Sabtu, 17 Januari 2015

[World] China Tawarkan Kapal Selam S-26T untuk Thailand

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEieD1FWn6RGWQmOISAdmKrueAVTV1oM8x1QrdS34kNGs_iOGyPZ5dUrsPTIIMToF0bD5QjOdbbgFWrOtkJESAtIEh-US255kThucvymKWz-LRPZCFDHuQyVPb3IAcTHaBPOAKSJfCom8s_4/s1600/yuab-154047_copy1.jpgType 039A Yuan-class

C
hina Shipbuilding Industry Corporation resmi memperkenalkan kapal selam S-26T ke kementerian pertahanan Thailand pada 12 Januari 2015 untuk memperkuat hubungan militer antara Beijing dan Bangkok, menurut Duowei News, outlet dioperasikan oleh China di luar negeri dan dikutip Want China Times Kamis (15/01/2015).

Setelah empat kapal selam kelas Matchanu Royal Thai Navy dipensiunkan, negara ini belum memiliki kapal selam baru selama lebih dari 60 tahun. Saat ini, beberapa pejabat pemerintah militer negara itu membutuhkan kapal selam untuk mempertahankan kedaulatan bangsa terutama untuk mengawasi Teluk Thailand. Untuk membangun kembali armada kapal selam, pemerintah memutuskan untuk membeli dua atau tiga kapal selam pada tahun fiskal 2016. China adalah negara ketiga yang menunjukkan minat dalam menjual kapal selam ke Thailand, setelah Prancis dan Korea Selatan.

Dengan menjual kapal selam ke Thailand, China bertujuan untuk mendapatkan mitra politik dan pertahanan dalam sengketa Laut China Selatan dengan tetangganya pada saat Vietnam juga membeli kapal selam kelas Kilo dari Rusia.

Selama 20 tahun terakhir, Thailand telah menandatangani kontrak dengan Jerman dan Korea Selatan untuk membeli kapal selam baru dan berencana membeli kapal selam S-20 dari China. Rencana ini semua batal karena negara mengalami krisis ekonomi dan politik.

S-20 adalah versi ekspor dari Type 039A kapal selam diesel listrik kelas Yuan, rincian lengkap dari S-26T tetap misterius, tapi pesaing utamanya untuk kontrak di Royal Thai Navy akan datang dari kapal selam kelas Chang Bogo Korea Selatan.

  ⚓️ WantChinaTimes  

[World] Petualangan ‘Kucing Lynx’ Lapis Baja Italia di Hutan Taiga Rusia

Pada awal November lalu, Wakil Ketua Kemitraan Komisi Industri Militer Rusia Oleg Bochkarev mengumumkan bahwa kontrak kontroversial pengadaan kendaraan tempur lapis baja multifungsi ringan Iveco LMV, yang mendapatkan julukan Rys (Lynx), telah terpenuhi. http://nl.media.rbth.ru/web/id-rbth/images/2015-01/big/ValeriyMelnikov_RIAN_01168586_468.JPGMobil lapis baja yang dikirim oleh Italia dan dirakit di Rusia ini berjumlah 358 unit, meski kontrak pembelian yang ditandatangani pada 2011 lalu menetapkan pembelian lebih dari 1.700 unit, bahkan kemudian bertambah menjadi tiga ribu unit. Foto: Valery Melnikov /RIA Novosti

Bochkarev menjelaskan, Rusia tidak berencana menambah pembelian kendaraan tersebut. Mobil lapis baja yang dikirim oleh Italia dan dirakit di Rusia ini berjumlah 358 unit, meski kontrak pembelian yang ditandatangani pada 2011 lalu menetapkan pembelian lebih dari 1.700 unit, bahkan kemudian bertambah menjadi tiga ribu unit.

Pembelian Lynx dari Italia tersebut bernasib sama seperti pembelian kapal Mistral Prancis dan pesawat tanpa awak asal Israel. Itu semua merupakan inisiatif dari mantan Menteri Pertahanan Rusia Anatoliy Serdyukov yang kehilangan jabatannya sekitar dua tahun lalu karena diduga terlibat kasus korupsi dalam sektor pembelian negara. Dalam instansi militer, Serdyukov tidak terlalu disukai, dan ide pembelian senjata dan teknologi asing justru semakin menurunkan popularitasnya dalam kompleks industri militer Rusia.

 Tigr, Pesaing Lynx Asal Rusia 

Rusia telah memiliki senjata analog Rys, yakni kendaraan lapis baja Tigr. Kedua kendaraan tersebut kerap dibandingkan satu sama lain. Lynx memiliki kelemahan dari segi tata ruang kendaraan mobil yang mengisolasi pengemudi dan penumpang depan, serta tiga penumpang di belakangnya. Penumpang dari setiap bagian hanya dapat keluar melalui satu pintu saja. Hal tersebut membuat evakuasi darurat dari dalam mobil saat keadaan perang, misalnya ketika mobil terbalik, menjadi tidak mungkin. Pengemudi yang terluka ataupun tewas tidak dapat dievakuasi melalui pintu belakang, sedangkan para penumpang di belakang tidak dapat bertukar tempat dengan sang pengemudi. Selain itu, kelompok pasukan infanteri bemotor Rusia terdiri dari sembilan orang. Artinya, mereka harus dibagi ke dalam dua kendaraan.

Secara mengejutkan, kendaraan ini berhasil lulus semua uji coba negara di pangkalan uji coba militer Rusia. Namun, mobil tersebut justru terjebak di dalam medan bersalju. Ada pula pertanyaan mengenai tidak adanya celah di dalam mobil untuk melakukan tembakan dari senapan tangan milik tentara. Selain itu, batasan suhu udara yang ditetapkan oleh produsen berada pada kisaran -32 sampai 49 derajat Celsius, bahkan di daerah Rusia Tengah pun kadang suhunya lebih rendah dari itu.

Secara bertahap, mulai terlihat bahwa kedua kendaraan lapis baja tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Beberapa kekurangan Rys ternyata hanya mitos belaka. Kelemahan Ryx dalam menghadapi medan bersalju dikarenakan rombongan prototipe pertama tidak diperuntukan untuk kondisi belahan Utara yang ekstrem dan tidak memiliki perlindungan terhadap salju seperti mobil analog lainnya buatan Norwegia dan Austria. Menurut pernyataan pembuat mobil, mobil ini seharusnya tidak terguling ke samping, bahkan setelah melewati ledakan (keadaan yang membuat para pengemudi dan penumpang depan tidak dapat keluar dari mobil).

