Sabtu, 28 September 2013

Abbott Government uses frigates to tighten screws on asylum seekers

The HMAS Parramatta has been ordered to patrol close to the Indonesian border to stop people smuggling boats. Picture: Supplied
HMAS Paramatta Will Patrol Close To Indonesia border
A HEAVY-HANDED Abbott Government has ordered a second navy warship to patrol close to the Indonesian border in a more aggressive approach to stop people smuggling boats.

New tactics, techniques and procedures (TTPs) have been issued to navy crews by the government's people smuggling tsar Lieutenant General Angus Campbell and refugee boats will be met by what defence sources have described as "an escalated scale of response".

The first step in that process will be boarding parties authorised to order boats to turn around and go back to Indonesia.

Under Operation Sovereign Borders two frigates, seven patrol boats and numerous Customs vessels will patrol the seas between Christmas Island and Ashmore Reef and Indonesia.

Anzac Class frigates cost about $207,000-a-day to operate compared with $40,000-a-day for Armidale Class Patrol boats.

The frigate HMAS Parramatta is already on station and she will be joined by a second "major fleet unit" within days.

The navy's most powerful warships will be ordered to stay close to the maritime border with Indonesia that runs about 100km to the north of Christmas Island.

In the past navy vessels have patrolled well inside the border and have tended to intercept suspected illegal vessels much closer to their final destination - Christmas Island.

To successfully turn boats around they will need to be intercepted close to the border to minimise the risk from towing at sea.

According to defence sources the safety of life at sea provisions of law of the sea means that people in distress can de delivered to the nearest landfall.

"We need to ensure that the nearest landfall is in Indonesia," the source said.

Providing a second frigate to people smuggling duty will stretch the navy's capacity and could lead to a supply ship rather than a warship taking up the future Australian navy role in the Middle East.

HMAS Melbourne is on her way to the Arabian Gulf and HMAS Darwin is working up for Middle East duty.

  Heraldsun  

Kemlu Indonesia: Rincian pertemuan Bishop-Marty tak sengaja terkirim ke media

Kementerian Luar Negeri Indonesia menyatakan hari Jum’at (27/09) bahwa rincian tentang pertemuan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa dengan Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop tidak sengaja bocor ke jurnalis.

Image: Indonesian foreign minister Marty Natalegawa Image 2011-01-18Sehari sebelumnya, sebuah surat elektronik dengan judul “Materials for Press Information” (Materi untuk Informasi Pers) dikirim ke sejumlah jurnalis. Surel tersebut mengandung informasi rinci mengenai pertemuan Marty dan Bishop di New York.

Diantara informasi yang terdapat di surel tersebut adalah bahwa Australia ingin menangani isu pencari suaka di balik layar, dan bahwa rencana Australia menghalau kembali kapal-kapal pencari suaka dapat mengancam kepercayaan dan kerjasama Indonesia-Australia.

Tindakan merilis informasi serinci ini mengenai pertemuan pribadi menarik perhatian beberapa pihak, termasuk pemimpin sementara Partai Buruh Australia, Chris Bowen, dan mantan menteri luar negeri Australia, Alexander Downer.

Downer mengkritik tindakan tersebut dengan menyatakan bahwa awak-awak Indonesia melanggar kedaulatan Australia.

Namun, kementerian luar negeri Indonesia kemudian menyatakan bahwa rincian pertemuan pribadi tersebut seharusnya tidak terkirim ke media, dan bahwa tidak ada rilis pers yang dikeluarkan.

Menurut koreksi tersebut, “Informasi [dari pertemuan tersebut] sekarang dikutip di beberapa media untuk menciptakan kesan perselisihan antara pejabat Indonesia dan Australia dalam perihal yang penting bagi kedua belah pihak,”

“Pemerintah Indonesia...siap bekerja dengan pemerintah Australia…untuk memastikan kepentingan warga kedua negara terpenuhi.”

  Radio Australia 

AL Australia Usir Pencari Suaka Kembali ke Perairan Indonesia

MELBOURNE - Lebih dari 40 pencari suaka yang berusaha mencapai Australia dengan menggunakan kapal telah dikirim kembali oleh Angkatan Laut Australia ke Indonesia. Sebuah kapal Australia menyelamatkan 44 pencari suaka dan dua awak kapal atas permintaan Indonesia setelah kapal tersebut mengalami masalah di posisi 40 nautical mile (sekitar 74 kilometer) dari pantai pulau Jawa hari Kamis (26/09) pagi.

