Sabtu, 10 Maret 2018

[RIP] Tank Masuk Sungai

Pratu Randi Tewas Terseret karena Kelelahan usai Selamatkan Anak-anak TKKecelakaan Tank di Sungai Bogowonto (istimewa/Sutopo Purwo Nugroho)

Salah satu korban meninggal dunia dalam kecelakaan tank yang masuk sungai Bogowonta, Purworejo, adalah seorang prajurit TNI bernama Pratu Randi.

Pratu Randi meninggal karena kelelahan setelah berjuang menyelamatkan siswa-siswi TK di dalam tank yang terperosok ke Sungai Bogowonto, Sabtu (10/3/2018). Karena kelelahan, Pratu Randi pun ikut terseret.

"Dia (Pratu Randi) mengalami kelelahan menyelamatkan anak-anak supaya tidak terbawa arus. Tapi pada akhirnya dia sendiri juga terbawa arus," kata Kadispenad TNI AD Brigjen Alfret Denny Tuejeh dalam keterangan persnya di Jakarta, Sabtu.

Selain Randi, korban meninggal dunia adalah Ny Iswandari, ketua Yayasan TK Ananda juga meninggal di rumah sakit karena terbawa arus.

Saat ini, jelasnya, jenazah Pratu Randi sadang dalam perjalanan ke Sumedang untuk dimakamkan, sedangkan Iswandari rencananya dimakamkan besok, Minggu (11/3/2018) di Purworejo.

 Kronologi kejadian 


Sebelumnya, satu unit tank M113 milik TNI AD tenggelam di Sungai Bogowonto, Purworejo, Sabtu (10/3/2018). Kendaraan tempur tersebut mengangkut siswa PAUD dalam rangka outbond.

Mengutip Tribunnews.com, Sabtu (10/3/2018), kejadian berawal pada pukul 08.00 WIB, saat PAUD dan TK Sindurjan Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo, melaksanakan outbond di Yonif 412/BES.

Para siswa melaksanakan simulasi naik helikopter bersama siswa-siswi TK Masitoh, TK Siwi, PAUD Lestari dan PAUD Handayani. Setelah selasai, mereka diajak turun ke lapangan HR mengikuti kegiatan di lapangan HR Yonif 412. Oleh personel Yonif 412, siswa-siswi di perkenalkan lintasan HR sampai di jembatan timbang selesai. Setelah itu, para siswa diajak ke garasi tank dan dikenalkan tank M113. Mereka kemudian diajak naik kendaraan tempur itu ke Sungai Bogowonto dengan menggunakan tiga unit tank, di mana satu tank dinaiki sekitar 20 penumpang siswa TK dan PAUD.

Putaran pertama, tiga tank berjalan mulus. Namun saat putaran kedua, satu tank kena musibah, tergelincir dan tenggelam, sedangkan dua tank lainnya selamat. Tank yang tergelincir tersebut tenggelam.

Adapun penumpang terdiri dari 5 personel TNI, dan 17 penumpang (16 anak, 1 guru ). Setelah melihat tank tenggelam, beberapa personel 412 yang sedang melaksanakan kegiatan di lapangan HR langsung menolong.

Kerugian yang dialami dalam peristiwa tersebut yaitu materil 1 unit Tank 412 yang tenggelam. Satu personel TNI atas nama Pratu Randi Suryadi dan kepala PAUD yang mendampingi siswa Iswandari meninggal dunia.

   Kompas  

Jumat, 09 Maret 2018

Peresmian Sarana dan Prototipe Nitrogliserin

Upaya Menuju Kemandirian Alutsista Ilustrasi prototipe MLRS nasional 

Peresmian Sarana dan Prototipe Nitrogliserin (Bahan Dasar Propelan) PT Dahana (Persero) menjadi salah satu bukti upaya menuju kemandirian alutsista khususnya propelan. Ini adalah hasil kerja keras anak bangsa yang patut disyukuri karena kemandirian industri pertahanan merupakan hal yang sangat penting dalam mewujudkan sistem pertahanan negara yang kuat, maju dan mandiri.

Demikian diungkapkan Menhan RI Ryamizard Ryacudu saat meresmikan Sarana dan Prototipe Nitrogliserin di Kawasan Energetic Material Center (EMC) PT Dahana (Persero) Subang, Jawa Barat, Rabu (7/3). Turut hadir menyaksikan peresmian diantaranya Fajar Harry Sampurno Deputi Bidang Pertambangan, Industri Strategis dan Media BUMN, anggota kluster NDHI, PT Pindad, pejabat di lingkungan Pemda dan unsur Muspida Kabupaten Subang serta Pejabat Kemhan.

Lebih lanjut Menhan mengatakan bahwa penguatan industri pertahanan seperti yang dilaksanakan oleh PT. Dahana (Persero) adalah upaya memperkuat postur kekuatan angkatan bersenjata agar mampu menjalankan tugas konstitusional. Pada Akhirnya, industri pertahanan Indonesia akan dapat membantu proses pertumbuhan dan kemandirian ekonomi dalam negeri yang sejalan dengan visi Nawa Cita Presiden RI.