Lalu, muncul informasi bahwa dalam uji coba pada Maret 2011 di Jerman, para spesialis Rusia melakukan uji tembak khusus terhadap mobil IVECO menggunakan peluru penembus perisai B-32, dan badan kendaraan tersebut melewati uji coba itu dengan sukses. Mobil buatan IVECO ini juga sempat diledakan dua kali dari bawah ban dan bagian bawah mobil. Setelah ledakan tersebut, manekin pengemudi di dalamnya tidak mengalami tanda-tanda kerusakan.

 Lapisan Pelindung Bermasalah 

Setelah dipertimbangkan, ternyata mobil lapis baja buatan Rusia Tigr yang dibuat berdasarkan BTR dianggap lebih unggul di jalanan lintas alam Rusia dan memiliki tata ruang kendaraan yang lebih nyaman. Mesin penggerak Tigr pun dibuat di Rusia, sehingga Rusia dapat melakukan modernisasi pada mobil tersebut. Namun, Lynx tergolong lebih nyaman dan lebih terlindungi karena menggunakan pelindung berteknologi keramik. Namun, itu menciptakan masalah dalam penggunaan Lynx di Rusia.

Kolonel Jendral Pasukan Lintas Udara Rusia Vladimir Shamanov yang menyatakan secara gamblang bahwa berdasarkan spesifikasi taktis-teknis yang ada, mobil ini tidak sesuai dengan keadaan di Rusia. “Kendaraan ini juga tidak mendukung isu pengoperasian, penggunaan, serta perbaikan mobil,” kata Shamanov. Di balik pernyataan tersebut, terdapat keluhan pretensi terhadap mobil itu, karena semua pelindungnya dibuat di Jerman, panel polietilen mobil ini dibuat di Belanda, kotak transmisi merupakan ZF buatan Jerman, sementara modul pengendali senjata adalah buatan Norwegia. Serdyukov pernah menyatakan bahwa di masa mendatang, 70 persen komponen Lynx tersusun dari komponen buatan Rusia. Namun, naif rasanya untuk berpikir bahwa negara-negara yang saat ini bersikap tidak bersahabat dengan Rusia itu akan setuju memberikan sejumlah teknologi-teknologi sensitif miliknya.

Pada akhirnya, kepala pasukan lintas udara Rusia mengatakan bahwa ia lebih memilih Tigr yang telah dimodernisasi. Kekhawatiran yang muncul akibat kelanjutan kontrak pembelian Lynx muncul pada Januari 2013, ketika Kepala Angkatan Darat Rusia Vladimir Chirkin menyatakan kontrak pembelian lanjutan kendaraan lapis baja IVECO dengan Italia akan dihentikan. “Kami akan mendapatkan apa yang sudah kami bayar, tapi kami tak akan melakukan pembelian baru,” kata Chirkin.

Chirkin menerangkan, Rusia sendiri memiliki kendaraan tipe Medved (Beruang), Tigr (Harimau), dan Volk (Serigala), serta terdapat pekerjaan uji coba konstruksi yang dapat membuat tipe kendaraan lapis baja yang terpasang modul militer pengembangan Rusia. Namun, berbeda dengan mobil-mobil tersebut, IVECO hanya dapat menahan beban 150 kilogram dari atas, yang dapat bermanfaat untuk menaruh senapan mesin di atasnya dan mengangkut empat orang dengan perlengkapan tempur kurang dari seratus kilogram, terang Chirkin.

   RBTH  

[World] Ancaman teroris tinggi, Eropa siaga

Eropa berada dalam kondisi siaga tinggi menyusul operasi anti teror dan penangkapan terhadap orang-orang yang diduga sebagai militan Islam. http://news.bbcimg.co.uk/media/images/80332000/jpg/_80332903_025439320-1.jpgLebih dari 20 orang ditangkap di Belgia, Prancis dan Jerman. Belgia juga mengikuti jejak Prancis dengan mengerahkan tentara untuk berjaga bersama polisi.

Keamanan diperketat di beberapa negara menyusul serangan yang menewaskan 17 orang di Paris.

Ada kekhawatiran mengenai kembalinya anak-anak muda Eropa yang bertempur dengan militan di Timur Tengah.

Di Belgia, lima orang dijerat dengan tuduhan "berpartisipasi dalam kegiatan kelompok teroris" pasca operasi anti teror yang dimulai pada hari Kamis dan menewaskan dua orang tersangka.

Senjata, amunisi dan bahan peledak serta seragam polisi dan uang dalam jumlah besar disita oleh polisi.

Eric Van Der Sypt, seorang pejabat di kantor kejaksaan mengatakan kepada AFP bahwa, "Penyelidikan... menunjukkan bahwa orang-orang ini memiliki niat untuk membunuh polisi di jalan dan komisaris polisi yang ada di kantor."

   BBC  

Mengintip Belanja Militer Jokowi

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8yPOTCAnvRlJ37qjOytoTmm9zX9k6xVqeJhhmEJ0vgtB0qu2JK4BxpLgJimxJkgSsrF_oFbFeGxRJnITJTHpij5Xwr_ywdnv1pIl3LpkYKsFtXMUyVr0T06Cctm2azMZBMs_COLD6JM8D/s1600/Pesawat-dan-KRI-TNI.jpgPerkuatan militer Indonesia terus berlanjut dan diperkirakan akan lebih seru dari periode sebelumnya. Presiden Jokowi sudah bertekad menjadikan militer Indonesia bergigi dan bertaring dengan melakukan pembelanjaan alutsista. Prediksi nilai belanja itu minimal mencapai US$ 20 milyar mulai tahun ini dan lima tahun ke depan. Orang dekatnya Andi Widjajanto adalah salah satu pemberi semangat Presiden yang menguasai betul seluk beluk pertahanan karena dia memang seorang cendikiawan pertahanan yang menginginkan kekuatan militer kita gahar.

Saat ini kita sedang menunggu kedatangan lanjutan berbagai alutsista yang sudah dipesan sebelumnya antara lain jet tempur F16 setara blok 52, MBT Leopard 2, Roket Astross, Artileri Caesar Nexter, Hercules, CN295, Radar dan lain lain. Pembangunan 3 kapal selam Changbogo juga sedang berlangsung saat ini di Korea Selatan. Untuk percepatan target perolehan 8 kapal selam sampai tahun 2020, Indonesia diperkirakan akan mengakuisisi minimal 2 kapal selam jenis lain selain Changbogo.