Dini hari, kelompok SAR Indonesia bertemu dengan kapal Angkatan Laut di lepas pantai Jawa dan para pencari suaka tersebut diserahkan. Salah satu awak Indonesia menyatakan bahwa Angkatan Laut Australia membakar kapal yang dinaiki pencari suaka setelah menjemput mereka. Tindakan mengembalikan pencari suaka ke pihak berwenang Indonesia setelah diminta membantu menyelamatkan hanya terjadi satu kali selama enam tahun pemerintahan Australia di bawah Partai Buruh.

Saat ini, pemerintahan Australia dipimpin oleh pihak koalisi, yang memenangkan pemilihan umum tanggal 7 September lalu. Kapal pencari suaka yang berisi 46 orang itu awalnya melakukan panggilan darurat (distress call). Suyatno, kepala operasional kantor Basarnas Jakarta, menyatakan bahwa Basarnas tidak memiliki kemampuan mencapai kapal tersebut. Angkatan Laut Australia pun mencegat kapal itu dan memberi tahu Basarnas bahwa mereka akan mengantar para pencari suaka kembali. Suyatno berkata bahwa Ia tidak tahu mengapa Australia tidak membawa para pencari suaka itu ke Christmas Island.

Menurut salah satu awak kapal, Azam, kapal itu tidak rusak, meskipun penumpangnya memanggil ke Australia agar mereka diselamatkan. Ia juga berkata bahwa Angkatan Laut membakar kapal tersebut di laut. Para penumpang dan awak telah dikembalikan ke Indonesia. Menurut Greg Jennet, Kepala Biro Parliament House ABC, penyelamatan ini tidak serta merta berarti "penghalauan kembali" (turnback) kapal, namun menyiratkan pendekatan yang lebih tegas oleh Australia. Ini juga dapat menjadi preseden bagi Indonesia, yang menyatakan bahwa syarat meminta tolong terhadap Australia untuk penyelamatan atau pencegatan adalah para penumpang dikembalikan ke Indonesia.

Namun, masyarakat luas mungkin tidak akan mengetahui hal ini, karena pemerintah Australia tetap pada kebijakannya untuk tidak berkomentar tentang rincian operasional mengenai pencegatan apapun di laut di bawah Operation Sovereign Borders. Dilaporkan bahwa penumpang di kapal pencari suaka tersebut berasal dari Irak, Iran dan Pakistan. Azam mengakui bahwa Ia ditipu hingga mengawaki kapal tersebut ke Australia.

  Kompas 

[Foto] Mendandani Sang Macan

Tak menunggu waktu lama, sang macan Leopard 2A4 TNI-AD segera berdandan diri untuk nantinya dihadapkan ke publik di hari jadi TNI. Proses pengecatan kamuflase Leopard sendiri saat ini sudah selesai. Dan inilah tampang sang Macan saat ini.


Untuk mendandani sang macan, memang bukan perkara mudah. Segenap upaya dikerahkan jajaran TNI-AD mulai dari Pussenkav, Bengpuspalad, hingga kalangan sipil. Desain corak monster lapis baja ini sendiri merupakan karya dari kalangan sipil. Hal ini membuktikan keterbukaan dari TNI-AD untuk merangkul semua golongan demi kemajuan pertahanan dalam negeri. Sementara proses pengecatan dilakukan oleh Bengpuspalad, dan dilakukan disebuah tempat yang dirahasiakan dengan supervisi dari Pussenkav. Tidak seperti kamuflase Anoa, perpaduan kamuflase kali ini menggunakan 2 warna saja, seperti kamuflase helikopter Nbell-412. ARC sendiri mengikuti detik demi detik proses pengecatan.


Pengecatan awal dilakukan pada Rabu 25 september, dengan melaburkan cat dasar warna hitam ke track link. Sementara warna hijau dikuaskan ke bagian-bagian yang berkarat. Di hari berikutnya, proses pengecatan sempat mengalami sedikit kendala lantaran cat untuk corak belum juga tiba. Alhasil, waktu pun dimanfaatkan untuk menyemprot debu di seluruh tubuh tank.


Ketika cat tiba, para kru dari Bengpuspalad dan Pussenkav segera bekerja. Tak peduli siang-malam, pengecatan terus dilakukan demi mengejar target deadline pada hari Jumat 27 September. Namun demikian, perlu dicatat, pengecatan saat ini masih belum sempurna. Meski kamuflase 2 warna sudah ditetapkan, corak dan alur masih belum sempurna. Akan tetapi, kamuflase ini cukup memberikan gambaran bagaimana cantiknya sang Macan nantinya.


