Sabtu, 27 September 2014

★ 5 Kapal Perang Baru Buatan Lokal Perkuat TNI AL

4 KCR 40 dan 1 PC 43 3 Unit baru KCR 40 Palindo (Silep04)

TNI Angkatan Laut resmi mengoperasikan lima unit kapal perang baru yang diproduksi di Kota Batam, Kepulauan Riau.

Kelima unit kapal perang tersebut diresmikan pengoperasiannya oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di dermaga utara Pelabuhan Batu Ampar, Batam, hari ini, Sabtu (27/9/2014).

Kelima kapal itu adalah KRI Terapang 648 dan KRI Sidat 851 yang diproduksi oleh PT Citra Shipyard. Lalu KRI Parang 647, KRI Siwar 646 dan KRI Surik 645 yang diproduksi PT Palindo Marine.

Purnomo mengungkapkan KRI Surik 645, KRI Siwar 646 dan KRI Parang 647 adalah jenis kapal cepat rudal (KCR) berbahan baja-alumunium sepanjang 46,50 meter yang mampu melaju hingga kecepatan 29 knot.

Ketiga kapal tersebut juga dilengkapi sistem persenjataan modern Sewaco /Sensor Weapon Control, diantaranya meriam kaliber 30 mm enam laras untuk pertempuran jarak dekat dan peluru kendali dua set Rudal C-705.

KRI yang pembuatannya dibiayai oleh Bank Mandiri tersebut juga dilengkapi dua unit senapan mesin kaliber 20 mm di anjungan kapal.

Kemudian bagian lambung kapal terbuat dari baja khusus bernama High Tensile Steel dengan sistem pendorong Fixed Porpeller lima daun.

Ikut hadir dalam peresmian armada yang dibuat di kawasan galangan kapal Tanjung Uncang ini, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Marsetio.
Lima KRI Made in Batam Resmi Masuk Armada Pertahanan Indonesia KRI Terapang 648 produksi PT Citra Shipyard (Pelisaurus)

Menteri Pertahanan dan Keamanan RI Purnomo Yusgiantoro menerima dan meresmikan lima unit kapal perang Indonesia (KRI) buatan dua perusahaan galangan kapal Batam di pelabuhan Batuampar, Sabtu (27/9) siang.

KRI jenis kapal cepat rudal yang resmi diluncurkan untuk meningkatkan pertahanan wilayah periaran di Indonesia itu diantaranya KRI Surik-645, KRI Siwar-646, KRI Parang-647 dan KRI Terapang-648. Keempat KRI itu Menhan juga mengukuhkan komandan masing-masing KRI untuk resmi beroperasi sebagai jajaran armada TNI AL.

Sementara KRI Sidat-851, Menhan menerima secara resmi dari PT Citra Shipyard selaku pekerja kapal tersebut.

Lima unit kapal perang itu semuanya asli buatan Batam. KRI Surik 645, KRI Siwar 646 dan KRI Parang 647 buatan PT Palindo Marine di Tanjun guncang sementara KRI Sidat dan KRI Teripang merupakan buatan PT Citra Shipyard. Untuk tiga KRI Buatan PT Palindo Marine, penyaluran dana proyek didukung oleh Bank Mandiri, yang mana sebelumnya juga pernah menyalurkan dana untuk pembuatan pembuatan empat unit kapal cepat rudal produksi PT Palindo Marine yakni KRI Clurit 641, KRI Kujang 642, KRI Beladau 643 dan KRI Alamang 644.

Purnomo Yusgiantoro mengatakan lima KRI yang diterima dan diluncurkan itu merupakan kapal cepat cepat jenis kapal cepat rudal (KCR). Kapal-kapal tersebut dilengkapi dengan sistem persenjataan modern (sewaco/ sensor weapon control) diantaranya meriam kaliber 30 MM, enam laras panjang sebagai sistem pertempuran jarak dekat dan peluru kendali 2 set rudal C-705. Bagian lambung KCR ini terbuat dari baja khusus High Tensile steel. Kapal dengan sistem pendorong fixed propeller lima daun itu juga dilengkapi dua unit senjata kaliber 20 MM di anjungan kapal. ”Empat KRI yang diluncurkan sudah resmi masuk jajaran armada TNI,” kata Menhan di pelabuan Batuampar.

KRI-KRI yang diluncurkan itu diakui Purnomo sangat handal di laut, terutama di laut-laut Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau yang menghubungkan nusantara. ”Spesifikasi kecepatan, persenjataan dan personil yang ada sudah diuji coba dan sangat tangguh dan efektif sesuai dengan medan perairan di Indonesi,” tuturnya.

Peningkatan Alutsista di laut baik bentuk KRI dan KAL (Kapal Angkatan Laut) yang sudah dilakukan selama ini, merupakan jawaban konsekuensi atas kondisi geografis wilayah indonesia yang sebagian besar adalah lautan. “Wilayah kita banyak perairan jadi pertahanan keamanan laut juga butuh armada yang memadaim,” katanya.

Purnomo berharap dengan diresmikannya Kapal Perang RI tersebut, maka TNI AL mampu meningkatkan kemampuan operasional dalam mengamankan dan menjaga kedaulatan NKRI.

Kelima KRI buatan PT Palindo Marine Shipyard dan PT Citra Shipyard rencananya akan diikutkan dalam Sailling Pass di Surabaya dalam Rangka Memperingati HUT TNI ke 69 di Ujung Surabaya. “Ini juga sebagai bukti bahwa galangan kapal dalam negeri juga bisa menciptakan kapal yang berkualitas,” kata Menhan.

