Sabtu, 09 September 2017

Turkish-Indonesian Tank Project Prototype in Finishing Stage

Pindad-FNSS Medium tank

T
he proptotype of a Turkish-Indonesian project to manufacture the KAPLAN battle tank in Indonesia will be displayed at the Army Day military parade in Indonesia in October 2018.

Turkish armored-vehicle manufacturer FNSS and Indonesian PT Pindad have been working on producing the KAPLAN tank in Indonesia following an agreement in 2015 and work on the prototype is in the finishing stages, Anadolu agency reported Friday.

Defense officials from Turkey and Indonesia recently discussed the progress of a cooperation agreement, including an ongoing project to produce a medium-weight battle tank, Indonesian sources said Friday as quoted by Turkey’s Anadolu Agency.

Director General of Defense Potential for Indonesia Sutrimo Sumarlan was quoted as saying by Anadolu Agency, “this is the sixth annual Defense Industry Cooperation Meeting where we evaluated the progress of mutually beneficial agreements. We also exchanged information and introduced products created by each country’s defense industry.

In addition to the KAPLAN tank project, “Turkey has offered design and technology cooperation for type-214 submarines,” said Sumarlan.

Sumarlan further stated that Ankara had discussed with Jakarta the joint production of medium-altitude long endurance (MALE) unmanned aircraft.

  defenseworld  

Jumat, 08 September 2017

Lapan Libatkan ITS dalam Pembuatan Satelit Baru LAPAN A5

✈️ Satelit Lapan A-5 [Lapan]

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional melibatkan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya dalam pembuatan teknologi satelit terbaru yang diberi nama satelit LAPAN A5.

Ketua Tim Satelit A5 LAPAN Dr Albertus Heru dalam kuliah tamu di ITS, Rabu mengungkapkan, pembuatan satelit LAPAN A5 ini bekerja sama dengan Chiba University, Jepang dan telah berlangsung sejak penandatanganan Memo of Understanding (MoU) pada Mei 2013 lalu.

"LAPAN akan mengerjakan Platform/BUS-nya, sedangkan Profesor Josaphat akan menggarap sensor SAR untuk payload-nya," kata pria yang biasa disapa Heru ini dalam kuliah yang bertajuk "Perkembangan Teknologi Satelit di Indonesia" (A1-A5) tersebut.

Heru melanjutkan, teknologi yang dikembangkan untuk Satelit LAPAN A5 ini merupakan teknologi microsatelit canggih pertama di dunia yang menggunakan Synthetic Aperture Radar (SAR). Yakni merupakan bentuk radar yang digunakan untuk membuat gambar objek dua dimensi atau tiga dimensi, seperti landscape.

SAR merupakan bentuk lanjutan dari Side Looking Airbone Radar (SLAR). Biasanya SAR dipasang pada platform yang bergerak, seperti pesawat terbang atau pesawat ruang angkasa.

Pada kesempatan yang sama, Center for Environmental Remote Sensing, Chiba University, Jepang Prof Josaphat menjelaskan bahwa SAR memiliki frekuensi 1-40 Giga hertz. Sedangkan panjang gelombang yang dihasilkan adalah 1 centimeter - 1 meter lebih panjang dari butiran air di awan.

"Dengan frekuensi dan panjang gelombang tersebut, dengan teknologi SAR ini dapat menembus awan, kabut, maupun asap yang menghalangi sensor," kata Josaphat.

Kelebihan lain dengan digunakannya SAR, tambah Josaphat, adalah saat penggunaan satelit pada malam hari. Sumber cahaya satelit ini berasal dari satelit sendiri sehingga apapun waktunya, satelit dapat tetap menghasilkan citranya. "Mulai dari intensity, fase, polarisasi, semua infonya dapat. Kita juga bisa mengetahui jarak dari suatu objek, akurasinya hanya beberapa sentimeter," ujar pria kelahiran Bandung tersebut.

Bahkan menurut Prof Josaphat, teknologi tersebut juga dapat melakukan mapping air bawah tanah. Teknologi SAR tentu jauh lebih baik dan dapat menghasilkan citra lebih baik daripada teknologi konvensional.

Satelit ini, lanjut Josaphat, sangat bermanfaat untuk kegiatan perikanan dan maritim. "Banyak kecelakaan di darat atau laut. Saat ini Jepang pun terlalu banyak memiliki jalan tol. Pasti sulit jika melakukan pengawasan satu persatu. Satelit ini dapat mengetahui terowongan-terowongan besar agar dapat menghindari kerubuhannya. Satelit ini juga dapat mendeteksi pergerakan teroris," ujarnya.

Sementara itu Wakil Rektor IV bidang Penelitian, Inovasi dan Kerja Sama ITS, Prof Ketut Buda Artana, berharap agar ITS dapat banyak memberi kontribusi untuk pengembangan Satelit LAPAN A5 ini.

"Butuh kerja sama baik dari LAPAN, Chiba University, dan ITS. Saya berharap dengan kerja sama ini maka peran ITS akan semakin terlihat dalam kerja sama ini," kata Ketut.