Selain Leopard 2A4, ranpur Marder juga terkena sentuhan yang sama. Dan inilah dia, sang Macan dan Tupai pohon dengan tampilan barunya.


  ARC 

Panglima TNI Terima Brevet Kehormatan Hiu Kencana

terimaJAKARTA – Panglima TNI Jenderal Moeldoko bersama Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal Budiman dan Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal IB. Putu Dunia, menerima Brevet Kehormatan Hiu Kencana di Pulau Pabelokan Kepulauan Seribu, Jumat (27/9/2013).

Sebelum dilaksanakan acara penyematan Brevet didahului paparan Safety Briefing oleh PT. CNOOC tentang beberapa peraturan di wilayah Pulau Pabelokan karena banyak daerah terlarang yang membahayakan.

Brevet tersebut disematkan oleh Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Dr. Marsetio di dalam kapal selam KRI Nanggala-402 yang menyelam di kedalaman 25 meter dibawah permukaan laut perairan Laut Jawa. Pengangkatan Panglima TNI sebagai warga kehormatan kapal selam adalah yang ke 125.

Setelah dinobatkan menjadi warga kehormatan, Panglima TNI melakukan pemeriksaan dan pengecekan serta mencoba mengoperasikan alat-alat yang ada di kapal selam seperti Periskop dan alat deteksi lainnya.

Kegiatan tersebut melibatkan KRI Yos Sudarso 353 dengan Komandan Kapal Letkol Laut (P) Didong Rio Duta, KRI Sutanto 377 sebagai Komandan Kapal Letkol Laut (P) Arya Daleno, KRI Barakuda 633 dengan Komandan Kapal Mayor Laut (P) Alferd Matews, KAL Yudhistira oleh Lettu Laut (P) Alan Ginanda, Heli U 415 dan 420 serta melibatkan dua Sie Raider Komando Pasukan Katak TNI AL untuk melakukan pengamanan di atas permukaan.

Dalam amanatnya Kasal Laksamana Dr. Marsetio menyatakan Brevet Hiu Kencana merupakan simbul pengakuan terhadap profesionalisme prajurit kapal selam dalam taktik dan tehnik peperangan bawah permukaan yang dapat menumbuhkan kebanggaan, jiwa korsa bagi pemakainya.

Tanda pengakuan kualifikasi khusus ini dapat menjadi pendorong semangat pengabdian serta peningkatan disiplin dan motivasi, untuk membawa satuan kapal selam menjadi satuan kebanggaan TNI Angkatan Laut yang selalu siap sedia mengemban tugas negara.

Menurut Kasal, pada hakekatnya Brevet Kehormatan Hiu Kencana merupakan salah satu bentuk penghormatan sekaligus penghargaan seluruh warga kapal selam dan jajaran TNI Angkatan Laut kepada tokoh-tokoh yang dipandang memiliki jasa, perhatian, perjuangan maupun pengorbanan bagi kejayaan TNI Angkatan Laut, utamanya berpartisipasi demi kemajuan pengembangan kapal selam secara langsung maupun tidak langsung.

Kasal juga menyampaikan selamat dan apresiasi yang tinggi untuk mengangkat dan menerima dengan ketulusan, keikhlasan Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, Kasad Jenderal TNI Budiman dan Kasau Marsekal TNI IB. Putu Dunia sebagai warga kehormatan Hiu Kencana.(tiyo)

  Poskota 

Indonesia-Rusia Belum Sepakat Hibah Kapal Selam

Jakarta • Kementerian Pertahanan menyatakan pemerintah Indonesia telah mengirim tim untuk berkunjung ke Rusia. Tim ini terdiri dari perwakilan Kementerian Pertahanan, TNI Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara.

"Tim ini berkunjung untuk penjajakan awal hibah 10 kapal selam Rusia," kata Kepala Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan Laksamana Muda Rachmad Lubis saat dihubungi Tempo, Jumat, 27 September 2013.

Rachmad yang ikut dalam rombongan, mengatakan kedua negara belum mencapai kesepakatan dalam rencana hibah itu. Indonesia dan Rusia, dia melanjutkan, masih mengkaji langkah yang akan diambil masing-masing negara soal hibah ini.

