Sabtu, 30 Maret 2013

Pesawat CN-295 Kantongi 121 Kontrak Pemesanan

 Pelanggan terbesar PT Dirgantara Indonesia adalah Malaysia

 CN295
Pesawat CN-295 produksi PT Dirgantara Indonesia termasuk salah satu komoditi yang menarik perhatian pengunjung di Pameran Dirgantara dan Maritim 2013 di Langkawi, Malaysia. Sedikitnya 4 negara ASEAN berminat membeli CN-295, yaitu Filipina, Vietnam, Thailand, dan Malaysia.

Untuk diketahui, Malaysia merupakan terbesar PT Dirgantara Indonesia. Pejabat tinggi Malaysia dan Brunei Darussalam datang langsung ke stand pameran PT DI.

Sampai saat ini, CN-295 telah mengantongi 121 kontrak pemesanan, di mana 85 di antaranya telah rampung dan dikirimkan kepada pihak pemesan. Dari 121 kontrak itu, Indonesia sendiri mendapatkan 9 unit CN-295. Satu unit pesawat itu dihargai US$ 32 juta atau Rp 307 miliar.

CN-295 cukup diminati karena daya angkutnya 1,5 lebih besar dari pendahulunya, CN-235. Selain itu, jarak tempuhnya juga 1,5 kali lebih jauh, namun dengan harga yang tidak lebih mahal. Saat ini PT DI sedang bertarung keras dengan produsen pesawat asal Amerika Serikat dan Italia untuk memenangkan beberapa kontrak pemesanan.

Selain CN-295, primadona lain PT DI adalah CN-235 yang kini fungsinya dikembangkan sebagai antikapal selam. Modifikasi CN-235 ini sangat berguna untuk patroli pengamanan pantai.

  ● Vivanews  

Latihan Passex KRI Diponegoro – 365 Dengan HMS Northumberland - F 238

Selepas dari Dermaga Salalah Oman, KRI Diponegoro-365 dengan Komandan Letkol Laut (P) Hersan, S.H. langsung mengadakan latihan PASSEX (Passing Exercise) dengan HMS Northumberland –F 238 Royal Navy di Laut Arab, kemarin Selasa(26/3).


Latihan PASSEX merupakan serangkaian kegiatan latihan yang sering dilaksanakan oleh Kapal-kapal Perang diseluruh Dunia yang sifatnya latihan bersama atau gabungan.

HMS Northumberland-F238 adalah kapal perang Inggris jenis Frigate yang di komandani oleh Commander Paddy Dowsett. Kapal perang tersebut merupakan salah satu unsur CTF – 151 yang tergabung dalam Gugus Tugas Angkatan Laut Internasional, sebagai respon atas berbagai tindakan pembajakan atas pelayaran kapal-kapal di sepanjang garis pantai Somalia dan sekitar perairan Teluk Aden.


”Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui, sambil menyelam minum air, Sambil berangkat menuju daerah operasi ke Lebanon, kita laksanakan latihan bersama dengan kapal perang Negara Inggris”, jelas Komandan KRI Diponegoro-365 kepada seluruh perwira.

Lebih lanjut dikatakan oleh perwira lulusan Akademi TNI-AL tahun 1994 tersebut, bahwasannya seluruh personel KRI Diponegoro-365 yang berjumlah 100 orang tersebut selalu siap melaksanakan latihan bersama dengan kapal-kapal perang Negara asing termasuk dengan HMS Northumberland - F 238.


Materi latihan yang telah dilaksanakan yakni Comms Check, Flashing Exercise (Flashex), Tactical Manouvering (manuvra taktis), RAS Approach (RASAP) dan RAT TRAP (Prosedur komunikasi penanggulangan pembajakan di laut), pelaksanaan latihan PASSEX berjalan aman dan lancar.

Akhir dari Latihan Passex yang telah dilaksanakan selama tiga jam tersebut Komandan KRI Diponegoro-365 yang sekaligus Komandan Satgas Maritim TNI Konga XXVIII-E Unifil 2013 melalui komunikasi Radio menyampaikan ucapan Terimakasih atas kerja sama dan pelaksanaan latihan kepada Komandan HMS Northumberland, selanjutnya mengucapkan “ Selamat bertugas dan Bon Vayage for all crew”.

  ● Koarmartim  

Satgas Maritim TNI Konga XXVIII/E Tiba Di Salalah

Salalah Pada etape keempat kali ini, yaitu Colombo – Salalah, KRI Diponegoro-365 yang membawa Satgas Maritim TNI Konga XXVIII/E UNIFIL 2013, mengarungi laut Arabia dengan ombak antara satu sampai dua meter, tapi ini tidak membuat semangat para Prajurit Satgas kendor untuk melaksanakan latihan dalam perjalanan Lintas Laut selama empat hari (20-24/3) tersebut.

Komandan Satgas Maritim TNI Konga XXVIII/E UNIFIL, Letkol Laut (P) Hersan, S.H. memerintahkan melalui Jurnal Perintah Malam, tingkat kewaspadaan terhadap segala ancaman pada route ini, diantaranya kerawanan terhadap perompak Somalia.

Laksanakan peran Tempur Bahaya Asymetris, Peran ini dimaksudkan untuk menghadapi ancaman non militer yang belum diketahui kekuatan maupun arah datangnya dan dapat menyerang secara tiba-tiba, jelasnya lagi.