Acara peresmian juga dihadiri oleh Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal), Pejabat teras TNI AL, Mabes TNI dan lainnya. Pada acara peresmian KRI itu juga dilaksanakan penandatanganan Protocol of Delivery oleh Direktur PT Citra Shipyard Batam, Aslog Kasal dang Panglima Armada RI Kawasan Timur, serta dilaksanakan pula penyerahan Protocol of Delivery dari Dirut PT Citra Shipyard Batam kepada TNI Angkatan Laut.

  ★ Bisnis | Batampos  

★ Menhan Resmikan Kapal Perang Produk Dalam Negeri

KRI Teluk Bintuni 520 KRI Teluk Bintuni

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro meresmikan kapal jenis "Landing Ship Tank" (LST), yakni Kapal Republik Indonesia (KRI) Teluk Bintuni 520 yang merupakan hasil produksi industri galangan kapal dalam negeri.

"Pengadaan satu unit kapal angkut ini bertujuan untuk mewujudkan kekuatan pokok keamanan dan pertahanan. Kapal angkut tank ini diproyeksikan untuk digunakan oleh jajaran lintas laut militer TNI AL," kata Purnomo dalam peresmian KRI Teluk Bintuni dan pelantikan Komandan KRI Teluk Bentuni-520 di Srengsem, Panjang, Bandar Lampung, Sabtu (27/9).

Selain Purnomo, hadir juga Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Marsetio dan Gubernur Lampung M Ridho Ficardo dan pejabat terkait dalam peresmian tersebut.

"Pembangunan kapal angkut tank ini merupakan bentuk pembinaan pemerintah untuk industri dalam negeri agar mengurangi ketergantungan dengan negara lain di masa mendatang. Pemerintah juga sudah membentuk Komite Kebijakan Industri Pertahanan untuk membina industri pertahanan," ujar Purnomo.

KRI Teluk Bintuni 520 memiliki panjang 120 meter, dapat mencapai kecepatan 16 knot, didukung dua unit mesin yang masing-masing berkapasitas 3.285 KW.

Kapal yang dibangun dengan biaya sekitar Rp 160 miliar dan dikerjakan selama 16 bulan ini mampu mengangkut hingga 10 unit tank Leopard buatan Jerman seberat 62,5 ton ditambah 120 orang awak kapal dan 300 orang pasukan.

Gubernur Lampung M Ridho Ficardo mengatakan keberadaan industeri galangan kapal di provinsinya juga dapat mendorong perekonomian Lampung.

"Kami memimpikan dengan keberadaan industri galangan kapal dan industri maritim di pelosok tanah air bisa membangun kekurangan Angkatan Laut sehingga di laut kita jaya, bukan hanya di laut kita tapi juga di seluruh dunia," kata Ridho.

Ia mengaku berniat membangun industri maritim di Lampung karena ditunjang dengan kondisi Teluk Lampung yang cocok untuk membangun industri maritim.

Direktur Utama PT Daya Radar Utama (DRU) Amir Gunawan mengaku membutuhkan tenaga kerja yang berkualitas agar dapat membangun industri maritim.

"Saya berterima kasih karena sudah memercayakan kepada kami untuk menyediakan alutsista (alat utama sistem senjata) nasional sehingga ikut andil dalam perekonomian nasional dan khususnya perekonomian Lampung agar bisa juga dibanggakan sebagai penghasil kapal industri maritim Indonesia, kami harapkan pemerintah dapat juga menyediakan tenaga kerja maritim di Lampung," kata Amir.

Kapal tersebut tercatat sebagai kapal pertama yang diproduksi di Indonesia yang dapat mengangkut Leopard.

"Kapal ini adalah kapal paling besar untuk militer 'non-combat'. KRI Teluk Bintuni 520 adalah kapal angkut yang dipersenjatai," ujar Amir setelah menjelaskan bahwa perusahaannya biasa membuat kapal tanker atau kapal pesanan Kementerian Perhubungan.

PT DRU sendiri mampu membangun kapal hingga kapasitas 17.500 dead weight tonnage (DWT) yang dipesan oleh Pertamina, Kementerian Perhubungan dan Kementerian Pertahanan.

Sedangkan untuk divisi reparasi kapal juga sudah memperbaiki berbagai kapal tanker, feri, tug boat, bulk carrier, kapal konversi dan kapal lain hingga ukuran 8.000 DWT.

"Untuk reparasi itu kita harus membangun fasilitas docking dan biayanya tidak murah, untuk kapal berkapasitas 30 ribu ton bobot itu butuh biaya kira-kira Rp 300 miliar," ungkap Amir.

PT DRU sendiri sudah membangun docking di Lampung.

"Lampung itu kondisi teluknya bagus dan dekat dengan Jawa, saya ingin membuat Lampung menjadi provinsi yang bisa dianggap sebagai salah satu provinsi industri maritim di luar industri lain, jadi tidak perlu ke Singapura misalnya," jelas Amir.

Saat ini DRU sedang mengerjakan pesanan PT Pertamina dengan nilai kapal mencapai 23 juta dolar AS. Tidak kurang dari 268 kapal sudah dikerjakan PT DRU yang telah berdiri sejak 1972 itu.
Jelang Peresmian KRI Teluk Bintuni 520 oleh Menteri Pertahanan Purnomo YusgiantoroJelang Peresmian - Kapal Angkut Tank 3 siap diresmikan namanya menjadi KRI Teluk Bintuni 520. Seluruh badan kapal sudah dihias dan pada lambung kapal yang ada papan nama KRI Teluk Bintuni ditutupi layar biru. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro akan meresmikan nama baru kapal perang khusus pengangkut Main Battle Tank sekaligus melantik Komandan kapal. Foto diambil di Dermaga PT Daya Radar Utama (DRU) Lampung Jl Alamsyah Ratu Prawiranegara KM 10 Srengsem, Panjang, Bandar Lampung, Sabtu, 27 September 2014.| Saryah M Sitopu / Saibumi.com.