Sayang, Rachmad tak mau menyebutkan detil apa saja yang dibahas dalam pertemuan itu. Termasuk apa jenis kapal selam yang akan dihibahkan Rusia ke Indonesia dan berapa uang yang harus dikeluarkan pemerintah. "Sebab belum ada kesepakatan," kata dia.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyatakan, pemerintah mendapat tawaran untuk dapat membeli sekitar 10 unit kapal selam dari Rusia. Jumlah ini di luar rencana pembelian tiga unit kapal selam dari Korea Selatan yang akan datang pada 2014.

Purnomo tidak menjelaskan detail spesifikasi dan tawaran harga yang diberikan pemerintah Rusia untuk mendatangkan 10 kapal selam tersebut. Ia juga menyatakan, pemerintah belum bulat untuk menerima tawaran Rusia karena masih harus mempertimbangkan dan menghitung biaya.

Selain harga kapal selam per unit, menurut dia, pemerintah juga harus mempertimbangkan besarnya biaya perawatan, pemeliharaan, perbaikan, dan kesiapan infrastruktur. Selain itu, hal lain yang menjadi pertimbangan adalah usia atau masa guna kapal selam tersebut.

  Tempo 

Panglima TNI Tinjau Latihan Demo Gabungan TNI Di Mako Marinir Cilandak



Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko meninjau kesiapan Tim Demo Gabungan TNI dalam rangka HUT TNI ke-58 di Bhumi Marinir Cilandak,Kesatrian Hartono Cilandak, Jakarta Selatan, Jum’at (27/09/2013)

Sebelum menyaksikan secara langsung latihan demonstrasi gabungan TNI, Panglima TNI beserta rombongan melaksanakan Sholat Jum’at di Masjid Al-Iqlas Marinir Cilandak dan makan siang bersama dengan para prajurit yang terlibat Demonstrtasi Gabungan TNI di lapangan tembak Marinir Jusman Fuger Cilandak.


Tim demontrasi gabungan TNI yang terdiri dari prajurit-prajurit terbaik Angkatan Darat, Angkatan Laut serta Angkatan Udara ini memperagakan berbagai macam Demonstrasi keterampilan antara lain senam perahu karet dan senam balok, kolone senapan, terjun payung, sertamenembak cepat dan tepat oleh pasukan khusus dari tiga angkatan, Den 81, Denjaka, dan Den Bravo. Rencananya kegiatan tersebut akan memeriahkan Hari Ulang Tahun TNI ke-58 mendatang.

Panglima TNI merasa bangga dan puas usai menyaksikan demonstrasi yang ditampilkan oleh prajurit gabungan TNI tersebut, setelah bersusah payah dengan mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran untuk penampilan terbaik ini.


Turut hadir dalam acara tersebut Kasal Laksamana TNI DR. Marsetio, Kasum TNI Marsdya Boy Sahril Qamar, Asops Panglima TNI Didit Ashaf Herdiawan, Pangarmabar Laksda TNI Bambang Wahyudi, Dankormar Mayjen TNI (Mar) A. Faridz Washington dan seluruh pejabat teras Kormar dan Pasmar-2.

  Marinir 

130 Marinir berangkat ke Ambalat

Surabaya - Sebanyak 130 prajurit Korps Marinir yang tergabung dalam Satuan Tugas Marinir Ambalat XVII berangkat ke kawasan perbatasan Indonesia-Malaysia di Ambalat, Kalimantan Timur.

Keberangkatan 130 prajurit itu dilepas Komandan Pasmar-1 Brigjen TNI (Mar) Siswoyo Hari Santoso di lapangan apel Batalyon Infanteri-5 Marinir, Ujung, Surabaya, Kamis.

Di hadapan 130 anggota Satgasmar Ambalat XVII, Siswoyo mengatakan Pasmar-1 untuk kesekian kalinya mendapatkan kehormatan dari negara guna memberangkatkan prajurit-prajurit terpilihnya untuk melaksanakan tugas mulia mempertahankan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di Kalimantan Timur.

"Para prajurit akan bertugas di perbatasan Pulau Sebatik yang tergabung dalam satuan tugas pengamanan perbatasan di bawah kendali operasi Guspurlatim," katanya.

Di daerah Pulau Sebatik, lanjutnya, terdapat batas wilayah antara Indonesia dengan negara Malaysia, yakni batas wilayah yang mempunyai nilai sangat strategis terhadap penentuan batas wilayah kedaulatan kedua negara.

Dengan kesiapan prajurit yang tergabung dalam Satgasmar Ambalat XVII, Komandan Pasmar-1 berkeyakinan bahwa seluruh anggota Satgas mampu melaksanakan tugas menjaga nama baik Korps Marinir dalam mengemban tugas negara tersebut.