Dengan visi poros maritim sebagai pemersatu pulau-pulau nusantara maka Angkatan Laut dipastikan akan mendapatkan perolehan alutsista kapal perang yang lebih berkualitas. Kita memerlukan lebih banyak kapal perang berkualifikasi fregat atau destroyer, maka prediksi lima tahun ke depan ini akan ada akuisisi 7-8 kapal fregat bekas pakai bersama 2-3 kapal destroyer. Sementara kapal perang kelas KCR yang sudah mampu dibuat di tanah air akan lebih fokus dengan ukuran 50-60 meter. Untuk lima tahun ke depan tidak sulit membuat 20-25 KCR di beberapa galangan kapal swasta nasional.

Penambahan kekuatan divisi Marinir menjadi tiga divisi sejalan dengan pemekaran armada tempur laut menjadi tiga armada tentu memerlukan isian alutsista dan komponen pendukungnya. Korps Marinir diperkirakan akan menambah persenjataan kavaleri dan artilerinya dengan penambahan alutsista minimal untuk 2-3 batalyon termasuk peluru kendali anti serangan udara untuk melindungi pangkalan angkatan laut di beberapa tempat.

Bakamla yang dibentuk pertengahan Desember tahun lalu sudah memastikan akan membangun sedikitnya 30 kapal patroli pantai berbagai ukuran untuk memperkuat armada kapal jenis BMI (Buru Maling Ikan). Itu diluar dari hibah 10 kapal patroli non rudal yang dihibahkan dari TNI AL. Dengan begitu dalam lima tahun ke depan sudah tersedia 50-60 kapal penjaga pantai BMI. Yang menggembirakan tentu adalah bahwa 30 kapal patroli BMI yang mau dibuat itu akan ditenderkan kepada galangan kapal swasta nasional di tanah air.

Matra udara diperkirakan akan memperoleh 1 skuadron jet tempur Sukhoi SU35 dan 2 skuadron jet tempur lainnya, bisa dari jenis F16 blok 60, Gripen atau Typhoon. Jet tempur Sukhoi SU35 sangat diperlukan sebagai bagian dari perkuatan Sukhoi Family dan untuk menjawab akuisisi jet tempur siluman F35 dari dua negara tetangga Singapura dan Australia. Tidak hanya itu TNI AU akan memperkuat alat pandang dengarnya dengan menggelar radar-radar terbarunya termasuk satuan radar dan rudal yang bersifat mobile. Nunukan adalah satu contoh pergelaran satuan radar dan rudal mobile dalam satu paket.

Pembangunan pangkalan militer di Natuna diharapkan akan menjadi home base permanen jet tempur dan kapal perang. TNI AD juga memperkuat pulau besar terluar di Laut Cina Selatan ini dengan menempatkan 1 batalyon infantri permanen, 1 skuadron heli serbu dan kemungkinan tambahan 1 batalyon arhanud. Natuna adalah pertaruhan agar keterjagaan eksistensi teritori tidak diusik dan diremehkan. Maka sudah sepantasnya disiapkan lebih dini infrastruktur militer dan berbagai alutsista modern di pulau itu. Yang menarik tentu perkuatan instalasi militer di Natuna membawa nilai gentar bagi Malaysia karena menjadi sekat militer yang bisa menghalangi jalur logisik Semenanjung dengan Serawak, Sabah jika terjadi konflik kedua negara.

Modernisasi militer Indonesia yang diamati cermat oleh beberapa negara tetangga, lebih sering dipublikasikan oleh media militer luar negeri termasuk ulasan pengamat militernya. Dalam pandangan kita tentu perkuatan militer itu untuk memastikan jaminan keyakinan kemampuan pada kekuatan militer yang dimiliki, mampu mempertahankan teritori NKRI. Dalam pandangan beberapa jiran tujuan mulia itu tentu diapresiasi tetapi mereka juga memantau ketat pergerakan arah kiblat kekuatan militer Indonesia disamping sejauh mana kekuatan itu berpotensi menjadi ancaman mereka.

Kita berpendapat sesungguhnya 70% kiblat alutsista Indonesia tetap ke Barat sedang sisanya adalah keinginan mandiri dan menyeimbangkan perolehan alutsista dengan Rusia dan Korea Selatan. Dengan Cina kita berupaya melakukan kerjasama militer, sayangnya negeri semilyar umat itu terlalu berhitung untung rugi. Misalnya dalam transfer teknologi peluru kendali anti kapal C705. Sejauh ini hanya Korea Selatan yang lebih terbuka dalam manajemen kerjasama militer sementara Rusia kelihatannya baru membuka diri, jadi perlu bukti.

Sesungguhnya belanja militer Indonesia saat ini sedang diintip ketat oleh negara produsen alutsista. Banyak yang kembali menawarkan seikat kembang merah dengan janji madu transfer teknologi. Ujian terbesar dari pihak kita sebenarnya adalah mempertahankan nilai istiqomah ToT dan pengutamaan produksi dalam negeri. Kita akan melihat sejauh mana keistiqomahan itu tetap dipegang karena sebelumnya sudah terbangun mekanisme kerjasama alih teknologi. Sementara produksi dalam negeri sudah berjalan bagus seperti Panser Pindad, KCR40, KCR60, Roket Rhan. Pengembangan alutsista berteknologi produksi dalam negeri pertaruhannya ada di periode ini, misalnya tank Pindad, peluru kendali, kapal perang PKR 10514, kapal selam. Dan itu salah satu sebab mengapa kita perlu mengintip belanja militer Jokowi.

****
Jagarin Pane / 17 Jan 2015

   analisisalutsista  

Pameran Alutsista TNI AD di Manado

http://manado.tribunnews.com/foto/bank/images/pameran-alutsista-01.jpgAntusiasme masyarakat sangat tinggi dalam pameran militer, banyak orang yang datang, mencoba dan bertanya-tanya terkait senjata yang dipamerkan.

Komandan Korem (Danrem) 131/Santiago Kolonel Inf Binarko mengumumkan dalam waktu dekat, tepatnya Rabu (21/1) dan Kamis (22/1), Korem 131/Santiago akan menggelar pameran Alat Utama Sistem Pertahanan (Alutsista) di pusat Kota Manado.