  ✈️ Antara  

F16 Lanud Roesmin Nurjadin jalani "Upgrade"

✈️ F-16A/B TNI AU akan menjalani upgrade avionik yang akan dilangsungkan di Lanud Iswahjudi [Didik Dharma]

Satu skadron pesawat tempur F16 yang melengkapi Skadron 16 Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau akan menjalani proses "upgrade" atau peningkatan di Pangkalan Udara Iswahjudi, Jawa Timur.

"Pesawat disini akan ditingkatkan atau upgrade masalah avionik yang dilaksanakan di Iswahjudi," kata Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara Marsekal Pertama Jemy Trisonjaya kepada Antara di Pekanbaru, Jumat.

TNI AU mulai mewacanakan untuk mengganti pesawat tempur F16 A/B yang saat ini memperkuat Lanud Roesmin Nurjadi dengan F16C/D Fighting Falcon Block 52ID, yang saat ini berada di Iswahjudi sejak tahun lalu.

Jemy mengatakan, proses pergantian tersebut telah dilakukan sejak medio tahun ini. Pergantian pesawat tempur buatan negeri Paman Sam tersebut dilakukan secara bertahap yang ditargetkan selesai hingga April 2018.

Ia menjelaskan, skema pergantian dilakukan dengan cara mengganti per dua unit F16 dari Iswajudi ke Roesmin Nurjadin.

"Di Iswajudi dilakukan secara bertahap, pesawat di Iswahjudi ditinggal disini dua, dan dua lainnya dari sini geser ke Iswahjudi," urainya.

Ia mengatakan rencananya akan ada pergantian 16 unit pesawat F16C/D yang akan memperkuat Skadron 16 Lanud Roesmin Nurjadin, sementara pesawat sebelumnya akan menjalani proses "upgrade" di Iswahjudi.

Lebih jauh, dia menuturkan Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Hadi Tjahjanto sebelumnya telah berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan guna memperpanjang landasan pacu Lanud Roesmin Nurjadin.

Landasan pacu tersebut, kata dia, nantinya akan ditambah menjadi 3.000 meter dari saat ini 2.600 meter. Dengan landasan pacu sepanjang 3.000 meter, dia mengatakan akan sangat mendukung operasional F16 generasi baru tersebut.

Lanud Roesmin Nurjadin merupakan satu-satunya pangkalan militer tipe A di Pulau Sumatera. Terdapat dua skadron udara yang memperkuat pangkalan militer tersebut. Selain Skadron Udara 16 dengan jet tempur F16 "fighting falcon", juga terdapat Skadron Udara 12 yang diperkuat dengan Hawk 100/200.

  ✈️ Antara  

Komisi I DPR RI Minta Anggaran TNI untuk 2018 Ditambah

Patroli laut TNI AL [Reuters] 

Komisi I DPR RI menggelar rapat dengar pendapat tertutup dengan Asisten Perencanaan (Asrena) TNI AD, AL, AU, dan Mabes TNI. Hasilnya, Komisi I akan meminta tambahan anggaran untuk TNI dalam RAPBN 2018.

"Jadi hasil rapat ini kan anggaran untuk TNI Rp 88 triliun (di 2017) itu dirasakan kurang dan membutuhkan sekitar Rp 102 triliun lagi," ujar Wakil Ketua Komisi I TB Hasanuddin di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (6/9/2017).

Menurutnya, keputusan ini didasari adanya rencana pengeluaran di titik-titik lemah dengan wilayah perbatasan. Hal ini dilakukan untuk penguatan di wilayah Natuna dan untuk mengantisipasi gejolak dengan kelompok militan ISIS di Filipina.

"Seperti kita ketahui, akan ada rencana penguatan-penguatan di titik lemah, dengan zona orientasi spot ke barat wilayah Natuna, ke arah utara itu adalah perbatasan dengan Filipina dalam mengadang kasus ISIS itu ya memang harus dimaklumi," jelas dia.

Selain itu, untuk patroli pasukan dan kesiapan pangkalan-pangkalan. Menurut politikus PDIP ini, untuk menyelenggarakan hal itu dibutuhkan anggaran yang sangat besar.

Dengan anggaran yang minim, hal ini mempengaruhi pengadaan alutsista. Sebab, hal itu sudah masuk draf per tahun dan harus dipenuhi.

"Ya termasuk di dalamnya alutsista, pemeliharaan, suku cadang operasional, kemudian kegiatan-kegiatan latihan itu mempengaruhi," katanya.

Menurutnya, anggaran yang ada saat ini tidak mencukupi keperluan tersebut. Komisi I akan mengundang pihak Kementerian Keuangan untuk membicarakan hal tersebut.

"Dengan anggaran ini tidak cukup, kita minta tinggal pemerintah mau ngasih atau nggak. Kita akan undang nanti (Kementerian Keuangan) supaya tidak terlalu minim. Kan ancaman semakin besar, tapi anggaran semakin turun itu nggak logis," tuturnya.

  Detik  

Kamis, 07 September 2017

Bandara Sebatik Bakal Jadi Pangkalan Militer

https://sgimage.detik.net.id/community/media/visual/2017/03/06/08404758-53e5-46a0-b7f1-50e60bc48995_169.jpg?w=300&q=Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memutuskan tak melajutkan pembangunan Bandara Sebatik di Kalimantan Utara. Pembatalan proyek tersebut lantaran posisinya yang dianggap terlalu dekat dengan Bandara Nunukan yang berjarak 50 kilometer (km).

Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub, Agus Santoso, mengungkapkan rencananya akan diserahkan ke Kementerian Pertahanan (Kemenhan) untuk dibangun sebagai pangkalan udara untuk keperluan militer. Apalagi, posisi rencana bandara tersebut persis tak jauh dari perbatasan Malaysia.

"Memperhatikan kebutuhan dan keamanan perbatasan, perlu dikomunikasikan dengan Kemenhan dan TNI AU agar dibuatkan airstrip oleh Kemenhan, supaya bisa didarati pesawat angkut jenis C-295 TNI AU atau C-212 TNI AL," jelas Agus di kantornya, Jakarta, Kamis (7/9/2017).

Sementara untuk penerbangan keperluan sipil di wilayah tersebut, Kemenhub mengandalkan bandara yang sudah ada yakni Bandara Nunukan.

"Kebutuhan wilayah Sebatik akan dipenuhi melalui Bandara Nunukan yang pada tahun 2017, runway akan diperpanjang menjadi 1.600 meter dan lebar 30 meter," tutur Agus.

Dia melanjutkan, selain faktor kedekatan dengan bandara sipil yang sudah ada, pengalihan rencana pembangunan Bandara Sebatik menjadi bandara militer juga karena memperhatikan keselamatan penerbangan, lantaran berimpitan dengan Bandara Nunukan.

"Selain itu secara teknis ruang udara keselamatan penerbangan atau obtacle limitation service di wilayah Sebatik akan berimpitan dengan ruang udara Bandar Udara Nunukan," kata Agus.

Proyek Bandara Sebatik ini sebenarnya sudah masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) yang tertuang dalam Perpres Nomor 58 Tahun 2017 bersama 7 bandara lainnya. Namun kemudian di tengah jalan, direncanakan diganti menjadi bandara militer karena letaknya yang berdekatan dengan bandara sipil lainnya.(idr/hns)

  detik  

Turki Tawarkan Kerja Sama Pembuatan Kapal Selam dan Pesawat Tanpa Awak

Termasuk Control Systemnya Anka MALE UAV buatan TAI Turki [Quwa] 

Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan Soetrimo bertemu dengan Wakil Menteri Pertahanan Turki Ismail Demir di Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat, Rabu (6/9/2017).

Pertemuan bertajuk The 6th Defence Industry Cooperation Meeting itu membahas mengenai kerja sama antara Indonesia dan Turki di bidang industri pertahanan.

Soetrimo mengatakan, dalam pertemuan tersebut Pemerintah Turki menawarkan kerja sama pembuatan kapal selam dan unmanned aerial vehicle (UAV) atau pesawat terbang tanpa awak.

"Pada pertemuan tadi Turki menawarkan kerja sama pembuatan kapal selam 214 kemudian juga menawarkan UAV kelas MALE dan control system," ujar Soetrimo saat ditemui usai pertemuan.

Menurut Soetrimo, pemerintah Turki berkomitmen untuk membantu Indonesia dalam mengembangkan industri pertahanan agar mandiri. Pemerintah Turki, kata Soetrimo, bersedia membantu pembuatan kapal selam hingga industri pertahanan Indonesia mampu memproduksinya sendiri.

"Mereka akan membantu sampai menguasai kita menguasai betul (pembuatan kapal selam) kemudian control system-nya juga," ucapnya.

Soetrimo menuturkan hasil pertemuan tersebut akan dilaporkan ke Menteri Pertahanan untuk dikaji bersama pemangku kepentingan lainnya. Selain itu, tawaran kerja sama dari pihak Turki akan juga dilaporkan ke DPR untuk meminta dukungan dan persetujuan.

https://i.ytimg.com/vi/qVMrWP98M54/maxresdefault.jpgControl systems UAV Anka [youtube]

"Nanti akan kami laporkan kepada pimpinan untuk dikoordinasikan kepada seluruh stakeholder masuk juga kepada parlemen dan pimpinan tertinggi. Kami akan kaji tawaran itu dan ke parlemen supaya mendapat dukungan soal budget agar kerja sama dengan Turki bisa diperluas," kata Soetrimo.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Menteri Pertahanan Turki Ismail Demir berharap kerja sama dengan Indonesia bisa terus diperluas dan diperkuat. Hal tersebut, kata dia, akan memperkuat hubungan bilateral kedua negara yang semakin baik.

"Kami harap kerja sama ini bisa berlanjut lebih jauh. Besok juga akan ada pertemuan dengan pelaku industri untuk menentikan langkah apa yang akan diambil selanjutnya," ujar Ismail.

Seperti dikutip dari keterangan pers Kementerian Pertahanan, Indonesia memandang Turki sebagai partner yang sangat penting. Pertemuan tersebut menunjukkan peran Turki sebagai partner strategis Indonesia sangat besar.

Pada pameran industri pertahanan IDEF 2016 di Istanbul, Indonesia dan Turki meluncurkan Medium Tank Kaplan, hasil kerja sama PT Pindad dengan FNSS. Kerja sama antara Indonesia dan Turki semakin kuat setelah kunjungan Presiden Turki ke Indonesia pada 2011 dan 2015.

