Sabtu, 16 Maret 2019

Russians are Trying to Squeeze Out Ukrainian Weapons from Indonesia

✈️ Indonesia Flanker [TNI AU]

Comrade Petukhov strongly warns the Indonesian Marshal against placing in Ukraine orders for the repair of aircraft, including the AL-31F engines for the Su-27. Petukhov said that the certification of Ukrainian enterprises for compliance with the current technical documentation was not made.

Changes and additions to the documentation available at these enterprises, including the AL-31F engine, have not been made since 1991. It is separately emphasized that the Russian side "will not be able to bear responsibility for the operation of such aircraft."

Pavel Bukin, General Director of the Ukroboronprom Group of Companies, considers the assertion about the developer’s exclusive right to influence the maintenance of the implemented aviation technology to be dubious and confirms attempts to put pressure on Ukraine by the Russian Federation.

Such letters are an attempt to oust Ukraine from promising international markets,” says the head of the concern. Our country is a strong player in the market for repairing, maintaining airworthiness and modernizing aircraft, including those developed in other states. the plant "Motor" performs a contract for the repair of aircraft engines for the Indonesian Air Force. Therefore, the Russians are trying to put pressure on Ukraine’s friends and partners in Indonesia and other countries.

We have the necessary technical documentation for the maintenance and overhaul, the extension of the flight range of military aircraft of a wide model range - MiG, Sukhoi, Ilyushin, Mil, Kamov. Such rights are not retroactive, and the Russian Federation has no legal basis for requiring additional licensing from Ukraine.

In matters of military aviation regulation, each country-operator establishes its own rules and makes changes to its design. A marker of its independence is the sufficiency of the scientific, technical, design and production potential. Complaints of developers or manufacturers, in this case Russian, are irrelevant.

Let me also remind you of the double standards of the Russian Federation. There, a number of steps were taken in terms of promoting the repair and modernization of the An-family aircraft in the external markets. The Russian Federation approved a general decision of the Ministry of Defense and the Ministry of Industry and Trade, which defines the institutions responsible for the design support in the operation of Ukrainian-made aircraft."

  ✈️ Censor  

TNI AU Upgrade Pesawat F-16 A/B Block 15

✈️ Dilengkapi Bom Canggih JDAM✈️ Empat F-16Â/B tengah menjalani program EMLU - Falcon STAR [TNI AU]

Sebanyak empat pesawat F-16 A/B Block 15 TNI AU menjalani peremajaan di hanggar Skadron Teknik (Skatek) 042 Lanud Iswahjudi, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Satu di antaranya ditargetkan rampung pada Juni – Juli 2019.

Komandan Skatek 042 Lanud Iswahjudi, Mayor Tek Agustinus Subagio, mengatakan bahwa program peremajaan pesawat F-16 itu merupakan proyek Enhanced Mid-Life Update (EMLU) – The Falcon Structural Augmentation Rodmap (Falcon STAR). Pelaksanaannya berlangsung sejak September 2017.

Ini merupakan dua program yang dijadikan satu agar waktunya lebih efisien,” kata Subagio, Kamis, 15 Maret 2019.

Menurut dia, puluhan teknisi dari TNI Angkatan Udara dan PT Dirgantara Indonesia terlibat dalam proyek tersebut. Para personel itu melakukan sejumlah pekerjaan, seperti pencopotan panel maupun komponen pesawat, melakukan monitoring, kontrol, dan evaluasi.

Ada dua sampai tiga orang dari Lockheed Martin (produsen pesawat F-16 asal Amerika) yang membantu supervisi,” ujar dia.

GBU-54 bom Laser JDAM [Combat Workshop]

Pekerjaan itu, Subagio melanjutkan, bakal berlangsung selama beberapa tahun ke depan. Sebab, jumlah total pesawat F-16 A/B Block 15 yang harus di-upgrade sebanyak 10 unit. Seluruh alat utama sistem persenjataan itu dibeli dalam Program Peace Bima Sena pada tahun 1989.

Setelah ini (di-upgrade), usia terbang pesawat akan lebih panjang antara 15,20 bahkan 25 tahun ke depan,” kata Subagio kepada Tempo.

Adapun sistem avionik yang diperbaharui melalui proyek EMLU-Falcon STAR, seperti pemasangan Rudal Beyond Range yang memiliki jangkauan lebih dari 30 kilometer. Juga, Fire Control Radar dan JDAM (Joint Direct Attack Munition) yang merupakan bom dengan dilengkapi pemandu laser.