"Sebanyak 14 Alutsista yang akan kita pamerkan," ungkap Danrem yang baru ini dalam sambutannya saat Coffe Morning Danrem di Aula Makorem 131/Santiago, Jalan Sam Ratulangi Manado, Jumat (16/1).

Ia menambahkan, nantinya Alutsista tersebut akan keliling Kota Manado dan masyarakat bisa menumpanginya. "Tanggal 19 malam KRI T Amboina 503 yang mengangkut Alutsista tiba di Bitung," ungkap Kolonel Inf Binarko.

Alutsista tersebut antara lain Kopassus yang terbagi Komodo, D Max, Paksi, Casspir, MRCV. Kemudian Brigif 1/PIK Anoa. Kemudian Yonarmed VIII Kostrad antara lain meriam 105 mm /KH 178 dan Ranrik.

Untuk Yonkav VIII Kostrad yakni Tank Scorpion, dan Kivser Dam V/Brw yakni Tarantula. Seluruh Alutsista ini akan konvoi dari Bitung menuju Manado kecuali, Scorpion, karena berroda rantai.

Namun, ungkap Danrem, satu unit tank berstandar internasional tidak diikutsertakan ke Sulawesi Utara, yakni Leopard. "Beratnya mencapai 64 ton, tidak sesuai dengan medan, jembatan di sini akan hancur," ungkap Binarko.

Untuk saat ini, lanjut dia, di Lapangan Megamas Manado telah dilakukan persiapan untuk pagelaran pameran tersebut. Di lokasi tersebut juga akan digelar lomba fotografi dan lainnya.

   Tribunnews  

Prajurit Petarung Harimau Sumatera Adakan Latihan PAM VVIP Korps Marinir

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxkNr4rJgWnjemuT6lf1mAHTxYUqhKSLkGA06KPfSGoluLMnhErdTV3-J68paFZ-JZX-92x7Zv9cJp5mnpPEhCpFQcNDr1QkusQw4Rzh634b3-CT-vxylug14Vc2adP6VnwCiw8YddPVc/s280/Asops+Panglima+TNI+dan+Asops+Dankormar+tinjau+Latihan+pam+VVIP+di+Lampung.jpgAsops Panglima TNI dan Asops Dankormar tinjau Latihan pam VVIP di Lampung | Foto: Dispen Kormar

Prajurit petarung harimau Sumatera julukan Brigif-3 Marinir adakan latihan Pam VVIP Korps Marinir di Brigif-3 Mar di Piabung, Padang Cermin, Pesawaran, Lampung, Jumat (16/01/2015).

Dalam kesempatan itu, Asisten Operasi (Asops) Panglima TNI Mayjen TNI Indra Hidayat R didampingi oleh Asops Dankormar Kolonel Marinir Hasanudin beserta rombongan melaksanakan peninjauan latihan tersebut.

Rombongan Asops Panglima TNI diterima langsung oleh Komandan Brigade Infanteri-3 Marinir (Danbrigif-3 Mar) Kolonel Marinir Suherlan di Mako Brigif 3 Mar. Selanjutnya rombongan menerima paparan dari Danbrigif-3 Mar berkaitan dengan latihan Pam VVIP yang dilaksanakan oleh para prajurit Brigif-3 Mar tersebut.

Dalam paparannya, Kolonel Marinir Suherlan menyampaikan bahwa tujuan diselenggarakannya latihan Pam VVIP tersebut adalah untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan, keterampilan dan profesionalisme serta kesiapsiagaan operasi Prajurit Korps marinir dalam melaksanakan Pam VVIP.

“Sasaran dari kegiatan ini diharapkan para peserta latihan mempunyai kemampuan dalam mengamankan VVIP sesuai dengan prosedur, serta memiliki kemampuan lainnya seperti melaksanakan pelolosan dan penyelamatan VVIP, kerja sama dengan satuan Pam VVIP yang lain, Pam RPU dan RPC, melaksanakan konvoi sesuai dengan prosedur, dan evakuasi terhadap VVIP, mampu melaksanakan pengamanan sekitar VVIP di daerah pesisir dan pantai serta mampu melaksanakan prosedur embarkasi dan debarkasi pada Pam VVIP”, jelasnya.

Dalam kegiatan tersebut Asops Panglima TNI berkesempatan menyaksikan langsung demo pengamanan terhadap VVIP oleh prajurit Brigif-3 Mar, serta meninjau personel yang dilibatkan dalam pengamanan Rute Perbekalan Utama (Pam RPU) serta pengamanan di daerah pesisir.

Selesai meninjau latihan, Asops Panglima TNI beserta rombongan menuju lapangan tembak Brigif-3 Mar dan mencoba menembak menggunakan senjata sniper dan pistol. Selanjutnya melaksanakan Sholat Jumat di Masjid Al- Bahri di kesatrian Brigif-3 Mar.

Asops Panglima TNI dalam arahannya merasa bangga berada di tengah-tengah prajurit petarung harimau Sumatera, dan berpesan agar seluruh prajurit menjaga fisik agar menjadi petarung yang religius dan humanis. Pada kesempatan itu Asops Panglima TNI berpesan agar tidak ada bentrokan atau pertikaian sesama prajurit TNI, maupun antara TNI- Polri dan juga antara TNI dengan masyarakat.

Acara yang diakhiri dengan penanaman pohon dan foto bersama ini turut dihadiri oleh Wadan Brigif-3 Mar Letkol Marinir Asril Tanjung, Para perwira staf Brigif-3 Mar dan Komandan Satlak jajaran Brigif-3 Mar.

   JMOL  

3 Opsi Basarnas untuk Angkat Badan AirAsia

http://statik.tempo.co/data/2015/01/15/id_361189/361189_620.jpgFoto bawah laut jepretan kendaraan bawah laut ROV yang dirilis oleh Departemen Pertahanan Singapura, menunjukkan badan pesawat AirAsia QZ 8501 di dasar laut perairan Laut Jawa. AP/MINDEF

Badan SAR Nasional (Basarnas) telah menyiapkan tiga langkah untuk mengevakuasi badan pesawat Air Asia QZ8501 dari dasar laut. Kepala Basarnas Marsekal Madya F.H. Bambang Soelistyo mengatakan pihaknya kini berfokus pada pengangkatan badan pesawat karena sulitnya upaya pencarian jasad korban kecelakaan Air Asia yang belum ditemukan.

