Sabtu, 11 Oktober 2025

Lanud Anang Busra Siap Operasikan Drone Tempur CH-4

🛩  Tarakan Basis Strategis TNI AU Drone UCAV CH-4 TNI AU (Oryx)

Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) Anang Busra Tarakan resmi naik status menjadi lanud tipe A, setelah sebelumnya berstatus tipe B. Kenaikan tipe ini menjadi tonggak penting dalam penguatan pertahanan udara di wilayah Kalimantan Utara yang merupakan daerah strategis dan berbatasan langsung dengan Malaysia serta kaya akan sumber daya alam.

Komandan Lanud Anang Busra, Marsma TNI Andreas A. Dhewo, S.E., M.Sc., M.Si (Han), menjelaskan perubahan status tersebut berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 8 Tahun 2025 yang diteken pada 29 April 2025 tentang validasi organisasi TNI AU.

Melalui keputusan ini, terdapat lima lanud yang mengalami peningkatan tipe dari B ke A, yaitu Lanud Soewondo di Sumatera Utara, Lanud Husein Sastranegara di Jawa Barat, Lanud Raden Sadjad di Kepulauan Riau, Lanud Pendidikan Sulaiman di Jawa Barat, dan Lanud Anang Busra di Kalimantan Utara.

Jadi, saat ini Lanud Anang Busra Tarakan telah naik tipe dari B menjadi A sesuai perintah pimpinan. Tentunya, kenaikan ini dibarengi dengan penyesuaian pangkat dan jabatan di dalam struktur lanud,” ujar Andreas, Jumat (10/0/2025).

Komandan Lanud Anang Busra berpangkat Marsma yang pertama ini, mengungkapkan para kepala dinas (kadis) yang sebelumnya berpangkat letnan kolonel juga naik menjadi kolonel.

Kenaikan tipe ini, lanjutnya, akan berimplikasi langsung terhadap peningkatan jumlah personel di Lanud Anang Busra. Jumlah prajurit nantinya akan disesuaikan dengan pengembangan organisasi, termasuk dengan pembentukan satuan baru di bawah kendali komando Lanud Anang Busra.

Penambahan personel ini tentu akan sejalan dengan peningkatan tanggung jawab dan peran strategis lanud dalam menjaga wilayah udara Kalimantan Utara,” kata Andreas yang sebelumnya menjabat Direktur Pendidikan Akademi Angkatan Udara (AAU) dan pernah menempuh pendidikan di Lemhannas selama satu tahun.

  Pembentukan Skuadron 53 
Infografis drone tempur CH-4 (sindonews)
Salah satu langkah konkret yang tengah dipersiapkan sebagai tindak lanjut peningkatan tipe adalah pembentukan Skuadron UAV (Unmanned Aerial Vehicle) atau Skuadron 53, yang akan menjadi satuan baru di bawah Lanud Anang Busra. Skuadron ini dirancang untuk mengoperasikan pesawat tanpa awak atau drone militer guna memperkuat fungsi pengawasan udara, intelijen, dan pertahanan wilayah perbatasan.

Pimpinan TNI dan TNI AU melihat Tarakan adalah wilayah yang sangat strategis, baik dari aspek geografis maupun potensi sumber daya alamnya. Karena itu, dipandang perlu membangun Skuadron UAV di sini. Rencananya akan diresmikan tahun depan oleh pimpinan TNI AU,” jelas Andreas.

Adapun drone militer yang akan digunakan adalah CH-4, buatan China Aerospace Technic and Corporation. Drone ini memiliki kemampuan terbang sejauh 5.000 kilometer dan dapat bertahan di udara selama 30 hingga 40 jam.

Selain menjalankan fungsi ISR (Intelligence, Surveillance, and Reconnaissance), CH-4 juga mampu dipersenjatai sehingga dapat beroperasi sebagai drone serang (attack drone) yang bisa membawa rudal maupun bom.

Dengan kemampuan itu, kehadiran Skuadron UAV ini akan sangat strategis. Kita bisa membantu pengamatan udara di wilayah perbatasan, termasuk mendeteksi dan mencegah penyelundupan, pelanggaran batas wilayah, dan potensi ancaman lainnya di Kalimantan Utara,” ujarnya.

Saat ini, seluruh fasilitas pendukung untuk pengoperasian Skuadron UAV tengah disiapkan. Apron dan jalur penghubung ke landasan pacu sudah selesai dibangun, perumahan bagi personel juga siap, serta dukungan logistik seperti kendaraan dinas untuk komandan dan staf telah disediakan. Andreas menyebutkan, untuk tahap awal akan ada penambahan sekitar 60 personel yang akan mengawaki Skuadron 53 tersebut.

Untuk sementara, personel belum ditempatkan di sini karena masih dalam tahap persiapan. Namun, para calon pilot UAV sudah dikirim ke negara pembuat pesawat untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan,” terang Andreas.