Untuk pengadaan spare part, Komandan Skatek 042 menjelaskan, ada dua tipe kontrak dalam proyek EMLU-Falcon Star ini. Pertama menggunakan mekanisme dengan mitra alias Direct Commercial Sales (DCS) dan Foreign Military Sales (FMS) atau Government to Government.

Subagio yang juga sekretaris proyek EMLU-Falcon STAR mengaku bangga dengan pekerjaan itu. Sebab, mampu meningkatkan kemampuan para teknisi TNI Angkatan Udara. Apalagi, pekerjaan itu baru pertama dilakukan. “Kalau di luar negeri, pekerjaan ini masuk depot maintenance,” ujar dia.

  ✈️ Tempo  

Jumat, 15 Maret 2019

Skadron untuk Sukhoi Su-35 Mulai Disiapkan

Di Lanud Iswahjudi https://www.flying-tigers.co.uk/wp-content/uploads/2017/04/su35-1-Sukhoi-Su-35-Flanker-E-Chinese-Air-Force-360x176.jpgIlustrasi SU35 China

Fasilitas Skadron Udara 14 Lanud Iswahjudi, mulai disiapkan untuk menyambut kedatangan pesawat tempur baru, yakni pesawat Sukhoi Su-35 produksi Rusia.

Kehadiran pesawat jet tempur canggih ini, untuk menggantikan keberadaan pesawat F5 Tiger II, yang kini sudah dipensiunkan setelah puluhan tahun mengabdikan diri menjaga kedaulatan langit nusantara.

Persiapan pembangunan fasilitas untuk menyambut kehadiran pesawat baru tersebut, akan ditandai dengan upacara peletakan batu pertama pembangunan fasilitas Skadron Udara 14.

"Rencananya pelaksanaan upacara peletakan batu pertama akan dilakukan pada Senin (18/3/2019) oleh Kepala Staf TNI AU (KASAU) Marsekal TNI Yuyu Sutisna," ujar Kepala Penerangan Lanud Iswahjudi, Letkol. Sus. Hamdi Londong Allo.

Dia menyebutkan, Skadron Udara 14 akan menempati bangunan baru di sebelah barat landasan pacu. Upacara peletakan batu pertama yang dilakukan oleh KASAU, merupakan bangunan untuk hanggar pesawat.

"Selain hanggar, fasilitas yang akan dibangun untuk Skadron Udara 14 meliputi taxi way, appron, shelter, dan fasilitas pendukung lainnya," ungkapnya.

Dia juga menyebutkan, untuk tahun 2019 ini pembangunan akan difokuskan untuk penyelesaian taxi way dan appron. Penyelesaian pembangunan dilanjutkan pada tahun 2020, untuk selter dan hanggar, serta fasilitas pendukung lainnya.

  Sindonews  

TNI AL Pesan 2 KAL 28M

Steadfast Bangun 2 Kapal TNI AL Diselesaikan Dalam Kurun Waktu 280 Hari Kerja. https://img.beritasatu.com/cache/beritasatu/910x580-2/1552641932.jpgPT Steadfast Marine Tbk mendapatkan pemesanan 2 Kapal Angkatan Laut (KAL) 28 meter (m) dari TNI Angkatan Laut (AL). (Foto: Beritasatu Photo / Istimewa) ☆

PT Steadfast Marine Tbk mendapatkan pemesanan 2 Kapal Angkatan Laut (KAL) 28 meter (m) dari TNI Angkatan Laut (AL). Pengerjaan armada tersebut ditargetkan paling lama berlangsung dalam kurun waktu 11 bulan sejak Januari 2019.

Pada 15 Maret 2019 dilakukan kegiatan keel laying atau peletakkan lunas 2 KAL 28 m tersebut di galangan kapal Steadfast Marine di Pontianak, Kalimantan Barat. Berita acara keel laying ditandatangani oleh Kepala Dinas Material Angkatan Laut (Kadismatal) Laksamana Pertama TNI Budi Sulistyo dan Direktur Utama PT Steadfast Marine Rudi Kurniawan Logam.

Rudi memaparkan, kontrak 2 KAL 28 m ini disepakati selama 310 hari. Namun, pihaknya optimistis, pengerjaan dua kapal tersebut bisa diselesaikan dalam kurun waktu 280 hari kerja.