"Sudah coba menerjunkan lima penyelam, tapi arus laut sampai 5 knot. Mereka sampai terlempar 100 meter karena terbawa arus," kata Soelistyo saat jumpa pers di posko utama Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Jumat, 16 Januari 2015.

Opsi pertama, meminta bantuan TNI Angkatan Laut untuk mengangkat badan pesawat Air Asia yang jatuh di perairan Selat Karimata itu dengan sistem dan peralatan yang dimiliki. Permintaan itu didasarkan pada keberhasilan TNI AL dalam mengangkat ekor pesawat tersebut beberapa waktu lalu.

Opsi kedua, ujar Soelistyo, berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk penyediaan kapal tunda disertai ponton dan alat crane untuk mengangkat badan pesawat. "Dan akan kerahkan penyelam tradisional. Bagi saya, tradisional atau tidak, yang penting bisa angkat badan pesawat," tuturnya.

Opsi ketiga, Basarnas akan mendatangkan balon-balon dan regu untuk mengangkat badan pesawat. Keperluan tersebut akan didatangkan dari Pulau Batam, sehingga diperkirakan membutuhkan waktu 12 jam untuk tiba di Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah.

Untuk operasi pengangkatan badan pesawat, tim Basarnas sudah mendapatkan sembilan titik koordinat. Selain badan pesawat, di titik koordinat itu juga diperkirakan ada mesin dan kokpit pesawat. "Juga diduga ada kursi dan diduga masih ada korbannya. Sembilan titik ini sudah kami berikan kepada kapal Crest Onyx," ujarnya.

Saat ini total jumlah korban Air Asia yang telah ditemukan sebanyak 51 jenazah. Soelistyo meminta para keluarga korban yang belum ditemukan untuk bersabar. Ia berharap, dengan diangkatnya badan pesawat, jasad korban juga bisa ditemukan. "Permasalahannya, badan pesawat ini besar, sehingga memerlukan waktu."

   Tempo  

Cerita Dibalik Klaim Singapura Temukan Bodi Air Asia QZ8501

http://news.asiaone.com/sites/default/files/original_images/Jan2015/20150114_AirAsiafuselage_DrNgEngHenFB.jpgAirAsia Qz 8501 ☆

Menteri Pertahanan Singapura, Ng Eng Hen, mengumumkan penemuan badan pesawat Air Asia QZ8501 pada Rabu, 14 Januari 2015. Untuk membuktikannya, Eng mengunggah foto potongan badan pesawat ke laman akun Facebook-nya.

Direktur Eksekutif PT Mahakarya Geosurvey, Nanang Henky Suharto, keberatan dengan langkah Eng mengumumkan penemuan badan pesawat Air Asia QZ8501 ini. Sejatinya, menurut Nanang, potongan badan pesawat itu pertama kali ditemukan oleh Kapal Mahakarya Geosurvey. "Kami seakan tidak dilibatkan. Padahal mereka cuma membantu verifikasi," ujar Henky, Jumat, 16 Januari 2015.

Ketua Tim Surveyor, Muhammad Aga Ridha Aldilla, menjelaskan potongan badan Air Asia QZ8501 pertama kali terpantau oleh pemindai sonar tim surveyor pada Selasa 13 Januari 2015. Temuan berada tidak jauh dari titik ditemukannya kotak hitam pesawat.

Sesuai prosedur, tim langsung memverifikasi objek dengan menerjunkan penyelam. Tetapi saat itu, menurut Aga, tidak ada penyelam TNI ataupun Basarnas yang berada di sekitar Laut Karimata. "Saat itu KRI Banda Aceh sedang ke Semarang dan kapal milik Basarnas sedang ke Teluk Kumai," ujar Aga.

Akhirnya, tim Surveyor meminta Kapal Swift Rescue dari Singapura untuk memverifikasi temuan tersebut. Aga mengungkapkan Kapal Pemerintah Singapura itu sempat menolak. Tetapi setelah beberapa kali tim surveyor meminta, mereka akhirnya menyanggupi.

Pada Rabu, 14 Januari 2015, pukul 15.00, tim Singapura menerjunkan alat perekam dasar laut. Pukul 15.50, objek berhasil terekam dan teridentifikasi sebagai badan pesawat.

Ketika tim surveyor meminta dokumentasi perekaman, tim Singapura sempat menolak. Namun akhirnya tim dari Singapura itu bersedia memberikan enam foto atas objek bawah laut yang ternyata badan pesawat AirAsia QZ8501. "Itupun hanya hasil capture video," kata Aga.

   Tempo  

[World] Rusia Gencarkan Pembaharuan Sistem Pertahanan Hingga 2020

Ekspansi NATO ke Timur membuat Rusia terdesak memodernisasi persenjataan nuklir strategisnya. Rusia telah membuat berbagai jenis rudal balistik baru, menyempurnakan sistem aviasi strategis, membangun kapal selam, serta memperbaharui sistem kontrol ruang angkasa. http://nl.media.rbth.ru/web/id-rbth/images/2015-01/big/955_SMP_201311_02_468.jpgUntuk memaksimalkan sistem pertahanan, Rusia tidak cukup hanya memiliki rudal balistik, kapal selam, dan pesawat pembom. Foto: Press photo

Mantan Direktur Kantor Pusat Angkatan Rudal Strategis Rusia Victor Yesin menerangkan saat ini Rusia tengah menghadapi banyak kekhawatiran, terutama terkait rencana pembangunan sistem pertahanan rudal Amerika di Polandia, Rumania, dan negara-negara Baltik.

Kehadiran sistem antirudal AS di negara-negara tersebut akan membantu AS merealisasikan rencana "serangan halilintar" pada Rusia. AS hendak menempatkan sistem antirudal sedekat mungkin dengan landasan peluncuran rudal balistik musuh yang potensial untuk menggagalkan peluncurannya. Menurut Yesin, hal tersebut merupakan salah satu alasan mengapa Moskow ingin memodernisasi sistem perlindungan nuklir miliknya sesegera mungkin.

Untuk memperkuat sistem perlindungan nuklir, Moskow mempercepat pembaruan kapasitas penangkal nuklirnya. Wakil Perdana Menteri Dmitri Rogozin, yang bertanggung jawab atas kompleks militer-industri Rusia menerangkan, pembaruan tersebut ditargetkan akan selesai pada 2020.