Setelah KRI Diponegoro-365 berlayar selama 4 hari dengan menempuh jarak 1634 NM, kini KRI DPN-365 merapat di dermaga umum Salalah, Oman (24/3) pada pukul 10.00 waktu setempat dan disambut oleh Atase Pertahanan (Athan) RI untuk Saudi Arabia Kolonel CHB Roedy beserta Istri, Kabid Pensosbud KBRI Muscat Bpk moh. Arifin, Fungsi Konsuler Bpk. Darusman Afri koko, Staf Athan mahfudzi dan Staf KBRI Muscat Habibi.

Pada kesempatan tersebut, Athan beserta rombongan berkunjung ke KRI Diponegoro-365 disambut oleh Komandan Satgas Letkol Laut (P) Hersan, S.H. di Lounge Room Perwira, dilanjutkan makan siang bersama.

Pada siang harinya KRI Diponegoro-365 menerima kunjungan resmi dari Komandan CTF-151 Comodore HK Giam dari Negara Singapura didampingi Athan RI Kolonel CHB Roedy, Kapten Laut (P) Nurullah Zemy beserta Staf Lainya, dilanjutkan pada malam harinya, Komandan Satgs MTF beserta Perwira lainnya diundang makan malam bersama.

Pada keesokan harinya (25/3), Komandan Satgas MTF sekaligus Komandan KRI Diponegoro-365 ini mengadakan CC kebeberapa pejabat setempat diantaranya ke Royal Saudi Naval Force di terima oleh Captain Abdullah, dilanjutkan ke Deputy Chief Executive Officer Port Salalah Ahmed Ali Akaak.

Dihari yang sama KRI Diponegoro-365 menerima kunjungan resmi Kedubes RI untuk Kesultanan Oman Bpk. Sukanto, S.H beserta Stafnya, dilanjutkan pemberian pembekalan kepada Prajurit Satgas MTF.

Pembekalan yang diberikan Kedubes kelahiran banyumas jawa tengah tersebut diantaranya menjelaskan sekitar latar belakang kenapa Indonesia mengirim Pasukan Garuda ke Lebanon dan menerangkan dasar hukum pengiriman Pasukan tersebut yaitu sesuai dengan UUD 1945 alinea keempat tentang ikut serta dalam melaksanakan ketertiban dunia.

Selamat jalan dan sukses selalu semoga mengiringi Satgas Maritim kelima di Lebanon dan pada kesempatan itu juga Kedubes ini mengucapkan ikut bela sungkawa atas meninggalnya Ibu kandung dari Kepala Divisi (Kadiv) Komunikasi KRI Diponegoro-365 Lettu Laut (P) Tunang Arimbo.

Kota Salalah identik dengan kota wisata religius, kesempatan ini tidak disia-siakan oleh para prajurit KRI Diponegoro-365 yang tergabung dalam Satgas Maritim TNI Konga XXVIII/E UNIFIL 2013, untuk berziarah ke makam Nabi Ayub. Makam ini terletak di daerah pegunungan Salalah dan memakan waktu kurang lebih 1 jam perjalanan dari pelabuhan. Kemudian perjalanan dilanjutkan ke makam Nabi Imron yang terletak di pusat kota Salalah, makam tersebut memiliki panjang kurang lebih 30 meter.

Setelah sandar selama 2 hari di Salalah-Oman untuk bekal ulang logistik, pada hari Selasa tanggal 26 Maret 2013 pagi, KRI Diponegoro-365 bertolak menuju persinggahan berikutnya yaitu Port Said, Mesir yang akan ditempuh selama kurang lebih 5 hari pelayaran.


  Koarmartim  

☆ Pak Urip Santoso

Pada tanggal 1 Desember 2012 jam 14.00, Laksamana Pertama (Purn) Urip Santoso telah dipanggil Sang pencipta (Khalik). Beliau meninggal dunia dengan tenang di Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta setelah untuk beberapa lama dirawat. Pak Urip punya riwayat hidup yang amat panjang dan berwarna warni.

Saat Revolusi Kemerdekaan, ketika Tentara Nasional dibentuk pada tanggal 5 Oktober 1945, beliau adalah anggota TKR (Tentara Keamanan Rakyat) dengan pangkat Kapten.

Namun karena pada menjelang agresi militer Belanda 1947 ditangkap pasukan Belanda di Tambun, maka sepanjang tahun 1948 ditawan secara berpindah-pindah mulai penjara Glodok, Tanggerang dan Bukit Duri. Karena diajak kompromi dan mau disekolahkan, beliau menolak maka sampai menjelang pengakuan kedaulatan tahun 1949 masih tetap dipenjara. Akhirnya bersama 5 orang tawanan lainnya antara lain Pramudya Ananta Tur dan Kolibonso, dilepaskan dari penjara tanpa pernah diadili. Kemudian aktif kembali di TNI AD.

Membaca pengumuman akan dibuka pendidikan perwira TNI AL di Belanda, beliau minta izin dari komandannya saat itu yaitu Kolonel Zulkifli Lubis untuk keluar dari TNI.