"Tugas kalian yang paling berat yaitu mengatasi kejenuhan dan mengatasi hawa nafsu, itulah musuh yang paling berat yang kalian hadapi, namun saya yakin prajurit-prajurit yang tergabung dalam Satgasmar Ambalat XVII mampu melaksanakan tugas-tugas dengan baik," katanya.

Dalam kesempatan itu, Komandan Pasmar-1 mengharapkan kepada seluruh anggota satgas agar menjauhi perselisihan dengan masyarakat, sebaliknya justru berusaha menjadi bagian dari masyarakat dan mencari nilai-nilai kearifan budaya lokal sehingga kehadiran Satgasmar Ambalat XVII bisa diterima masyarakat.

"Yang tidak kalah penting adalah selalu menjalin kerja sama dengan satuan tugas yang lain seperti Polri, TNI, dan masyarakat," katanya.

Sementara itu, Komandan Satgasmar Ambalat XVII Kapten Marinir Ahmad Fauzi mengatakan sebelum berangkat ke daerah penugasan, Satgasmar Ambalat XVII telah menerima pembekalan tentang kondisi geografi dan demografi, pengetahuan keimigrasian, pengetahuan hukum HAM dan Humaniter, pengetahuan hukum laut internasional, dan situasi keamanan saat ini di daerah perbatasan.

Selain itu juga pengetahuan agama, adat istiadat serta bahasa yang dipakai masyarakat Pulau Sebatik. Prajurit juga telah melaksanakan latihan pratugas di Pusat Latihan Tempur TNI AL Grati Pasuruan.

Personel Satgasmar Ambalat XVII, lanjutnya, selama enam bulan di daerah penugasan akan menempati beberapa pos yaitu Sei Pancang, Sei Taiwan, Balansiku, Sei Bajau, Tembaring, dan Bambangan.

Pelepasan 130 prajurit Marinir itu juga disaksikan Kepala Staf Pasmar-1 Kolonel Marinir Bambang Suryo Aji, Danbrigif-1 Mar Kolonel Marinir Markos, Danmenkav-1 Mar Kolonel Marinir Sarjito, Danmenbanpur-1 Mar Kolonel Marinir Nurri A Djatmika, Danmenart-1 Mar Kolonel Marinir M Nadir, para Asisten Pasmar-1, dan perwira di jajaran Pasmar-1.

Dalam waktu yang sama (26/9), Komandan Pasmar-1 Brigadir Jenderal TNI (Mar) Siswoyo Hari Santoso melakukan kunjungan kerja ke Batalyon Marinir Pertahanan dan Pangkalan V Surabaya, Ujung, Surabaya.(E011/S024)

  Antara 

Menkopolhukam minta Kapolri usut ledakan "Bali View"

Menkp Polhukam
Jakarta - Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto meminta Kepala Polri Jenderal Timur Pradopo mengusut kasus ledakan yang terjadi di kediaman seorang pengusaha di Perumahan Taman Sari Bali View di Cirendeu, Tangerang Selatan, Jumat dinihari.

Menkopolhukam dalam keterangan di Jakarta, Jumat, menyatakan pihak kepolisian masih mendalami hasil olah tempat kejadian perkara dan memburu pelaku.

Ia menambahkan bahwa polisi juga telah menghimpun berbagai keterangan saksi, baik dari Pola Winson yang menjadi sasaran ledakan di rumahnya itu maupun dari penjaga keamanan perumahan dan masyarakat sekitar.

Sebelumnya Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto mengatakan ledakan terjadi di kediaman Pola Winson, seorang pengusaha pabrik kertas, di Bali View, Jalan Kintamani Blok C1 Nomor 18, Tangerang Selatan.

Rumah Pola Winson dilempari granat sekitar pukul 03.30 WIB oleh pelaku yang kini masih diburu oleh polisi.

Ia menuturkan kejadian berawal ketika Pola pulang ke rumah sekitar pukul 01.00 WIB. Lalu pada sekitar pukul 03.30 WIB, Pola terbangun karena hendak ke kamar kecil dan mendengar kaca jendela rumahnya pecah karena dilempar sesuatu. Beberapa detik kemudian terjadi ledakan di ruang tamu.