Dalam program pengembangan kekuatan nuklir strategis Rusia, negara tersebut tengah menciptakan bermacam rudal strategis jenis baru, salah satunya RS-26 Yars. Senjata ini memiliki komponen-komponen tempur nuklir multiunit, hipersonik, dan memiliki manuver yang terpasang pada rudal. Setiap blok rudal memiliki sistem pandu sendiri dan dapat mengatasi segala jenis Sistem Pertahanan Rudal. Rudal ini rencananya akan menggantikan kompleks rudal mobile dan shaft Topol dan Topol-M, yang secara keseluruhan berjumlah 186 buah.

Rusia juga mengembangkan komponen kelautan dari kapasitas penangkal nuklir strategis mereka. Rusia telah memulai konstruksi massal kapal 955 Borei generasi baru. Kapal-kapal ini akan menjadi komponen utama tritunggal nuklir Angkatan Laut Rusia. Sesuai dengan program pertahanan negara, hingga 2020 angkatan laut akan menerima delapan kapal selam nuklir dengan rudal balistik seri 955. Masing-masing kapal akan memiliki 16 rudal balistik Bulaev.

Penerbangan strategis juga mendapatkan modernisasi peralatan onboard pada pesawat pengangkut rudal TU-160 dan TU-95. Sebanyak 66 buah pesawat pembom berat akan menerima sistem perintah, navigasi, dan peralatan bidik baru, yang akan membantu penggunaan pesawat pembom tidak hanya untuk penangkal nuklir, tetapi juga untuk meluncurkan rudal dan bom dengan metode biasa.

 Reaksi Defensif 


Untuk memaksimalkan sistem pertahanan, Rusia tidak cukup hanya memiliki rudal balistik, kapal selam, dan pesawat pembom. Militer Rusia juga membutuhkan sistem yang baik untuk mengendalikan ruang kosmik, mengontrol peringatan peluncur rudal, dan mengelola potensi nuklir.

Dalam kerangka kerja Program Pertahanan Negara 2020, Rusia telah membangun sebuah jaringan stasiun yang akan mengeluarkan peringatan peluncuran rudal jenis Voronezh di sepanjang perbatasannya. Stasiun pertama akan didirikan di dekat St. Petersburg. Dengan demikian, militer Rusia dapat "melihat" segala sesuatu yang terjadi di angkasa dan kosmos dari pesisir Maroko hingga Spitsbergen, hingga pesisir Amerika.

Stasiun kedua dibangun di dekat Armavir. Stasiun ini memonitor apa yang terjadi di sektor antara Afrika Utara dan India. Sistem radar membantu mengendalikan angkasa pada jarak lebih dari empat ribu kilometer.

Pembangunan stasiun di daerah Kaliningrad mencakup sektor barat. Selain itu, tak lama lagi sebuah stasiun akan didirikan di wilayah Irkutsk. Stasiun tersebut dapat "mengawasi" angkasa, dari Tiongkok hingga pesisir barat Amerika.

  RBTH  

[World] Kisah 2 F-14 Merontokkan 2 Su-22 Libya

http://jejaktapak.files.wordpress.com/2014/05/fast-eagle-102-685x375.jpgFast Eagle 102, satu dari F_14 yang terlibat dalam pertempuran udara melawan SU-22 Libya

19 Agustus merupakan hari bersejarah bagi F-14 Tomcat. Karena pada hari itu tahun 1981 untuk kali pertamanya pesawat ini dilibatkan penuh dalam pertempuran udara. Dan dalam operasinya Tomcat berhasil menembak jatuh dua Su-22 Fitter milik Libya. Bagaimana kisahnya?

Seperti diketahui pada 1974 Kolonel Khadafi memprotes Amerika Serikat yang dianggap melanggar wilayah perarirannya. Kala itu AS hanya diam saja. Bahkan ketika enam tahun kemudian sebuah pesawat pengintai Amerika diserang di zona itu, Presiden Carter memerintahkan Armada Keenam untuk menjauh dari daerah tersebut.

Tetapi beda ceritanya ketika Reagan berkuasa. Kebijakannya pun berubah. Dia pun memerintahkan Angkatan Laut untuk melakukan latihan besar-besaran di dekat wilayah itu. Latihan digelar Agustus 1981 dengan melibatkan USS Forrestal (CV – 59) dan USS Nimitz. Pelatihan jelas untuk memberi peringatan kepada Libya bahwa mereka serius tentang haknya untuk menggelar pasukan di perairan tersebut karena sudah masuk wilayah perarairan internasional.

Libya tak pantang kendur. Menghadapi tantangan Angkatan Laut Amerika, Khadafi mulai memanasi mesin tempur mereka seperti Su – 22 Fitter, MiG – 23 Flogger, MiG – 25 Foxbat dan dan Mirage F.1 dan 5D buatan Prancis.

Ketika latihan dimulai pada 18 Agustus 1981 sebuah pesawat MiG – 25 segera mendekati pasukan Amerika. Namun segera dicegat oleh F – 4J Phantom milik USS Forrestal dan F – 14 yang meluncur dari USS Nimitz. Libya berusaha untuk mendeteksi kapal induk dan mendapatkan informasi bahwa Amerika membawa sedikitnya 35 pasang pesawat tempur dari berbagai jenis. Pesawat-pesawat Libya tidak menyerang tetapi hanya melakukan manuver di sekitar kapal induk.

Namun situasi kian tegang di hari kedua latihan. Pagi hari 19 Agustus, dua F-14 Tomcat dengan kode panggilan Fast Eagle 102 dan “Fast Eagle 107″ dilepas untuk melakukan patroli di lepas Pantai Libya.
http://jejaktapak.files.wordpress.com/2014/05/tomcat.jpg?w=195Menjelang akhir patroli sekitar pukul 07.15 Komandan Henry ”Hank” Kleemann dan Letnan Dave Venlet yang ada di Fast Eagle 102 serta Letnan Larry Muczynski bersama Letnan James Anderson di Fast Eagle 107 mendeteksi sepasang Su-22 Fitter mendekati mereka. Sesaat kemudian terjadilah dogfight atau pertempuran udara yang cukup seru.

Dua tahun setelah kejadian tersebut, Letnan Muczynski akhirnya baru membuka informasi tentang apa yang terjadi di sebuah buku berjudul Bert kinzey Detail & Scale F-14A & B Tomcat.