Ia memperkirakan, operasional penuh Skuadron UAV dapat dimulai secara bertahap pada kuartal IV tahun depan, meski proses akuisisi alat utama sistem senjata (alutsista) atau Alat Peralatan Pertahanan (Alpalhan) memerlukan waktu cukup panjang.

Drone UCAV CH-4 TNI AU (Adhityaaap)
Menurutnya, pengadaan peralatan pertahanan seperti drone maupun pesawat tempur tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat.

Kalau peralatan militer itu tidak seperti membuat makanan ringan, yang bisa langsung jadi. Produksinya terbatas, bahkan untuk satu pesawat bisa memakan waktu berbulan-bulan, tergantung kapasitas pabriknya. Jadi prosesnya harus bertahap,” ungkapnya.

Selain penguatan di sektor UAV, Andreas menjelaskan TNI AU saat ini juga telah memiliki Skuadron Intai yang bermarkas di Lanud Hasanuddin, Makassar, dengan pesawat Boeing dan CN235. Skuadron tersebut kerap melakukan patroli maritim dan udara hingga wilayah Kalimantan Utara, termasuk singgah di Lanud Anang Busra.

Namun untuk pembentukan skuadron udara berawak di Tarakan, rencananya belum akan direalisasikan dalam waktu dekat.

Untuk saat ini, fokus kami adalah Skuadron UAV. Sedangkan skuadron udara berawak masih dalam tahap perencanaan jangka panjang,” katanya.

Sebagai lanud tipe A, Lanud Anang Busra kini memiliki peran lebih besar dalam struktur pertahanan udara nasional. Andreas menuturkan, jumlah personel dan satuan di bawahnya akan disesuaikan secara bertahap.

Meski belum sebesar Lanud Halim Perdanakusuma di Jakarta yang memiliki banyak skuadron dan ribuan personel, Lanud Anang Busra diproyeksikan menjadi pusat pengawasan udara utama di kawasan Kalimantan Utara.

Kalau di Lanud Halim ada banyak skuadron seperti Hercules, Skuadron 31, Skuadron 2, hingga Skuadron 17 VIP-VVIP, jumlah personelnya ribuan. Sementara kami di sini masih akan fokus pada satu satuan utama, yakni Skuadron UAV. Tapi tidak menutup kemungkinan lima tahun ke depan akan ada pengembangan satuan baru lagi,” ungkapnya.

Dengan naiknya status menjadi tipe A dan dibangunnya Skuadron UAV Skuadron 53, Lanud Anang Busra sekaligus berdiri sebagai simbol penguatan pertahanan udara nasional di kawasan perbatasan utara Indonesia.

Dengan semua peningkatan ini, Lanud Anang Busra akan semakin siap menjadi garda terdepan pertahanan udara di wilayah perbatasan. Kami siap mengemban amanah dan tanggung jawab yang lebih besar demi menjaga langit Indonesia,” tegas Andreas. (*/saf)

  🛩
Fokus Borneo  

Jumat, 10 Oktober 2025

Infografis KSOT produksi PT PAL

  KSOT tampil perdana di HUT TNI ke 80 di Monas KSOT-001 dalam ujicoba di Laut (Sekpres)

Kapal selam tanpa awak otonom akhirnya diperlihatkan perdana ke masyarakat Indonesia pada HUT ke-80 TNI di Monas, Minggu (5/10/2025).

Kapal selam canggih ini merupakan karya anak bangsa yang diproduksi langsung oleh PT PAL Indonesia (Persero).

Bentuk Kapal Selam KSOT tidak sebesar kapal selam pada umumnya, namun dilengkapi persenjataan canggih, termasuk torpedo.

Mengutip penjelasan PT PAL Indonesia, Senin (6/10/2025), Kapal Selam Autonomous (KSOT) merupakan produk terbaru mereka hasil kerja sama dengan perusahaan asal Jerman Diehl Defense yang berfokus pada produksi underwater missile.

  3 varians : 
infografis KSOT produksi PAL (PAL)
Kapal selam autonomous siap menjalankan fungsi asasi tempur. KSOT sendiri memiliki periode operasi yang sangat panjang hingga 72 jam. Konsep strategi yang diusung KSOT hampir mirip dengan Kapal Serang Ringan (KSR).

KSOT memiliki bobot 37,28 ton dengan panjang keseluruhan 15 meter, lebar 2,2 meter, dan draft 1,85 meter.

Kapal selam tanpa awak ini memiliki kecepatan sebesar 20 knot dan dilengkapi dengan Artificial Intelligence (AI), yang dapat dimonitor dari jarak jauh untuk mengirimkan informasi ke pusat komando.

Melalui kerja sama dengan Diehl Defense, KSOT juga dilengkapi persenjataan, layaknya kapal selam pada umumnya. Yaitu 6 rudal torpedo black shark dan rudal exocet.

Kapal selam ini juga dilengkapi alat navigasi dan komunikasi yang canggih. ada 3 varians KSOT :

👷 Kapal selam pengintai
👷 Kapal selam umpan
👷 Kapal selam serang

Infogradis KSOT PAL (PAL)
Indonesia sebagai negara yang 70% luas wilayah berupa perairan, penting akan adanya dukungan kapal selam.