Maka sejak itu dan lulus dari testing, Pak Urip adalah taruna Adelborst di Akademi Angkatan Laut Belanda sebagai anggota TNI AL dalam pendidikan. Setelah selesai bertugas kembali dalam jajaran TNI AL dimana salah satu karyanya adalah ikut mendirikan KOPASKA (Komando Pasukan Katak).

Berbagai pengalaman lain misalnya sebagai pimpinan Operasi demolisi saat TRIKORA, pimpinan operasi salvage pembersihan pelabuhan-pelabuhan dari kapal-kapal karam ex perang dunia ke II dan sempat pula menjadi anggota DPR utusan angkatan. Dan masih banyak lagi pengalaman beliau yang tidak cukup pendek untuk diceritakan disini.

Foto: Pak Urip saat bertugas sebagai perwira tinggi TNI AL, Jenazah saat disemayamkan di rumah duka, saat pemakaman di TMP Kalibata dan baret serta simbul KOPASKA.

...Selamat jalan Pak Urip

  ● Sejarah Kita  

Jumat, 29 Maret 2013

Kalibrasi Penembakan Meriam Dalam Latihan Parsial III

Komando Armada RI Kawasan Timur telah memberangkatkan 14 unsur Kapal Perang Republik Indonesia (KRI), Kopaska, dan Marinir dari kesatuan Infantri, Artileri dan Kavaleri, serta unsur udara yang tergabung dalam gugus tugas Amfibi untuk melaksanakan Latihan Parsial III di Pantai Banongan, Situbondo.


Latihan ini terdiri dari beberapa kegiatan latihan terpadu di laut selama perjalanan menuju sasaran yang puncaknya adalah pendaratan amfibi di Pantai Banongan. Latihan yang telah direncanakan selama dua bulan terakhir ini dipimpin langsung oleh Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur Laksamana Muda TNI Agung Pramono, S.H., M.Hum yang menitik beratkan pada Operasi Amfibi.

KRI SIM sebagai salah satu unsur kawal yang menjadi tabir dari unsur utama latihan ini mendapatkan peran sebagai unsur BTK (Bantuan Tembakan Kapal) dalam operasi amfibi. Bersama kedua SIGMA lainnya, KRI SIM akan menembakkan meriam 76 mm ke arah daratan sebagai tembakan bantuan terhadap pasukan pendarat.


Dalam rangka mempersiapkan diri, KRI SIM melaksanakan PAC (Pre-Action Calibration) yaitu proses kalibrasi awal yang bertujuan untuk mendapatkan koreksi nol benar pada meriam 76 mm sebagai langkah awal antisipasi perkenaan tembakan meriam saat pelaksanaan BTK.

Pada kesempatan ini diikutkan para perwira di lingkungan satuan kapal-kapal lainnya yang tidak berlayar untuk dapat mengikuti kegiatan latihan dengan on board pada kapal-kapal peserta latihan guna ikut berlatih mengasah kemampuan meningkatkan profesionalisme.

Dalam pelaksanaan PAC telah ditembakkan tiga butir peluru dan diperoleh hasil koreksi terhadap meriam 76 mm yang kemudian data tersebut akan digunakan saat pelaksanaan BTK. Diharapkan data yang sudah diperoleh tersebut dapat menjadi koreksi yang implikasinya adalah pada hasil perkenaan yang tepat sasaran.

(Dispenarmatim)

  Koarmatim  

KSAD berbicara Pasca Penembakan Lapas Cebongan

 Diduga Terlibat Penembakan di LP Sleman, TNI Bentuk Tim Investigasi 

"Hasil temuan sementara (polisi) ada keterlibatan anggota TNI AD." 

 KSAD
Angkatan Darat Tentara Nasional Indonesia telah membentuk tim investigasi kasus penyerangan dan penembakan di Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sleman, Yogyakarta.

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Pramono Edhie Wibowo mengatakan, tim investigasi ini dibentuk atas perintah Panglima TNI yang telah menerima hasil penelusuran sementara tim investigasi Polri terkait kasus yang menewaskan 4 pelaku pembunuh Serka Heru Santoso.

"Hasil temuan sementara (polisi) ada keterlibatan anggota TNI AD," ujar Pramono Edhi dalam keterangan pers di Mabes TNI AD, Jakarta, Jumat 29 Maret 2013.

Tim ini terdiri dari sembilan anggota TNI AD. Menurut Pramono, tim investigasi yang dibentuknya akan mencari tahu siapa anggota TNI yang terlibat dalam penyerangan itu. Tim ini juga, katanya, tidak ada batasan waktu. Secepatnya, hasil investigasi akan disampaikan ke publik.

"Ini awal, tidak akan saya sebutkan bunyi indikasi itu (keterlibatan anggota TNI). Akan kami dalami dulu," katanya.

Pramono menegaskan, dalam melaksanakan tugasnya, tim investigasi TNI AD akan bekerjasama dengan tim investigasi Polri.

"Jelas kami akan bekerjasama, jangan sampai ada miskomunikasi yang akhirnya dimanfaatkan orang-orang tak bertanggung jawab. Jadi kami bekerjasama dengan tim Polri," katanya.

"Percayalah, saya ingin menuntaskan ini setuntas-tuntasnya," tegasnya.

Empat tahanan Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sleman, Yogyakarta, tewas diberondong timah panas. Insiden bak di film action itu terjadi Sabtu pekan lalu, 23 Maret 2013.