"Pembangunan 2 KAL 28 M ini merupakan yang pertama kalinya kami kerjakan untuk TNI AL. Tapi kami yakin bisa memenuhi setiap standarisasi yang sudah ditetapkan oleh TNI AL," kata Rudi dalam keterangan pers yang diterima Beritasatu.com, Jumat (15/3/2019).

Sementara itu, Kadismatal Laksamana Pertama TNI Budi Sulistyo dalam sambutannya, menyatakan, pihaknya optimistis galangan kapal Steadfast Marine mampu menyelesaikan pembangunan kapal sesuai waktu yang sudah disepakati.

"Saya berharap kegiatan pembangunan KAL 28 meter ini dapat terlaksana dengan baik, lancar, tepat waktu, dan tepat mutu, serta memberi manfaat yang besar dalam upaya mempertahankan NKRI," ungkap Budi.

Dia menambahkan, KAL 28 adalah kapal TNI AL yang memiliki fungsi asasi sebagai kapal patroli yang mampu melaksanakan operasi di wilayah perairan Indonesia.

  Berita Satu  

Kamis, 14 Maret 2019

[Teror] Istri Terduga Pelaku Teroris di Sibolga Meledakkan Diri

 Densus 88 Antiteror tangkap teroris di Sibolga [Toga Sianturi/New Tapanuli]

Upaya negosiasi yang dilakukan aparat kepolisian kepada istri terduga teroris Husain alias Abu Hamzah untuk menyerahkan diri tidak berhasil.

Perempuan itu memilih melawan dan melakukan bom bunuh diri di kamar rumahnya di Sibolga, Sumatera Utara.

Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan, pelaku melakukan bom bunuh diri pada Rabu (13/3) dini hari sekitat pukul 01.30 WIB.

"Dugaan kami dia dia menggunakan bom rakitan bom lontong (untuk bunuh diri),” kata Dedi kepada wartawan, Rabu.

Dedi menuturkan, bom lontong di Sibolga adalah bom rakitan dari pipa paralon yang berisikan berbagai bahan berbahaya seperti potasium, paku, baut, dan pecahan kaca.

Dari pemeriksaan, diketahui jenis bom serupa juga ditemukan dari terduga teroris di Lampung, R alias P, yang berhasil diamankan pekan lalu.

"Di Lampung kami menemukan jenis bom yang sama, cuma bom yang di Lampung tidak sebanyak yang ditemukan di Sibolga,” lanjut Dedi,

Dedi pun belum bisa memerinci berapa jumlah korban dari aksi bom bunuh diri. Karena, di kamar diduga masih ada bom aktif dan petugas berhati-hati dalam melakukan evakuasi,

Tim gegana masih belum bisa masuk ke lokasi demi menjaga hal-hal yang tidak diinginkan terjadi pada petugas," tandas Dedi. (cuy/jpnn)

 Densus 88 Antiteror Amankan Tiga Terduga Teroris

Densus 88 Antiteror menangkap tiga orang terduga teroris dari sebuah rumah di Jalan Sisingamangaraja, Simpang Jalan Gambolo, Kelurahan Pancuran Kerambil, Kecamatan Sibolga Sambas, Sibolga, Sumatera Utara, Rabu (13/3).

Mereka adalah Abu Hamzah, Agus Khoir dan istrinya Halima. Dua nama terakhir ditangkap tak jauh dari lokasi ditangkapnya tersangka Abu Hamzah.

Ketiga orang tersebut diduga terkait jaringan Jamaah Ansharut Dhaulah (JAD) dan berafiliasi dengan ISIS.

Pelaku peledakan Husen alias Abu Hamzah alias Uppang dikenal merupakan seorang petugas reparasi listrik.

Tak banyak informasi yang didapat dari dia apalagi istri dan anaknya selama tinggal di Jalan Cendrawasih, Kelurahan Pancuran Bambu, Kecamatan Sibolga Sambas, Kota Sibolga.

Lurah Pancuran Bambu Wahyu Aulia Siregar yang dikonfirmasi juga tak menjelaskan detil. Dia tidak mengetahui detil warganya yang terpapar paham radikal.

"Pekerjaan sehari-hari Abu Hamzah ahli reparasi listrik. Saya menjadi lurah di sini mereka sudah menikah namun tidak pernah melapor," ujarnya.

Ditanyai soal sang istri, Wahyu juga tak mengetahuinya. Sepertinya hanya ibu rumah tangga. Karena anak-anak terduga pelaku masih kecil.