Mengingat pembuatan kapal selam pada umumnya memerlukan investasi yang besar dan dalam rentang waktu tertentu, Kapal Selam Autonomous (KSOT) dapat menjadi solusi.

Dalam produksinya, Kapal Selam Autonomous memiliki tingkat komponen dalam negeri (TKDN) sebesar 50% dan nantinya akan ditingkatkan menjadi 70%.

Kapal selam Autonomous sendiri belum banyak dimiliki oleh negara-negara maju.

 Berikut spesifikasi kapal selam KSOT : 
👷 Mampu menjelajah di bawah permukaan hingga kedalam 350 meter.
👷 Waktu tempuh 72 jam.
👷 Kecepatan jelajah maksimal 20 knot.
👷 Jangkauan maksimal 203 miles.
👷 6 rudal torpedo black shark.
👷 Dapat dipersenjatai rudal Exocet.
👷 Alat navigasi dan komunikasi yang canggih.

   👷  Garuda Militer
 

CMS ADVENT Havelsan Mulai Dipakai Kapal Perang Indonesia

 HAVELSAN telah berhasil mengirimkan dan mengintegrasikan Sistem Manajemen Tempur ADVENT yang dikembangkan secara nasional dan Sistem Distribusi Data Kapal FLEETSTAR ke kapal serang cepat KRI Belati-622 milik Angkatan Laut Indonesia (TNI AL). KRI BELATI-622 (Credit: HAVELSAN)

Setelah uji coba penerimaan laut yang komprehensif dan uji tembak langsung, kedua sistem telah resmi beroperasi menandai tonggak penting bagi teknologi angkatan laut Turki di Asia Tenggara dan memperkuat kehadiran HAVELSAN yang semakin luas di ekosistem pertahanan Asia-Pasifik.

Dibangun oleh PT TESCO Indomaritim, kapal kelas KCR-60 menjalani fase pengujian yang ketat di mana ADVENT dan FLEETSTAR menunjukkan kinerja dan interoperabilitas yang luar biasa. Para teknisi HAVELSAN memberikan dukungan teknis di lokasi selama proses integrasi dan uji coba, memastikan kelancaran operasional kedua sistem.

Para pejabat dari Kementerian Pertahanan Indonesia (Kemenhan), tim uji SATGAS, dan PT TESCO Indomaritim memuji keandalan sistem dan arsitektur digitalnya yang canggih, yang menekankan kontribusinya terhadap program modernisasi Angkatan Laut Indonesia.

  Otak Digital dan Jantung Platform Angkatan Laut 
ADVENT, yang dikembangkan untuk memungkinkan peperangan yang berpusat pada jaringan, berfungsi sebagai otak operasional armada modern menggabungkan input sensor, kendali senjata, komunikasi, dan dukungan keputusan menjadi gambaran taktis yang terpadu. Hal ini memungkinkan angkatan laut untuk menjalankan misi kompleks dengan kecepatan, fleksibilitas, dan interoperabilitas yang lebih tinggi.

FLEETSTAR melengkapi ADVENT sebagai tulang punggung digital platform, mengumpulkan data penting dari sistem onboard dan mendistribusikannya secara aman ke subsistem. Bersama-sama, kedua sistem ini menyediakan infrastruktur digital yang tangguh dan tangguh yang meningkatkan efisiensi operasional dan daya tahan platform.

  Kemitraan Strategis 
CEO HAVELSAN, Dr. Mehmet Akif Nacar, menekankan pentingnya kolaborasi dengan PT TESCO Indomaritim, dengan menyatakan:

Pencapaian ini tidak hanya mencerminkan keunggulan teknologi HAVELSAN tetapi juga kemitraan strategis yang kuat yang kami bangun dengan Indonesia. Keberhasilan integrasi ADVENT dan FLEETSTAR menunjukkan kemampuan Turki untuk menghadirkan sistem angkatan laut canggih yang berpusat pada jaringan dalam skala global.

Dr. Nacar menekankan bahwa HAVELSAN bertujuan untuk memperluas kerja sama dengan TNI AL pada proyek-proyek mendatang, termasuk OPV-90, Merah Putih, dan kapal-kapal kelas KCR-60/KCR-70 tambahan.

  Tentang KRI Belati-622 
KRI Belati-622 ini dibangun dalam 34 bulan oleh galangan kapal swasta PT Tesco Indomaritime. Kapal berlambung aluminium ini memiliki panjang keseluruhan 62 meter, lebar 9 meter, dan bobot benaman sekitar 500 ton. Menurut TNI Angkatan Laut (TNI AL), kapal serang cepat (rudal) ini mampu mencapai kecepatan maksimum 30 knot dan dirancang untuk beroperasi dengan 62 personel.

TNI AL dan Kementerian Pertahanan menyatakan bahwa kapal ini dilengkapi dengan rudal permukaan-ke-permukaan Roketsan Atmaca, stasiun senjata jarak jauh Leonardo Marlin 40 kaliber 40 mm (varian garis pandang independen/ILOS), dan dua meriam 20 mm.