Pada kunjungan Presiden Joko Widodo ke Ankara, kedua negara sepakat untuk meningkatkan kerja sama di bidang kedirgantaraan dan alat komunikasi.

Saat ini, Kementerian Pertahanan RI dan Kementerian Pertahanan Turki sedang menjajaki penyusunan Defence Cooperation Agreement (DCA) sebagai payung hukum kerja sama pertahanan.

Pihak Indonesia sudah mengirimkan draf DCA tersebut dan tinggal menunggu persetujuan dari pihak Turki.

  Kompas  

Japan Seeks Expanded Industrial Engagement with Indonesia and India

Ilustrasi 

Japan is undertaking efforts to deepen understanding of the defence industrial capabilities of Indonesia and India, with a view to pursuing military technology programmes with the two countries and possible defence trade, Jane'shas learnt.

Since late August, Japan's Acquisition, Technology and Logistics Agency (ATLA) – a division under the Ministry of Defense (MOD) – has held two separate forums with representatives from the defence ministries and industries of Indonesia and India to promote collaboration.

Such co-operation relates to industrial capabilities, as well as related policies and strategies. In recent notices published by ATLA, the agency said that the forums are intended to support the respective sides' understanding of defence industrial matters, and to contribute to future defence equipment and technical co-operation.

  IHS Janes  

Satgas Garuda Terima Penghargaan

Selamatkan Warga https://lancercell.files.wordpress.com/2017/09/selamatkan-warga-ethiopia-satgas-garuda-terima-penghargaan-aksi-5.jpgSelamatkan Warga Ethiopia, Satgas Garuda Terima Penghargaan. (Poskota)

Prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Batalyon Komposit TNI Konga XXXV-C/Unamid (United Nations Mission In Darfur) atau Indobatt-03 di bawah pimpinan Letkol Inf Syamsul Alam, S.E. sebagai Dansatgas beberapa waktu lalu mendapat Piagam Penghargaan dari commander sector west unamid Brigjen Asrat Denero Amad dari Ethiopia atas usaha penyelamatan masyarakat yang hanyut terseret arus Wadi.

Kronologis kejadian, pada hari Senin tanggal 28 Agustus 2017 pukul 09.25 LT Tim Charlie 3 Dpp Letnan Satu Inf Pusdika berangkat dari Indobatt Camp untuk melaksanakan Patroli LRP Milobs dengan tujuan Desa Kamkama dan Desa Murayat, sekitar pukul 14.00 LT kendaraan APC dan kendaraan yang ikut patroli beserta kendaraan Milobs mengalami Stuck/tertanam didaerah Desa Murayat.

Setelah diadakan pemulihan namun tidak bertahan lama sekitar 500 meter berjalan mengalami Stuck lagi dikarenakan cuaca hujan. Sampai akhirnya Patroli harus bermalam diluar.

Pada hari Selasa tanggal 29 Agustus 2017 masih melaksanakan perbaikan kendaraan yang mengalami Stuck dikarenakan ada beberapa kendaraan yang rusak diantaranya APC roda kanan tengah tidak bisa berputar, mobil LC yang kehabisan kanvas kopling. Setelah diatasi, perjalanan kembali ke Super Camp dilanjutkan.

Sekitar pukul 14.30 LT perjalanan tidak bisa dilanjutkan dikarenakan terhalang Wadi basah yang arusnya cukup deras, akhirnya patroli bertahan di pinggiran sungai menunggu air sungai surut untuk bisa dilewati.

Sekitar pukul 15.00 LT dari arah yang sama datang dua mobil LC masyarakat dengan muatan barang yang akan melewati Wadi tersebut, namun hanya satu mobil LC yang berhasil lewat sedangkan mobil LC yang kedua tidak bisa lewat.

Melihat kejadian tersebut personil yang melaksanakan patroli dipimpin Serka Andi Ruli beserta 11 orang lainnya membantu menyelamatkan anak-anak dan ibunya yang terseret arus Wadi beserta barang – barang yang berada diatas mobil. Setelah berhasil diselamatkan Tim kembali menuju Indobatt Unamid 03 di El Geneina Supercamp.

Karena inisiatif dan keberanian tersebut, Tim mendapatkan piagam penghargaan dari commander sector west unamid Brigjen Asrat Denero Amad dari Ethiopia atas usaha penyelamatan masyarakat yang hanyut terseret arus Wadi.

Kapen Kostrad
Letkol Inf Putra Widyawinaya

  Poskota  

Rabu, 06 September 2017

Turki Siap Kerja Sama Garap N219

Untuk Pasar Afrika https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgU_HKMzNinlFt9Qgxrjeni0igH8mrEVAkotKWwn9osa5TTIUXLBNavmeoWbFqREDQVWeeSMB9i8BhPDg0zcp6V6a0WK4EVKudieieWmpJX3D_e-RsFwhXpF9dmKaWrWIWUCJc4sP5gisjQ/s400/5993d19a69a19-pesawat-n219-buatan-pt-dirgantara-indonesia-dan-lapan_663_382.jpgN219 [Lapan]

Grafik pemasaran pesawat karya anak negeri produksi PT. Dirgantara Indonesia, N219, mengalami peningkatan usai uji terbang perdana pada Rabu, 16 Agustus 2017.