  ★ Berita Satu  

[Foto] Atraksi di Sertijab Pangkostrad

Penuh atraksi. Demikianlah sekilas gambaran upacara serah terima jabatan Pangkostrad TNI-AD kepada Mayjen TNI Mulyono serta berbagai pejabat lainnya di lingkungan TNI-AD. Untuk prajurit saja, total terlibat lebih dari 5000 personel. Ditambah lagi alutsista lainnya seperti Tank, Panser, Meriam, Helikopter, dan lainnya. Upacara sendiri dipimpin langsung oleh Kepala Staf TNI-AD, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.

Sedari awal, atraksi sudah dilakukan, yaitu dengan aksi prajurit berparamotor yang melempar bom asap. Begitu asap sirna, lapangan yang tadinya kosong, telah penuh oleh prajurit Kostrad. Seusai upacara, giliran atraksi kesenian dan terjun payung. Ketepatan para penerjun Kostrad memang layak diacungi jempol.

Sejurus kemudian, tiba-tiba datanglah Heli NBell-412 yang menurunkan pasukan. Total ada 4 heli yang terlibat plus sebuah NBO-105. Pasukan ini memperagakan aksi serbu mobil udara. Kemudian atraksi kembali ditutup dengan terjun payung.

Beralih panggung, tibalah saatnya defile. Berbagai macam alutsista muncul. Mulai rantis PJD, Panser Anoa, hingga Tank Leopard dan Scorpion. Yang unik, muncul pula Panser Anoa yang telah menggunakan RCWS. Dari tampangnya, tampaknya RCWS yang diadopsi adalah Adunok buatan Belarusia.

Nah, sebelum menyimak foto-foto jepretan ARC'ers, mari kita ucapkan Selamat Bertugas Jenderal... !!









  ★ ARC  

Demonstrasi Kapal Selam Meriahkan HUT TNI

Pergelaran Alutsista HUT TNI ke 69 Persiapan sailing pass KRI Nanggala

G
onjang-ganjing penutupan Bandar Udara Juanda, Surabaya, karena perayaan HUT TNI telah berlalu. Presiden dan pihak TNI telah memastikan aktivitas bandara tidak akan diganggu karena adanya unjuk kekuatan TNI nanti.

Seperti apa format acara dalam HUT TNI itu? Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Marsetio menjelaskan akan ada demonstrasi unsur darat, udara, laut, dan demonstrasi pembebasan sandera saat puncak HUT TNI pada 7 Oktober 2014 mendatang. Perayaan digeser dari tanggal hari ulang tahun yang semestinya 5 Oktober karena bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha.

TNI Angkatan Laut sendiri akan mengerahkan sekitar 43 kapal perang TNI AL dari berbagai jenis juga akan sailing pass. Selain itu, sejumlah pesawat yang dimiliki akan turut fly past.  Plus satu unit kapal selam ikut unjuk gigi.

“Kami akan punyak momen besar, yaitu TNI AL--dalam hal ini Armada Timur--akan menjadi tuan rumah dalam gelar kekuatan TNI,” katanya seusai memimpin upacara HUT TNI AL di Dermaga Ujung Komando Armada Timur, Surabaya, Rabu, 10 September 2014.

Berikut ini rincian gelar kekuatan TNI pada 7 Oktober nanti berdasarkan data yang didapat Tempo:

 Demonstrasi Unsur Darat 
1. Heli Apache: 2 unit
2. Heli Serang Fennec: 1 unit
3. Heli Colibri: 1 unit
4. Heli Hughes 300: 5 unit
5. Heli BO-105: 10 unit
6. Heli Bell: 7 unit
7. Heli MI 35 P: 4 unit
8. Heli MI 17V5: 8 unit
9. Heli Bell-412: 24 unit (Statik Show)
10. C-212 Cassa: 2 unit
11. Ranri: 11 unit

 Demonstrasi Unsur Laut 
1. KRI Sigma Class: 3 unit
2. KRI Van Speijk Class: 4 unit
3. KRI MLRF: 3 unit
4. KRI LPD: 2 unit
5. KRI LST: 4 unit
6. KRI KCR-60: 3 unit
7. KRI KCR-40: 8 unit
8. KRI PSK: 2 unit
9. KRI PC-43: 2 unit
10. KRI Parchim: 3 unit
11. Kapal Selam: 1 unit
12. Heli Bell-142: 4 unit
13. Heli BO-105: 4 unit
14. Casa NC-212: 4 unit
15. Bonaza: 4 unit
16. CN-235: 3 unit
17. BMP-3F: 26 unit

 Demonstrasi Unsur Udara 
1. EC-120 B Colibri: 7 unit
2. Sa-330 Puma: 2 unit
3. NAS-332 Super Puma: 9 unit
4. G-120 TP Grob: 15 unit
5. T-34C Charlie: 9 unit
6. KT-1 B Wong Bee: 10 unit
7. CN-235: 3 unit
8. CN-295: 6 unit
9. Hercules C-130: 15 unit
10. Boeing B-737: 4 unit
11. Cesna T-418: 2 unit
12. EMB-314 Tucano: 4 unit
13. Hawk 109/209: 10 unit
14. T-50i Golden Eagle: 12 unit
15. F-16 Fighting Falcon: 10 unit
16. SU 27/30 Flanker: 10 unit
17. F-5 Tiger: 3 unit
18. F-28: 3 unit