Setelah diresmikan, kapal ini telah ditugaskan ke Satuan Kapal Cepat Koarmada III (Satkat Koarmada III), yang beroperasi di wilayah maritim timur Indonesia.

  👷 
Naval News  

[Video] OPV RHF 391 Jalani SAT

 Produksi PT DRU 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgndOQZOfjUTcuR6yNoxZqMe3Yx7qPQkNIPpN5VsqRLZDVTBOgtQrJRwiJJT8blipPCMol2Qk1p9ALoxpxIIyFqiI3icDrcQz8skw_CXy1BxvgvnRat20LJSPmRKJdWV3HntJBdX7QWr71vPyHXn38Zbgbla-AcPpIrE6TDkML1bRIomXvtWVKRqtz6TcQw/s1248/RHF_3224733845564391267_n.jpgKapal OPV 98 produksi PT DRU RHF-391 jalani SAT. (KERIS reborn)

M
omen kapal OPV (Offshore Patrol Vessel) 98 meter ujicoba di Laut.

Setelah diluncurkan galangan PT Daya Radar Utama (DRU) pada 18 September 2024, kapal perang jenis Offshore Patrol Vessel (OPV) KRI Raja Haji Fisabilillah 391, dikabarkan telah memasuki tahap SAT (Sea Acceptance Test).

SAT adalah serangkaian uji performa yang dilakukan di perairan terbuka untuk memverifikasi kelayakan berlayar, kemampuan manuver, kinerja mesin, serta keandalan sistem peralatan dan keamanan kapal.

 Berikut video dari Tribunnews :


   📹 
Youtube  


Kamis, 09 Oktober 2025

Satgas Habema Lumpuhkan Komandan OPM

  Di Lanny Jaya (detik)

Panglima Komando Operasi Satgas Habema Mayjen TNI Lucky Avianto mengatakan kontak tembak terjadi antara personel Satgas Habema dan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Unambunggu, Kabupaten Lanny Jaya, Papua Pegunungan. Seorang anggota KKB yang juga Komandan Operasi OPM Kodap XII bernama Mayu Waliya tewas dalam operasi ini.

"Dari laporan yang diterima saat kontak senjata yang terjadi pada Senin (6/10) ada satu orang anggota KKB atas nama Mayu Waliya tewas dan baru dapat dipastikan Rabu (8/10) setelah tim mengidentifikasi data dalam telepon genggam yang ditemukan di lokasi kejadian," kata Pangkoops Satgas Habema Mayjen TNI Lucky Avianto, seperti dilansir Antara, Kamis (9/10/2025).

Lucky mengatakan, dari hasil pemeriksaan, diketahui Mayu Waliya menjabat Komandan Operasi Kodap XII/Lanny Jaya di bawah pimpinan Purom Okiman Wenda.

Sebelumnya pada Minggu (5/10), Koops Habema berhasil menguasai salah satu markas utama KKB Kodap XII/Lanny Jaya pimpinan Purom Okiman Wenda di wilayah pegunungan Unambunggu.

Markas tersebut diketahui menjadi pusat koordinasi kelompok bersenjata yang selama ini aktif melakukan aksi kekerasan terhadap aparat keamanan dan masyarakat sipil. Diduga, KKB melancarkan serangan balasan Senin (6/10) yang kemudian berujung pada kontak senjata dengan satuan tugas TNI.

Di dalam markas itu ditemukan sejumlah barang bukti berupa alat-alat perang, amunisi kaliber 7,62 dan 5,56 mm, teleskop, NVG, HT, handphone, dokumen strategis, serta atribut KKB termasuk bendera Bintang Kejora.

Lucky mengatakan seluruh rangkaian operasi dilaksanakan secara terukur, profesional, dan berlandaskan prinsip perlindungan terhadap warga sipil.

"Kontak senjata merupakan respons terhadap serangan balasan yang dilakukan KKB sehingga pasukan kami bertindak sesuai prosedur, menjaga disiplin tempur, dan memastikan keselamatan masyarakat di sekitar lokasi," katanya. (lir/yld)

  Kronologi 
Komandan Organisasi Papua Merdeka (OPM), Mayu Waliya tewas dalam kontak tembak dengan TNI di Kabupaten Lanny Jaya, Papua Pegunungan. Mayu Waliya tewas saat kelompoknya melakukan serangan balasan setelah markasnya dikuasai TNI.

Satgas Koops Habema Kogabwilhan III awalnya menguasai salah satu markas utama OPM Kodap XII/Lanny Jaya pimpinan Purom Okiman Wenda pada Minggu (5/10). Markas tersebut berlokasi di wilayah pegunungan Unambunggu, Lanny Jaya.

"Markas tersebut diketahui menjadi pusat koordinasi kelompok bersenjata yang selama ini aktif melakukan aksi kekerasan terhadap aparat keamanan dan masyarakat sipil," ujar Pangkoops Satgas Habema Mayjen TNI Lucky Avianto dalam keterangannya, Kamis (9/10/2025).

