lalu sekitar pukul 11.00 WIB, gudang amunisi milik Kopaska di Pondok Dayung, Jakarta Utara, meledak. Lebih dari 25 personel Angkatan Laut terluka akibat muntahan proyektil, pecahan logam, dan kaca yang berhamburan karena kuatnya daya ledakan. Satu personel meninggal dunia.


  ♞ Tempo  

RI radar 'did not detect MH370 in Malacca Strait'

http://media.themalaysianinsider.com/assets/uploads/resizer/MH370-Malaysia_Airlines-mas-last-location-graphics-updated-080314-kamarul_540_342_100.jpgJakarta In a development that could make the mystery surrounding the missing Malaysia Airlines plane more puzzling, the Indonesian Air Force has revealed that its radar in Sumatra, which is closest to Penang on the Malaysian Peninsula, did not detect any aircraft in the Malacca Strait area under its coverage, around the time Flight 370 was lost early last Saturday.

The Malaysian military previously insisted that its radar had tracked an aircraft that could have been the ill-fated plane in the strait, around 200 miles northwest of Penang, about 1.5 hours after departure or 45 minutes after the aircraft disappeared from civilian radar.

The discovery has led to the theory that the Boeing 777-200 with 239 people on board, which was bound from Kuala Lumpur to Beijing, might have made a turn to the West at the time it lost contact with the air traffic controller, which last detected it in the Gulf of Thailand in the South China Sea, then going past the Malaysian Peninsula.

But the revelation by Indonesian Air Force spokesman Air Commodore Hadi Tjahjanto on Friday could bring the mystery back to the question: Did the plane really turn back to the West?

Hadi told The Jakarta Post that the Indonesian Air Force’s radar unit in Lhokseumawe, Aceh, did not detect the missing MH370 in the area where the Malaysian military suggested as being the plane’s last detected position around Penang waters.

“Our radar information has been shared with our Malaysian counterparts,” he said.

When asked if Lhokseumawe radar’s coverage had reached Penang, he only said that the radar had the capability to detect flying objects for up to 240 nautical miles, or about 445 kilometers.

A rough calculation using Google Earth shows that Lhokseumawe’s distance to Penang is about 300 kilometers, meaning that the radar could cover up to the Malaysian Peninsula.

The Malaysian military has asked the Indonesian Military (TNI) to help search the plane in the Malacca Straits. The Indonesian Air Force and Navy have been deploying aircrafts and warships since Monday.

The Indonesian Air Force’s Boeing B737-2x9 Surveiller was still searching the plane regardless of the radar’s lack of detection, Hadi said. “We just finished our first search today. After Friday prayers, we will conduct another search,” he said.

The search has been expanded to the Andaman waters to the north of Sumatra or west of Thailand. The US’ White House had signaled that the search could significantly broaden to the Indian Ocean, far west off Sumatra, Reuters reported.

One of the most baffling mysteries in the history of modern aviation - there has been no trace of the plane since nor any sign of wreckage despite a search by the navies and military aircraft of over a dozen countries across Southeast Asia.

Experts say that if the plane crashed into the ocean, then some debris should be floating on the surface even if most of the jet is submerged. Past experience shows that finding the wreckage can take weeks or even longer, especially if the location of the plane is in doubt.


  ♞ The Jakarta Post  

BUMN Penyuplai Amunisi TNI

Jakarta BUMN pembuat amunisi, PT Dahana (Persero), sedang mengembangkan bahan peledak bagi pesawat sukhoi TNI AU. Perseroan menargetkan bisa memproduksi 1.500 bom fuse untuk pesawat Sukhoi milik TNI Angkatan Udara.

"Iya kami sedang mengembangkan bom untuk Sukhoi. Jumlahnya sekitar 1500," ujar Juli Jajuli, Humas PT Dahana di Gedung BUMN Jakarta, (14/3/2014).

Menuru Juli, PT Dahana sudah mengisi bom-bom tersebut dengan bahan peledak, dan bisa menambah persenjataan Sukhoi. Setiap pesawat Sukhoi bisa membawa sampai 40 bom fuse.

Selain bom untuk Sukhoi, PT Dahana juga mengembangkan Rudal Penangkis Serangan Udara (PSU) yang akan digunakan dalam Sistem Pertahanan Udara Nasional (Sishanudnas). Pengembangan tersebut bekerjasama dengan TNI dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Rencananya, PT dahana akan membuat 1.000 composite bahan peledak rudal.

"Target kita 1.000 composite untuk PSU, jarak jangkaunnya mencapai 24 sampai 45 kilometer," katanya.

Namun hingga kini anggaran mengenai Bom Fuse Sukhoi belum ada. PT Dahana hanya mengikuti instruksi mengenai pengembangan bahan peledak bagi TNI.

PT Dahana merupakan perusahan BUMN yang bergerak dibidang industri bahan peledak. Sejak berdirinya tahun 1975, Dahana merupakan pemegang hak industri peledak. Perseroan sempat kolaps pada tahun 1997-1998 karena krisis ekonomi.