 Demonstrasi Pembebasan Sandera 
1. Hercules C-130: 1 unit
2. Cassa: 2 unit
3. Heli Bell: 2 unit
4. Sea Rider: 4 unit
5. Perahu Karet: 4 unit

 Demonstrasi Bela Diri Militer 
1. Tank: 2 unit
2. Truck: 53 unit

  ★ Tempo  

★ Peresmian KRI Teluk Bintuni 520 Akan Dihadiri Menhan Purnomo Yusgiantoro

Kapal LST produksi dalam negeri
KRI Teluk Bintuni 520
S
abtu, 27 September 2014, kapal Angkut Tank 3 (AT-3) resmi menyandang nama KRI Teluk Bintuni - 520. Untuk peresmian nama kapal perang pertama buatan swasta nasional PT Daya Radar Utama (DRU) tersebut dijadwalkan dilakukan di galangan kapal milik PT DRU Lampung Jl Alamsyah Ratu Prawiranegara KM 12 Srengsem Panjang, Bandar Lampung.

Informasi yang Saibumi.com peroleh, tentang peresmian kapal yang khusus mengangkut Main Battle Tank (MBT) tersebut akan dihadiri langsung oleh Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro. Beberapa nama yang turut mendampingi Menhan antara lain Kabaranahan Laksda TNI Ir Rachmad Lubis, KSAL Laksamana TNI Marsetio, Pangarmabar Laksda TNI Widodo, dan Kadismatal Laksma TNI Toto Prihantono.

Selain meresmikan nama AT-3 menjadi KRI Teluk Bintuni 520, besok Letkol Laut (P) Ahmad Muharram akan dilantik menjadi Komandan pertama yang akan mengoperasionalkan KRI Teluk Bintuni 520. Ahmad Muharram beserta kru sudah berada di Bandar Lampung sejak awal September lalu. Ahmad Muharram akan memimpin 13 perwira dan 97 Anak Buah Kapal (ABK) dalam mengoperasionalkan KRI Teluk Bintuni 520 selama penugasan dengan total 111 personil.

Sebelumnya, kapal milik Kementerian Pertahanan tersebut menyandang nama AT-3. Karena secara bersamaan, ada tiga kapal sejenis yang sedang dibangun. Hanya saja pengerjaannya berbeda. Untuk AT-1 dan AT-2 dikerjakan oleh BUMD di Pulau Jawa.

Sedangkan AT-3 dikerjakan oleh PT DRU yang notabene adalah pihak swasta nasional pertama yang diberi kepercayaan membangun kapal bernilai Rp 160 milyar tersebut. Suatu kebanggaan buat Provinsi Lampung khususnya, bahwa PT DRU mengerjakan seluruh proses pembuatan kapal tersebut digalangan kapal miliknya di Panjang.

Nama Teluk Bintuni diambil dari nama sebuah teluk yang berada di Papua. Teluk tersebut tepat berada dibagian kepala burung Papua. Angka 520 melambangkan jenis kapal perang tersebut. Angka 5 merupakan kode bahwa jenis kapal tersebut adalah kapal khusus pengangkut tank. Untuk angka 20 masih menjadi misteri karena Saibumi.com hingga saat ini masih belum memperoleh informasi terkait makna angka tersebut.(*)

  ★ Saibumi  

[World Article] Kapal Selam Nuklir Super Rahasia Terbaru Rusia Segera Beroperasi

Severodvinsk, kapal selam nuklir multiguna kelas Yasen dari Proyek 885, mulai digunakan Angkatan Laut Rusia. Fitur kunci kapal selam Yasen, yang masih menjadi salah satu proyek paling rahasia dalam industri pertahanan Rusia, adalah universalitas yang sebelumnya tidak dimiliki oleh pendahulunya, baik kapal selam buatan Rusia maupun padanannya dari luar negeri. Kapal Selam Nuklir Super Rahasia Terbaru Rusia Segera BeroperasiAwak Proyek 885 K-560 Yasen/kapal selam kelas Severodvinsk menyaksikan upacara pengibaran bendera di atas kapal selam di dekat galangan kapal selam nuklir Sevmash. Foto: RIA Novosti

Kapal selam ini dirancang sejak masa Soviet, namun karena masalah ekonomi periode 1990-an proyek ini sempat diabaikan. Kapal selam yang selesai dirancang pada 1991 ini menandai era baru dalam pembangunan kapal selam Rusia. Tidak seperti di AS, yang sejak awal pembentukan armada kapal selam nuklirnya cenderung mengarah pada keseragaman, di Uni Soviet terdapat banyak varian kapal selam dalam berbagai proyek, yang sulit diseragamkan. Fungsi mereka sering kali tumpang tindih.

Perancangan yang tak seragam itu dihentikan saat kapal selam generasi keempat mulai dikembangkan pada 1977. Spesialisasi tempur medan sempit pun dikorbankan, artinya kapal selam nuklir baru harus sama dapat menyerang sasaran di bawah air maupun di permukaan dengan kualitas yang sama, serta mampu meluncurkan rudal jelajah ke arah sasaran di darat. Dengan kata lain, kapal selam ini harus bisa mengatasi segala jenis tantangan yang dihadapi armada kapal selam.