Dengan diresmikannya Sarana dan Prototipe NG ini dapat membuktikan kepada dunia bahwa Indonesia mampu untuk mandiri dan dalam proses menuju visi untuk menjadi produsen alutsista yang mampu berkiprah di kancah Internasional. Hal ini bukan ambisius tetapi sebuah realita yang harus diwujudkan bersama karena bangsa Indonesia adalah bangsa pejuang yang memiliki kreatifitas dan potensi yang besar untuk berinovasi dan mengembangkan produk-produk dalam negeri yang berteknologi canggih.

Sementara itu Direktur Utama PT Dahana (Persero) Budi Antono menjelaskan bahwa Fasilitas Sarana dan Prototipe NG yang dibangun di atas lahan seluas 2,1 hektar ini adalah salah satu fasilitas cikal bakal penghasil bahan baku propelan. Pencanangan pembangunan fasilitas ini dilakukan melalui groundbreaking yang dilaksanakan pada 10 Oktober 2013 di EMC Subang oleh mantan Menhan Purnomo Yusgiantoro dan mantan Menteri Perindustrian MS.Hidayat.

Dalam pembangunan fasilitas sarana dan prototipe NG, PT Dahana (Persero) berperan sebagai penyedia peralatan utama, engineering, utilitas, bangunan, pelaksanaan commisioning maupun start-up proyek pembangunan fasilitas penelitian dan pengembangan sarana dan prototipe NG sebagai bahan baku propelan. Sedangkan penyedia teknologi, PT Dahana (Persero) menggandeng Rheinmetal Denel Munition (RDM)

Lebih lanjut Dirut PT. Dahana (Persero) mengatakan bahwa PT Dahana masih memiliki dua pekerjaan rumah besar yaitu mewujudkan industri propelan dan pabrik amonium nitrat. Oleh karena itu dalam acara ini juga turut ditandatangani addendum propelan dan offtake produk amonium nitrate dengan PT Pindad yang juga anggota kluster National Defence and Hightech Industries (NDHI).

Propelan merupakan bahan energetic yang digunakan sebagai bahan pendorong roket atau rudal dan munisi, baik Munisi Kaliber Besar (MKB) maupun Munisi Kaliber Kecil (MKK) yang digunakan TNI dan Polri. Rata-rata kebutuhan propelan untuk Alutsista yang kita miliki diantaranya untuk Spherical Powder dan Wet Paste, Single/Double Base Munisi Kaliber Besar; Double Base roket dan untuk Composite sebesar 200 ton/tahun.

Salah satu fasilitas pendukung industri propelan adalah nitrogliserin. Nitrogliserin (NG) dikenal sebagai trinitrogliserin dan gliseril trinitrat. Nitrogliserin (NG) sendiri merupakan larutan yang mudah meledak. Nitrogliserin (NG) berfungsi sebagai bahan baku propelan. Selama ini kebutuhan propelan sepenuhnya masih didukung melalui impor dari negara lain. Oleh karenanya, peresmian sarana produksi Nitrogliserin (NG) PT. Dahana (Persero) menjadi momentum untuk kita terus membangun dan mengembangkan industri propelan dalam menunjang kemandirian industri pertahanan.

  Kemhan  

KRI Kerambit Mengawal Maritim NKRI

Kapal pesenan keempat batch kedua TNI AL Infografis antara

PT Penataran Angkatan Laut (PAL) Indonesia di galangan kapal mereka di Surabaya, Jawa Timur, 27 Februari 2018, meluncurkan Kapal Cepat Rudal 60 meter (KCR 60M) hasil pengerjaan batch kedua dari pesanan keempat Kementerian Pertahanan pada Maret 2016 silam.

Unit keempat tersebut diberi nama KRI Kerambit 627 yang menyusul tiga pendauhulunya, yakni KRI Sampari 628, KRI Tombak 629, dan KRI Halasan 630.

PAL menargetkan mampu memproduksi total tujuh unit KCR 60M pada 2018, selain untuk memenuhi kebutuhan alat utama sistem persenjataan (alutsista) Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL), mereka juga membidik pasar ekspor ke beberapa negara di Asia Tenggara dan Afrika.