Setelah reformasi, keran industri bahan peledak kembali dibuka. Dahana melakukan perbaikan sejak 2002 dan mulai memperlihatkan hasil sejak 2006.

Perkembangan Dahana terus berkembang, tahun 2008 dahana memulai ekspor hasil produksinya keberbagai negara yaitu Austraria, Malaysia, Filipina, Myanmar dan negara-negara di Timur Tengah.


  ♞ Kompas  

‘SPECTECHNOEXPORT’ has signed the contract for BTR-4 supply for the needs of Naval Forces of Indonesia

In the end of 2014 in Djakarta the negotiations between Spectechnoexport management and representatives of Ministry of Defense and Naval Infantry of the Naval Forces of Indonesia were conducted. Within the negotiations the fundamental terms of the contract for the BTR-4 supply in quantity of 5 units were discussed. As a reminder, Spectechnoexport has won the tender for the purchasing armored vehicles for the purposes of Naval Forces of Indonesia offering BTR-4 manufactured by Kharkiv Morozov Machne-Building Design Bureau.

The Draft contract was initialed by both parties. The process of its consideration for an approval is being carried out by the responsible structures of Ministry of Defense of Indonesia. It is expected that this contact will be handed over to Ukrainian party in the nearest future.

It should be noted that this contract is the first step of the Program on armored vehicles purchase by Indonesian Naval Forces. If the contract is implemented successfully, other 50 similar vehicles will be also supplied. Also worth noting is that winning in this Project is the result of difficult competitive struggle with Russian special exporters.


  ♞ Ukroboronprom  

Perairan Natuna Rawan di Klaim Negara Asing

Pulau Terluar Indonesia Rawan

Selain Natuna, ternyata masih ada puluhan pulau terluar Indonesia yang rawan diklaim oleh negara lain karena posisinya yang sangat strategis.

"Pertahanan laut kita harus kuat mengingat saat ini dari 17.499 pulau yang dimiliki Indonesia, terdapat 92 pulau terluar dan 12 pulau di antaranya merupakan pulau-pulau strategis yang tersebar di sepanjang perbatasan dengan negara tetangga," kata anggota Komisi I DPR, Susaningtyas Kertopati kepada Okezone di Jakarta, Kamis (13/3/2014).

Pulau-pulau terluar tersebut, sambung dia, digunakan sebagai titik-titik batas terluar pengukuran batas wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). "Terkait dengan fungsi pertahanan dan keamanan negara, kedudukan pulau terluar merupakan beranda nusantara yang harus terus dipantau dan diawasi," ingatnya.

Seperti diberitakan, China memasukkan sebagian wilayah perairan laut Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, ke dalam peta wilayah mereka. Hal tersebut diungkapkan Asisten Deputi I, Bidang Dokrin Strategi Pertahanan, Kemenko Polhukam, Marsma TNI Fahru Zaini.

Klaim sepihak tersebut terkait sengketa Kepulauan Spratly dan Paracel antara China dan Filipina. Sengketa ini, akan berdampak besar terhadap keamanan laut Natuna.

Ia menjelaskan, China telah menggambar peta laut Natuna di Laut China Selatan masuk peta wilayahnya dengan sembilan dash line atau garis terputus. Bahkan gambar tersebut sudah tercantum dalam paspor terbaru milik warga China.

Kekayaan Alam Laut Natuna

Pemerintah diminta bersikap tegas terhadap pemerintah China yang telah mengklaim wilayah perairan Natuna sebagai wilayah laut mereka.

Klaim sepihak ini terkait sengketa Kepulauan Spratly dan Paracel antara negara China dan Filipina.

"Sengketa ini akan berdampak besar terhadap keamanan Laut Natuna. Adalah sebuah keniscayaan kita memperkuat sistem pertahanan kita di kawasan," kata anggota Komisi I DPR, Susaningtyas Kertopati kepada Okezone di Jakarta, Kamis (13/3/2014).

Bukan tanpa alasan China mengklaim kawasan Natuna tersebut. Menurut perempuan yang akrab disapa Nuning ini, China tergiur dengan kekayaan alam yang ada di Natuna. "Tentu saja China sangat 'ngiler' dengan sumber daya alam yang terkandung di kawasan Natuna yang sangat kaya," sambungnya.

Oleh sebab itu, anggota Fraksi Partai Hanura ini meminta pemerintah bersikap tegas terhadap China untuk mempertahankan kedaulatan bangsa. "Suhu politik diplomasi sudah pasti akan memanas bila kita mempertahankan Natuna sebagai wilayah kita. Tapi Indonesia tak boleh gentar," harapnya.

China memasukkan sebagian wilayah perairan laut Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, ke dalam peta wilayah mereka. Hal tersebut diungkapkan Asisten Deputi I, Bidang Dokrin Strategi Pertahanan, Kemenko Polhukam, Marsma TNI Fahru Zaini.

