Sabtu, 01 Agustus 2020

[Dunia] Mesir Kirim Pasukan Ke Suriah

Dukung pasukan rezim Assad Ilustrasi pasukan Mesir [anadolu]

Mesir mengirim sekitar 150 tentara ke Suriah untuk berperang di pihak rezim Bashar al-Assad.

Pasukan Mesir ditempatkan di selatan Idlib dan garis depan pasukan rezim Assad di pedesaan barat Aleppo, pasukan Mesir berkoordinasi dengan Tentara Pengawal Revolusi Iran dan kelompok-kelompok teroris dukungan Iran lainnya.

Sekitar 150 tentara Mesir baru-baru ini mendarat di bandara militer Hama di bawah kendali rezim Assad, ungkap koresponden Anadolu Agency yang menerima laporan dari sumber-sumber oposisi militer yang terpercaya.

Pasukan Mesir terbagi jadi dua grup, satu bergabung dalam koordinasi Tentara Pengawal Revolusi Iran dan satu lagi bersama kelompok-kelompok teroris dukungan Iran. Beberapa pasukan Mesir telah mencapai wilayah Khan Asel di pedesaan barat Aleppo, dan yang lainnya sedang dalam perjalanan menuju distrik Serakib di selatan Idlib.

Mereka ditempatkan di garis terdepan untuk melawan kelompok oposisi dengan senjata ringan di daerah pertempuran.

  ★ Republika  

Turki Kerjasama Pengembangan Industri Kedirgantaraan

Pengembangan N219 dan R80 N219 PT Di [IG PT DI]

Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang PS Brodjonegoro telah melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Industri dan Teknologi Turki, Mustafa Varank.

Pertemuan tersebut dilakukan secara dalam rangka melakukan penjajakan bidang kerja sama potensial guna memperkuat hubungan bilateral kedua negara dalam bidang riset dan inovasi.

Salah satu yang dibahas adalah kerja sama pengembangan industri kedirgantaraan, antara lain kerjasama pesawat N-219 dan R-80. Negara yang dipimpin oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan tersebut berkomitmen mendukung penuh Indonesia.

"Pembahasan kerja sama ini sangat relevan dan signifikan dalam pengembangan hubungan bilateral Indonesia-Turki khususnya dalam bidang penguasaan riset, teknologi dan inovasi," kata Bambang seperti dikutip Sabtu (1/8/2020).

Hubungan kerja sama Indonesia dan Turki dalam bidang kedirgantaraan memang sudah terjalin sejak lama. Duta Besar Indonesia untuk Turki, Lalu Muhammad Iqbal mengatakan Turki telah melakukan pendekatan secara politis kepada Indonesia untuk melakukan kerja sama pengembangan civilian aircraft project atas pesawat tipe N-219, N-245, dan R-80.

Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (DI), Elfien Goentoro, menjelaskan bahwa saat ini PT DI telah memiliki MoU dalam bidang manufaktur dan produksi bagian pesawat tipe N-219 dan N-245 dengan Turki, yang mana saat ini pengembangan pesawat N-219 sudah siap untuk tahap komersialisasi.

Sementara itu untuk proyek pesawat R-80, Direktur Utama PT Regio Aviasi Indonesia (RAI), Agung Nugroho, mengenang masa-masa pertama kali PT RAI didirikan pada tahun 2012, Turki adalah negara pertama yang dikunjungi Pendiri PT RAI kala itu (alm.) Prof. BJ Habibie, Menristek RI dan Presiden RI ke 3 saat itu, untuk melakukan penjajakan kerja sama teknologi mesin pesawat.

Lebih lanjut Agung mengatakan bahwa pesawat R-80 saat ini sudah mampu memenuhi kapasitas penumpang 90-100 orang.

Berbeda halnya dengan Indonesia, industri kedirgantaraan Turki memang memprioritaskan pengembangan dan produksi pesawat tempur untuk kebutuhan militer negaranya, mengingat Turki termasuk negara maju di Kawasan untuk bidang pengembangan teknologi pesawat tempur.

Presiden Turkey Aerospace Industry (TAI) mengatakan bahwa dirinya melihat adanya potensi besar untuk dapat mengkolaborasikan kepentingan Turki dan Indonesia, sehingga Turki ke depannya dapat mengembangkan program passenger aircraft military program.

Akan tetapi, Menteri Turki tetap akan melihat kemungkinan kerjasama untuk pengembangan pesawat penumpang dengan Indonesia.

Selanjutnya, diterangkan oleh PT DI bahwa Indonesia akan mencoba memasuki pasar komersil terhadap pesawat N-219 yang lebih besar untuk penggunaannya di wilayah Eropa, melalui langkah awal sertifikasi pesawat RI-68, RI-80 dan R-90 di Turki.

  ★ CNBC  

Indonesia Eyes German Warship

For Interim Readiness Frigate requirement [naval technology]

The Indonesian Ministry of Defence (MoD) has indicated an interest in procuring Germany’s Bremen (Type 122)-class warship for a newly established Indonesian Navy (Tentara Nasional Indonesia – Angkatan Laut: TNI-AL) requirement known as the Interim Readiness Frigate (IRF).

The German Navy’s former Bremen-class frigate, Emden , seen here before its retirement. Indonesia has identified Germany’s sole remaining Bremen-class frigate, Lübeck , as a contender for the country’s new Interim Readiness Frigate requirement.