Rancang bangun KCR 60M Batch 2 dapat dilengkapi dengan sistem persenjataan yang disesuaikan dengan fungsi militer antara lain :

1 ASUW (Anti Surface Warfare) : Anti Kapal atas air
2 AAW (Anti Air Warfare) : Anti Serangan udara
3 EW (Electronic Warfare) : Perang Elektronika
4 NGFS (Naval Gun Fire Support) : Tembakan bantuan ke darat
5 ASW (Anti Submarie Warfare) : Anti Kapal Selam

  Defense studies  

Kamis, 08 Maret 2018

Multilateral Exercise Milan 18

Di Perairan AndamanKRI Cut Nyak Dhien-375 dan KRI Lemadang-632 mengikuti Latihan Bersama “Multilateral Exercise Milan 18” di perairan Andaman Nicobar India. ★

Dua KRI jajaran Koarmabar yaitu KRI Cut Nyak Dhien-375 dan KRI Lemadang-632 mengikuti Latihan Bersama “Multilateral Exercise Milan 18” di perairan Andaman Nicobar India. Kedua KRI tersebut bertolak dari Pangkalan TNI AL Sabang pada hari Minggu tanggal 4 Maret 2018 dan tiba di Dermaga Haddo, Port Blair India pada tanggal 6 Maret 2018.

Kedatangan kedua KRI tersebut disambut Atase Pertahanan RI untuk India, Kolonel Laut (P) Ardiansyah Muksit. Satuan Tugas Milan 18 dipimpin oleh Letkol Laut (P) Wahid Ismanto sebagai Komandan Satuan Tugas, dengan Unit Tugasnya terdiri dari KRI Cut Nyak Dhien-375 yang merupakan kapal Perusak Kawal Kelas Kapitan Pattimura jajaran Satkor Koarmabar dengan komandan Mayor Laut (P) Herman Manangkalangi, sedang KRI Lemadang-632 dengan komandan Mayor Laut (P) Adi Surono adalah salah satu kapal Fast Patrol Boat Kelas Todak jajaran Satkat Koarmabar.

Selanjutnya Delegasi Indonesia yang dipimpin Kolonel Laut (P) Suharto sebagai Senior Officer, didampingi Athan RI untuk India, Komandan Satgas Milan 18, Komandan KRI Cut Nyak Dhien-375 serta Komandan KRI Lemadang-632 melaksanakan courtesy call ke Naval Component Commander, Commodore Ashutosh Radhorkar serta Chief of Staff Andaman Nicobar Command, Major General P.S Sai.

Milan merupakan kegiatan Latma Multilateral yang rutin dilaksanakan setiap dua tahun sekali oleh India Navy sejak tahun 1995. Milan merupakan sebuah forum istimewa bagi para peserta untuk saling berinteraksi tentang berbagai isu-isu terkini seperti upaya persamaan persepsi operasi HADR (Human Assistance and Disaster Relief), SAR, anti terorisme dan ajang bertukar saling pengalaman di antara negara peserta.

Latihan bersama ini diikuti sembilan negara dengan mengirimkan kapal perangnya, diantaranya India sebagai tuan rumah mengerahkan INS Kelas Jyoti, Kelas Shivalik, Kelas Kamorta, Kelas Saryu, Kelas Kora, Kelas Magar dan 3 INS Kelas Bangaram. Sedang Bangladesh mengirim BNS Kelas Castle, Singapura mengirim RSS Kelas Fearless, Malaysia mengirim KD Kelas Lekiu, Thailand mengirim HTMS Kelas Pattani dan Australia mengirim HMAS Kelas Armidale. Indonesia mengirim 2 KRI Kelas Kapitan Pattimura dan Kelas Todak, Myanmar mengirim 2 UMS Kelas Sin Phyu Shin dan Kelas Innlay serta Srilangka mengirim 2 SLNS Kelas Samudura dan Kelas Saar.

Selama di Port Blair Satgas Milan 18 mengikuti dua kegiatan, yaitu kegiatan fase darat (harbour phase) dan kegiatan fase laut (sea phase). Harbour phase yang diikuti meliputi Seminar Internasional, Pagelaran Seni Budaya dan Festival Makanan Internasional, Table Top Exercise tentang isu-isu kemaritiman terkini, Parade Kirab Kota Internasional serta Tour ke tempat-tempat wisata. Kontingen Indonesia direncanakan akan menampilkan art performance Tari Tor-tor dari Tanah Batak, serta tari pergaulan Gemu Fa Mire dari Tanah Maumere. Sedangkan makanan tradisional yang akan ditampilkan diantaranya Lontong Sate Ayam, Gado-gado, Nasi Goreng, Siomay, Es Dawet serta Es Manado.

Sedang kegiatan Sea phase meliputi kegiatan Photoex, Steam Past, Night Steaming, Station Keeping by Distance Line (SKBDL), Flag Hoist, Snooperex, Gunex, Pubex, VBSS (Visit, Board, Search and Seizure) serta Medical Evacuation di perairan Andaman. Diharapkan kegiatan Latma ini dapat membawa arti penting bagi perkembangan situasi perairan nasional maupun internasional yang dapat memberikan dampak penangkalan, meningkatkan kerjasama TNI AL dengan Angkatan Laut peserta Milan 18 dan meningkatkan profesionalitas prajurit KRI dalam melaksanakan latihan bersama. Latihan rencana ditutup pada tanggal 13 Maret 2018 di Laut Andaman, kemudian dilanjutkan pull out kembali ke negara masing-masing.