Seluruh terduga pelaku sudah diamankan polisi. Sementara istri Abu Hamzah bersama anak-anaknya tewas dengan tubuh hancur terpisah-pisah akibat bom rakitan dari potasium, paku, mur dan baut yang dibungkus dalam pipa.

Diketahui ada juga bahan peledak lain yang diamankan petugas di Jalan Kutilang, Kelurahan Aek Habil, Kecamatan Sibolga Selatan. Belum diketahui pasti berapa banyak bahan peledak yang diamankan dari sana. (dvs)

  JPNN  

Rabu, 13 Maret 2019

Rapat RUU tentang Pengesahan Persetujuan Bidang Pertahanan Indonesia-Rusia

Untuk kerja sama pertahanan dengan Pemerintah Federasi RusiaKemhan dan DPR Rapat RUU tentang Pengesahan Persetujuan Bidang Pertahanan Indonesia-Rusia.

Kementerian Pertahanan, Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Luar Negeri megikuti rapat kerja dengan Komisi I DPR RI untuk membahas RUU pengesahan persetujuan antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Federasi Rusia tentang kerja sama di bidang pertahanan. Selasa (12/3), di Ruang Rapat Komisi I DPR RI, Senayan, Jakarta.

Rapat dipimpin dan dibuka oleh Wakil Ketua Komisi I H.A. Hanafi Rais, S.IP., M.P.P., Ketua rapat memberikan kesempatan kepada Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mewakili Presiden dan Pemerintah mengatakan, berdasarkan adanya hubungan baik antara Pemerintah Republik Indonesia untuk kerja sama di bidang pertahanan dengan Pemerintah Federasi Rusia yang telah ditandatangani pada tanggal 18 Mei 2016.

Hubungan luar negeri yang dilandasi politik bebas aktif merupakan salah satu terwujudnya tujuan pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia yaitu untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Pada kesempatan tersebut, Menhan menginginkan terwujudnya pertahanan dalam negeri yang lebih baik, serta peran Indonesia dalam mencapai perdamaian dunia, meningkatkan dan memperkuat hubungan baik antara kedua negara. Sehingga dapat berlaku efektif dalam sistem hukum nasional dan segera dilaksanakan oleh masing-masing pihak”, ujar Menhan.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional, syarat berlakunya perjanjian internasional di bidang pertahanan harus disahkan dalam bentuk Undang-Undang yang akan dijadikan dasar hukum dalam setiap pelaksanaan kerja sama di bidang pertahanan kedua negara.

Pemerintah Federasi Rusia memiliki potensi yang cukup menjanjikan bagi pemenuhan alutsista TNI, pengembangan industri pertahanan Indonesia, dan peningkatan profesionalisme TNI, saling kunjungan pejabat ditingkat Kementerian, pertukaran informasi seperti peraturan perundang-undangan militer, pendidikan dan pelatihan, bantuan medis, kerja sama ilmu pengetahuan dan teknologi”, ungkap Menhan.

Pengembangan kerja sama di bidang industri pertahanan yang meliputi alih teknologi, penelitian bersama, produksi bersama serta pemasaran bersama.

Diakhir sambutannya, Menhan mewakili Pemerintah Indonesia berharap RUU tersebut dapat segera dibahas dan mendapatkan persetujuan bersama dari DPR RI, sesuai ketentuan yang berlaku dan dalam waktu yang tidak terlalu lama.

  Kemhan  

Indonesia Leans Towards Iver Huitfeldt Class for Frigate Acquisition

⚓ A variant of Denmark's Iver Huitfeldt class has emerged as a front-runner in Indonesia's USD720 million two-frigate acquisition programme. Development follows a defence industry co-operation agreement signed between Denmark's Odense Maritime Technology, and the Indonesian Navy's Naval Design CentreIver Huitfeldt class, Fregat AL Denmark HDMS Peter Willemoes (F-362) [Tom Gulbrandsen]

Defence planners from the Indonesian Ministry of Defence (MoD) are increasingly leaning towards a variant of the Iver Huitfeldt class in their quest to acquire two more frigates for the country's navy (Tentara Nasional Indonesia - Angkatan Laut: TNI-AL).

The frigates are being acquired as part of the second phase of the Minimum Essential Force (MEF) modernisation blueprint, which runs from 2015 to 2019. Indonesia acquired two SIGMA 10514 vessels from Damen that now serve as the Martadinata class as part of this programme, but the country has a requirement for at least four more hulls in the longer term as part of wider MEF requirements.