Documents provided to Janes on 30 July indicate that the IRF, and the recommendation to procure Germany’s sole remaining Bremen-class frigate, were established based on a letter of guidance from the Indonesian MoD.

The letter sets out procurements that should be prioritised between 2020 and 2024, suchthat the TNI-AL would meet national security requirements outlined in the third phase of country’s Minimum Essential Force (MEF) military moderrnisation blueprint.

File:FGS Emden (F210).jpgFGS Emden (F210), Bremen class frigate [wikipedia]

Among the priorities is the IRF, which seeks to temporary fill future operational gaps in the TNI-AL’s surface combatant fleet. The service has an outstanding requirement for at least two more newbuild frigates, and has indicated its preference for a variant of Denmark’s Iver Huitfeldt class. However, it is unclear when a procurement process for the Danish warships would materialise.

The Bremen class is a group of eight frigates that were commissioned by the German Navy between 1982 and 1990. The 130 m frigate can accommodate a crew of 219, and can embark up to two helicopters.

In terms of weapons, the Bremen class is equipped with launchers for the RGM-84D Harpoon anti-ship missile, the Raytheon Sea Sparrow anti-air missile, and four 324 mm torpedo tubes. It is also equipped with an Oto Melara 76 mm/62 naval gun in the primary position and two 20 mm cannons from Rheinmetall.

  ★ IHS Janes  

[Dunia] Rusia Gagal Kirim Rudal S-400 Ke China

➶ Kesal Dimata-matai Intelijen China Rudal sistem pertahanan udara S-400.  

Sepertinya hubungan Rusia dan China sedang tak harmonis. Hal itu terungkap setelah Kremlin memutuskan menunda pengiriman rudal sistem pertahanan udara tercanggih di dunia S-400.

Sedianya Beijing akan menerima S-400 itu dalam waktu dekat. Namun, hal itu batal terwujud.

Penyebab sangat fatal, dikuti VIVA Militer dari kantor berita TASS, Jumat 31 Juli 2020, Rusia kesal karena China dituduh telah melakukan operasi mata-mata terhadap negara sahabatnya itu.

Rusia menuduh Presiden Akademi Ilmu Sosial Arktik St. Petersburh telah menjual informasi rahasia Rusia kepada Badan Intelijen China.

Memang tuduhan ini tak disampaikan secara blak-blakan oleh Rusia. Saat memberitahukan penundaan pengiriman S-400, Rusia hanya mengungkapkan alasan bahwa dalam kondisi saat ini sangat sulit melakukan pengiriman S-400 ke China.

VIVA Militer: Rudal sistem pertahanan udara S-400.Selain itu China juga harus mengirimkan pasukannya untuk mempelajari S-400, demikian juga dengan Rusia, setidaknya mereka juga harus banyak tenaga ahli ke China.

Sementara, China beralasan penundaan pengiriman S-400 dari Rusia dikarenakan pengiriman dikhawatirkan akan mengganggu konsentrasi Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) dalam penanganan pandemi Virus Corona di dunia.

Tidak ada keterangan resmi dari Rusia hingga sampai kapan penundaan akan berlaku dan kapan S-400 bisa dikirimkan ke China.

Sebenarnya China sudah memiliki S-400, sistem pertahanan udara itu didapatkan dari Rusia pada 2018 sebanyak 6 unit. Kini sistem pertahanan udara yang mampu menghancurkan pesawat tempur dalam jarak 400 kilometer itu sudah terpasang di beberapa tempat di China, terutama di wilayah rawan konflik.

  VIVAnews  

Jumat, 31 Juli 2020

Ketika Analis Bicara Alutsista MV 22 Osprey

MV-22 Block C Osprey aircraft [Bellflight] 

Rencana pembelian pesawat canggih buatan Amerika Serikat (AS), Bell-Boeing MV-22 Osprey, oleh Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemenhan RI), ternyata belum terealisasi. Malahan, Kemenhan menyebut belum ada rencana pembelian pesawat canggih yang sudah diperkenalkan pada 2007 silam.

Sebuah analisa bahkan menyebut, pesawat dengan kemapuan mendarat vertikal helikopter tak pernah masuk dalam rencana belanja Menteri Pertahanan (Menhan), Letjen TNI (Purn.) H. Prabowo Subianto. Laporan ini datang dan dikutip VIVA Militer dari media ternama kawasan Asia, Asia Times.

Awal Juni 2020, Kementerian Luar Negeri Amerika (US Departement of State), memberikan pernyataan bahwa pihaknya sudah memberikan lampu hijau kepada Indonesia untuk membeli pesawat Bell-Boeing MV-22 Osprey.

Menurut laporan Stars and Stripes yang dikutip VIVA Militer, Kementerian Luar Negeri Amerika menyebut bahwa Indonesia melalui Kemenhan akan membeli delapan unit pesawat canggih itu.

Kabarnya juga, Kemenhan siap menggelontorkan dana sebsar US$ 16 juta, atau setara dengan Rp 232,9 triliun, untuk memperkuat armada Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan pesawat tersebut.

VIVA Militer: Pesawat Bell-Boeing MV-22 Osprey"Penjualan yang diusulkan ini akan mendukung tujuan kebijakan luar negeri, serta tujuan keamanan nasional Amerika Serikat dengan meningkatkan keamanan mitra regional," bunyi pernyataan Badan Kerjasama Keamanan Pertahan Amerika.