Untuk mewujudkan tujuan itu, perancang kapal selam Rusia menggunakan solusi teknis yang orisinil. Kapal selam kelas Yasen tidak menggunakan struktur lambung ganda seperti semua kapal selam Soviet saat itu, namun ia juga tidak menjadi kapal selam lambung tunggal seperti kapal selam AS. Dua lambung dapat menjamin keandalan dan daya apung kapal selam, sedangkan lambung tunggal berarti kapal selam akan beroperasi tanpa derau dan sulit dideteksi. Yasen berada di antara keduanya, memiliki arsitektur “satu setengah lambung”, dengan sebuah lambung ringan yang hanya menutupi sebagian lambung tekanan kapal selam. Fitur tradisional lain dari desain kapal selam Soviet yang tidak digunakan di kapal selam kelas Yasen adalah tabung torpedonya yang berada di haluan. Pada kapal selam Yasen, sistem sonar Irtysh ditempatkan di haluan, sehingga tidak ada ruang tersisa untuk torpedo. Tabung-torpedo terpasang di bagian tengah kapal selam, agak miring ke arah garis tengah. Jadi, Yasen meminjam konstruksi yang telah banyak digunakan di AS.
Granat Versus Tomahawk Presiden Rusia Dmitry Medvedev (tengah) di galangan kapal Sevmash, sesaat sebelum peluncuran seremonial kapal selam multiguna Severodvinsk, 15 Juni 2010. Foto: Vladimir Rodionov/RIA Novosti

Senjata utama kapal selam ini adalah rudal antikapal supersonik Oniks (Yakhont) 3M55 yang memiliki jangkauan hingga 350 kilometer. Peluncuran serentak 24 rudal tersebut dapat menjadi masalah serius bahkan bagi armada kapal pengangkut pesawat AS yang memiliki sistem pertahanan udara yang hebat.

Kapal selam kelas Yasen juga dilengkapi dengan Granat, rudal buatan Rusia yang sepadan dengan rudal Tomahawk AS. Rudal ini memiliki jangkauan tembak hingga 3.000 kilometer. Sama seperti Tomahawk, Granat dapat dipasangi hulu ledak nuklir. Selain itu, kapal selam baru ini memiliki rudal Kalibr 3M14, dengan jangkauan tembak lebih dari 500 kilomter, sehingga memungkinkan kapal selam Proyek 885 untuk melancarkan serangan besar-besaran berpresisi tinggi ke arah sasaran di darat.

Melalui tabung torpedonya, kapal selam ini dapat meluncurkan rudal antikapal Biryuza 3M54 dan rudal anti-kapal selam 91R, serta menjatuhkan ranjau. Sebagai bagian kapabilitas pertahanan diri, Severodvinsk memiliki perangkat khusus untuk menembak jatuh berbagai umpan dan mungkin sebuah sistem pertahanan antitorpedo aktif yang mampu menghancurkan torpedo musuh dengan senjata antitorpedo spesial berukuran kecil.

Sementara itu, dalam buku Cold War Submarines, analis maritim Amerika yang terkemuka Norman Polmar mengakhiri bab mengenai proyek kapal selam mutakhir AS dan Soviet dengan menyimpulkan bahwa kapal selam generasi keempat Soviet telah mencapai level yang sama, bahkan melampaui rival-rivalnya buatan AS.

  RBTH  

Kisah Juru Masak Kapal Perang Markas KRI Makassar

Priyando (kiri) dan Alfan Khoirul menunjukkan kemahiran memasak cepat di dapur rumah jabatan komandan satuan kapal amfibi.

Foto: Guslan Gumilang/Jawa PosPriyando (kiri) dan Alfan Khoirul menunjukkan kemahiran memasak cepat di dapur rumah jabatan komandan satuan kapal amfibi. Foto: Guslan Gumilang/Jawa Pos

Kamis siang (18/9) yang terik di Dermaga Semampir, Mako Armatim, KRI Makassar baru sandar. Kapal itu bagian dari armada pendukung di lingkungan Satuan Kapal Amfibi (Satfib) Armatim, satuan yang hari ini, 25 September, berumur 56 tahun.

= = = = = = = = = = = = =

KAPAL jenis landing platform dock (LPD) itu mengangkut ratusan prajurit Kostrad. Di dalam perut kapal terdapat berbagai kendaraan taktis dan kendaraan tempur pasukan matra darat. Kapal tersebut berlayar dari Dermaga Kolinlamil, Jakarta, sehari sebelumnya. Itu bagian dari pergeseran pasukan dan material menjelang peringatan HUT Ke-69 TNI.

Dalam rutinitasnya, KRI Makassar menjadi kapal markas dalam berbagai operasi. Jumlah personel yang diangkut dalam setiap misi berkisar 600–700 orang. Komposisinya, 500-an penumpang sesuai kapasitas akomodasi plus 120-an awak kapal masuk kamar. Selebihnya, penumpang dapat menggunakan fasilitas di masing-masing geladak serbaguna kapal yang didesain seperti penginapan terapung.

TNI-AL punya empat kapal sejenis KRI Makassar. Di antaranya, KRI Surabaya dan KRI dr Soeharso (semuanya produksi Korsel dan bermarkas di Armatim). Dua lainnya KRI Banjarmasin dan KRI Banda Aceh (produksi PT PAL Surabaya, bermarkas di Kolinlamil Jakarta). Kini KRI dr Soeharso, eks KRI Tanjung Dalpele, difungsikan sebagai rumah sakit apung.