  Koarmabar  

Latihan Hanud Kilat B-18

Di MakassarHawk 109/ 209 dalam Latihan Hanud Kilat B-18 di Makassar ★

Pangkosekhanudnas II Marsekal Pertama TNI Ir. Tedi Rizalihadi S.,M.M membuka latihan pertahanan udara Kilat B-18 TA. 2018 di ruang Yudha Posek Kosekhanudnas II, Senin (5/3).

Latihan Kilat B-18 yang berlangsung selama tiga hari yang dimulai sejak Senin sampai Rabu dengan mengambil lokasi latihan di daerah Balikpapan Kalimantan Timur, tepatnya di Satuan radar 223 Balikpapan.

Sasaran dari Latihan Hanud Kilat B-18 adalah tercapai dan terpeliharanya kesiapsiagaan personel-personel penerbang Tempur Sergap (TS) dan Ground Controll Interception (GCI) sehingga dapat digunakan untuk melaksanakan operasi Hanud.

Dalam latihan ini pelajaran yang dikembangkan adalah memberikan penyegaran kepada personel GCI Kosekhanudnas II dan jajarannya tentang prosedur penuntunan penyergapan dalam pengendalian pesawat TS. Disamping itu juga untuk meningkatkan kemampuan personel GCI dalam mengarahkan pesawat menuju sasaran secara cepat dan tepat, melatih dan memberikan pengalaman praktis tentang Operasi Hanud kepada personel operasi di Makosekhanudnas II dan jajarannya.

Adapun Tujuan diselenggarakan Latihan Pertahanan Udara Kilat B-18 adalah untuk menguji kemampuan dan kesiapan personel penerbang pesawat TS dan personel GCI secara terkoordinasi serta terintegrasi untuk menjamin kesiapsiagaan operasi dalam sistem pertahanan udara nasional.

  TNI AU  

Pengenalan Alat Komunikasi Savox Communication untuk TNI AL

Buatan FinlandiaPengenalan peralatan Savox Communication ★

Memasuki hari ketiga Pelatihan Sistem Komunikasi khusus Boarding Team Koarmatim TA.2018, tentang pengenalan alat Komunikasi Savox Communication, alat komunikasi tersebut buatan negara Finlandia, yang dilengkapi dengan Inframerah, komputer atau tablet, radio dan kamera video, bertempat di ruang kelas Dinas Komunikasi dan Elektronika (Diskomlek) Koarmatim, Ujung Surabaya. Rabu, (07/03/2018).

Letkol Laut (E) Agus Himarwanto sebagai Kasubdisniskom, ikut menyaksikan peserta latihan alat komunikasi tersebut yang rencananya akan digunakan Pasukan Khusus TNI AL yaitu Pasukan Katak dalam mendukung dan melaksanakan tugas Operasi di lapangan ataupun di KRI.

Radio komunikasi ini sebagai Repeater yang dapat menjangkau jarak jauh, semakin banyak Radio yang tersebar atau di pakai banyak team semakin jauh juga jarak jangkauannya.

Selama latihan ini berlangsung para peserta di dampingi oleh Instruktur dari Negara Belanda Alex Martin, Bob Williansen dan dari negara Finlandia Jakko Havala serta dari Inggris Erik Vodde, dalam hal ini yang mendatangkan dan bekerjasama dengan PT. Cakrawala Mitra Abadi (CMA) Jakarta yang di kepalai Robinson dan Yanto.

Adapun sasaran dari pelatihan sistem Komunikasi khusus Boarding Team Koarmatim TA.2018 diantaranya adalah tercapainya tingkat kesiapan dan kemampuan bidang komunikasi, tercapainya tingkat pengetahuan dan keterampilan personel pengawak peralatan sistem komunikasi khusus boarding team dalam melaksanakan operasi dan tercapainya tingkat kesiapan gelar sistem dan alat peralatan sistem komunikasi khusus boarding team Koarmatim yang dimilik saat ini maupun yang akan datang.

  TNI AL  

Keamanan Laut Natuna Dilengkapi Pangkalan Kapal Selam

Dermaga kapal selam TNI AL [Indomiliter]

Komandan Lanal Ranai, Letkol Laut (P) Harry Setiawan mengatakan, kekuatan keamanan laut Natuna Utara sudah dijamin kuat guna menjaga wilayah perbatasan laut. Kekuatan TNI AL di Natuna katanya, saat ini sudah didukung infrastrukur pertahanan laut. Diantaranya Markas Lanal, Kompi Komposit TNI AL, Posal-posal hingga pelabuhan sandar KRI, pelabuhan pendaratan pasukan serta pelabuhan pangkalan kapal selam.

Selain itu, TNI AL di Natuna sudah dilengkapi sejumlah armada perang untuk kekuatan tempur laut. Diantaranya tiga unit Kapal Angkatan Laut (KAL), tiga unit kapal perang KRI secara rutin beroperasi diperairan ZEE Indonesia. Bahkan akan didukung pasukan gabungan dari seluruh satuan TNI AL (komposit) sekitar 205 personel, plus prajurit Lanal.