"Ini adalah penting yang merupakan kekuatan bagi stabilitas politik, dan kemajuan ekonomi di kawasan Asia-Pasifik," lanjut pernyataan Badan Kerjasama Keamanan Pertahan Amerika.

Akan tetapi, Asia Times menyebut bahwa pernyataan Badan Kerjasama Pertahanan Amerika itu justru di luar dugaan. Pasalnya, pesawat Bell-Boeing MV-22 Osprey tak pernah masuk dalam rencana belanja Prabowo. Hal ini ditegaskan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemenhan, Marsekal Madya TNI Donny Taufanto.

Di sisi lain, sejumlah analis militer juga menuding bahwa kegagalan pembelian Bell-Boeing MV-22 Osprey disebabkan masuknya nama Prabowo dalam daftar hitam Amerika.

Masuknya nama mantan Komandan Jenderal Kopassus (Danjen) TNI Angkatan Darat (TNI AD) dan Panglima Komando Strategis Cadangan Angkatan Darat (Kostrad) tak lepas dari peristiwa Kerusuhan Mei 1998. Hal ini yang dikaitkan sejumlah analis militer sebagai faktor utama batalnya pembelian Bell-Boeing MV-22 Osprey.

Prediksi para analis militer tak sepenuhnya benar. Sebab, Prabowo dan Menteri Pertahanan Amerika, Mark Esper, memiliki hubungan yang sangat baik. Esper dan Prabowo sama-sama hadir di Bangkok, Thailand, dalam sebuah konferensi keamanan regional pada 2019.

  VIVAnews  

Kamis, 30 Juli 2020

Pindad Gandeng Toyota

Rantis Maung 4x4 produksi Pindad [kompas} 

PT Pindad (Persero) mengabarkan bila Toyota melalui jaringan penjualan Auto2000, sudah bersedia untuk menyuplai unit Hilux dalam memenuhi kebutuhan produksi kendaraan taktis (rantis) Maung.

Seperti diketahui, walau bisa mengadopsi mesin lain, namun saat ini Pindad fokus lebih dulu pada dapur pacu milik Toyota Hilux yang dibekali mesin turbodiesel 2.400 cc berpenggerak roda 4x4, termasuk urusan sasisnya.

Lantas apakah dengan menggunakan mesin Hilux nantinya Maung bisa melakukan perawatan berkala di bengkel resmi Toyota?

Menjawab hal ini, Vice President Inovasi PT Pindad Windhu Paramarta mengatakan, bila hal tersebut saat ini sedang dibicarakan lebih detail.

"Sebenarnya Pindad sendiri bisa untuk melakukan perawatan kendaraan yang memang diproduksi oleh kami, tapi untuk Maung ini, terkait dengan support yang diberikan oleh Auto2000 kita juga sedang mengupayakan adanya kontrak servis, dan ini masih didiskusikan seperti apa," ucap Windhu kepada Kompas.com, Rabu (29/7/20202).

Prototipe kendaraan taktis (rantis) Maung 4x4 produksi PT Pindad di Bandung, Jawa Barat, Rabu (22/7/2020). Kendaraan ini digunakan beberapa waktu lalu oleh Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto dan rencananya akan diproduksi secara massal.

Bila memang kontrak servis bisa dilakukan, maka harusnya nanti perawatan Maung bisa dilakukan menggunakan jasa dari pihak Auto2000, baik dengan cara datang ke bengkel atau ada teknisi yang dikirim untuk melakukan perawatan berkala di tempat.

Menurut Windhu, sebenarnya untuk Pindad sendiri bisa melakukan perawatan, dan tiap kesatuan militer Angkatan Darat (AD) di daerah-daerah sudah memiliki bengkel pusat peralatan (Bengpuspal).

Namun dikarenakan untuk lebih memudahkan serta penyediaan peralatan yang lebih lengkap, ada baiknya ditangani langsung oleh merek.

"Karena mesin-mesin modern saat ini itu sudah menggunakan tools engine diagnostic, termasuk Hilux pada Maung, jadi akan lebih baik ditangai oleh Auto2000," ujar Windhu.

"Sebenarnya kami punya engine diagnostic, tapi agar lebih memudahkan nantinya akan lebih baik pakai jasa dari bengkel merek," kata dia.

  Kompas  

Anggaran Pertahanan Ternyata Mengalami Penurunan

✈️ Sebesar Apa Anggaran Kemhan RI dibanding Negara Tetangga?✈️ Pesawat TNI AU [TNI AU]

Anggaran Kementerian Pertahanan (Kemhan) yang besar kembali disorot. Kali ini Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan anggaran kementerian yang dipimpin Prabowo Subianto ini wajar sangat besar.

Khususnya, anggaran untuk belanja militer dalam pengadaan alat utama sistem pertahanan alias alutsista. Lalu seberapa besar perbandingan belanja militer di Indonesia dengan negara lain?

Dari catatan detikcom yang dihimpun Minggu (19/7/2020), menurut Stockholm International Peace Research Institute (Sipri) belanja militer Indonesia dibanding produk domestik bruto (PDB/GDP) ternyata terus mengalami penurunan sejak 1988 hingga 2019.

Sipri sendiri merupakan lembaga independen yang fokus pada masalah konflik hingga persenjataan mengumpulkan data belanja militer dari sejumlah negara. Sipri mengelola data berdasarkan sumber terbuka.

