Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar) Laksamana Muda TNI Aan Kurnia didampingi perwira Koarmabar menyaksikan uji coba pesawat tanpa awak (drone) Rajawali S-100 buatan PT Schiebel Elektronische Gerate GMBH asal Austria di Perairan Batam, Sabtu (20/5/2017). ★
Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar) Laksamana Muda TNI Aan Kurnia didampingi pejabat teras jajaran Koarmabar menyaksikan ujicoba pesawat tanpa awak (drone) Rajawali S-100 buatan PT Schiebel Elektronische Gerate GMBH asal Austria di Perairan Batam, Sabtu (20/5/2017).
Drone Rajawali S-100 ini berbentuk helikopter, memiliki dua baling-baling.
Drone ini didukung oleh sistem yang memiliki kemampuan pengintaian teknologi tinggi dan mudah dibawa untuk operasi laut maupun darat.
Drone ini mampu diaplikasikan untuk berbagai kegiatan yang menduklung operasi militer.
Mulai dari alat intai jarak jauh, operasi di pesisir pantai, dukungan misi, pelindungan convoy, pengamanan dan pengawasan multisensor, antipenyelundupan, keamanan perbatasan serta SAR.
"Kami masih dalam penjajakan untuk pembelian drone untuk membantu tugas pengamanan laut. Untuk pengamatan awal memang lebih efektif kalau pakai alat seperti ini daripada helikopter. Jadi, kami cari yang memiliki kemampuan sesuai dengan tugas kami," kata Aan saat menyaksikan ujicoba Rajawali S-100 di Kawasan Jembatan 2 Barelang, Batam, Sabtu (20/5/2017).
Spesifikasi teknis drone tersebut antara lain diamater rotor utama 3400 mm, panjang total 3110 mm, tinggi 1120 mm, berat maksimul T/O 200 kilogram, namun berat kosong 110 kilogram.
Tanki bahan bakar internal 57,1 liter serta tangki BBM eksternal mencapai 25,4 liter.
Drone ini mampu menjangkau data link sejauh 200 kilometer.
Kemampuan terbang drone ini meliputi kecepatan terbang maksimul 130 knot (240 km/jam), kecepatan laju 100knot (185 kilometer per jam), serta kecepatan operasi 55 knot (100km/jam).
Drone tersebut juga memiliki daya terbang lebih dari enam jam dengan playload 25 kilogram dan kemampuan ketinggian jelajah 18.000 fl (5500 meter).
Drone ini dilengkap dengan layar mission control yang dapat memberikan informasi video realtime dari kamera pilot, termasuk display data penerbangan seperti pada umumnya di pesawat modern.
Ujicoba pesawat pengintai tanpa awak (drone) Rajawali S-100 buatan PT Schiebel Elektronische Gerate GMBH asal Austria di Perairan Batam, Sabtu (20/5/2017). (Tribun Batam/Argianto DA Nugroho)
Dengan tampilan multifungsi pada layar kontrol, pesawat mampu memberikan informasi dan peringatan tentang sistem yang ada di pesawat dan di darat.
Arsitektuk dan link yang dimiliki drone tersebut juga mampu menyediakan data dengan bendwidth yang tinggi sehingga secara bersamaan dapat mengirimkan multiple video streams dan memungkinkan integrasi yang sederhana dari bermacam-macam payload.
"Secara umum sudah bagus. Namum untuk kameranya belum sesuai dengan harapan kami. Katanya kamera yang dipakai kali ini belum yang terbaik, makanya kami masih dalam tahap penjajakan," kata Aan.
Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar) Laksamana Muda TNI Aan Kurnia didampingi pejabat teras jajaran Koarmabar menyaksikan ujicoba pesawat tanpa awak (drone) Rajawali S-100 buatan PT Schiebel Elektronische Gerate GMBH asal Austria di Perairan Batam, Sabtu (20/5/2017).
Drone Rajawali S-100 ini berbentuk helikopter, memiliki dua baling-baling.
Drone ini didukung oleh sistem yang memiliki kemampuan pengintaian teknologi tinggi dan mudah dibawa untuk operasi laut maupun darat.
Drone ini mampu diaplikasikan untuk berbagai kegiatan yang menduklung operasi militer.
Mulai dari alat intai jarak jauh, operasi di pesisir pantai, dukungan misi, pelindungan convoy, pengamanan dan pengawasan multisensor, antipenyelundupan, keamanan perbatasan serta SAR.
"Kami masih dalam penjajakan untuk pembelian drone untuk membantu tugas pengamanan laut. Untuk pengamatan awal memang lebih efektif kalau pakai alat seperti ini daripada helikopter. Jadi, kami cari yang memiliki kemampuan sesuai dengan tugas kami," kata Aan saat menyaksikan ujicoba Rajawali S-100 di Kawasan Jembatan 2 Barelang, Batam, Sabtu (20/5/2017).
Spesifikasi teknis drone tersebut antara lain diamater rotor utama 3400 mm, panjang total 3110 mm, tinggi 1120 mm, berat maksimul T/O 200 kilogram, namun berat kosong 110 kilogram.
Tanki bahan bakar internal 57,1 liter serta tangki BBM eksternal mencapai 25,4 liter.
Drone ini mampu menjangkau data link sejauh 200 kilometer.
Kemampuan terbang drone ini meliputi kecepatan terbang maksimul 130 knot (240 km/jam), kecepatan laju 100knot (185 kilometer per jam), serta kecepatan operasi 55 knot (100km/jam).
Drone tersebut juga memiliki daya terbang lebih dari enam jam dengan playload 25 kilogram dan kemampuan ketinggian jelajah 18.000 fl (5500 meter).
Drone ini dilengkap dengan layar mission control yang dapat memberikan informasi video realtime dari kamera pilot, termasuk display data penerbangan seperti pada umumnya di pesawat modern.
Ujicoba pesawat pengintai tanpa awak (drone) Rajawali S-100 buatan PT Schiebel Elektronische Gerate GMBH asal Austria di Perairan Batam, Sabtu (20/5/2017). (Tribun Batam/Argianto DA Nugroho)
Dengan tampilan multifungsi pada layar kontrol, pesawat mampu memberikan informasi dan peringatan tentang sistem yang ada di pesawat dan di darat.
Arsitektuk dan link yang dimiliki drone tersebut juga mampu menyediakan data dengan bendwidth yang tinggi sehingga secara bersamaan dapat mengirimkan multiple video streams dan memungkinkan integrasi yang sederhana dari bermacam-macam payload.
"Secara umum sudah bagus. Namum untuk kameranya belum sesuai dengan harapan kami. Katanya kamera yang dipakai kali ini belum yang terbaik, makanya kami masih dalam tahap penjajakan," kata Aan.
♞ Tribunnews