”Kami tiba di sana dan pergi ke pola orbit di stasiun CAP. Sehari sebelumnya, stasiun ini hanya memiliki satu intercept jadi kami tidak benar-benar senang dikirim,” katanya dalam buku tersebut.

Setelah empat puluh lima menit di stasiun ”Kami berbelok ke selatan sekali lagi, dan Dave Venlet, petugas radar Komandan Kleemann mengambil target keluar dari lapangan udara kami sedang menonton di Libya. Tak lama kemudian, petugas radar, Jim Anderson, mengambil target yang sama. Segera menjadi jelas bahwa mereka datang ke arah kami yang berada di ketinggian 20.000 kaki. Mereka terus mempercepat larinya hingga 540 knot. Komandan Kleemann memimpin, dan saya terbang sebagai wingman. Sekitar satu atau dua mil, sehingga mudah untuk melihat dia. Tetapi kita diganggu oleh Libya. Mereka memiliki GCI (Ground Control Intercept) sehingga setiap kali kita mencoba mengunci mereka selalu dinetralisir,” Pada titik ini menjadi jelas bahwa tidak mungkin untuk dua Tomcat untuk memperoleh keuntungan awal. Akhirnya diputuskan dua F – 14 itu melesat di zona lima afterbuner yang mampu mempercepat hingga 500 knot .

Ketika jarak tinggal 1.000 kaki dan F-14 berada sekitar 500 meter di atas Su-22, Komandan Kleemann bermanuver ke arah kiri agar bisa lurus dengan mereka untuk mendapatkan visual yang jelas. Pada saat itu sisi kiri pesawat Libya menyala dan rudal menyalak. ”Aku berada di sisi itu jadi itu sangat jelas bagi saya dengan luar biasa bagaimana rudal dengan asap tebal meluncur ke arah pesawat Komandan Kleemann tetapi kemudian melengkung ke arah saya. Tetapi serangan itu bisa dihindari.
http://jejaktapak.files.wordpress.com/2014/05/230211_su-22_libya.jpgSu-22 milik Libya

Akhirnya pertempuran udara tak bisa dihentikan lagi. F-14 mulai bersiap untuk melakukan serangan. Saat itu situasi sudah mulai senja. Komandan Kleemann berada sekitar empat puluh derajat di belakang salah satu SU-22 dengan jarak sekitar tiga perempat mil. Kleemann kemudian menembakkan rudal AIM – 9L dari stasiun 1A (sayap kiri). Rudal melesat dan membalik sekitar 90 derajat sebelum kemudian menghantam pesawat musuh. Kini giliran satu F-14 untuk menghantam musuh satu lainnya.

Muczynski menuturkan dirinya terbang mendaki menuju arah barat laut dan bisa bermanuver hingga berada tepat di belakang pesawat musuh ”Aku melesatkan AIM – 9L, dari stasiun 1A dan tepat menghantam mesin musuh. Api berkobar hebat. Karena jaraknya hanya satu setengah mil saya takut saya akan tertembak juga akhirnya saya melesat turun dan melakukan 6 putaran dan kembali gerakan vertikal, aku berguling terbalik dan melihat dari sayap pesawat musuh terbakar. Setelah sekitar dua putaran aku melihat kursi pelontar keluar tetapi saya tidak melihat parasut berkembang dengan baik.

Muczynski mengaku bahwa apa yang dilakukan bukan sebagai sebuah hal yang luar biasa. Semua pilot bisa melakukan karena memang mereka dilatih untuk itu. ”Satu hal yang saya ingin katakan adalah bahwa saya merasa bahwa siapa pun di skuadron saya bisa melakukan hal yang sama dengan yang saya lakukan. Kebetulan saya berada di waktu dan tempat yang tepat. Saya yakin bahwa Dave, Kapten (Komandan Kleemann), dan Jim Anderson semua merasakan hal yang sama. Kami semua dilatih sama, kita semua melakukan terbang yang sama, kita semua terbang pesawat yang sama. Tidak ada yang lebih baik daripada yang lain. Dan semua juga didukung F-14 yang fantastis.”

Dua F-14 itu akhirnya bisa kembali dengan selamat. Sementara Libya memulai pencarian dan penyelamatan misi untuk pilot mereka. Satu jam kemudian dua Foxbats dengan kecepatan Mach 1,5 meluncur ke arah mereka. Tetapi pesawat F–14 diluncurkan untuk mencegat MiG–25 dan telah mendeteksi mereka dengan radar AN/AWG-9. Tahu dirinya sudah terdeteksi, dua pesawat Libya itupun putar balik.

Pertempuran di Libya ini menjadi pertempuran pertama Tomcat. Bukan itu saja, pertempuran itu disebut-sebut sebagai pertempuran pertama dua pesawat dengan sayap mengayun ke belakang. Pertempuran itu sendiri berjalan tidak lebih dari 45 detik sebelum dua Su-22 jatuh.[The Aviationist]

  Jejaktapak  

[World] Belgia Gagalkan Rencana Teror ISIS, Dua Orang Tewas

http://images.cnnindonesia.com/visual/2015/01/16/d7269277-0f2f-4f21-8b20-531b1e67a9b2_169.jpg?w=650Dua terduga teroris tewas dan seorang terluka dalam baku tembak dengan polisi. Diduga mereka akan melancarkan serangan teror di Belgia atas instruksi ISIS. (Reuters/Stringer)

Dua orang terduga teroris tewas dan seorang lagi terluka dalam penyergapan polisi Belgia di sebelah timur kota Verviers. Ketiga terduga teroris diduga akan melakukan penyerangan di negara tersebut atas instruksi dari ISIS di Suriah.

Peristiwa ini terjadi saat polisi menyergap ketiga orang berkewarganegaraan Belgia itu di apartemennya. Kedatangan polisi disambut tembakan yang berujung pada tewasnya dua terduga teroris, seorang yang terluka kini ditahan polisi.

Pejabat senior badan anti teroris Belgia mengatakan bahwa ketiga orang itu hendak melancarkan serangan di negara tersebut atas instruksi langsung dari ISIS sebagai balas dendam serangan udara ke wilayah mereka. Beberapa tersangka, ujar dia, telah bepergian ke Suriah dan bertemu petinggi ISIS.