Polisi masih mengecek dugaan pelakunya adalah mantan karyawan Pola yang telah dipecat karena diduga korupsi di pabrik kertas miliknya di Balikpapan, Kalimantan Timur, beberapa waktu lalu.(*)

  Antara 

Terbang Perdana Pesawat T-50i Golden Eagle di Lanud Iswahjudi

KOMANDAN Skadron Udara 15 Letnan Kolonel Pnb Wastum, melaksanakan terbang perdana dengan pesawat tempur T-50i Golden Eagle, di area terbang Lanud Iswahjudi, Kamis (26/9).

Terbang perdana dilaksanakan Komandan Skadron Udara 15 Letnan Kolonel Pnb Wastum, dengan menggunakan pesawat T-50i Golden Eagle TT 5003, bersama penerbang dari Korean Aerospace Industries (KAI), Letcol (Ret) Khang Cheol, sedangkan Mayor Pnb Marda Sarjono bersama Letcol (Ret) Dong Kyu Lee, menggunakan pesawat T-50i TT 5004.

Uji terbang pesawat baru tersebut, sukses dilaksanakan oleh kedua penerbang tempur Lanud Iswahjudi tersebut selama 1 jam 15 menit dengan lokasi terbang di south area Iswahjudi, pada ketinggian 40.000 feet.

Pada terbang perdana tersebut disaksikan langsung oleh Komandan Wing 3 Lanud Iswahjudi Kolonel Pnb Minggit Tribowo, S.IP., dan segenap pejabat dari Mabesau dan Lanud Iswahjudi, di hanggar Skadron Udara 15. Keterangan Gambar : Komandan Skadron Udara 15 Letkol Pnb Wastum, mengacungkan jempol sebagai tanda sukses setelah terbang perdana dengan pesawat T-50i, Kamis (26/9).(pentak iswahjudi)

  ● MPI  

Germany Exported Thousands of Used Leopard Tanks

By Paul Muller via gioogle translate

Around 2,000 used Leopard tanks of the Bundeswehr have been sold in the past 15 years from Germany to other countries. This emerges from a parliamentary answer to the federal government in early September, which has now been published. Accordingly, the military equipment was including in large quantities at the debt-ridden Greece and the continually Civil War Turkey. Sales to the democratic model countries Qatar and Saudi Arabia, there was apparently at least efforts. Where the tanks are now, by the way is unclear.

Overall, the response from the federal government lists 1,853 exported by the Bundeswehr. The majority are battle tanks, but some also specializes in salvage operations or pioneer. Almost a quarter - a total of 535 tanks - therefore went to Greece. Turkey could take possession of 354 Leopards, Brazil 273, Chile 188, Finland 139, Canada 129, Poland 142 and Sweden 18.

The Asian city - state of Singapore received Leopard 2 battle tanks 4A held by the armed forces. Was delivered in the years 2007, 2008 and 2012. However, the exact number keeps secret the federal government.

Is unclear whether the respective States have now acquired tanks modernized or rebuilt and then sold - for example in war zones Although the federal government would agree to such a business. However, " A summary statistics of the approved re-exports is not done ." To create these, would go beyond the time required to respond to a small request, they say.

Striking, but there are various permits for temporary exports of tanks. In most cases it was exhibits at arms fairs. However, appropriate military equipment in 2010 to Qatar for the purpose of "screening" at the local armed forces ; 2012 also brought the demonstration to Turkey. Which at least indicates a selling interest in the relevant countries.

Moreover, it is clear from the response that the Federal Government has approved in February, the license for the export of 1,700 rounds of ammunition to Indonesia for the local Leopard tank.

  ● Berliner  

Mantan Pangkostrad Djaja Suparman Divonis Empat Tahun Penjara

Sidoarjo • Mantan Pangkostrad Letjen (Purn) Djaja Suparman dijatuhi hukuman empat tahun penjara atas kasus korupsi ruilslag tanah Kodam V Brawijaya senilai Rp 17,6 miliar.

Vonis tersebut dijatuhkan oleh majelis hakim Pengadilan Militer Tinggi Surabaya di Jalan Raya Juanda, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, setelah melalui proses persidangan yang berlangsung sekitar 12 jam, dan berakhir Kamis (26/9) pukul 24.00 WIB.

Jenderal bintang tiga itu dinyatakan secara sah dan meyakinkan melakukan korupsi dalam ruislag tanah milik Kodam V Brawijaya. Selain menjatuhkan vonis empat tahun penjara, majelis hakim yang diketuai Letjen TNI Hidayat Manao itu juga menjatuhkan denda Rp 30 juta subsider tiga bulan penjara.