Hal tersebut terungkap seusai dialog rencana kerja sama PT. Dirgantara Indonesia dengan Universitas Indonesia untuk menjadikan industri pertahanan Indonesia yang mandiri pada 2045, Selasa, 5 September 2017.

Direktur Produksi PT. Dirgantara Indonesia, Arie Wibowo menjelaskan, setelah uji terbang itu partner bisnis PT. DI dari negara-negara luar, memberikan ucapan selamat.

Banyak memberikan selamat ke kita bahwa mampu dalam waktu yang relatif pendek. Kita bisa menerbangkan tanpa ada apa-apa, safe. Ini suatu kebangkitan,” ungkap Arie di pusat PT. DI, Kota Bandung Jawa Barat.

Menurutnya, apresiasi mereka bukan hanya sebatas wacana, melainkan keinginan membeli pesawat N219 diajukan. Menurutnya, N219 tergolong cocok digunakan di negara-negara berkembang.

Partner kami kan Airbus dari Eropa. Negara-negara Asia Tenggara seperti Thailand ada keinginan sekarang, dia memberikan apresiasi dengan ikutan beli,” katanya.

Arie memastikan, pesawat akan dikirimkan setelah sertifikat layak beroperasi N219 didapatkan pada akhir 2018.

Yang sudah investasi itu Thailand, Myanmar. Beberapa Negara yang tidak bisa saya hitung, tapi mereka sudah menunggu,” katanya.

Bahkan, untuk memperpanjang grafik penjualan, PT. DI mendapatkan tawaran dari Turkish Aerospace Industries (TAI) untuk merancang N219 yang nantinya dijual di Afrika.

Turki untuk dipasarkan di Afrika. Kerja sama bikin N219 bersama-sama di sana untuk dipasarkan di Afrika. Menurut saya sangat logika, karena kalau bikin di sini pesawatnya kecil, mesti dikirim ke Senegal atau ke mana, berapa hari mengirimnya,” katanya.

Menurutnya, tawaran tersebut sangat logis untuk mendapatkan keuntungan, mengingat ukuran pesawat kecil. Arie mengatakan, tawaran Turki akan diambil karena perusahaan tersebut punya pengalaman yang kompetitif.

Mendingan diproduksi saja di sana. Support-nya by government. Mereka statusnya jauh lebih bisa helikopter tempur, badannya F-22,” terangnya.

  VIVAnews  

PT DI dan UI Gagas Pengembangan ‘Software’

https://cdn.sindonews.net/dyn/620/content/2017/09/05/34/1236846/pt-di-dan-ui-gagas-pengembangan-software-pesawat-mPH.jpgIlustrasi

PT Dirgantara Indonesia dan Universitas Indonesia (UI) mengagas kerja sama pengembangan pembuatan software pesawat terbang.

Direktur Teknologi dan Pengembangan PT DI, Andi Alisyahbana mengatakan, banyak potensi kerja sama yang bisa dilakukan antara PT DI dan UI dalam bidang teknologi informasi (IT). PT DI sebagai perusahaan pembuat pesawat memerlukan pengembangan teknologi misalnya dalam bentuk software.

Misalnya pada IT, kami butuh software untuk produksi. Begitupun pada produknya, kami perlu software untuk pesawat. Itu yang sedang dibangun, sehingga nanti diharapkan mereka bisa terlibat,” jelas Andi usai pertemuan antara UI dan PT DI di Bandung, Selasa (5/9/2017).

Menurut dia, selain kerja sama pembuatan software pesawat terbang, UI dan PT DI bisa membangun kerja sama yang lebih luas lagi. Misalnya kerja sama sosial, politik, dan marketing. Kerja sama itu perlu dibangun, melihat potensi SDM yang dimiliki UI.

Mereka (UI) pun berharap mahasiswa S1 dan S2-nya bisa melakukan penelitian di PT DI. Sehingga diharapkan dapat menghasilkan tindakan yang saling mendukung,” ujar dia.

Selama ini, lanjut dia, kerja sama antara UI dan PT DI telah berjalan. Kerja sama itu dalam bentuk laboratorium pengembangan pesawat N219 untuk human access.

Dia berharap, melalui kerja sama lebih luas lagi dengan UI, produk PT DI bisa dimanfaatkan lebih maksimal di dalam dan luar negeri. Hal itu sesuai dengan target PT DI pada 2026 menjadikan produk pesawatnya lebih banyak dipakai kalangan sipil.

Saat ini, diakui dia, produk PT DI seperti NC212 dan CN235 banyak dipakai militer. “Saat ini produk kami hampir 80% dipakai militer. Ke depan, kami berharap komposisinya 50% dipakai sipil. Walaupun, kami juga memproduksi pesawat multi purpose, bisa untuk sipil atau militer,” beber dia.

  sindonews  

RI dan Turki Bahas Peningkatan Industri Pertahanan

Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan Soetrimo bertemu dengan Wakil Menteri Pertahanan Turki Ismail Demir, di Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat, Rabu (6/9/2017).

Dalam pertemuan bertajuk The 6th Defence Industry Cooperation Meeting, keduanya membahas mengenai kerja sama antara Indonesia dan Turki pada bidang industri pertahanan.

Seperti dikutip dari keterangan pers Kementerian Pertahanan, Indonesia memandang Turki sebagai partner yang sangat penting.