Di antara sekian narapidana, para penyerang--sebuah kelompok misterius bersenjata laras panjang yang tampaknya amat terlatih--hanya mengincar empat tahanan ini.

Bergerak dengan taktis, dalam tempo kurang dari 10 menit, kelompok itu mendobrak penjara dan tanpa kesulitan langsung menemukan target mereka. Dan keempat narapidana itu pun langsung tewas mereka eksekusi, di dalam sel mereka sendiri.(umi) 

 Komnas HAM Belum Kantongi Izin Panglima TNI 

Komnas ingin berkoordinasi dengan Kopassus soal penembakan di Sleman.

 Komnas HAM
Markas Besar TNI AD mengakui belum mengizinkan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia untuk berkoordinasi langsung dengan Komando Pasukan Khusus Grup 2 Kopasus Kandang Menjangan, Kartasura.

Kepala Staf TNI AD Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo menjelaskan, sudah mendapatkan laporan Komnas HAM mengunjungi Kopassus namun tidak diperbolehkan masuk.

"Mereka belum meminta izin kepada panglima TNI dan melaporkan ke KSAD," katanya di Mabes TNI AD, Jakarta, Sabtu 29 Maret 2013.

Ia menjelaskan markas TNI memang dijaga ketat dan setiap orang yang ingin masuk harus ada izin. Ia membantaha TNI mempersulit Komnas HAM dengan tidak mengizinkan berkoordinasi dengan Kopassus. Semua instansi, katanya, diperlakukan sama jika tidak ada izin. "DPR saja belum tentu bisa masuk kalau tidak ada izin," katanya.

Sebelumnya, Komnas HAM sedang mengusut kasus penembakan brutal di Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sleman dengan berkoordinasi dengan sejumlah isntansi dari Polres Sleman, Polda DIY, Kopassus hingga Gubernur DIY.

Namun, koordinasi dengan Kopassus pada Rabu, 27 Maret 2013 lalu gagal. Padahal, Komnas HAM membutuhkan keterangan Kopassus menyangkut kejadian di Lapas Cebongan dan juga keluarga korban Serka Heru Santosa, anggota Den Intel Kodam IV Diponegoro. Seperti diketahui, empat tahanan yang tewas ditembaki di Lapas Cebongan merupakan tersangka kasus pengeroyokan Heru.

Karena koordinasi kemarin gagal, Komnas HAM berencana mengagendakan pertemuan dengan Kopassus pekan depan. Komnas HAM, ungkap Siti, tengah berkoordinasi dengan Mabes TNI. "Agar Komnas HAM diizinkan berkoordinasi dengan Kopassus," katanya.(umi) 

 KSAD Bela Pangdam IV Diponegoro Soal "TNI Tak Terlibat" 

TNI AD bentuk tim usut anggota yang terlibat penyerangan lapas.


 Pangdam IV Diponegoro
Angkatan Darat Tentara Nasional Indonesia membentuk tim investigasi untuk mengusut dugaan keterlibatan anggota TNI dalam penyerangan Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sabtu 23 Maret 2013.

Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Pramono Edhie Wibowo menyatakan, tim investigasi dibentuk atas perintah Panglima TNI berdasarkan temuan Polri yang menyebutkan ada keterlibatan anggota TNI.

Menyangkut pernyataan Pangdam IV Diponegoro, Mayor Jenderal Hardiono Saroso yang secara tegas membantah keterlibatan anggota TNI di hari insiden terjadi, Pramono menilai pernyataan itu bentuk tanggung jawab seorang pimpinan di lapangan.

"Kalau dilihat pernyataan itu kan hanya sesaat dari kejadian. Pernyataan Pangdam sesuai situasi, kondisi dan informasi saat itu," kata Pramono dalam keterangan pers di Mabes TNI AD, Jakarta, Jumat 29 Maret 2013.

Selain itu, pernyataan Pangdam Diponegoro bertujuan untuk memberikan jaminan keamanan di Yogyakarta, sehingga masyarakat merasa aman dan keadaan bisa terkendali.

"Informasi saat itu lebih karena tanggung jawabnya sebagai orang yang ada di lapangan," tuturnya.

Dalam keterangannya kepada wartawan beberapa waktu lalu, Pangdam IV Diponegoro, Mayjen Hardiono menegaskan, tidak ada keterlibatan anggota TNI dalam penyerangan itu.

"Bukan prajurit. Tidak ada yang terlibat. Saya bertanggung jawab penuh sebagai Pangdam Diponegoro," ujar Hardiono Saroso di Yogyakarta, Sabut 23 Maret 2013.(umi) 

 KSAD Akui TNI Masih Pakai Peluru Kaliber 7,62 Mm, Standar Sniper 

Peluru tersebut digunakan untuk AK-47 dan G33.

 Senjata TNI
Markas Besar TNI AD mengakui masih menggunakan peluru kaliber 7,62 milimeter. Penyidik Polda Daerah Istimewa Yogyakarta menemukan 31 selongsong peluru kaliber 7,62 milimeter saat olah tempat kejadian perkara di Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sleman, DIY.

"Peluru kaliber 7,62 mm masih kita gunakan. Karena kaliber besar banyak digunakan untuk sniper," kata Kepala Staf TNI AD, Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo di Jakarta, Sabtu 29 Maret 2013.