Kekuatan ini cukup untuk membuat perairan Natuna disegani,” ungkap Danlanal Ranai disela Courtesy Call (Silaturrahim) bersama sejumlah wartawan di KRI Abdul Halim Perdana Kusuma (AHP) 355, Sabtu (3/3).

Letkol Harry mengaku, meski sudah didukung infrastrukur, TNI AL tengah mempersiapkan penambahan kekuatan armada pertahanan di perairan Natuna. Dengan menambah satu unit lagi KAL dan satu KRI yang bersiaga di laut Natuna Utara.

Saat ini tiga KRI rutin patroli, tapi kami mengusulkan tambahan. Empat KRI harus melakukan patroli menjaga perbatasan laut Natuna Utara,” ujar Danlanal.

Salah satu KRI yang berpatroli di laut Natuna adalah KRI AHF 355. Kapal tersebut memiliki kualifikasi lebih, dapat mendeteksi pergerakan didasar laut dan permukaan laut.

Komandan KRI AHP 355, Letkol Laut (P) Tunggul mengatakan, tugas patroli di laut perbatasan Natuna Utara tidak hanya menyangkut ancaman-ancaman kedaulatan. Namun seluruh tindak kriminal di laut. Baik penyeludupan narkoba, ilegal fishing hingga perompakan.

Sejauh ini situasi laut Natuna Utara aman, tidak terdeteksi ancaman dan pergerakan baik permukaan, kolong maupun dasar laut,” ujar Tunggul.

   Batampos  

Rabu, 07 Maret 2018

TNI AU Siapkan Pilot Terbangkan Airbus A-400 M

Bantu distribusi barang di Indonesia TimurPesawat A400 M [wallpaper]

Untuk membantu tugas-tugas Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) dalam pendistribusian barang-barang di wilayah Indonesia Timur, TNI AU akan menyiapkan pilot dan teknisi. Para pilot dan teknisi ini disiapkan untuk membantu Kementerian BUMN yang akan membeli pesawat angkut berat Airbus A-400 yang akan membawa barang kebutuhan masyarakat dari PT. PPI dalam rangka menduķung tugas pemerintah menekan disparitas harga antara wilayah barat dengan wilayah timur Indonesia.

Kesiapan TNI AU tersebut disampaikan Kepala Staf TNI AU (Kasau) Marsekal TNI Yuyu Sutisna S.E, M.M saat menerima kunjungan silaturahmi Direktur Utama (Dirut) PT. Perusahan Perdagangan Indonesia (PPI) Agus Andiyani di ruang kerja Kasau, Mabesau Cilangkap, Jakarta. Rabu (7/3).

Kapada Kasau, Dirut PT. PPI Agus Andiyani menyampaikan Kementerian BUMN akan mengadakan dua unit pesawat Airbus A-400 M yang operasionalnya diawaki oleh para pilot dan teknisi TNI AU.

Dengan kehadiran pesawat tersebut, PPI berharap proses distribusi barang-barang kebutuhan masyarakat di IndonesiaTimur lebih lancar.

Pada kesempatan tersebut Kasau didampingi Asisten Pengamanan (Aspam) Kasau Marsda TNI Dwi Fajariyanto, Asisten Operasi (Asops) Kasau Marsda Barhim, Kadispenau Marsma TNI Jemi Trisonjaya, M.Tr (Han), dan Sesdiskumau Kolonel Sus Agus Mulyadi, S.H., M.H.

Sementara Dirut PPI didampingi Direktur Perdagangan Dalam Negeri Anton Irianto, Staf Direksi Aming dan Corporate Secretary Syailendra.

   TNI AU  

Skadron Udara 16 Latihan Terbang Malam

Tingkatkan kemampuan dan keahlianSkadron Udara 16 Latihan Terbang Malam (TNI AU)

Peningkatan kemampuan dan keahlian harus terus dilakukan. Hal ini juga dilaksanakan oleh Skadron Udara 16 Wing 6 Lanud Roesmin Nurjadin yang menggelar latihan terbang malam sejak Senin (5/3).

Danskadron Udara 16 Letkol Pnb Nur Alimi mengatakan, latihan ini akan berlangsung hingga Rabu (7/3) mendatang dengan area latihan di sekitar wilayah Lanud Roesmin Nurjadin.

Latihan yang dilaksanakan secara periodik ini memiliki tujuan untuk terus melatih, mengasah serta meningkatkan kemampuan dari para penerbang Skadron Udara 16”, tambah Danskadron.

Lebih lanjut Danskadron juga menambahkan bahwa dalam latihan ini tak hanya para penerbangnya saja yang ditingkatkan kemampuannya, para ground crew serta alutsista yang dimiliki pun juga dapat dilihat tingkat kesiapannya, sehingga dapat menunjang pelaksanaan tugasnya.