Prajurit TNI turut menemukan sejumlah barang bukti dari markas OPM Kodap XII/Lannya Jaya. Barang bukti itu di antaranya alat-alat perang, amunisi kaliber 7,62 dan 5,56 mm, teleskop, NVG, HT, handphone, dokumen strategis dan bendera bintang kejora.

Sehari setelah markasnya dikuasai, OPM pimpinan Purom Okiman Wenda melakukan serangan di wilayah Unambunggu, Senin (6/10). Pelaku dan TNI pun terlibat kontak tembak hingga Mayu Waliya tewas tertembak.

"Dalam kontak senjata tersebut, satu orang anggota OPM atas nama Mayu Waliya berhasil dilumpuhkan," beber Lucky.

Lucky menuturkan, identitas pelaku baru diketahui pada Rabu (8/10). Hal ini diketahui setelah personel memeriksa handphone milik pelaku yang ditemukan di lokasi kejadian.

"Dari hasil pemeriksaan, diketahui bahwa Mayu Waliya menjabat sebagai Komandan Operasi Kodap XII/Lanny Jaya di bawah pimpinan langsung Purom Okiman Wenda," ucap Lucky.

Lucky menegaskan, seluruh rangkaian operasi dilaksanakan secara terukur dan profesional. Personel dalam bertugas tetap mengedepankan prinsip perlindungan terhadap warga sipil.

"Kontak senjata tersebut merupakan respons terhadap serangan balasan yang dilakukan kelompok bersenjata OPM. Pasukan kami bertindak sesuai prosedur, menjaga disiplin tempur, dan memastikan keselamatan masyarakat di sekitar lokasi," paparnya.

Menurut Lucky, pihaknya tidak hanya fokus pada aspek keamanan. Prajurit TNI juga tetap fokus pada upaya membangun komunikasi sosial, pembinaan teritorial, dan dukungan terhadap pembangunan daerah.

"Papua akan damai dan maju bila aparat dan masyarakat terus berjalan bersama menjaga keamanan. Ini adalah wujud bagian dari upaya membangun kehidupan yang aman dan sejahtera bagi warga Papua," jelas Lucky. (sar/asm)

  💂 
detik  

Rabu, 08 Oktober 2025

Kapal Selam Tanpa Awak Produksi PAL Indonesia

  Tampil perdana di HUT TNI ke 80 di Monas KSOT-008 produksi PAL tampil di HUT TNI ke 90 di Monas. (Sekpres)

Kapal selam tanpa awak otonom atau KSOT-008 akhirnya diperlihatkan ke masyarakat Indonesia pada HUT ke-80 TNI di Monas kemarin, Minggu (5/10/2025).

Kapal selam canggih ini merupakan karya anak bangsa yang diproduksi langsung oleh PT PAL Indonesia (Persero).

Bentuk Kapal Selam KSOT-008 tidak sebesar kapal selam pada umumnya, namun dilengkapi persenjataan canggih, termasuk torpedo.

Mengutip penjelasan PT PAL Indonesia, Senin (6/10/2025), Kapal Selam Autonomous (KSOT) merupakan produk terbaru mereka hasil kerja sama dengan perusahaan asal Jerman Diehl Defense yang berfokus pada produksi underwater missile.

KSOT-001 dalam ujicoba di Laut (Sekpres)
Kapal selam autonomous siap menjalankan fungsi asasi tempur. KSOT sendiri memiliki periode operasi yang sangat panjang hingga 72 jam. Konsep strategi yang diusung KSOT hampir mirip dengan Kapal Serang Ringan (KSR).

KSOT memiliki bobot 37,28 ton dengan panjang keseluruhan 15 meter, lebar 2,2 meter, dan draft 1,85 meter.

Kapal selam tanpa awak ini memiliki kecepatan sebesar 20 knot dan dilengkapi dengan Artificial Intelligence (AI), yang dapat dimonitor dari jarak jauh untuk mengirimkan informasi ke pusat komando.

Melalui kerja sama dengan Diehl Defense, KSOT juga dilengkapi persenjataan, layaknya kapal selam pada umumnya. Yaitu 6 rudal torpedo black shark dan exocet missile.

Kapal selam ini juga dilengkapi alat navigasi dan komunikasi yang canggih.

Infogradis KSOT PAL (antara)
Indonesia sebagai negara yang 70% luas wilayah berupa perairan, penting akan adanya dukungan kapal selam.

Mengingat pembuatan kapal selam pada umumnya memerlukan investasi yang besar dan dalam rentang waktu tertentu, Kapal Selam Autonomous (KSOT) dapat menjadi solusi.

Dalam produksinya, Kapal Selam Autonomous memiliki tingkat komponen dalam negeri (TKDN) yang lebih besar dibanding produk-produk kapal perang lainnya.

Kapal selam Autonomous sendiri belum banyak dimiliki oleh negara-negara maju.