Tahun 1988, belanja militer di Indonesia tercatat 1,5% dibanding PDB. Kemudian, mengalami penurunan hingga tahun 1996 yang tercatat 1,3%. Sempat naik lagi di tahun 1997 di posisi 1,5%, belanja militer turun lagi sampai di 2003 menjadi 0,9% dibanding PDB.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi19IVOmjoVmF7X_gv0wyL8XKGTxVJ_ESbO6TkIp9rq_npwmvTbKZp6yw4MZsIO64hK6AF8NF1xoZKhqbdjyYnk_hQ6yTu7SpeNCHU_N1xLBcxsgHt7iQ0XbAPnVSHa_s-_2eohW9QZhSAi/s1600/Sigma+family_2920.JPGPada tahun 2004 hingga 2019, porsi belanja militer masih juga cenderung turun. Terakhir, di tahun 2019, porsi belanja militer di Indonesia sebesar 0,7% dibanding dengan total PDB Indonesia.

Bila dibandingkan dengan negara tetangga, belanja militer Brunei Darussalam berdasarkan data tersebut yakni 3,3% dari PDB di tahun 2019, Kamboja 2,3%, Malaysia 1%, Filipina 1%, Singapura 3,2%, dan Thailand 1,3%.

Kini, di tahun 2020 Prabowo dititipkan anggaran sebesar Rp 127,35 triliun. Yang merupakan anggaran kementerian/lembaga (K/L) paling besar. Belanja alutsista menjadi fokus anggaran Prabowo dengan bagian paling besar mencapai Rp 14, 53 triliun.

Itu baru pengadaan, Prabowo juga menganggarkan dana untuk pemeliharaan dan perawatan alutsista untuk Alpung, KRI, Kal, Ranpur/Rantis darat sebanyak 143 unit sebesar Rp 3,19 triliun. Sementara itu, pemeliharaan/perawatan Pesawat Udara, Senjata & Almatsus lainnya sebanyak 228 unit sebesar Rp 5,10 triliun.

  ✈️ detik  

Rabu, 29 Juli 2020

Peran TNI dalam Pemberantasan Terorisme

✈️ Telah Diamanatkan Undang-Undang✈️ Ilustrasi satgas Tinombala, melibatkan TNI [istimewa]

Aksi-aksi terorisme semakin marak terjadi di seluruh penjuru dunia, tak terkecuali Indonesia. Aksi terorisme sepatutnya dipandang tidak hanya sebagai sebuah kejahatan, namun harus dilihat sebagai sebuah ancaman terhadap kepentingan nasional, sehingga optimalisasi peran TNI dalam pemberantasan aksi terorisme adalah hal yang mutlak sebagaimana telah diamanatkan dalam Undang-Undang.

Hal itu disampaikan Kasum TNI, Letjen TNI Joni Supriyanto saat mendampingi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Republik Indonesia (Menko Polhukam) Mahfud MD saat kunjungan kerja dan memberikan pengarahan kepada Prajurit Detasemen Jala Mangkara TNI AL di Mako Detasemen Jala Mangkara, Cilandak, Jakarta Selatan, Rabu (29/7/2020).

Joni Supriyanto mengatakan, Presiden Joko Widodo juga telah menekankan pentingnya memberikan kewenangan kepada Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam mengatasi aksi terorisme, sehingga dapat diberantas langsung ke akarnya.

Suatu kehormatan bagi prajurit-prajurit Detasemen Jala Mangkara (Denjaka) dapat menerima kunjungan Bapak Menkopolhukam kali ini, sekaligus para prajurit dapat menunjukkan kemampuan khusus yang dimiliki, tidak hanya dalam operasi antiteror, namun juga antisabotase dan klandestin aspek laut,” ucapnya.

Menurut Joni, seluruh prajurit Denjaka dituntut memiliki kesiapan operasional mobilitas kecepatan, kerahasiaan dan pendadakan yang tertinggi di segala medan operasi baik darat, laut maupun udara. Denjaka bersumber dari prajurit-prajurit pilihan, terbaik dan tangguh yang direkrut dari personel Intai Amfibi Marinir dan juga dari Komando Pasukan Katak.

Satuan-Satuan Pasukan Elite TNI selalu siap siaga untuk melaksanakan tugas menjaga dan mempertahankan tegaknya kedaulatan negara. Kami tidak ingin dikenal, tapi kami siap mendarmabaktikan jiwa raga kami demi republik ini. Kami memang bukan yang terbesar, tapi mematikan,” tegasnya. (cip)

  ✈️ sindonews  

Anggota DPR Minta Kemhan dan TNI Tak Terprovokasi Medsos

✈️ Jet tempur Euro Fighter Typhoon Austria tranche I [eurofighter]

Kementerian Pertahanan (Kemhan) atau TNI diminta untuk tidak terprovokasi oleh media sosial (medsos) terkait kebijakan pemenuhan alat utama sistem persenjataan (Alutsista) yang akan diambil.

Hal itu disampaikan oleh Anggota Komisi I DPR RI, Bobby Adityo Rizaldi, terkait polemik rencana Kemhan yang akan membeli membeli jet tempur bekas Eurofighter Thypoon milik Austria.

Bobby mengungkapkan bahwa idealnya Indonesia memang membeli Pesawat tempur baru, tetapi Kemhan atau TNI AU lebih memahami postur pertahanan udara yang dibutuhkan.

"Menurut saya Kemhan atau TNI AU lebih paham yang dibutuhkan saat ada kekosongan postur pertahanan udara saat ini," ungkapnya di Jakarta, Selasa (28/7/2020).