Sementara itu Danlanud Rsn Marsma TNI T.B.H. Age Wiraksono, S.I.P., M.A., mengatakan bahwa latihan harus terus dilaksanakan, agar dapat menjaga kesiapsiagaan operasi dalam menjalankan misi yang diberikan, kapanpun itu, baik siang ataupun malam hari.

Selalu kedepankan faktor safety dan keamanan, lakukan cek dan ricek mulai dari sebelum hingga seusai melaksanakan latihan, agar keseluruhan latihan ini dapat berjalan dengan baik, aman dan lancar”, pesan Danlanud.

   TNI AU  

TNI Manfaatkan Satelit BRISat sebagai Jalur Komunikasi

Di Daerah 3TBRISat

Jaringan satelit milik PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, BRIsat, dimanfaatkan oleh Markas Besar (Mabes) TNI sebagai jalur komunikasi dengan pangkalan udara yang terletak di daerah 3T (Terdepan, Tertinggal dan Terluar). Peluncuran uji coba pemanfaatan jaringan BRIsat dilaksanakan di Mabes TNI Cilangkap, Selasa (6/3).

Acara tersebut bertepatan dengan diselenggarakannya video conference antara Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dengan Landasan Udara Tarakan, Kalimantan Utara, serta Landasan Udara Ranai, Pulau Natuna. Acara dihadiri Kepala Polisi Republik Indonesia Jenderal Tito Karnavian dan Direktur Utama BRI Suprajarto.

Suprajarto menyatakan bangga karena BRIsat memiliki andil tidak hanya pada sektor perekonomian. Melainkan juga memiliki peran dalam menjaga kedaulatan bangsa. “Ini sesuai dengan visi kami saat menggagas ide memiliki satelit, dimana pemanfaatannya tidak hanya digunakan oleh Bank BRI namun digunakan untuk kepentingan negara,” ujar Suprajarto melalui siaran pers.

Pada pertengahan Juni 2017, BRI telah menyerahkan pemanfaatan 4 slot transponder BRIsat kepada lima Kementerian dan Lembaga Negara Indonesia. Kementerian dan Lembaga Negara tersebut di antaranya Kepolisian Negara RI, Markas Besar Tentara Nasional Indonesia, Badan Intelijen Negara RI, Badan Keamanan Laut dan Kementerian Keuangan RI. Di bawah koordinasi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI sebagai regulator di bidang telekomunikasi, BRI memberikan 4 transponder BRIsat yang terdiri dari dua transponder C-band dan dua transponder Ku-band, masing masing setara 36 MHz kepada Kementerian dan Lembaga Negara tersebut.

Selain itu, BRIsat juga telah dimanfaatkan oleh BRI untuk menyediakan jaringan komunikasi bagi agen BRILink di daerah pedalaman Papua. Sehingga mampu mendukung kebijakan BBM Satu Harga yang dicanangkan oleh Presiden RI Joko Widodo.

   Republika  

Selasa, 06 Maret 2018

Beda Jet Tempur Rusia dan Amerika Serikat

✈️ Milik TNI AU✈️ Pesawat TNI AU [TNI AU]

Angkatan Udara Indonesia (TNI AU) sebenarnya merupakan AU yang unik karena memakai dua produk jet tempur buatan Rusia dan AS sekaligus.

Di era Perang Dingin, berbagai negara seperti Indonesia hanya bisa memilih satu produk jet tempur saja untuk dibeli: produksi Rusia atau AS saja. Ketika Indonesia berusaha dipengaruhi oleh komunis Rusia saat Perang Dingin maka berbagai alat utama sistem senjata (alutsista) bisa dibeli dengan mudah dari Rusia.

Pada tahun 1960-an berkat alutsista yang dibeli dari Rusia, khususnya pesawat-pesawat tempur dan kapal selam, Indonesia bahkan memiliki kekuatan militer terbesar di Asia Tenggara. Tapi ketika di era Orde Baru, Indonesia lebih condong ke AS, maka alutsista dari AS pun gampang dibeli.

Sebaliknya alutsista dari Rusia terpaksa menjadi besi tua karena minimnya suku cadang terkait hubun gan RI-Rusia yang sedang memburuk. Tapi alustista dari AS juga bisa sewaktu-waktu terancam embargo senjata dari AS, jika antara Indonesia dan AS tiba-tiba terjadi konflik baik secara militer maupun politik.

Konflik yang berujung pada sangsi embargo suku cadang alutsista bahkan bisa terjadi jika Indonesia secara tiba-tiba punya konflik dengan negara-negara sekutu AS, seperti Australia, Inggris, dan Timor Leste. Misalnya saja tentara RI menggunakan senjata-senjata buatan AS untuk menangani para pelintas batas ilegal yang menyeberangi perbatasan NTT dan Timor Leste.

Pemerintah AS yang kemudian marah bisa berakibat pada sangsi berupa embargo senjata. Berdasar embargo senjata yang pernah dialami maka ketika TNI membeli altsista dari Rusia dan AS sekaligus, merasa lebih diuntungkan.