 Berikut spesifikasi kapal selam KSOT : 
👷 Mampu menjelajah di bawah permukaan.
👷 Waktu tempuh 72 jam.
👷 Kecepatan jelajah maksimal 20 knot.
👷 Jangkauan maksimal 203 miles.
👷 6 rudal torpedo black shark.
👷 Exocet missile.
👷 Alat navigasi dan komunikasi yang canggih. (wur/wur)

   👷 
CNBC  

[Global] Dokumen Bocor Ungkap Iran Borong Puluhan Jet Tempur Rusia

Ilustrasi pesawat SU-30 T-3008 TNI AU dengan camou baru seperti motif camou SU-35. (KERIS reborn)

Dokumen perusahaan pertahanan Rusia Rostec yang diduga bocor menyebutkan Iran bakal memborong jet tempur dari Negeri Beruang Merah.

Dalam dokumen yang bocor pada 2 Oktober menyebutkan bahwa Iran akan membeli 49 jet tempur Sukhoi-Su 35, demikian dikutip Newsweek, Senin (6/10).

File yang bocor itu mencakup lebih dari 300 dokumen yang merinci kontrak ekspor, harga, dan jadwal pengiriman.

Tangkapan layar dokumen-dokumen tersebut beredar luas di X, Telegram, dan OSINT.

Media pertahanan, termasuk Army Recognition dan Defence Security Asia, turut melaporkan dokumen itu. Mereka menyebut kode "364" dalam dokumen sesuai dengan Iran, yang mengindikasikan potensi pesanan 48 jet tempur multi peran Su-35.

Satu entri berlabel "Kode 364", menguraikan program senilai US$ 686 juta dengan pengiriman yang dijadwalkan berlangsung secara bertahap selama 16 hingga 48 bulan.

Artinya jet tempur Rusia pertama akan tiba di Iran paling cepat tahun 2026 dan gelombang terakhir pada 2028.

Program ini juga mencakup sistem peperangan elektronik Khibiny-M untuk meningkatkan kemampuan pertahanan dan penanggulangan yang dikembangkan anak perusahaan utama Rostec Corporation Rusia, KRET.

Army Recognition menyatakan meskipun materi tersebut belum diverifikasi, format dan terminologinya sangat mirip dengan dokumentasi asli Rostec.

  Kenapa pembelian ini penting? 
Pesawat SU-30 T-3009 dengan camou baru (KERIS reborn)
Pembelian jet tempur bisa memodernisasi pertahanan Iran sekaligus memperat kerja sama kedua negara itu.

Jika betul-betul terjadi, pembelian tersebut akan jadi salah satu ekspor terbesar Rusia sejak menginvasi Ukraina.

Kementerian Pertahanan Iran sejauh ini belum memberi pernyataan resmi terkait pembelian jet tersebut.

Pembelian jet tempur ini terjadi usai perang 12 Hari antar Israel dan Iran.

Ketika itu, Israel menggempur secara brutal pertahanan udara Iran. Pasukan Zionis juga dibantu sekutunya Amerika Serikat, menggempur fasilitas nuklir Iran.

Peningkatan armada ke jet tempur Su-35 ini akan sangat meningkatkan kemampuan Iran mencegah serangan di masa mendatang dan mempertahankan lokasi-lokasi penting.

Tak cuma itu, jika terverifikasi pembelian jet tempur tersebut juga mencerminkan relasi yang kuat antara Rusia dan Iran di tengah konflik global.

Rusia masih meluncurkan invasi ke Ukraina dan bermusuhan dengan Barat. Selama invasi, AS Cs kerap memasok senjata ke negara pimpinan Volodymyr Zelensky.

Sementara itu, Iran berada dalam bayang-bayang serangan Israel.

Menurut analisis Newsweek, ekspor senjata itu akan memberikan dampak signifikan bagi Rusia di tengah sanksi internasional dan tekanan produksi saat perang. (rds/rds)

  ✈️
CNN  

Selasa, 07 Oktober 2025

Spesifikasi Giuseppe Garibaldi, Calon Kapal Induk Indonesia

https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/e/ee/Giuseppe_Garibaldi_%28551%29_underway_in_the_Atlantic_Ocean.jpg/1280px-Giuseppe_Garibaldi_%28551%29_underway_in_the_Atlantic_Ocean.jpgIndonesia minati kapal ITS Giuseppe Garibaldi, dan sudah disetujui Bappenas untuk pembiayaannya. (wikimedia)

Dalam parade alutsista HUT ke-80 TNI di Monas, Jakarta, Minggu (5/10/2025), terdapat sejumlah alutsista terbaru yang dipamerkan. Alutsista terbaru itu, dikabarkan akan segera mendarat di Indonesia untuk memperkuat pertahanan TNI.

Salah satunya adalah kapal induk asal Italia Giuseppe Garibaldi. Kapal induk asal Italia ini akan segera datang menambah dan memperkuat Alutsista TNI.

Pengakuisisi dari kapal induk Giuseppe Garibaldi sedang dalam tahap finalisasi. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memberikan persetujuan untuk pinjaman luar negeri dengan batas maksimal USD$ 450 juta atau sekitar Rp 7,47 T.