Ilustrasi pesawat Rafale Perancis [istimewa]

Menurut Bobby, terkait urgensi postur pertahanan, Indonesia memang perlu peremajaan Pesawat tempur pengganti F-5E Tiger, dan secara teknis perlu Pesawat bermesin ganda untuk menjaga wilayah Indonesia yang luas di bagian Timur.

Bobby mengatakan, periode Kekuatan Pokok Minimum (Minimum Essential Force/MEF) II yang ideal ada pengadaan Su-35 yang baru, namun sepertinya tertunda karena adanya embargo dari Amerika Serikat melalui Undang-Undang Penentang Lawan Amerika Melalui Sanksi (Countering America's Adversaries Through Sanctions Act/CAATSA).

"Soal Eurofighter belum pernah dibahas di Komisi I DPR RI. Lalu terkait polemik Pesawat baru dan bekas, untuk membeli Pesawat baru membutuhkan waktu sedangkan kita perlu Pesawat tempur pengganti F-5E," katanya.

Ilustrasi Sukhoi 35 Rusia [Ochevidets]

Bobby menyarankan agar publik menyerahkan sepenuhnya kepada Kemhan atau TNI untuk memutuskan. Namun, menurut Bobby, tetap dipastikan tahapan-tahapannya harus layak pengadaan melalui peran Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Politikus Partai Golkar itu mengungkapkan bahwa DPR RI tidak bisa terlibat membahas satuan 3, dan dalam pengadaan Alutsista yang paling paham adalah Kemhan atau TNI.

"Jangan terprovokasi hal teknis dari sosial media atau internet, Kemhan atau TNI pasti punya perhitungan strategis selain soal baru atau bekas," ungkapnya.

Sebelumnya, Indonesia dikabarkan berminat membeli 15 Pesawat tempur buatan konsorsium Eropa, yakni Eurofighter Typhoon, yang saat ini dioperasikan oleh AU Austria.

  ✈️ Akurat  

[Dunia] 5 Jet Tempur Rafale Terbang ke India

Ilustrasi senjata berat pesawat Rafale [istimewa] ★

Lima dari 36 pesawat jet tempur Rafale pertama yang dibeli oleh New Delhi dari Dassault Aviation Prancis sedang diterbangkan dari pabriknya ke India.

Jet-jet tempur Prancis ini akan menjadi lawan tangguh China yang saat ini membanggakan jet tempur siluman generasi kelima J-20.

Prancis telah mempercepat pengiriman jet-jet tempur Rafale setelah pasukan New Delhi dan Beijing terlibat bentrok mematikan di Ladakh 15 Juni 2020. Bentrok di wilayah perbatasan yang disengketakan itu menewaskan puluhan personel militer termasuk 20 tentara India.

Lima jet tempur Rafale diterbangkan dari Prancis oleh pilot-pilot Angkatan Udara India pada 27 Juli dan dijadwalkan tiba pada Rabu (29/7/2020).

Mengutip laporan Defense News, Selasa (28/7/2020), kelima pesawat tempur itu dijadwalkan untuk melakukan perjalanan dalam dua tahap, dengan pengisian bahan bakar air-to-air selama leg pertama yang disediakan oleh pesawat tanker Angkatan Udara Prancis A330 Phenix MRTT.

Pesawat MRTT kedua juga menyertai penerbangan kelima jat tempur Rafale dengan membawa 70 respirator, 100.000 alat tes dan 10 profesional kesehatan militer untuk membantu India dalam perjuangannya melawan pandemi Covid-19.

Pilot-pilot India lepas landas dari fasilitas Dassault Aviation Mérignac dekat Bordeaux di Prancis barat dan akan mendarat di Stasiun Angkatan Udara Ambala di India utara, sekitar 125 mil utara Delhi, pada 29 Juli. Demikian disampaikan Angkatan Udara India via akun Twitter-nya.

Leg pertama adalah ke pangkalan udara Al Dhafra di Uni Emirat Arab di mana pesawat-pesawat tempur tersebut mendarat pada Senin sore.

 Perbandingan Dengan J-20 China 
Jet Tempur Rafale Diklaim Lebih Hebat dari J-20 China, Ini PerbandingannyaPerbandingan sekilas jet tempur Rafale Prancis yang dibeli India dengan jet tempur J-20 China. [Foto/The Quint]

Lima dari 36 jet tempur Rafale yang dibeli New Delhi dari Dassault Aviation Prancis sedang terbang ke India. Pakar militer New Delhi mengklaim pesawat tempur buatan Prancis ini lebih hebat dari jet tempur J-20 yang dibanggakan China.

Rafale adalah pesawat tempur generasi 4.5, dan China mengklaim bahwa J-20 adalah jet tempur siluman generasi ke-5.

Angkatan Udara India (IAF) telah memperjelas bahwa para pilot, awak darat dan pesawat tempur akan siap secara operasional ketika jet-jet Rafale itu mencapai India.

"Rafale jauh lebih unggul dari J-20, jet tempur Chengdu di China. Meskipun diyakini sebagai jet tempur generasi ke-5, mungkin pesawat terbaik generasi 3,5. Mesin (J-20) ini memiliki mesin generasi ketiga seperti yang kita miliki di Sukhoi," kata pensiunan Marsekal Udara R Nambiar yang terbang menguji jet tempur Rafale untuk India.