Pasalnya jika salah satu dari kedua negara itu menerapkan embargo persenjataan militer ke Indonesia, TNI masih bisa mengandalkan satu negara lainnya. Tapi mengoperasikan alutsista produk AS dan Rusia sebenarnya tidak sama.

Misalnya saja, Rusia merasa heran karena jet-jet tempur Sukhoi oleh TNI AU digunakan untuk latihan terbang dan pertunjukkan aerobatik. Padahal di Rusia, jet-jet tempur Sukhoi yang berharga sangat mahal hanya digunakan sekali pakai untuk perang seperti senjata pusaka. Jadi bukan untuk latihan terbang dan pertunjukkan aerobatik, karena jet-jet tempur Sukhoi seharusnya disimpan dan hanya digunakan saat perang.

Operasional Sukhoi memang terkenal sangat mahal. Pasalnya dalam satu jam terbang biaya yang dikeluarkan mencapai lebih dari Rp 500 juta. Rusia sendiri memberlakukan jika jet-jet tempur Sukhoi mengalami kerusakan, harus diganti dengan yang baru bukan malah diperbaiki lalu digunakan bertempur lagi.

Sebaliknya jet-jet tempur AS seperti F-16 penggunannya memang berbeda jika dibandingkan dengan Sukhoi. Jet-jet tempur AS seperti pedang dan bisa digunakan dalam pertempuran sampai beberapa kali serta bisa juga “diasah” dengan cara di-upgrade.

Oleh karena itu jet-jet tempur AS yang sudah tidak dioperasikan akan disimpan dengan baik di suatu tempat yang beriklim steril. Tujuannya adalah untuk jaga-jaga kalau ada negara yang mau membeli atau untuk program penghibahan.

Dengan fungsi jet-jet tempur produksi AS yang bisa memiliki usia panjang itu dan telah dioperasikan oleh suatu negara sebenarnya mengandung resiko jangka panjang.

Maka supaya tidak ada masalah ke depannya, khususnya embargo senjata, negara-negara pengguna alutsista AS memang harus selalu memiliki hubungan baik dengan negeri Paman Sam itu.

Resiko jangka panjang itu akan berbeda jika suatu negara membeli alutsista dari Rusia yang berprinsip “hanya sekali pakai”. Rusia tak mau memusingkan embargo senjata. Pasalnya di era terkini negara mana pun asal punya duit bisa memborong alustista produk Rusia kapan saja.

  ✈️ Intisari  

Senin, 05 Maret 2018

TNI AU Latihan Bersama Singapura

Di Riau Ilustrasi latihan bersama

TNI AU bersama dengan "Republic of Singapore Air Force" atau RSAF, menggelar latihan militer bersama bersandi Manyar Indopura 2018 di Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin Kota Pekanbaru, Provinsi Riau.

"Latihan ini melibatkan satu helikopter EC 725 Caracal dari Skadron Udara 8 Lanud Atang Sendjaja Bogor serta dua pesawat helikopter Super Puma dari 125 Squadron RSAF," kata Kepala Dinas Operasi Lanud Roesmin Nurjadin, Letkol Pnb Jajang Setiawan di Pekanbaru, Senin.

Jajang yang langsung memimpin atau sebagai Direktur Latihan dari TNI AU, mengatakan bahwa latihan ini bertujuan untuk meningkatkan hubungan bilateral kedua negara bertetangga tersebut.

Selain itu, dia juga menuturkan melalui latihan yang melibatkan sekitar 60 personel militer gabungan kedua negara tersebut diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme bagi para personelnya dalam melaksanakan tugas.

Menurut Jajang, latihan gabungan Manyar Indopura yang satiap tahun digelar antara RI-Singapura tersebut akan fokus pada penanganan medis saat atau pasca tempur.

"Jadi misi yang akan digelar nanti berupa medical evacuation, dropping logistic dan combat SAR," tuturnya.

Sementara itu Deputy Exercise Director RSAF Ltc Christien Sim, mengatakan bahwa latihan ini merupakan kesempatan yang baik untuk semakin memperkuat persahabatan diantara Indonesia dan Singapura, serta TNI AU dan RSAF.

"Persahabatan tersebut akan semakin kuat dan erat melalui latihan yang akan kita laksanakan ini," lanjutnya.

Komandan Lanud Roesmin Nurjadin, Marsekal Pertama Age Wiraksono berharap latihan yang berlangsung hingga 14 Maret 2018 mendatang tersebut dapat berjalan dengan sukses, aman dan lancar hingga latihan berakhir.