Ia menjelaskan peluru kaliber 7,62 mm digunakan untuk senjata sniper, AK-47, dan G33. Semua senjata tersebut, katanya, masih digunakan di satuan tempur TNI AD.

Sebelumnya, Kepala Badan Intelijen Negara Marciano Norman mengatakan, senjata yang digunakan oleh belasan pelaku penyerangan Lapas Cebongan itu kini sudah tidak dipakai anggota TNI lagi.

“Setahu saya dan sudah kami cek, kaliber 7,62 bukan standar TNI lagi,” kata Marciano di Istana Merdeka, Jakarta, Senin 25 Maret 2013.

Oleh sebab itu meskipun banyak pihak menduga pelaku penyerangan Lapas Cebongan merupakan anggota TNI, Marciano meminta masyarakat untuk menunggu hasil penyelidikan kepolisian.

“Menduga-duga bisa saja. Tetap itu harus dibuktikan melalui suatu proses penyelidikan yang dilakukan pihak-pihak terkait. Kami mendukung kepolisian untuk melakukan proses itu,” kata dia.

Hasil penyelidikan sementara yang dilaporkan kepolisian kepada Panglima TNI, seperti disampaikan KSAD, disebutkan adanya keterlibatan TNI. Ini yang membuat Panglima memerintahkan dibentuknya tim investigasi. KSAD janji tim akan menuntaskan kasus ini setuntas-tuntasnya. "Intinya yang salah saya hukum, yang benar saya bela," kata dia.(umi)

  Vivanews  

PU Bangun Fasilitas untuk TNI di Perbatasan

  96 anggota TNI di perbatasan RI-Singapura kekurangan air bersih.  

 Pulau Nipah, Batam
Kementerian Pekerjaan Umum dua bulan ke depan akan merampungkan pembangunan dua embung atau tempat penampungan air di Pulau Nipah, Batam, Kepulauan Riau, untuk melayani kebutuhan air bagi 96 TNI Angkatan Laut dan TNI Angkatan Darat yang menjaga pulau tersebut.

Pembangunan embung tersebut dikerjakan selama dua tahun anggaran dengan alokasi masing-masing Rp 3,07 miliar pada tahun 2012 dan Rp 3,85 miliar pada tahun 2013. “Dua kolam air tersebut sudah hampir rampung dan tinggal menyisakan beberapa penyelesaian akhir,” kata Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto, Jumat 29 Maret 2013.

Walaupun konstruksi embung sudah rampung, namun embung-embung ini belum diisi dengan air karena air hujan yang digunakan untuk mengisi embung belum juga turun.

Selanjutnya, Kementerian PU akan membuatkan instalasi penjernihan air berkapasitas 5 liter per detik. Sebagai tahap awal, saat ini instalasi penjernihan berkapasitas produksi hanya 1 liter per detik. Djoko menilai pasokan ini cukup untuk sementara waktu untuk para penjaga pulau seluas 58 hektar tersebut.

Pulau Nipah yang berbatasan dengan Singapura adalah pulau yang dikonservasi pada tahun 2004 hingga 2008. Pulau ini sebenarnya tidak dihuni oleh masyarakat sipil, hanya oleh TNI AL dan TNI AD.

Pada tahun 2013 ini, pengerjaan yang akan dilakukan Kementerian PU adalah pengadaan tiga set sistem pompa kapasitas 5 liter per detik dengan menggunakan tenaga surya, saluran pembawa dan penghubung sepanjang 1.400 meter, tiga buah tangki air kapasitas 5.000 liter, serta pembangunan pagar kolam sepanjang 320,2 meter.(sj)

  Vivanews  

KRI Latihan Di Perairan Madura

Surabaya Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Sultan Iskandar Muda (SIM)-367 yang berada di jajaran Satuan Kapal Eskorta (Satkor) Koarmatim menembakkan roket sasaran udara dalam Latihan Parsial III Operasi Amfibi tahun 2013 disekitar perairan Madura, Selasa (26/03). Sedikitnya ada sepuluh roket yang diluncurkan ke udara yang disusul dengan rentetan tembakan meriam Penangkis Serangan Udara (PSU) kaliber 12,7 mm, 20 mm dan 25 mm.


Peluncuran roket dari KRI Sultan Iskandar Muda merupakan simulasi latihan menembak sasaran udara pada malam hari atau disebut dengan istilah Anti Air Rapid Open Fire Exercise (Aarofex). Roket tersebut merupakan jenis peluru untuk sasaran udara, pengelabuhan sasaran peluru kendali lawan sekaligus dapat memancarkan cahaya sangat terang (rocket flare). Dalam latihan itu roket yang diluncurkan disimulasikan sebagai pesawat terbang musuh.

Latihan menembak malam merupakan salah satu rangkaian Latihan Parsial III Operasi Amfibi 2013, dimana unsur-unsur Komando Tugas Gabungan Amfibi (Kogasgabfib) mendapat serangan udara dari pesawat intai musuh. Ancaman itu direspon oleh kapal-kapal perang yang tergabung dalam Kogasgabfib dengan memberikan perlawanan anti serangan udara.