Pakar India itu mengatakan karakteristik stealth atau siluman pada J-20 dipertanyakan para analis. Menurutnya, jika J-20 adalah yang terbaik, mengapa China menggunakan jet tempur Su-35 Rusia.

Tapi, lanjut dia, jet tempur Su-35 Rusia itu juga mungkin tidak dapat bersaing dengan Rafale.

"Su-35 juga bukan tandingan Rafale dengan senjata, sensor superior, dan arsitektur yang terintegrasi penuh. Kemampuan untuk melakukan penerbangan super bahkan dengan empat rudal, semua karakteristik tersembunyi membuat Rafale jauh lebih kuat daripada Su-35," papar Nambiar.

J-20 menggunakan mesin yang sama dengan Su-30. Tetapi mesin Rafale lebih baik dalam hal keandalan, umur panjang dan perawatan.

 Kemampuan Tempur Superior 

"(Rafale) ini dapat mengangkat beban hingga 1,5 kali beratnya, yang berarti dapat membawa senjata dan bahan bakar kapasitas jauh lebih banyak daripada J-20," kata seorang pejabat Angkatan Udara India (IAF) yang berbicara secara anonim seperti dikutip India Today, Selasa (28/7/2020).

Perbedaan terbesarnya adalah Rafale merupakan pesawat terbang omni-peran. Ini dapat melakukan setidaknya empat misi dalam satu sorti sedangkan J-20 tidak dapat melakukan beberapa misi sekaligus.

Rafale juga telah teruji di medan tempur yang sebenarnya, yakni telah digunakan di Afghanistan, Libya dan Suriah. Sedangkan J-20 belum menjadi bagian dari tindakan apa pun. Juga, rudal Meteor di Rafale membuatnya jauh lebih kuat daripada J-20 atau pun Su-30.

Selain misil HAMMER yang merupakan senjata tambahan, jet tempur Rafale juga dipersenjatai dengan rudal Meteor dan rudal Scalp yang kuat, yang akan meningkatkan kemampuan serangan udara dan dominasi udara Angkatan Udara India.

Meteor adalah rudal air-to-air jarak jauh dengan jangkauan visual 150 km. Scalp adalah rudal jelajah jarak jauh dengan jangkauan 200 km yang dapat diluncurkan dari pesawat untuk serangan terhadap target yang dalam posisi tetap dan diam di darat atau perairan.

Bahkan, Rafale juga rencananya dilengkapi rudal MICA yang dapat digunakan baik untuk intersepsi visual ke udara dan serangan air-to-surface. (min)

  Sindonews  

Selasa, 28 Juli 2020

[Dunia] Israel Meningkatkan Pelatihan Perang melalui Pusat Medan Perang Virtual

➶ Untuk Menghadapi HezbollahPasukan Pertahanan Israel telah menyelesaikan beberapa latihan dengan Brigade and Battlegroup Mission Training Center yang baru. (Elbit Systems via Defense News) ★

Pasukan pertahanan Israel telah menyelesaikan beberapa latihan dengan Brigade and Battlegroup Mission Training Center yang baru, menggunakan pelatihan tempur virtual.

Ketegangan dengan Hezbollah di Lebanon telah meningkat bulan ini dan pejabat Israel Defense Forces (IDF) mengatakan mereka menghadapi ancaman serangan yang konstan dan perlu dipersiapkan untuk meresponsnya.

Melansir Defense News pada Selasa (28/7/2020), IDF melakukan latihan virtual untuk mempersiapkan serangan balasan kepada pasukan Hezbollah.

Brigade and Battlegroup Mission Training Center (B2MTC) merupakan bagian dari upaya pengembangan digitalisasi terhadap lebih banyak alat yang digunakan IDF selama rencana Momentum multi-tahun yang mencakup teknologi jaringan baru.

Komandan Batalion Pasukan Khusus Brigade Givati, Letnan Kolonel Netanel Shamaka, mengatakan latihan terakhir menggunakan sistem baru pertempuran virtual, dan "memungkinkan kita untuk memperdalam pemahaman tentang skenario medan perang."

Dua brigade telah menjalani pelatihan pada Juni dan Juli, dan akan berlanjut untuk 8 brigade lainnya sampai pada akhir tahun ini.

"Kemampuan IDF untuk meningkatkan dan mengembangkan inisiatif dan inovasi di antara barisan tempur, yang meningkatkan kemamp. Brigade Givati adalah brigade pertama yang memulai pelatihan dengan cara ini (pertempuran virtual)," ujar Shamaka.

Pelatihan berlangsung di Markas Komando Pelatihan di pangkalan Julis dekat Ashkelon.

B2MTC dikembangkan oleh Elbit Systems. Kemudian, ditingkatkan 2 kali dengan pembaruan kapasitas, database, dan pelaporan pasca tindakan.

Simulator virtual ini menyediakan koordinasi yang lebih baik di medan perang, menurut Tal Cohen, Direktur Senior Pelatihan dan Simulasi Pertanahan di Elbit Systems.

Pusat pelatihan virtual, seperti yang digunakan IDF, semakin populer di seluruh dunia, salah satunya dengan adanya kerja sama antara Elbit dengan pusat simulasi Royal Netherland Army (SimCen).

"Operasi militer menjadi semakin kompleks, sementara peluang latihan berskala besar lebih jarang terjadi karena kendala biaya, logistik, dan lingkungan," kata pihak Elbit System.

Pelatih baru dari Elbit Systems memberi Angkatan Bersenjata solusi yang fleksibel dan dapat diskalakan oleh komandan pelatih.