Lanud Roesmin Nurjadin merupakan pangkalan militer tipe A satu-satunya di Pulau Sumatera. Pangkalan itu kini diperkuat dengan dua skadron tempur yakni Skadron Udara 12 dan 16 yang masing-masing diperkuat dengan jet tempur Hawk 100/200 dan F16 Fighting Falcon.

  antara  

Indonesia Diharapkan Mampu Kuasai 100 Persen Teknologi Pemeliharaan Alutsista

Pemeliharaan Ranpur Marder [TNI AD]

Ketua Tim Pelaksana Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) Laksmanana purn TNI Soemardjono berharap Indonesia mampu melakukan pemeliharaan alat utama sistem pertahanan (alutsista) 100 persen di dalam negeri.

Untuk mencapai itu, KKIP terus mendorong kerjasama transfer teknologi pemeliharaan dengan produsen alutsista negara lain.

"Kalau nanti menguasai pemeliharaan, undang-undang berikutnya kan ngomong 100 persen pemeliharaan harus dilakukan di dalam negeri. Artinya, seluruh pemeliharaan alutsista wajib di dalam negeri," ujar Soemardjono di Kementerian Pertahanan, Jakarta, Jumat (2/3/2018).

Soemardjono mencontohkan, jika negara membeli Sukhoi, maka pemerintah juga mengincar skema offset dari produsen Sukhoi.

Offset merupakan skema pertahanan yang melibatkan transfer teknologi, produksi bersama komponen, struktur, pemeliharaan, perbaikan, pusat layanan perbaikan alutsista di dalam negeri.

Soemardjono ingin Indonesia terlebih dahulu fokus pada teknologi pemeliharaan. Sebab, teknologi pemeliharaan yang baik akan meningkatkan kesiapan alutsista (readiness level) Indonesia. Alutsista pun tidak akan terbengkalai.

"Itulah yang kita harapkan, bagaimana fokus ke teknologi pemeliharaannya dulu, kalau nanti menguasai pemeliharaan, UU berikutnya ngomong 100 persen pemeliharaan harus dilakukan di dalam negeri," ujarnya.

Soemardjono juga berharap hal itu akan mendorong Indonesia masuk dalam rantai produksi global.

Harapannya, jika suatu produsen alutsista dari suatu negara mendapatkan pesanan dari negara lain, Indonesia bisa diikutkan dalam pembuatan komponen.

"Karena Indonesia jadi bagian dari supply chain. Ekonomi juga terbantukan. Dan itu enggak bisa terbangun kalau kita enggak ikut. Syukur-syukur kita bisa memproduksi," kata dia.

  Kompas  

Indonesia Fightens Airspace Security

✈ With heftier fines on unsolicited entry of foreign aircraft Ilustrasi [TNI AU]

The Indonesian government has moved to tighten its airspace security by introducing heavier fines for foreign aircraft entering its airspace without proper clearance.

The new government regulation on airspace security under the 2009 Aviation Law stipulates that foreign aircraft flying through Indonesia's airspace must have prior flight approval as well as diplomatic and security clearance, failing which they risk hefty fines of up to 5 billion rupiah (S$480,000).

The new penalty is far higher than previous fines of around 60 million rupiah per aircraft, and seeks to deter violations, said Indonesian Air Force spokesperson Air Commodore Jemi Trisonjaya.

"Previously, violators would only be fined with a few million rupiah," he told The Jakarta Post on Sunday (Mar 4).

Mr Jemi said seeking clearance was standard practice and in accordance with international regulations, and the Air Force would no longer hesitate to reject those with incomplete or expired clearance.

"If they insist [on entering], we can force them down, just like when an aircraft tried to pass the Tarakan region without clearance in 2015," he asserted.

In November 2015, United States Navy pilot Lieutenant Commander James Patrick Murphy was forced to land his plane at Juwata Airport in Tarakan, North Kalimantan. His Cirrus SR-20 aircraft entered Indonesian airspace without clearance and was intercepted by two Air Force fighters.

He had reportedly obtained clearance to fly solo in a civilian aircraft to Singapore from the Philippines, but he entered Indonesian airspace. He was released six days later after paying 60 million rupiah in fines to the Transportation Ministry.

The new regulation is expected to deter such violations.

The Indonesian military (TNI) had been requesting heftier fines for many years, dating back to when current Presidential Chief of Staff Moeldoko was TNI commander. In 2014, Mr Moeldoko argued that the cost of operating one Sukhoi jet fighter to pursue air space violations was 400 million rupiah per hour.

"The fines for the violation were not equal to the cost the state had to spend to purchase the fighter jets," said former lawmaker and military expert Susaningtyas Kertopati.

However, even before the regulation was enacted last week, Mr Jemi said there had been a decrease in airspace violations in the last two years.

"This year, we have not seen any violations so far," he said, attributing it to the "firm actions taken by the Air Force" in warning aircraft before they entered Indonesian airspace.

Centre for Strategic and International Studies homeland security analyst Iis Gindarsah said the new regulation was a response to domestic concerns over perceived vulnerabilities of Indonesian airspace.

"It also represents the operational readiness of the country's civilian and military authorities to monitor air traffic and intercept unlawful flights," he said.

  Straitstimes