Hal ini bertujuan untuk melindungi kapal pengangkut pasukan pendarat amfibi Marinir TNI AL yang diincar oleh pesawat udara musuh. Kemampuan pertahanan udara sangat dibutuhkan dalam gelar operasi amfibi, karena ancaman serangan udara musuh dapat berpotensi menimbulkan kerusakan yang signifikan bagi kapal perang bahkan dapat membuat misi menjadi gagal.


Oleh karena itu 20 unsur kapal perang yang terlibat dalam latihan perang tersebut berlomba untuk menjatuhkan target berupa roket flare yang ditembakkan dari KRI Sultan Iskandar Muda, dengan menembakkan meriam PSU yang dimiliki. Dari puluhan roket yang diluncurkan hampir seluruhnya dapat ditembak jatuh oleh kapal-kapal perang TNI AL.

Suasana malam hari di tengah laut perairan Utara Madura yang gelap dan sunyi, seketika itu pecah menjadi sebuah pertempuran udara yang seru. Kilatan cahaya roket yang meluncur diudara, terus diburu ribuan butir amunisi meriam Penangkis Serangan Udara, hingga dari beberapa roket itu jatuh ke Laut terkena tembakan.

Latihan perang malam hari tersebut disaksikan langsung oleh Panglima Komando Armada Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Agung Pramono, S.H., M.Hum dan seluruh pejabat Latihan Parsial III Operasi Amfibi tahun 2013 yang berada di kapal markas KRI Makassar-590.

(Dispenarmatim)

  Koarmatim  

Marinir Latihan Drill Persenjataan

http://www.marinir.mil.id/images/Berita/2013/3_Maret/yonhowitzerdanyonarhanudsdrilrutin.jpgJakarta Dalam rangka mengasah ketajaman dan meningkatkan keterampilan dalam mengawaki persenjataan, anggota Batalyon Howitzer-2 dan Batalyon Arhanud-2 Marinir melaksanakan drill rutin dalam mengoperasikan persenjataan mereka di lapangan Sepak bola Resimen Marinir Cilandak Jakarta Selatan, Kamis (28/03)

Batalyon Howitzer yang dipimpin oleh Lettu Marinir Dedi E Putra Danrai C Howitzer dengan mengeluarkan 2 pucuk senjata meriam kaliber 75 mm sedangkan Batalyon Arhanud dipimpin oleh Kapten Marinirr Zaini Danrai A mengeluarkan 2 pucuk Rudal Stella AL 1.

Latihan kering / drill ini di bawah pengawasan Pasintel Batalyon Arhanud-2 Marinir Kapten Marinir Shahrir R.

  ● Marinir  

[Video] JAT on LIMA 2013

6 KT-1B trainer aircraft from Jupiter Aerobatic Team of Tentera Nasional Indonesia - Angkatan (TNI-AU) performed aerobatic display during LIMA 2013 opening session.


  Youtube  

3 KRI Koarmabar Lakukan Penembakan Dalam LATPRATUGAS SIAGA PURLA

Jakarta Tiga Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) yang dipimpin Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Latihan Pratugas (Latpratugas) Siaga Tempur Laut (Purla) XIII/13 Kolonel Laut (P) Isbandi Andrianto, S.E., yang sehari-harinya menjabat sebagai Komandan Satuan Kapal Bantu (Dansatban) Koarmabar melakukan penembakan RBU dan Meriam Kaliber 57 mm dalam serial Latihan Pratugas (Latpratugas) Siaga Purla XIII/13 di perairan Laut Jawa, Rabu (27/3).

Ketiga kapal perang yang terlibat latihan tersebut masing-masing dua KRI berasal dari Satuan Kapal Eskorta (Satkor) Koarmabar yakni KRI Imam Bonjol (IBL-383) dan KRI Silas Papare (SRE-386) serta satu KRI dari Satuan Kapal Amfibi (Satfib) Koarmabar yakni KRI Teluk Celukan Bawang (TCB-532).

Selain melaksanakan latihan penembakan RBU dan meriam Kaliber 57 mm, ketiga kapal tersebut juga melaksanakan penembakan meriam kaliber 20 mm serta SSI kaliber 5,56 mm. Sehari sebelumnya kapal-kapal perang tersebut melaksanakan latihan peran melewati medan ranjau, RAS, formasi KRI serta peran kebakaran. Kemudian melaksanakan latihan peran pemeriksaan kapal yang merupakan latihan terakhir sebelum kapal-kapal perang tersebut kembali ke Pangkalan Pondok Dayung.

Latihan Pratugas yang dilaksanakan Koarmabar tersebut merupakan suatu bentuk latihan operasi tempur laut dengan memproyeksikan gelar unsur-unsur Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) yang terdiri dari KRI, Pesawat Udara, Pasukan Marinir dan didukung oleh pangkalan-pangkalan TNI Angkatan Laut. Pelaksanaan Latihan Pratugas merupakan wujud dari tanggung jawab, pengabdian dan loyalitas dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Selain itu, Latihan Pratugas ini juga sebagai sarana uji terampil guna meningkatkan kualitas, kemampuan dan profesionalisme prajurit serta menjalin kerja sama antar unsur-unsur Koarmabar dalam tugas operasi tempur laut.

  ● Koarmarbar  

Mahasiswa Jadi Ujung Tombak Pertahanan Indonesia

Mahasiswa Jadi Ujung Tombak Pertahanan IndonesiaSistem pertahanan Indonesia diciptakan agar menjamin tegaknya NKRI, dengan konsep Strategi Pertahanan Berlapis.