Pertemuan tersebut menunjukkan peran Turki sebagai partner strategis Indonesia sangat besar.

Pada pameran industri pertahanan IDEF 2016 di Istanbul, Indonesia dan Turki meluncurkan Medium Tank Kaplan, hasil kerja sama PT Pindad dengan FNSS.

Soemitro mengatakan, kerja sama antara Indonesia dan Turki semakin kuat setelah kunjungan Presiden Turki ke Indonesia pada 2011 dan 2015.

Pada kunjungan Presiden Joko Widodo ke Ankara, kedua negara sepakat untuk meningkatkan kerja sama di bidang kedirgantaraan dan alat komunikasi.

Terkait dengan kerja sama industri persenjataan dan pertahanan, Indonesia mengapresiasi komitmen kuat Menhan Turki, baik dalam kerangka government to government maupun business to business. Hal tersebut diharapkan akan meningkatkan kemampuan industri pertahanan Indonesia,” ujar Soetrimo.

Saat ini, Kementerian Pertahanan RI dan Kementerian Pertahanan Turki sedang menjajaki penyusunan Defence Cooperation Agreement (DCA) sebagai payung hukum kerja sama pertahanan.

Pihak Indonesia sudah mengirimkan draf DCA tersebut dan tinggal menunggu persetujuan dari pihak Turki.

  Kompas  

TNI dan USPACOM Gelar Latihan Bersama “Gema Bhakti 2017”

Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan United State Pacific Command (USPACOM) melaksanakan gelar Latihan Bersama “Gema Bhakti 2017”. Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Wakil Asisten Operasi (Waasops) Panglima TNI Laksamana Pertama TNI Nurhidayat bersama Wakil Komandan Hawaian National Guard Brigadier General Kenneth Siro Harra, di Ballroom Hotel Ritz Carlton Jakarta, Senin (4/9/2017).

Waasops Panglima TNI menyampaikan bahwa bidang maritim telah berkembang menjadi semakin kompleks dengan lebih banyak ketidakpastian situasi termasuk di wilayah Asia Pacific.

Kita menyadari bahwa keamanan nasional dan kawasan telah dan akan terus dipengaruhi dan berhadapan dengan kompleksitas dan ketidakpastian situasi,” katanya.

Hal ini agar senantiasa kita siap dan mampu merespons dalam menghadapi segala situasi termasuk bencana alam, di saat negara maupun kawasan meminta Angkatan Bersenjata untuk menanganinya,” tegasnya.

Menurut Waasops Panglima TNI, Latihan Bersama Gema Bakti tahun 2017 ini bertujuan untuk meningkatkan kerja sama antara unsur-unsur TNI dan USPACOM tentang penanggulangan bencana, bertukar pengalaman dan pengetahuan tentang kerja sama sipil dengan militer dan militer dengan militer pada operasi bantuan bencana dan ditambahkan dengan aspek komponen keamanan maritim.

Sementara itu, Wakil Komandan Hawaian National Guard Brigadier General Kenneth Hara mengatakan Latihan Gema Bhakti 2017 merupakan pelatihan gabungan dari beberapa organisasi yang berbeda, dimana militer dan sipil akan bekerja bersama-sama dalam bidang kemanusiaan untuk merencanakan skenario tanggap darurat bencana yang bisa terjadi kapan saja.

Kenneth Hara menyampaikan bahwa pelatihan kali ini akan menggabungkan banyak organisasi yang berbeda seperti militer, organisasi kemanusiaan dan sipil yang akan bekerja sama untuk merencanakan tanggapan terhadap skenario mengenai bencana alam, yang dapat terjadi kapan saja di Asia Tenggara.

Kami juga menambahkan komponen maritim ke latihan tahun ini dan merencanakan operasi militer yang lebih baik lagi,” pungkasnya.

“Gema Bhakti 2017” yang diselenggarakan selama 10 hari (4 s.d. 14 September 2017) di Jakarta-Indonesia mengambil tema On Maritime Security And Humanitarian Assistance/ Disaster Relief yang melibatkan 76 peserta, terdiri dari 39 personel TNI (Mabes TNI, TNI AD, TNI AL, TNI AU) dan 37 personel Tentara Amerika Serikat Pacific Command, adalah latihan bersama yang diselenggarakan oleh Kepala Staf Gabungan dan Staf Latihan antara TNI dengan USPACOM.

Tujuan latihan Gema Bhakti 2017 adalah untuk meningkatkan koordinasi kemampuan militer Indonesia dengan Amerika Serikat serta unsur pemerintah. Termasuk organisasi non pemerintah lainnya, mengatur dan mengintegrasikan pemberian dukungan militer bagi negara yang terkena dampak bencana ke dalam MNCC(Multi-National Coordination Center),meningkatkan pengembangan profesional melalui perencanaan operasional HADR (Humanitarian Assistance / Disaster Releif atau Bantuan Kemanusiaan Penggulangan Bencana) bilateral sesuai dengan metode penanggulangan bencana internasional.