Agar Natuna Tak Senasib dengan Sipadan & Ligitan

Negara China memasukkan sebagian wilayah perairan laut Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, masuk ke dalam peta wilayahnya.

Hal itu membuat geram juru bicara presiden pada era Presiden Abdurrahman Wahid, Adhie M Massardi.

Menurutnya, keberanian Pemerintah China mengklaim wilayah Indonesia, dipicu ketidakmampuan pemerintah Indonesia untuk mengatasi berbagai masalah di dalam negeri, terutama hukum dan ekonomi.

"Hal itu membuat citra pemerintahan kita di luar negeri (internasional) jadi anjlok, merosot. Ditambah dengan lemahnya figur menteri luar negeri yang berkelas staf, membuat RI tidak dihormati. Itulah sebabnya pihak luar, apalagi negara sedigdaya China, benar-benar meremehkan Indonesia," ujar Adhie kepada Okezone, Jumat (13/3/2014).

Hal itulah sebabnya tanpa sungkan sedikitpun, kata dia, Republik Rakyat China (RRC) berani mengakui kawasan Natuna sebagai wilayahnya. "Untuk mencegah agar nasib Natuna tidak seperti Sipadan dan Ligitan yang kini dianeksasi Malaysia, maka kita harus memiliki Menlu yang berkarakter pejuang, seperti para diplomat kita di masa lalu," tuturnya.

Pemerintah, lanjut dia, harus mengombinasikan diplomasi dengan perdagangan. Maksudnya, perdagangan China yang surplus atas Indonesia harus digunakan untuk menekan china agar tidak bersikap 'aneh-aneh' dengan Natuna.

"Tanpa keberanian memadukan gerakan ekonomi/perdagangan dengan ketahanan NKRI, maka hanya tinggal menghitung hari Natuna jadi milik RRC," pungkasnya.

Sebelumnya Asisten Deputi I, Bidang Dokrin Strategi Pertahanan, Kemenko Polhukam, Marsma TNI Fahru Zaini menuturkan China telah memasukkan sebagian wilayah perairan laut Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, ke dalam peta wilayah mereka.

Ia menjelaskan, China telah menggambar peta Laut Natuna di Laut China Selatan masuk peta wilayahnya dengan sembilan dash line atau garis terputus. Bahkan gambar tersebut sudah tercantum dalam paspor terbaru milik warga China.


  ♞ Okezone  

TNI Terima 24 Panser Anoa dari Pindad

Bogor Tentara Nasional Indonesia (TNI) menerima 24 Panser Anoa 6x6 dari PT Pindad. Kendaraan perang lapis baja ini akan digunakan oleh Satuan Tugas (Satgas) Batalyon Komposit TNI Kontingen Garuda (Konga) XXXV-B/UNAMID (United Nation Mission In Darfur) untuk pasukan pemelihara perdamaian PBB selama setahun di wilayah Dafur, Sudan.

Panser diterima Panglima TNI Jenderal Moeldoko yang sekaligus melakukan pengecekan kesiapan peresmian kawasan Indonesian Peace and Security Centre (IPSC) di Bukit Santi Dharma Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian Sentul-Bogor, Jumat 14 Maret 2014.

"Ada 800 prajurit TNI yang dikerahkan. 24 Panser Anoa, 30 truk dan 34 jeep," kata Moeldoko saat serah terima kendaraan perang tersebut.

Moeldoko menjelaskan, hingga saat ini TNI telah membeli 226 unit kendaraan tempur dari Pindad. Tahun 2008 TNI membeli 154 unit, 2011 sebanyak 11 unit dan 2012 sebanyak 61 unit. "Tahun 2013 TNI memesan 82 unit Panser Anoa," ujarnya.

Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat ini menambahkan, kendaraan itu telah di sebar di sejumlah Kodam. Di antaranya, Kodam III Siliwangi Bandung, Kodam Jaya Jakarta, Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres), Batalyon 201, Batalyion 202 dan Batalyon 203.

Ada juga yang ditempatkan di Palembang, Makassar, Ambon, Timika, Surabaya, Bali dan Yogyakarta.

"Panser ini di antaranya ada panser angkut personel, ambulans, recovery, komando dan angkut logistik. Panser ini juga digunakan untuk pengamanan tamu-tamu penting atau kunjungan presiden ke luar kota," Moeldoko menjelaskan.


Penyerahan Panser Anoa



Prajurit TNI berada di atas Panser Anoa 6x6 di sela-sela penyerahan 24 unit Panser tersebut dari PT Pindad di markas Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI, Sentul, Bogor, Jabar, Jumat (14/3). 24 unit Panser buatan PT Pindad tersebut akan digunakan Satgas Batalyon Komposit TNI Kontingen Garuda XXXV-/United Nations Mission In Darfur (UNAMID) yang bertugas sebagai pasukan perdamaian PBB selama setahun di wilayah Darfur-Sudan. (ANTARA FOTO/Jafkhairi).



  ♞ Vivanews | Antara