Mereka yang bertugas di KRI Makassar atau kapal setipe bakal merasa ”berakrobat” setiap hari. Terutama yang terlibat urusan dapur atau juru masak. Itu dialami dua bintara korps suplai. Yakni, bintara perbekalan Serma Bek Priyando dan bintara tata graha Serma TTG Alfan Khoirul.

Dua personel senior itu ditugaskan di departemen logistik KRI Makassar sejak kapal tersebut diambil pada 2006 dari Daesun Shipbuilding & Engineering, Korea Selatan. "Bertugas di kapal protokol yang sedang beroperasi rasanya hampir seperti tidak ada waktu senggang," ungkap Priyando.

Waktu 24 jam nyaris full time digunakan di dapur geladak H. Lantaran jumlah bahan pokok dan lauk pauk yang dimasak ekstra banyak untuk kebutuhan ratusan anggota, dibutuhkan waktu sekurang-kurangnya tiga jam untuk mengolah bahan makanan sesuai porsi hingga siap saji.

Untuk menyajikan sarapan sebelum pukul 06.00, dia sudah bangun tidak lebih dari pukul 02.30 dini hari. Begitu pula makan siang dan makan malam. Waktu mempersiapkan masakan bisa lebih panjang karena menu yang diberikan lebih bervariasi. Waktu istirahat malam Priyando bisa berkurang saat ada pejabat militer maupun sipil on board. Dia sesekali terjaga pada tengah malam untuk stand by meski sudah berbagi waktu jam piket bersama 11 juru masak lain.

Contohnya, dalam perhelatan Sail Raja Ampat akhir Agustus. Armada yang dikomandani Letkol Laut (P) Setiyo Wibowo itu dipercaya menjadi kapal tempat tinggal Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Bahkan, SBY berlayar sampai tiga hari dua malam. Itu waktu terlama presiden di kapal perang. "Kami baru tahu bahwa SBY bersama Ibu Negara Ani Yudhoyono mau on board tidak sampai seminggu menjelang kedatangan RI 1," ingat Priyando.

Perbekalan yang terbatas membuat dia memutar otak. Standar menu makan, snack, dan makanan tambahan welcome food untuk pejabat setingkat presiden disusun bervariasi bersama protokol kepresidenan. Apalagi banyak menteri dan perwira tinggi TNI yang bergabung dalam joy sailing tersebut. Menu-menu itu dicek dokkes kepolisian daerah.

Menu sarapan pagi adalah "jenis kering". Misalnya, nasi goreng kapal, pecel sayur, dan sejumlah lauk. Di antaranya, ayam goreng, daging empal, telur omelet, telur asin, tahu, dan tempe goreng.

Menu siang adalah sayur sop dengan berbagai lauk. Di antaranya, ikan bakar, daging bumbu rendang, ayam bumbu kecap, telur mata sapi, dan perkedel kentang.

Menu makan malam berupa rawon, asem-asem ikan kakap, dan cah brokoli. Lauk pauknya udang goreng tepung saus merah plus kerupuk udang. Biskuit khas yang tidak dijumpai selain di kapal perang adalah kabindo. "Ronde dan angsle khas KRI Makassar yang kami sajikan saat malam mendapat apresiasi dari ibu negara," beber chef Priyando dengan bangga.

Bukan Alfan jika tidak bisa menghadapi situasi kebutuhan logistik bervariasi dengan jumlah terbatas. Ketika masih sandar di Pelabuhan Sorong, dia bersama anak buahnya berburu dari supermarket sampai ke pasar tradisional kota terdekat di Papua Barat itu. "Karena sulit mendapat buah yang kondisinya bagus dan masih segar, saya minta pangkalan di Surabaya kirim paket buah dalam keranjang dengan menggunakan pesawat," kenang suami Amalia itu.

Bertugas sebagai juru masak di kapal protokol, bagi dua bintara itu, merupakan hasil tempaan dua KRI berbeda. Mereka sebelumnya mengabdi di kapal bantu angkut personel maupun angkut tank. Priyando sejak menjadi prajurit TNI-AL berpangkat kelasi dua bertugas di kapal perang dukungan angkutan calon jamaah haji (CJH) KRI Tanjung Oisina, 1980–2000.

Berbagai kisah mengantar pergi-pulang ke Arab Saudi menjadi pengalaman suami Purwaningsih itu. Setelah kapal tersebut pensiun, keberangkatan CJH menggunakan moda angkutan udara. Priyando kemudian mengawaki dapur KRI Tanjung Kambani selama enam tahun.

Sementara itu, setelah menjalani pendidikan dasar militer dan lanjutan, Alfan ditempatkan di KRI Teluk Mandar mulai 1988. Selama enam tahun dia bertugas sebagai asisten administrasi suku cadang sampai 1994. Setelah itu, dia dimutasi mengawaki korvet antikapal selam KRI Sutedi Senaputra hampir 12 tahun.

Berkat pengalaman itu, penugasan di KRI Makassar hingga kini dapat mereka lalui dengan lancar. Tantangan terberat sebelum menjamu presiden dan petinggi negara adalah melayani masyarakat yang mudik selama masa Lebaran lalu. Ketika itu Kemenhub dan TNI-AL bekerja sama menyiapkan armada angkutan laut untuk mudik dan balik Lebaran gratis bagi 1.700 pemudik. Rutenya Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta,–Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, pergi-pulang.

Jumlah penumpang ekstra membuat mereka lebih bersabar dan disiplin. "Istirahat malam belum nyenyak, tahu-tahu masuk waktunya menyiapkan masakan untuk sarapan pagi," kenang Alfan.(*/c6/dos/jawapos)

  JPNN  

KFX to benefit from F-35 offsets

By: Greg Waldron http://jakartagreater.com/wp-content/uploads/2014/07/image61-e1405860691931.jpgDesain KFX

In return for obtaining 40 Lockheed Martin F-35 Joint Strike Fighters, South Korea will receive technologies related to its long-planned KFX indigenous fighter programme.