Selain itu, Mantan Pangkostrad juga diwajibkan membayar uang pengganti Rp 13,4 miliar atau pidana pengganti enam bulan penjara.

Dalam persidangan terungkap, tanah yang diruislag hingga menyebabkan terjadi korupsi adalah tanah milik Kodam V Brawijaya seluas 8,8 hektare di Dukuh Menanggal, Kecamatan Wonocolo, Kota Surabaya, senilai Rp 17,6 miliar.

Saat korupsi terjadi, terdakwa menjabat sebagai Pangdam V Brawijaya pada 1997-1998. Tanah tersebut digunakan untuk pembangunan tol simpang susun Waru-Tanjung Perak.

Dari dana hasil ruislag senilai Rp 17,6 miliar itu, Rp 4 miliar di antaranya digunakan terdakwa untuk menambah aset kodam melalui pembangunan gedung dan pembelian tanah di Pasuruan. Sementara sisanya senilai Rp 13 miliar diduga digunakan untuk kepentingan pribadi.

Terkait vonis yang dijatuhkan tim majelis hakim, Djaja bersikeras menyatakan dirinya tak bersalah. Oleh karena itu ia menyatakan tidak menerima putusan majelis hakim yang lebih berat dari tuntutan oditur militer. Sebelumnya, oditur militer menuntut Djaja divonis tiga tahun penjara. “Saya akan mengajukan banding,” kata Djaja.

  ● Metrotv  

Jumat, 27 September 2013

[Foto] Pasukan Teror Kopaska Lakukan Patroli Keamanan Apec

Pasukan Teror Kopaska Lakukan Patroli Keamanan Apec

Sejumlah prajurit Detasemen Anti Teror Kopaska melakukan patroli di perairan Nusa Dua menjelang KTT APEC 2013, Nusa Dua, Bali, Jumat (27/9).

Pasukan Teror Kopaska Lakukan Patroli Keamanan Apec

Sedikitnya 15 kapal perang telah merapat dan bersiaga di perairan Bali untuk menjaga keamanan dan kelancaran even internasional itu.(ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana)

Pasukan Teror Kopaska Lakukan Patroli Keamanan Apec

Berikut Foto2 Tambahan diposkan Waode dan Kenyot10:





  Kabar24  

Tembakan Terakhir Meriam 76 mm di Yon Armed 15/76 Martapura

MARTAPURA - Senjata berat jenis kaliber meriam 76mm untuk terakhir kalinya digunakan Satuan Batalyon Armed 15/76 Tarik. Rencananya senjata ini tidak akan digunakan lagi. Senjata buatan tahun 1948 ini akan diganti dengan senjata yang lebih canggih lagi. Yakni meriam kaliber 105mm dengan jarak tembak 40km.

"Rencananya senjata baru akan dikirim dari pusat. Dan kita tak menggunakan meriam kaliber 76mm bukan karena sudah usang, bisa saja meriam ini akan digunakan satuan lain." ujar Danyon Armed 15/76 Tarik Letkol A Mutaqqin.

Penembakan meriam kaliber 76mm ini dilakukan dalam latihan terakhir tahun 2013. Dalam latihan yang dipusatkan di Pusat Latihan Tempur, rencananya meriam buatan Yugoslavia ini tidak akan digunakan lagi ke depannya.

Dalam latihan tempur ini, Puslatpur OKU menggunakan enam meriam dan 126 butir amunisi. Latihan juga dihadiri Wandanyon Armed KApten Romadi, Kapolres OKU AKBP Mulyadi, Kapolres OKU Timur AKBP Hengky Widjaja dan Dandim 040/OKU Letkol Inf Imanulhak.(Diposkan Ajihager)

  ●  Sumatra Expres 

Kapal Pendarat Tank Leopard Selesai Akhir 2014

Kapal Pendarat Tank Leopard Selesai Akhir 2014 Jakarta • Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Samsoedin mengatakan, Kementerian Pertahanan sedang menyiapkan satu unit Landing Shift Tank (LST) atau kapal pendarat tank untuk mengangkut tank besar yang akan dimiliki Indonesia. Kapal pengangkut tank itu kini sedang dibangun oleh industri pertahanan dalam negeri.

"PT PAL yang membuatnya," kata Sjafrie seusai berbicara di Simposium Ketahanan Nasional di Universitas Paramadina, Jakarta, Kamis, 26 September 2013.