Harga tersebut sama dengan modal pengadaan Satelit Satria-1 pada tahap awal sebelum membengkak menjadi US$ 540 juta. Giuseppe Garibaldi ini diluncurkan pada 11 Juni 1983 dan dipensiunkan pada 1 Oktober 2024.

Kapal induk ini dilengkapi dengan kemampuan STOVL (Short Take-off and Vertical Landing). STOVL adalah pesawat atau armada yang mendarat seperti helicopter.

Ilustrasi LHD bersama FMP (Ha-rin Fanseu/FMI)

Giuseppe Garibaldi memiliki dimensi panjang 1.802 m dengan lebarnya 334 m dan berat 10,100 ton. Kapal induk ini ditenagai dengan empat turbin CODAG Fiat yang menghasilkan daya sebesar 81.000 hp (60MW).

Kapal induk asal Italia ini mampu menempuh kecepatan yang mencapai 30 knot (56 km/h) dan dapat berlayar sejauh 7.000 mil laut. Giuseppe Garibaldi diisi 830 awak kapal yang terdiri 550 awak kapal, 180 Fleet Air Arm dan 100 staff.

Giuseppe Garibaldi dilengkapi dengan dua peluncur SCLAR, 20 laras untuk sekam, suar atau pengacau. Selain itu calon alutsista Indonesia ini juga dilengkapi dengan sistem anti-torpedo SLQ-25 Nixie, SLAT, dan sistem ECM.

Untuk persenjataan, Giuseppe Garibaldi dilengkapi dengan 2 peluncur rangkap delapan Mk.29 untuk SAM Sea Sparrow atau Selenia Aspide. Selain itu juga tersedia 3 OTO Melara Kembar 40L70 DARDO dan 2 Tabung Torpedo 324 mm rangkap tiga.

Kapal induk yang satu ini mampu mengangkut hingga 18 pesawat tempur atau pembom AV-8B Harrier II. Di bagian deknya, Giuseppe Garibaldi memiliki panjang 1.740 m dengan lebar 300 m.

Alustista yang satu ini dapat mendukung berbagai jenis helikopter untuk operasi anti-kapal selam, serangan amfibi, dan bantuan kemanusiaan. Kapal induk asal Italia ini berfungsi sebagai kapal komando, platform operasi udara serta pusat pengendali komunikasi maritim.


   RRI  

Langkah TNI AL Beli Kapal Induk Giuseppe Garibaldi Sudah Tepat

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3MoVGQ4NZZ3KV-RZ37sLFHmtVHJ7iZGY5r0Mj681nZ38QGvy6TN66cToFKV3PBr3Cv3mjKGCY2SDMEf_eoQUG7RAlB-B6uYGuYgcZgbgsMPBT1yJi195z7FpzCOwq2T1qJ9h56hPv1aUECf5PaNweMkGxuHWTEoz0goUHdtch7l8GMdrGZdAzs-98eysf/s1265/Kapal%20induk%20Giuseppe%20Garibaldi.jpgIndonesia minati kapal ITS Giuseppe Garibaldi, dan sudah disetujui Bappenas untuk pembiayaannya. (Marina militare)

Co-Founder Jakarta Defence Society (JDS) Ade P. Marboen menilai rencana TNI AL membeli kapal induk ringan ITS Giuseppe Garibaldi merupakan langkah tepat untuk memperkuat kekuatan maritim Indonesia.

Ade Marboen dalam siaran persnya yang diterima ANTARA di Jakarta, Senin, mengatakan Indonesia sudah seharusnya memperkuat kekuatan maritim mengingat statusnya sebagai negara kepulauan terbesar di Asia Pasifik.

Dengan kapal Induk, menurut Marboen, TNI AL dapat dengan mudah mengoperasikan armada yang dapat menampung kekuatan udara maupun alat utama sistem senjata (alutsista) tempur.

Tidak hanya itu, kapal induk juga dapat mendukung TNI AL membawa logistik untuk menjalankan misi kemanusiaan atau operasi militer selain perang (OMSP).

Namun demikian, Marboen menekankan TNI AL perlu menyiapkan beberapa kapal pendamping untuk mengawal kapal induk saat beroperasi.

"Jenis kapal ini perlu diperkuat dengan kapal lain seperti LHD sebelum langkah berikutnya memiliki kapal induk, walaupun saat ini TNI AL sudah memiliki dua fregat terbesarnya (kelas KRI Brawijaya) dan armada kapal selam dari berbagai kelas," kata Marboen.

Dia pun mencontohkan beberapa negara yang tidak pernah membiarkan kapal induk beroperasi sendiri melainkan selalu berada dalam satu gugus tugas.

Ilustrasi LHD bersama FMP (Ha-rin Fanseu/FMI)

Setiap kapal induk, kata Marboen, selalu diiringi oleh dua kapal permukaan, satu kapal selam dan satu kapal suplai.

Hal tersebut dilakukan demi menjaga kapal induk yang merupakan bagian dari salah satu aset penting negara.