"Penyergapan ini bagian dari operasi yang bertujuan mengungkap jaringan operasional yang terdiri dari beberapa orang, sebagian baru datang dari Suriah. Penyidikan memungkinkan untuk mengetahui bahwa kelompok ini akan melakukan serangan teroris besar di Belgia dalam waktu dekat," kata seorang penyidik, Thierry Werts.

Peristiwa ini terjadi selang sepekan setelah serangan teroris di Perancis yang menewaskan 17 orang. Polisi Belgia mengatakan peristiwa Perancis dan penyergapan di Belgia tidak berhubungan.

Usai tewasnya dua terduga teroris, Perdana Menteri Belgia Charles Michel meningkatkan level kewaspadaan negara ke tingkat tiga dari sebelumnya dua dalam skala empat.

Terungkapnya rencana teror di Belgia adalah salah satu bukti perubahan strategi ISIS. Beberapa pekan terakhir, badan keamanan Eropa telah melihat indikasi bahwa ISIS mulai menginstruksikan kepada anggota mereka yang berasal dari Eropa untuk melakukan serangan di negara asal.

Belgia bersama dengan beberapa negara Eropa seperti Inggris, Perancis dan Belanda tergabung dalam koalisi penyerangan udara ke markas-markas ISIS di Irak dan Suriah.

Diperkirakan lebih dari 3.000 warga Eropa bergabung dengan ISIS dalam beberapa tahun terakhir. Mereka yang telah kembali ke negara asal diperkirakan lebih dari 500 orang, termasuk 250 di antaranya ke Inggris, 200 ke Perancis dan sekitar 70 ke Belgia.(ike)

  ♙ CNN  

Jumat, 16 Januari 2015

Peringatan Hari Dharma Samudera, Mengenang Heroisme Pertempuran Laut Aru

http://jurnalmaritim.com/wp-content/uploads/2015/01/RI-Macan-Tutul_01-300x216.jpgKRI Macan Tutul (Foto: Wikipedia)□

Pertempuran Laut Aru yang terjadi pada tanggal 15 Januari 1962, mengisahkan heroisme KRI Macan Tutul dalam menjalankan tugas Trikora. Dalam pertempuran itu, KRI Macan Tutul yang ditumpangi Komodor Yos Sudarso harus tenggelam setelah terjebak dalam kepungan kapal Destroyer Belanda.

“Pertempuran itu sungguh heroik meskipun saat itu kita hanya memiliki misi pendaratan ke selatan Kaimana, tentunya kita hanya minim torpedo yang dibawa,” ujar Kasubdisjarah Mabesal, Kolonel Laut (P) Rony E Turangan saat ditemui JMOL di kantornya, Kamis (15/1/2015).

KRI Macan Tutul yang melakukan patroli sekaligus misi pendaratan bagi sukarelawan asal Irian ke Kaimana itu berangkat bersama KRI Macan Kumbang dan KRI Harimau, 3 kapal cepat torpedo yang dimiliki ALRI pada masa itu.

Misi itu merupakan bagian dari Operasi Trikora yang didengungkan oleh Bung Karno pada 19 Desember 1961. Isi seruan itu ialah kibarkan Sang saka marah putih di Irian, Gagalkan pembentukan negara boneka Papua oleh Belanda, dan bersiaplah untuk mobilisasi umum guna menjaga persatuan dan kesatuan.

“KRI Macan Tutul sudah membawa bendera merah putih untuk dibawa oleh sukarelawan agar ditancapkan ke Irian, selain itu sudah bersiap juga mengambil segenggam tanah Irian untuk dibawa ke pimpinan ALRI sebagai bukti pendaratan,” sambung Rony.

Lebih lanjut, pria asal Manado itu menuturkan sebelum KRI Macan Tutul menjalankan tugas itu, pesawat dan kapal Destroyer Belanda telah mengetahui iring-iringan tersebut.

“Komodor Yos Sudarso yang dalam peristiwa itu menjabat sebagai Asops akhirnya mengambil tindakan untuk melakukan perlawanan kepada kapal-kapal Belanda itu demi menyelamatkan 2 kapal kita lainnya,” tandasnya.
Menjawab Kontroversihttp://jurnalmaritim.com/wp-content/uploads/2015/01/220px-Yos_Sudarso.jpgKomodor Yos Sudarso (Foto: Wikipedia)□

Meskipun beredar kabar, bahwa pertempuran itu diketahui oleh Komodor Sudomo yang saat itu menjabat sebagai gugus tugas pertempuran laut, namun dirinya tidak membantu KRI Macan Tutul yang tengah terdesak.

Anggapan bahwa Sudomo meloloskan diri dalam pertempuran itu dibantah oleh Rony, menurutnya Yos Sudarso memiliki pangkat yang lebih tinggi dari Sudomo.

“Yos Sudarso memang memerintahakan kapal Sudomo untuk mundur dan kembali ke markas, memang misi sebenarnya bukan melakukan pertempuran, tetapi karena kondisi akhirnya Yos Sudarso mengambil inisiatif untuk melakukan perlawanan,” ucapnya.

Pertempuran sengit sempat terjadi, saat Yos Sudarso mengambil oper pimpinan dan segera memerintahkan serangan tembakan balasan. Dengan tindakan seperti itu maka tembakan musuh terpusat pada KRI Macan Tutul.

“Jadi ketika tanda lampu dihidupkan oleh kapal Belanda dan kemudian melakukan pengejaran kepada iring-iringan ini, KRI Macan Tutul melakukan zig-zag agar dua kapal lainnya dapat lolos. Selain itu juga melakukan tembakan, namun karena terkepung dengan 3 Destroyer Belanda akhirnya KRI Macan Tutul terkena torpedo bertubi-tubi hingga tenggelam.
Kobarkan Semangat PertempuranMelalui Radio Telefoni, Yos Sudarso menyampaikan pesan tempurnya “Kobarkan Semangat Pertempuran” sesaat sebelum KRI Macan Tutul tenggelam. Akhirnya Yos Sudarso beserta 25 awak kapal gugus sebagai kusuma bangsa. Diantara awak kapal yang gugur antara lain Kapten Memet dan Kapten Wiratno.

“Baru setelah itu, Bung Karno membentuk Komando Mandala yang berpusat di Makassar yang dipimpin oleh Mayjen Soeharto. Sesuai pesan Yos Sudarso akhirnya pertempuran berlanjut hingga penyerahan Irian Barat ke Indonesia,” tutup Rony.

  ⚓️ JMOL