SISTEM Pertahanan Indonesia dikenal dengan  Model Sishanta (Sisitem Pertahanan Semesta) yang merujuk pada spirit bangsa Indonesia dalam bela dan pertahanan negara dari setiap ancaman. 

Wakil Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoedin, mengatakan tidak ada satu negarapun di dunia yang tidak memiliki sistem pertahanan negara.

"Sistem pertahanan Indonesia diciptakan agar menjamin tegaknya NKRI, dengan konsep Strategi Pertahanan Berlapis," ujar Safrie dalam Seminar di Universitas Jayabaya Pulomas, Jakarta, Selasa (26/3/2013).

Khusus bagi mahasiswa, kata Syafrie, dalam rangka penguatan sistem pertahanan negara dalam kerangka demokrasi, aktualisasi peran yang dapat dilaksanakan antara lain: menyadari upaya Hanneg menuntut kontribusi seluruh komponen bangsa, termasuk mahasiswa.

Substansi sasaran mencakup dibidang Penangkalan menghadapi ancaman agresi militer dan ancaman non-militer dalam rangka mewujudkan perdamaian dunia dan stabilitas regional.

"Kita akan melaksanakan Pesta Demokrasi 2014 berupa pemilu Legislatif, Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, dalam pesta kegiatan politik ini kami memohon para Mahasiswa sebagai warga negara dituntut dapat memberi tauladan untuk bersikap dalam Demokrasi , saya juga optimis, mahasiswa mampu menjadi ujung tombak dalam mentransformasikan rasa kebangsaan, cinta tanah air, nasionalisme," jelasnya.

  ● PelitaOnline  

Kamis, 28 Maret 2013

Wakasal Tinjau Pembuatan Kapal BCM Dan AT

Jakarta TNI Angkatan Laut saat ini tengah membangun kapal perang jenis BCM (Bantu Cair Minyak) di galangan kapal PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari. Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) Laksamana Madya TNI Hari Bowo, S.E., M.Sc., melaksanakan peninjauan di galangan I PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari, Pondok Dayung, Jakarta Utara, Rabu (27/3).

Dalam peninjauan tersebut, Wakasal didampingi oleh Direktur Utama PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari Riry Syeried Jetta selain meninjau pengerjaan kapal BCM di galangan I, juga meninjau pengerjaan kapal jenis Angkut Tank (Landing Ship Tank) yang dibangun di galangan II. “Saat ini Kapal BCM proses pembangunannya sudah berjalan 60,27%, dan Kapal Angkut Tank sudah berjalan 37,47% dan 38,31%. Ketiganya merupakan kapal yang dipesan oleh TNI AL dan dijadwalkan akan selesai pada tahun 2014,” kata Dirut PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari Riry Syeried Jetta.

Kedua jenis kapal yang tengah dibangun tersebut memiliki spesifikasi sebagai berikut: Kapal Bantu Cair Minyak (BCM) memiliki panjang keseluruhan 122,40 m, panjang garis tegak 113,90 m, lebar 16,50 m, tinggi 9,00 m, kecepatan maksimal 18 knots, jarak jelajah 7.680 nm, kapasitas muatan cair 5.500 m3, tenaga penggerak utama berjumlah dua buah daya 6.114 PS, berat baja 2.400 ton, dengan sistem propulsi twin screw dan fixed pitch propeller. Sedangkan spesifikasi Kapal Angkut Tank memiliki panjang keseluruhan 117,00 m, panjang antara garis tegak 107,77 m, lebar 16,40 m, tinggi 7,80 m, kecepatan maksimal 16 knots, jarak jelajah 6.240 NM, tenaga penggerak utama berjumlah dua buah daya 3.600 HP, dengan sistem propulsi fixed pitch propeller.

Pembuatan kapal ini sebagai tindak lanjut program Kementerian Pertahanan RI yang telah tertuang dalam Kesepakatan Bersama antara Menteri Pertahanan RI dengan Panglima TNI, dan Kepala Kepolisian Negara RI tentang “Revitalisasi Industri Pertahanan” dalam menerapkan Program MEF (Minimum Essential Force). PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari adalah salah satu industri strategis milik pemerintah yang telah mendapat kepercayaan untuk mengerjakan program pemerintah dimaksud, dan juga sebagai upaya dalam memberdayakan industri perkapalan dalam negeri untuk membangun alutsista TNI.

Sementara itu, Wakasal Laksamana Madya TNI Hari Bowo, S.E., M.Sc. dalam kesempatan tersebut mengatakan, bahwa maksud peninjauannya adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana perkembangan pengerjaan kapal tersebut, serta ingin melihat pemenuhan terhadap kriteria yang dipesan, baik spesifikasi teknis, kualitas, serta keamanannya (zero accident). “Saya harap pengerjaan kapal ini sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah direncanakan, serta senantiasa memperhatikan kualitas dan keamanan pengerjaannya,” kata Wakasal.

Turut mendampingi Wakasal dalam peninjauan ini adalah Asisten Logistik Kasal Laksamana Muda TNI Sru Handayanto, Kadismatal Laksamana Pertama TNI Ir. Bambang Naryono, M.M., Kadiskomlekal Laksamana Pertama TNI Ir. Yuhastihar, Kadissenlekal Laksmana Pertama TNI Bambang Sugeng, S.E., Kadislaikmatal Laksamana Pertama TNI Ir. Harry Pratomo, dan Kadisadal Kolonel Laut (E) Agus Setiadji.