"Permasalahannya, TNI AL tidak terbiasa membentuk gugus tugas (task force) ketika ada aset strategis yang bergerak jarak jauh," kata Marboen.

"Sebagai contoh adalah kapal BRS, KRI dr Radjiman Wedyodiningrat, yang melakukan misi kemanusiaan ke Mesir berjalan sendiri tanpa adanya pengawalan sehingga dapat menjadi sasaran empuk pihak-pihak tertentu," ujar Marboen.

Selain masalah gugus tugas, Marboen juga menekankan TNI AL harus memperhitungkan tentang jangka pemakaian kapal induk yang seharusnya sudah pensiun pada 1 Oktober 2024 setelah dipakai angkatan laut Italia.

Walau pihak Fincantieri sebagai galangan kapal akan memperbaiki kapal sehingga dapat beroperasi selama 15 sampai 20 tahun ke depan, menurut dia, TNI tetap harus mempertimbangkan kualitas dari kapal tersebut.

"Dengan masa pakai 15-20 tahun, berarti 3-4 periode kepresidenan sehingga siapapun yang menjadi presiden harus memegang komitmen keras menyediakan anggaran operasional, pemeliharaan dan perawatan yang cukup," kata Marboen.

"Akhir kata, pengadaan (bekas) kapal induk ringan ITS Giuseppe Garibaldi dapat meningkatkan kapabilitas TNI AL dalam hal proyeksi kekuatan dan sekaligus menjadi sarana untuk meningkatkan interoperabilitas trimatra terpadu," tutur dia lagi.


   antara  

Senin, 06 Oktober 2025

TNI Ungkap Alutsista yang Segera Hadir

 Disebutkan pada HUT TNI di Monas https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3MoVGQ4NZZ3KV-RZ37sLFHmtVHJ7iZGY5r0Mj681nZ38QGvy6TN66cToFKV3PBr3Cv3mjKGCY2SDMEf_eoQUG7RAlB-B6uYGuYgcZgbgsMPBT1yJi195z7FpzCOwq2T1qJ9h56hPv1aUECf5PaNweMkGxuHWTEoz0goUHdtch7l8GMdrGZdAzs-98eysf/s1265/Kapal%20induk%20Giuseppe%20Garibaldi.jpgIndonesia minati kapal ITS Giuseppe Garibaldi (Marina militare)

TNI bakal memiliki sejumlah alat utama sistem senjata (alutsista) baru dalam menjaga kedaulatan Indonesia.

Nama-nama alutsista yang akan memperkuat TNI disebutkan dalam perayaan HUT ke-80 TNI di Monas, Jakarta Pusat, Minggu (5/10).

"Alutsista terbaru yang akan segera datang untuk memperkuat Tentara Nasional Indonesia," kata narator dalam penampilan defile.

Narator kemudian mengungkap satu per satu alutsista yang akan dimiliki TNI, mulai dari Tank Harimau hingga pesawat jet tempur Rafale.

Medium Tank Harimau disebutkan pada HUT TNI, akankah bertambah atau jenis lain varian APC? (Defense studies)

Berikut rincian calon alutsista TNI:

⍟​ Rudal balistik KHAN
⍟​ Tank Harimau
⍟​ Meriam udara 35 mm
⍟​ Memphance (?)
⍟​ KRI Belati 622
⍟​ Kapal Fregat Merah Putih
⍟​ Kapal Fregat Istif Class Turki
⍟​ Kapal Induk Giuseppe Garibaldi
⍟​ Kapal Cepat Rudal 70 mm Turki
⍟​ KRI OPV Class
⍟​ KRI Siliwangi 321
⍟​ Pesawat tempur Rafale
⍟​ Drone UCAF Anka
⍟​ Pesawat T-501

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQwZVvSWJJeTQCrCqx-hySaWjjfnFHQg2h5HE6t8eUuhcGP49Ozw_e6hVBqKkI0rzQukWBzNJ9gKQktsDPbGzxeHgwYjxHJGU5M2bgTQmzaPRN8_tPSmBwbfcBocT3PqmMdH1v3U3dtPXX9HVR_mRV9pLjxx_peAnWEUaEHafZGjBKDmcflU9WWlDOcwE/s1080/KSOT_001_4165095542616833115_n.jpg
KSOT 001 sedang ujicoba laut (KERIS reborn)

Dalam rangkaian defile, TNI juga memamerkan alutsita baru, yakni kapal selam tanpa awak KSOT-008. Kapal selam ini merupakan rakitan anak bangsa yang diproduksi oleh PT PAL.

Kapal selam ini mampu menjelajah di bawah permukaan air selama 72 jam dengan kecepatan maksimal 20 knot.

Kapal selam ini juga bisa dikendalikan dengan jangkauan hingga 200 nautical mile.

KSOT-008 juga dilengkapi dengan 6 rudal torpedo black shark hingga alat navigasi yang canggih. Kapal selam ini dikendalikan oleh Mobile Command Center.


   Kumparan