  JPNN  

Selasa, 05 September 2017

Relokasi Pabrik BUMNIS ke Lampung Merupakan Rencana Jangka Panjang

CN235 MPA TNI AU [Hindawan H]

Produsen alat utama sistem senjata (alutsista), PT Pindad (Persero) membenarkan rencana pemindahan atau relokasi pabrik dari Bandung, Jawa Barat ke Lampung. Rencana ini merupakan keputusan dari pemerintah dalam hal ini Menteri Pertahanan (Menhan), Ryamizard Ryacudu.

Benar (rencana pindah) ke Lampung. Bareng sama PT Dirgantara Indonesia (PT DI) dan PT PAL Indonesia,” tegas Sekretaris Perusahaan Pindad, Bayu Arif Fiantoro, Jakarta, Senin (4/9/2017).

Bayu mengaku, manajemen Pindad, PT DI, dan PT PAL Indonesia telah diajak berdiskusi oleh Menhan beberapa waktu lalu terkait rencana pemindahan pabrik tiga BUMN tersebut. Pertemuan itu adalah yang pertama kalinya.

Ini baru rencana awal sekali. Bertemu saja baru sekali dengan Pak Menhan. Baru identifikasi bangunan, inventarisir lahan, mesin-mesinnya, dan data-data mengenai itu sudah kami berikan,” ujarnya.

Ia mengungkapkan bahwa rencana relokasi pabrik dari Bandung ke Lampung merupakan ide dan kemauan pemerintah. Sebagai perusahaan milik negara, Pindad akan patuh terhadap keputusan pemerintah.

Ya kemauan pemerintah. Pindad patuh saja terhadap keputusan pemerintah ini karena pasti sudah dipikirkan, dipertimbangkan secara masak dari berbagai aspek termasuk lokasi produksi dan ribuan karyawan,” Bayu menjelaskan.

Menurutnya, alasan pemindahan pabrik tersebut lebih karena ingin menyatukan industri pertahanan nasional, seperti PAL Indonesia, PT DI, dan Pindad dalam satu lokasi. Jadi nantinya seperti kawasan industri yang di dalamnya ada tiga pabrik BUMN tersebut.

Untuk diketahui, saat ini markas Pindad dan PT DI berada di Bandung. Sedangkan PT PAL Indonesia di Surabaya, Jawa Timur.

Lebih karena ingin menyatukan darat, laut, udara di satu lokasi. Kita kan industri strategis, tidak boleh bersentuhan dengan aktivitas masyarakat. Nanti kayak kawasan industri, jadi satu,” ucapnya.

Bayu menambahkan, luas lahan komplek Pindad di Bandung 66 hektare (ha). Sedangkan khusus untuk divisi amunisi berada di Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur yang menempati lahan seluas 166 ha. Perusahaan sanggup memproduksi 80 unit kendaraan tempur per tahun, dan produksi amunisi ditargetkan 120 juta per tahun.

Sementara untuk kebutuhan lahan, pendanaan, dan lainnya, Bayu masih bilang terlalu dini. “Kami belum tahu, detilnya mungkin dengan Pak Menhan. Karena ini baru rencana awal sekali, kami sih ngikut kemauan pemerintah,” tegasnya.

Namun demikian, Bayu memperkirakan, pemindahan atau relokasi pabrik ini tidak akan dalam waktu dekat. Prediksinya dalam waktu 5 tahun ke depan.

Kami rasa tidak serta merta prosesnya, tapi secara bertahap. Jadi di sana (Lampung) produksi, di sini (Bandung) produksi. Kan harus mikirin lebih dari 3.000 karyawan juga. Jadi rencana pindah kami pikir 5 tahun ke depan, tidak dalam jangka pendek ini karena pasti butuh waktu dan dana tidak sedikit,” tuturnya.

  Liputan 6  

Senegal Berminat Beli Kapal Buatan PT PAL

Ilustrasi KCR 60 PT PAL [Hindawan H]

Pemerintah Senegal minati kapal buatan PT PAL Indonesia. Hal ini disampaikan Dubes RI untuk Senegal, Mansyur Pangeran, ketika bertemu dengan Direktur Utama PT. PAL Indonesia, Budiman Saleh, di kantor PT. PAL, Surabaya.

Kapal yang diminati untuk dibeli oleh Pemerintah Senegal adalah 6 kapal perang dan 4 kapal komersial, sebagaimana pernah disampaikan kepada Dubes RI oleh Babacar Ndiaye, Ketua Conseil d’Administration du Conseil Sénégalais des Chargeurs (COSEC), yang telah berkunjung ke PT. PAL beberapa waktu lalu.

Dirut PT. PAL menyampaikan bahwa potensi pasar Afrika yang cukup besar dan keunggulan-keunggulan yang dimiliki PT. PAL dapat menjadi modal utama untuk bersaing dengan produk-produk negara maju lainnya.

PT. PAL memiliki keunggulan berupa teknologi tinggi, harga kompetitif, dan produk dapat di-customized sesuai pesanan.

Selain itu, citra Indonesia yang sangat baik di Afrika dari kesuksesan penjualan pesawat CN-235 ke Senegal dapat dimanfaatkan untuk melakukan penetrasi pasar produk-produk PT. PAL di Senegal dan negara-negara sekitarnya

 Kesempatan Baik 

Dubes Mansyur juga menyampaikan bahwa Senegal selama ini membeli kapal dari Perancis, dan saat ini merupakan kesempatan baik untuk Indonesia menawarkan kapal PT. PAL dengan keunggulan teknologi tinggi dan harga yang kompetitif.