Following Lockheed’s announcement on 24 September that Seoul was on the verge of signing an order for 40 F-35s, state news agencyYonhapquoted a spokesman from South Korea’s Defense Acquisition Program Administration (DAPA) as saying that the F-35 technologies will play a key role in KFX.

Under the F-35 deal – which will cover deliveries to run between 2018 and 2021 – Lockheed will transfer key fighter technologies from “17 sectors”, he says.

The DAPA spokesman adds that Seoul will build 120 KFX aircraft for deployment from 2025. South Korean officials indicate the fighter will be a twin-engined design that is more capable than advanced versions of the Lockheed F-16, but less capable than leading Western fighters such as the F-35.

Technology transfer was a major consideration in Seoul’s pursuit of a replacement for its McDonnell Douglas F-4 Phantoms and Northrop F-5s under its F-X III requirement, which was ultimately won by the F-35.

Industry sources say Lockheed, Boeing and Eurofighter all offered attractive technology transfer packages during the contest. Boeing offered an upgraded version of its F-15E, dubbed the Silent Eagle, while Eurofighter offered the Typhoon.

At last year’s Seoul lnternational Aerospace & Defense Exhibition, Korea Aerospace Industries, which will likely build the new jet, displayed two models of the KFX, both of which bore low-observable characteristics reminiscent of the F-35.

The aircraft will be developed with help from Indonesia, which is a 20% partner in the programme.

The F-X III requirement was originally for 60 aircraft, but Seoul pared this back to 40, apparently for pricing concerns. It is believed Seoul will eventually buy another 20 F-35s to meet its initial requirement.

  flightglobal  

Jumat, 26 September 2014

[World Article] FBI nyatakan algojo IS dalam video telah diidentifikasi

http://img2.bisnis.com/makasar/posts/2014/09/26/180866/is.jpgBiro Penyelidikan Federal AS (FBI) percaya lembaga itu telah mengidentifikasi gerilyawan berkedok dari Negara Islam (IS) yang telah direkam sedang memenggal sandera Barat, kata Direktur FBI James Comey pada Kamis (25/9).

Namun Comey tak bersedia mengungkapkan nama atau kewarganegaraan pria tersebut, kata media lokal ABC News.

Orang berkedok yang berpakaian hitam dengan aksen Inggris tersebut membunuh dua wartawan Amerika --James Foley dan Steven Sotloff-- dan seorang pekerja bantuan Inggris, David Haines, di dalam video yang dikeluarkan oleh kelompok fanatik itu. IS telah menguasai banyak wilayah Suriah dan Irak.

Di dalam ketiga rekaman video tersebut, tersangka memegang pisau panjang dan terlihat mulai mememotong leher sandera. Gerilyawan itu, yang berbicara dengan logal Inggris Selatan, hanya terlihat kedua matanya di semua tiga video tersebut.

Dari rekaman itu, algojo tersebut terlihat bertangan kidal dan memiliki postur serta berat rata-rata.

Direktur FBI itu juga mengatakan lebih dari 100 orang Amerika secara keseluruhan telah berusaha pergi ke Suriah, telah ditangkap saat berusaha pergi ke sana, atau telah pergi dan kembali, kata laporan tersebut sebagaimana diberitakan Xinhua.

Comey menyatakan gerilyawan fanatik di Suriah mungkin masih merencanakan serangan terhadap Barat, dan belum ada tanda bahwa serangan udara AS pekan ini telah mengganggu rencana tersebut.(C003)

  Antara  

KRI Frans Kaisiepo – 368 Hancurkan Sasaran Dalam Gunnery Exercise Di Barbara 3 Area

”Peran tempur...peran tempur...peran tempur bahaya permukaan...peran tempur bahaya permukaan...” dengan diawali oleh alarm tanda peran operatif yang memecahkan keheningan di hari Senin pagi itu, seluruh prajurit Satgas Maritim TNI Konga XXVIII-F/UNIFIL 2014 dengan cepat dan sigap menempati pos tempur sesuai dengan nomor fungsinya masing-masing. Barbara 3 area saat itu masih dalam keremangan pagi hari menunggu saatnya sunrise, namun tidak menjadikan suatu alasan bagi para prajurit KRI FKO-368 untuk melaksanakan tugas latihan yang diemban selama menjalankan misi perdamaian PBB di Lebanon. Lebanon, Senin (22/09/2014).

Gunnery exercise kali ini merupakan latihan untuk yang kedua kalinya, dimana sebelumnya KRI FKO-368 pernah melaksanakan hal yang serupa di akhir bulan Juni yang lalu. Latihan ini dilaksanakan secara periodik selama menjalani misi PBB di Lebanon dengan tujuan untuk tetap menjaga serta meningkatkan ketangkasan, keterampilan dan derajat kesiapsiagaan personil dalam menghadapi segala macam ancaman yang sewaktu-waktu dapat terjadi. Selain itu, juga bertujuan untuk menguji serta tetap mempertahankan keandalan sistem dari sensor weapon and command (Sewaco) yang dimiliki oleh KRI FKO-368, khususnya sitem penembakan meriam utama 76 mm.