Brigade Givati biasanya dikerahkan di Israel selatan di seberang perbatasan Gaza.

Pelatihan mempersiapkan kami untuk pertempuran dari sudut pandang yang berbeda. Kami akan menerapkan ini di medan perang pada hari yang diperintahkan,” kata Shamaka.

Israel menghadapi ketegangan dengan Hamas di Gaza selama beberapa tahun terakhir, dengan adanya lebih dari 1.500 roket telah ditembakkan dan bentrokan di sepanjang perbatasan, insiden di laut serta melibatkan pesawat tak berawak.

Selain latihan virtual untuk mempersiapkan pertempuran dengan Hezbollah, pada 23 Juli Israel telah meningkatkan pasukan darat di sepanjang perbatasan Lebanon, karena kekhawatiran tentang eskalasi yang dilakukan oleh Hezbollah.

Israel juga terlibat dalam operasi multi-tahun untuk menghadapi unsur-unsur kekuatan Iran di Suriah dan di sekitar kawasan itu.

Medan perang yang kompleks ini, menggunakan F-35 generasi ke-5 dan pertahanan udara terbaru, dengan lebih banyak konsentrasi terhadap pasukan khusus yang cocok dalam pelatihan virtual.

Pelatihan ini memberikan tantangan yang lebih besar yang berurusan dengan sistem yang melibatkan kecerdasan buatan dan algoritma untuk membantu dalam manajemen pertempuran.

Selama pelatihan baru-baru ini tentara mengalami pertempuran di medan simulasi perkotaan yang diperkuat oleh Hezbollah.

Simulator tersebut dibagi sepanjang garis brigade, dengan ruang komando dan pemimpin peleton serta komandan kompi dan latihan berlanjut selama beberapa hari.

Replika desa-desa Lebanon muncul di layar dengan ancaman yang akan dihadapi tentara, seperti bunker Hezbollah.

Ada sistem yang mendokumentasikan kegagalan di lapangan dan korban virtual yang ditimbulkan, untuk membantu unit pasukan belajar dari kesalahan.

Rencana momentum IDF ini diperkirakan dapat membawa sebanyak mungkin kemampuan terdepan secepat mungkin selama konflik, medan perang digital ini membantu dalam meningkatkan koordinasi.

Cohen mengatakan peningkatan pelatihan terbaru ini artinya simulator memberikan 100 lebih petugas dari berbagai tingkat brigade akses ke unit periferal, logistik, UAV, helikopter, artileri, pesawat terbang, dan semua senjata serta elemen gabungan lainnya yang mungkin ada di medan perang.

 Berikut video latihan militer virtual liputan VoA : 



  Kompas  

India Tawarkan Ekspor Rudal Jelajah Brahmos

➶ Menhan Prabowo bertemu Menhan India Rajnath Singh membahas kerja sama pertahanan.Rudal Jelajah Brahmos [istimewa] ★

India dan Indonesia sepakat untuk memperluas kerja sama di bidang pertahanan. termasuk industri dan berbagi teknologi. Kemungkinan perluasan hubungan di bidang pertahanan dan militer selanjutnya dibahas selama pembicaraan antara Menteri Pertahanan (Menhan) India Rajnath Singh dan Menhan RI Letnan Jenderal (Purn) Prabowo Subianto.

Mencerminkan pentingnya Indonesia terkait dengan hubungan strategisnya dengan India, Prabowo tiba di India pada Ahad (26/7), untuk mengadakan pembicaraan dengan pejabat militer, terlepas dari pandemi Covid-19 yang melanda negara tersebut.

Sumber-sumber mengatakan, masalah kemungkinan ekspor rudal jelajah Brahmos ke Indonesia oleh India dan langkah lebih memperdalam kerja sama keamanan maritim yang menonjol dalam pembicaraan kedua negara.

Kedua menteri sepakat untuk lebih meningkatkan kerja sama pertahanan bilateral di bidang yang disepakati bersama. Potensi bidang kerja sama di bidang industri pertahanan dan teknologi pertahanan juga diidentifikasi oleh kedua negara," kata Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dalam sebuah pernyataan, dikutip dari The Print, Senin (27/8).

Dalam pernyataan tersebut, baik Singh dan Subianto berkomitmen untuk lebih memperkuat kerja sama bilateral dan membawa ikatan pertahanan ke "tingkat pengiriman berikutnya."

"Pertemuan berakhir dengan catatan positif dengan komitmen untuk lebih memperkuat dan memperluas ruang lingkup kerja sama bilateral antara kedua negara," kata Kemenhan tanpa memberikan rincian.

Penjajakan alutsista dengan imbal dagang, salah satunya rudal anti kapal (versi SSM) Brahmos dari India [Kompas]

India dan Indonesia memiliki kerja sama yang kuat di bidang pertahanan dan keamanan. Kedua negara menandatangani perjanjian kerja sama pertahanan baru pada 2018 selama kunjungan Perdana Menteri Narendra Modi ke Indonesia. Pakta tersebut bertujuan untuk mencerminkan peningkatan hubungan antara kedua negara untuk kemitraan strategis yang komprehensif.

Dalam pembicaraan Senin, Menhan Singh mengulangi sejarah panjang interaksi yang saling menguntungkan antara kedua negara dengan tradisi dialog politik yang erat, hubungan ekonomi dan perdagangan serta interaksi budaya dan orang ke orang. Para pejabat mengatakan, kedua belah pihak mengeksplorasi berbagai bidang untuk lebih memperluas kerja sama strategis termasuk di bidang industri pertahanan dan berbagi teknologi.