LST bikinan PT PAL, kata Sjafrie, disebut mampu mengangkut 10 unit tank besar seperti Leopard 2A4 sekali jalan. Dengan kemampuan itu, Kementerian Pertahanan yakin 42 Leopard 2A4, 61 unit Leopard Ri, dan 50 unit Marder--tank ukuran menengah--mampu didistribusikan secara lancar ke beberapa wilayah Indonesia. "Akhir 2014 kapal bikinan PT PAL sudah siap," kata Sjafrie.

Masyarakat, kata Sjafrie, juga tak perlu khawatir soal bobot tank Leopard yang dianggap bakal merusak jalan raya Indonesia. Leopard 2A4, misalnya, yang berbobot 62 ton disebut bakal merusak jalanan aspal wilayah Indonesia. "Jalan kelas negara tahan dengan beban lebih lebih dari 62 ton," kata Sjafrie.

Selain menjamin jalan Indonesia cukup kokoh untuk dilewati Leopard, Sjafrie yakin tank besar itu tak akan menemui masalah ketika terjun di wilayah Indonesia. Kementerian Pertahanan, kata Sjafrie, sudah menyiapkan akses-akses khusus untuk tank-tank besar macam Leopard 2A4.

Saat ini, Indonesia sudah kedatangan 2 unit Leopard 2A4 dan 2 unit Marder. Empat tank itu merupakan bagian 156 unit tank Leopard Ri, Leopard 2A4, dan tank Marder, yang dibeli dari Pemerintah Jerman dengan total biaya yang diklaim tak melebihi anggaran senilai US$ 280 juta.

  Tempo  

Tsunami Aceh Jadi Momentum Kebangkitan Militer Indonesia

JAKARTA - Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin mengungkapkan, peristiwa tsunami di Aceh pada tahun 2004 menjadi momentum kebangkitan militer Indonesia.

Ia mengungkapkan, saat terjadi tragedi tsunami Aceh pada tahun 2004, TNI tak mampu mengevakuasi para korban karena keterbatasan peralatan akibat embargo. Saat itu, TNI tidak hanya tidak mampu melakukan mobilisasi, tetapi juga tidak membangun fasilitas kesehatan.

"Saat terjadi tsunami di Aceh, perlu evakuasi (korban). Tapi tak ada satupun pesawat kita yang mampu mengevakuasi," ujar Sjafrie, saat mengisi Simposium Ketahanan Nasional, di Universitas Paramadina, Jakarta, Kamis (26/9/2013).

"Jadi boro-boro untuk operasi militer, untuk operasi kemanusiaan saja enggak mampu," lanjutnya.

Sjafrie menjelaskan, peristiwa tersebut menjadi titik balik bagi militer Indonesia. Menurutnya, Pemerintah mulai menyadari bahwa Indonesia membutuhkan postur pertahanan militer yang memadai. Melalui Kementerian Pertahanan, Indonesia merancang misi untuk memperkuat postur pertahanan yang unggul, baik postur pertahanan militer dan postur pertahanan non-militer.

"Dengan luas negara yang begitu besar, sumber daya alam yang melimpah, serta penduduk yang banyak, postur pertahanan yang unggul dan memiliki daya tangkal yang tinggi menjadi kebutuhan yang mendasar," jelasnya.

Saat ini, menurut Sjafrie, Indonesia mengalami kebangkitan militer Indonesia setelah 15 tahun mengalami krisis ekonomi dan embargo militer. Ia mengungkapkan, ada dua ciri kebangkitan tersebut, yaitu memiliki kemampuan mobilisasi tinggi yang bisa digunakan, termasuk untuk operasi kemanusiaan, baik matra darat, laut, maupun udara, dan memiliki daya pukul yang dahsyat.

Selain itu, katanya, industri pertahanan nasional juga sedang mengalami kebangkitan. Sebelum tahun 2004, industri pertahanan nasional mengalami stagnasi akibat minimnya dana. Kini, lanjut Sjafrie, industri pertahanan mampu memproduksi peralatan militer untuk mobilisasi dan senjata yang sesuai dengan standar yang ditetapkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

"Jadi kalau (industri pertahanan) kita mandiri, kita tidak takut diembargo," ujarnya.

Dengan demikian, kekuatan militer Indonesia, lanjut Sjafrie, tidak kalah dengan kekuatan militer dengan negara-negara di kawasan regional.

"Jadi, saya bisa menyimpulkan bahwa sejak tahun 2004 hingga saat ini, kita sedang mengalami kebangkitan militer," katanya.


  ● Kompas