Tepat pukul 06.00 waktu setempat, sasaran yang berupa killer tomato diturunkan di dropping point yang sudah direncanakan sebelumnya. KRI FKO-368 bergerak menuju titik persiapan pada firing runpertama untuk melaksanakan penembakan meriam utama 76 mm. Komandan KRI FKO-368, Letkol Laut (P) Ade Nanno Suwardi memimpin latihan secara langsung dari Pos Komando Utama (PKU) yang berada di Pusat Informasi Tempur (PIT). Sebanyak 30 (tiga puluh) butir peluru dimuntahkan oleh meriam utama KRI FKO-368 saat itu, dan hasilnya 2 (dua) killer tomato hancur menyisakan rangkaian 4 (empat) drum yang akan dijadikan sasaran tembak untuk meriam 20 mm dan senjata ringan.

Pada firing run kedua dan ketiga, secara bergantian operator meriam 20 mm lambung kanan dan lambung kiri menunjukkan keahlian dan kemahirannya dalam membidik dan menghancurkan sasaran. Kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan penembakkan senjata ringan dari geladak heli KRI FKO-368 sampai dengan sasaran betul-betul tenggelam ke dasar laut. Latihan berlangsung lancar dan aman selama sekitar 3 (tiga) jam lamanya, selanjutnya KRI FKO-368 kembali menuju sektor patrolinya dalam rangka melanjutkan misi sebagai Maritime Task Force Unit untuk menjaga stabilitas keamanan laut Lebanon di bawah bendera Perserikatan Bangsa-Bangsa.

(Penerangan Satgas Maritim TNI KONGA XXVIII-F / UNIFIL 2014)

  TNI AL  

★ Menhan Resmikan KRI Tarakan-905

Merupakan Kapal Pengangkut BBM produksi Lokal Menhan Resmikan Kapal Perang Produk Dalam Negeri Menhan RI Prof. Dr. Purnomo Yusgiantoro, didampingi Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Dr. Marsetio, Wakasal Laksamana TNI Didit Herdiawan., M.P.A., M.B.A., bersama para pejabat lainnya meresmikan KRI Tarakan-905, Jumat (26/9) di Cilincing, Jakarta Utara. - Foto : Dispenal

MENTERI Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro didampingi Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Dr. Marsetio meresmikan KRI Tarakan-905, Jumat (26/9), di Cilincing, Jakarta Utara.

KRI Tarakan akan memperkuat alat utama sistem persenjataan (Alutsista) TNI AL ini merupakan Kapal Perang produk dalam negeri. Kapal perang tersebut merupakan kelas Bantuan Cair Minyak (BCM) Produksi PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero), Jakarta Utara.

Menhan Purnomo Yusgiantoro saat meresmikan kapal tersebut, mengatakan bahwa peresmian KRI Tarakan-905 dilakukan dalam rangka pembangunan TNI Angkatan Laut untuk menuju world class navy. Indonesia, lanjut Menhan, patut berbangga karena kapal ini dikerjakan oleh putra putri Indonesia.

“Kapal ini berfungsi dalam pembekalan logistik cair di tengah laut dalam rangka mendukung gelar operasi TNI Angkatan Laut. Saya berharap kapal ini dapat dioperasionalkan secara optimal bagi bangsa dan negara,” tegas Menhan seperti dilansir dalam siaran pers Dinas Penerangan Angkatan Laut.

KRI Tarakan-905 memiliki panjang keseluruhan 122,40 m, panjang garis tegak 113,90 m, lebar 16,50 m, tinggi 9,00 m, kecepatan maksimal 18 knots, jarak jelajah 7.680 nm, kapasitas muatan cair 5.500 matrik, tenaga penggerak utama berjumlah dua buah daya 6.114 PS, berat baja 2.400 ton, dengan sistem propulsi twin screw dan fixed pitch propeller.

KRI ini mempunyai fungsi sebagai penyalur bahan bakar minyak ditengah laut atau dukungan logistik cair kepada Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) lainnya. Dengan adanya kapal BCM ini menjadikan unsur kapal perang yang sedang melakukan operasi tidak perlu kembali ke pangkalan untuk pemenuhan logistik dan bahan bakar dalam melanjutkan menjaga kedaulatan NKRI dan menegakkan hukum di laut nusantara.

Selain memesan kapal berjenis BCM, TNI Angkatan Laut melalui Kemenhan RI saat ini juga sedang memesan dua unit Kapal Angkut Tank (AT) dari PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero). Pembuatan kapal ini sebagai tindak lanjut program Kementerian Pertahanan RI yang telah tertuang dalam Kesepakatan Bersama antara Menteri Pertahanan RI dengan Panglima TNI, dan Kepala Kepolisian Negara RI tentang “Revitalisasi Industri Pertahanan” dalam menerapkan Program MEF (Minimum Essential Force).

Penggunaan nama Tarakan sendiri diambil dari nama kota di provinsi Kalimantan Utara. Dahulu kala kota ini dikenal sebagai kota penghasil minyak dan telah menyumbangkan kontribusi yang tidak kecil sebagai penghasil minyak bumi berkualitas tinggi bagi Indonesia sejak tahun 1896. MENTERI Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro didampingi Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Dr. Marsetio meresmikan KRI Tarakan-905, Jumat (26/9), di Cilincing, Jakarta Utara.

PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari adalah salah satu industri strategis milik pemerintah yang telah mendapat kepercayaan untuk mengerjakan program pemerintah dimaksud, dan juga sebagai upaya dalam memberdayakan industri perkapalan dalam negeri untuk membangun kekuatan alutsista TNI AL.

Maket KRI Tarakan 905 (kenyot10)
KRI Tarakan 905 (tuanhirang/SSC)

  Jurnas