Sementara India Sentinels melaporkan, Prabowo melakukan kunjungan kerja ke Indonesia selama tiga hari, yaitu pada 26-28 Juli 2020. Pada Senin, Prabowo memulai agenda kunjungan dengan meletakkan karangan bunga di Peringatan Perang Nasional di ibu kota nasional India tersebut. Dia mendapat sambutan Penjaga Kehormatan di South Block Lawns, dan Menhan India Rajnath Singh menerima kedatangan Prabowo di kantornya di South Block. Kemudian, kedua menteri tersebut mengadakan pembicaraan bilateral secara tertutup untuk lebih memperkuat ikatan pertahanan India dan Indonesia.

Dalam pertemuan dengan Prabowo, Menhan India Rajnath Singh didampingi Kepala Staf Pertahanan dan Sekretaris Departemen Urusan Militer Jenderal Bipin Rawat, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal MM Naravane, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Karambir Singh, Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal RKS Bhadauria, dan Sekretaris Kemenhan Dr Ajay Kumar.

  Republika  

Dua Kapal Patroli Perkuat TNI AL

Produksi PT Caputra Mitra Sejati https://photo.jpnn.com/arsip/watermark/2020/07/27/ksal-laksamana-tni-yudo-margono-meresmikan-dua-kapal-perang-baru-jenis-patroli-cepat-pc-40-m-yakni-kri-posepa-870-dan-kri-escolar-871-foto-dispenal-55.jpgKASAL Laksamana TNI Yudo Margono meresmikan dua kapal perang baru jenis Patroli Cepat (PC-40 M) yakni KRI Posepa-870 dan KRI Escolar-871. [Dispenal]

TNI Angkatan Laut meluncurkan dua kapal perang baru jenis Patroli Cepat (PC-40 M) yakni KRI Posepa-870 dan KRI Escolar-871.

Peresmian dipimpin oleh Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono didampingi Ketua Umum Jalasenastri Ny. Vero Yudo Margono di Halte Slipway PT Caputra Mitra Sejati, Banten, Senin (27/7).

Kapal PC 40 M ini, memiliki spesifikasi panjang 45,5 meter, lebar 7,9 meter dan bobot 220 ton. Kapal tersebut mampu melaju dengan kecepatan maksimal 24 knot, kecepatan jelajah 17 knot dan kecepatan ekonomis 15 knot, serta memiliki ketahanan (endurance) dalam berlayar selama enam hari.

Kapal perang ini juga dilengkapi dengan dua unit radar dan senjata meriam 30 mm serta diawaki 35 Anak Buah Kapal (ABK).

Dalam acara shipnaming dan launching tersebut, Kasal mengatakan bahwa sebagai negara maritim yang memiliki konstelasi perairan yang cukup luas, TNI AL bertanggung jawab terhadap kedaulatan dan stabilitas keamanan maritim di seluruh wilayah yurisdiksi Indonesia. Sebagai konsekuensinya kebutuhan kapal patroli merupakan suatu keharusan bagi negara kepulauan.

Pembangunan kapal patroli 40 M ini, merupakan bagian integral dari pembanguan kekuatan TNI AL dan wujud dari kemandirian industri pertahanan. Pemenuhan kebutuhan alutsista TNI AL juga turut memberikan kontribusi bagi peningkatan perekonomian bangsa dan kesejahteraan rakyat Indonesia,” ujar Kasal.

Tidak hanya itu, Kasal juga menambahkan bahwa peluncuran KRI Posepa-870 dan KRI Escolar-871 ini, akan memasuki tahap pengabdiannya sebagai bagian dari unsur patroli di bawah Kotama Operasi karena kedua unsur ini memiliki performa yang jauh lebih baik.

Saya berharap seluruh pihak mampu menciptakan inovasi baru dan kita tunjukkan bahwa kita dapat mengejar ketertinggalan yang sudah terjadi selama ini. Bangsa Indonesia harus menjadi bangsa yang kompetitif dan mampu bersaing di tataran Internasional termasuk dalam industri perkapalan,” tambahnya.

Alutsista TNI Angkatan Laut ini, merupakan kapal perang karya anak bangsa yang diproduksi PT Caputra Mitra Sejati Banten. KRI Posepa-870 rencananya akan memperkuat Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) V Surabaya, sedangkan KRI Escolar-871 akan memperkuat Lantamal VII Kupang.

Peluncuran Kapal perang tersebut ditandai dengan pemotongan tali dan prosesi pemecahan kendi oleh Ny. Vero Yudo Margono sebagai “Ibu Kandung Kapal” dan dilanjutkan dengan pemberian cinderamata berupa miniatur kapal PC 40 M.

Turut mendampingi Kasal pada kesempatan tersebut para Pejabat Tinggi TNI AL diantaranya, Irjenal, Asops Kasal, Aslog Kasal, Pangkoarmada I, Pangkolinlamil, Kadismatal, Kadislaikmatal, Kadisadal, Kadislitbangal, Danlantamal III Jakarta, Dirut PT CMS Kris Pramono dan jajaran Direksi PT CMS Banten serta Satuan Tugas Yekda Dalam Negeri (Satgas Yekda DN) PC 40 M.(fri/jpnn)

  JPNN