Demikian Berita Dinas Penerangan Angkatan Laut.

  TNI AL  

Pesawat Tempur Rancangan PTDI

 Diam-diam, RI Rancang Pesawat Tempur Sejak 2010 

Langkawi Indonesia terus berusaha meningkatkan persenjataan militernya, termasuk juga membangung pesawat tempur sendiri. Saat ini Indonesia masih mengandalkan pembelian pesawat tempur dari Rusia yakni Sukhoi 30.

Vice President Corporate Communication PT Dirgantara Indonesia (PT DI) Sonni Ibrahim mengatakan, sejak 2010 lalu Indonesia sudah mulai merancang pesawat tempur sendiri.

"Indonesia saat ini sudah memulai proses perancangan pesawat tempur. Proyek ini sudah dimulai sejak 2010 lalu," kata Sonni ketika ditemui detikFinance diacara Airshow The 12th Langkawi Internasional Maritime and Exhibition, Malaysia, Kamis (28/3/2013).

Proyek ini merupakan proyek negara dan PT DI sebagai BUMN produsen pesawat ikut berpartisipasi di dalamnya.

"Saat ini prosesnya sudah menyelesaikan tahap I yakni tahap teknologi dan development. Tahap ini dimulai sejak 2010 lalu dan Desember 2012 sudah selesai. Saat ini kita masuk dalam tahap ke II yakni Tahap Go no Go," ungkap Sonni.

Seperti diketahui, Indonesia terus meningkatkan peralatan militernya, sejak 2012-2014 setidaknya akan ada 60 pesawat tempur berbagai jenis dimiliki Indonesia. Indonesia juga saat ini mempunyai beberapa pesawat tempur mulai dari F5, F16, Sukhoi, Su30, dan lainnya.(rrd/dnl)

 RI Butuh 11 Tahun Untuk Rancang Pesawat Tempur Sendiri 

Indonesia diam-diam tengah merangcang pesawat tempur sendiri dengan melibatkan BUMN produsen pesawat PT Dirgantara Indonesia (PT DI) sejak 2010. Butuh waktu 11 tahun untuk menyempurnakan rancangan pesawat tempur ini.

Adapun pesawat tempur yang sedang dirancang Indonesia bernama Indonesia Fighter X (IFX). "Namanya IFX yakni Indonesia Fighter X. Jadi X itu nanti nama seri tersendiri," kata Vice President Corporate Communication PT Dirgantara Indonesia (PTDI) Sonni Ibrahim kepada detikFinance ketika ditemui di acara Airshow The 12th Langkawi International Maritime & Exhibition, Malaysia, Kamis (28/3/2013).

"Proyek ini dimulai sejak 2010, sekarang sedang memasuki tahap ke II yakni tahap Go no Go," ucapnya.

Setidaknya untuk menyelesaikan proyek IFX ini harus melalui 4 tahapan.

"Tahapan I Telkologi and Development, tahap ini sudah selesai pada Desember 2012, lalu Tahap II Go no Go saat ini kita ditahap ini, Tahap III yakni tahap Enginering Development, Protipe dan Sertifikasi dan tahap terakhir tahap IV produksi, semuanya ini memakan waktu 11 tahun, dan Indonesia akan punya pesawat tempur buatan sendiri," ungkapnya lagi.

Saat ini peran PT DI bersama TNI dan pemerintah adalah ikut mendesain IFX. "Kami (PT DI) sudah mulai kerja dengan memasuki tahap kerja detil," tandasnya.(rrd/dnl)

  ● detikFinance  

Malaysia Minat 4 Pesawat PTDI

 CN235 ASW Turki
Langkawi Ikut berpertisipasinya PT Dirgantara Indonesia di Airshow The 12th Langkawi International Maritime & Exhibition ternyata membuat Malaysia berkeinginan membeli 4 pesawat buatan made in Bandung tersebut.

Vice President Sales and Marketing PT DI, Arie Wibowo mengungkapkan Malaysia akan membeli 4 pesawat buatan PT DI.

"Malaysia sudah menyatakan ingin membeli 4 pesawat PT DI," kata Arie ketika ditemui di Bandara Lengkawi, Malaysia, Kamis (28/3/2013).

Dikatakan Arie, 4 pesawat tersebut yakni 2 CN295 MPA dan 2 pesawat CN235 ASW.

"CN295 itu untuk kendaraan angkut militer, kargo sedangkan CN235 ASW merupakan pesawat anti kapal selam. CN 235ASW baru Turki yang punya," ungkapnya.

Malaysia kata Arie juga mengingkan PT DI melakukan upgrade Pesawat CN 295 yang sudah dibelinya beberapa tahun lalu untuk dijadikan pesawat militer.

"Mereka juga ingin mengupgrade pesawat CN 295 yang sudah mereka beli dari PT DI beberapa tahun lalu untuk dijadikan CN295 MPA atau untuk militer, hal ini dilakukan karena Malaysia sedang mengatasi ketegangan di Sabah," tandasnya.(rrd/dru)

  ● detikFinance