Pelayanan purna jual produk Indonesia (CN-235) yang sangat baik diapresiasi oleh Pemerintah Senegal sehingga berminat membeli produksi industri strategis Indonesia lainnya. Dubes Mansyur mengharapkan agar PT. PAL serius dalam menindaklanjuti minat Senegal tersebut dan mengajak Dirut dan pejabat PT. PAL untuk berkunjung ke Senegal segera, guna merealisasikan kerja sama tersebut.

Menurutnya, pendanaan pembelian kapal tersebut dapat dijajaki melalui mekanisme pendanaan pihak ketiga dari AD Trade Belgium bekerja sama dengan Eximbank Indonesia.

Dirut Budiman Saleh meyambut baik kedatangan Dubes dan upayanya dalam mempromosikan produk PT. PAL di Senegal dan negara-negara sekitarnya.

Budiman secara singkat menyampaikan profil PT. PAL yang selain membuat kapal juga bekerja sama dengan Turki membuat floating power plant dan kapal selam (bekerjasama dengan Korea) serta menawarkan offshore platform untuk penemuan cadangan minyak di perbatasan Mauritania.

  Poskota  

Kemhan-TNI AU Harus Cermat

✈ Terkait Pengadaan Su-35 Ilustrasi SU 35 Russia [Istimewa]

Belanja Sukhoi SU-35 oleh Kementerian Pertahanan (Kemhan) merupakan salah satu rencana besar pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) untuk TNI AU. Berdasar hitungan Kemhan, pesawat tempur buatan Rusia itu paling cepat selesai dibuat dua tahun mendatang. Dengan anggaran yang tersedia, kedua instansi tersebut harus cermat. Khususnya dalam urusan operasional dan perawatan.

Untuk urusan tersebut, Kemhan memang sudah punya rencana. Mereka berniat berinvestasi untuk membangun fasilitas Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO). ”Ya pastilah (investasi lagi),” ungkap Kepala Badan Sarana Pertahanan (Kabaranahan) Kemhan Laksamana Muda TNI Leonardi.

Menurut dia, itu dilaksanakan sesuai dengan kerja sama Transfer of Technology (ToT) pengadaan SU-35. Dengan membangun fasilitas MRO dalam negeri, TNI AU tidak perlu repot apabila hendak merawat, memperbaiki, atau meningkatkan kemampuan SU-35. ”ToT-nya lebih kepada meningkatkan kemampuan fasilitas di tanah air,” jelas Leonardi.

Pemerintah juga tidak perlu keluar uang banyak untuk mengirim pesawat tempur tersebut ke negara asalnya setiap kali butuh perawatan. Baik perawatan ringan maupun berat. Tentu saja niatan tersebut sangat baik. Namun demikian, Kemhan maupun TNI AU tetap harus berhitung lebih jeli.

Meski pengadaan SU-35 bukan kabar baru dan sudah masuk rencana strategis (renstra) II, Direktur Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi berpendapat bahwa membangun fasilitas MRO bukan perkara gampang. ”Pertanyaan mendasarnya ada nggak duit yang bisa dialokasikan untuk bangun fasilitas MRO,” ujarnya.

Pengadaan alutsista sekelas SU-35 memang bukan perkara sederhana. Karena itu, pria yang akrab dipanggil Khairul itu mengapresiasi semangat Kemhan untuk membangun fasilitas MRO di dalam negeri. ”Bagus semangatnya,” kata Khairul. ”Tapi, tentu juga harus berhitung dengan sangat cermat,” tambahnya.

Sebab, bukan hanya biaya mendatangkan pesawat tempur itu saja yang besar. Operasional serta perawatannya juga demikian. Selama ini, sambung Khairul, anggaran untuk TNI AU terbatas. Bahkan bisa dibilang minim. ”Alokasi anggaran untuk TNI AU itu kecil,” kata dia.

Untuk itu, dia berharap besar Kemhan maupun TNI AU cermat memanfaatkan anggaran tersebut. Apalagi, Presiden Joko Widodo sudah mengingatkan agar transparansi dan akuntabilitas dalam penggunaan anggaran pemerintah harus diutamakan. Tidak terkecuali untuk urusan belanja alutsista.

Menurut Khairul, Kemhan harus menyempurnakan penyusunan standar alutsitsa dan sinkronasinya. ”Itu tidak boleh ditinggalkan dalam upaya realisasi mengejar target renstra II,” terangnya. Tidak terkecuali pengadaan SU-35 yang juga dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan Minimum Essential Force (MEF) TNI AU. Dengan demikian kedatangan pesawat tempur itu tidak menjadi soal dikemudian hari.

Skema imbal dagang yang dipakai Kemhan dalam pengadaan sebelas pesawat tempur modern tersebut patut diapresiasi. Namun, untuk membangun fasilitas MRO di tanah air, Khairul pesimistis. Meski TNI AU sudah berpengalaman mengurus pesawat tempur produksi Sukhoi lainnya, masih kata dia, perawatan tetap dilakukan di luar negeri. ”Faktanya untuk Sukhoi yang sekarang saja pemeriksaan beratnya dilakukan di Belarusia,” jelas dia.

  Indopos