A piece of unclassified correspondence between the country's defence minister, Ryamizard Ryacudu, and the cabinet secretary of President Joko Widodo that was provided to Jane's on 13 March made the case for the Iver Huitfeldt class as one that features "reliable combat capabilities, and can operate in the extremities of Indonesia's exclusive economic zone".

"In reference to the TNI-AL's frigate acquisition programme, and how we are now approaching the final year of the 2015-19 strategic plan without a decision, we hereby would like to request for a closed meeting [with the cabinet] to further discuss an acquisition plan for these ships," the correspondence reads.

The meeting, which was originally requested for 5 March 2019, would have also been used by MoD officials to further present their case for selecting the variant of the Iver Huitfeldt class offered by Danish company Odense Maritime Technology (OMT), including its technical specifications.

  Jane's  

[Dunia] Jerman dan Prancis Disarankan Bersatu Bangun Kapal Induk Eropa

Foto udara yang menunjukkan kapal induk "Charles de Gaulle", setelah selesainya renovasi selama 18 bulan, di Toulon, Perancis, 8 November 2018. Charles de Gaulle adalah kapal utama dari sepuluh kapal induk Angkatan Laut Prancis. Kehebatannya adalah menggunakan teknologi tenaga nuklir untuk pertama kalinya. Diberi nama negarawan Perancis Charles de Gaulle. Total biaya untuk membuat kapal ini mencapai €3 miliar (sekitar Rp50 triliun). [Christophe Simon/Pool via REUTERS] 

Prancis dan Jerman harus bersatu dan membangun kapal induk Eropa untuk meningkatkan kemampuan pertahanan benua itu. Demikian gagasan yang disampaikan Annegret Kramp-Karrenbauer, orang kepercayaan dan kemungkinan menjadi pengganti Kanselir Jerman Angela Merkel.

Kramp-Karrenbauer, yang memimpin Uni Demokratik Kristen (CDU) sejak Merkel mengundurkan diri dari panggung politik musim gugur lalu, mengajukan gagasan itu dalam komentar hari Minggu di surat kabar Jerman, Die Welt.

Artikel itu dimaksudkan sebagai tanggapan terhadap permohonan Presiden Prancis Emmanuel Macron pada hari sebelumnya menjelang pemilihan Parlemen Eropa pada bulan Mei mendatang.

"Jerman dan Prancis sudah bekerja pada pesawat tempur Eropa masa depan, di mana negara-negara lain diundang untuk bergabung," tulis Kramp-Karrenbauer, mengacu pada Future Air Combat Air System atau FCAS.

"Sebagai langkah berikutnya, kita bisa memulai proyek simbolis membangun kapal induk untuk memberikan bentuk pada peran Uni Eropa sebagai kekuatan global untuk keamanan dan perdamaian," lanjut politisi Jerman itu, seperti dikutip Defense News, Selasa (12/3/2019).

Proposal ini muncul pada saat angkatan bersenjata di Jerman sibuk dengan mempertahankan tingkat kesiapan dasar. Sedangkan alasan krisis yang masih diperdebatkan—beberapa menyalahkan kesalahan manajemen, yang lain menunjukkan kekurangan dana—ini sangat jelas, bahwa gagasan proyek kapal induk Eropa ini benar-benar berada di luar bahasa keamanan nasional Jerman.

Alasan itu pula yang kemungkinan menjadi penyebab beberapa analis Prancis menolak tawaran Kramp-Karrenbauer.

"'Kapal induk Eropa' adalah proposal yang konyol dan tidak berarti (jangan salah paham, saya dapat membayangkan beberapa politisi Prancis memiliki 'ide' yang sama), sehingga tidak layak mendapat respons," kata Bruno Tertrais, wakil direktur di Fondation pour la Recherce Strategique yang berbasis di Paris, dalam email-nya kepada Defense News.

Ulrike Franke, seorang analis pertahanan Dewan Eropa untuk Hubungan Luar Negeri yang bermarkas di London, juga mengkritik gagasan itu. "Saya mendukung penguatan kemampuan Eropa, ya. Tapi ini muncul..tidak dipikirkan dengan baik," tulis dia di Twitter.

Wolfgang Ischinger, mantan duta besar Jerman di Washington, mengatakan Jerman tidak akan benar-benar tahu apa yang harus dilakukan dengan kapal semacam itu.

"Sebuah kapal induk adalah instrumen proyeksi kekuatan geopolitik/militer," tulis dia di Twitter. "Sebuah prasyarat untuk pekerjaan akan menjadi strategi umum dan proses pengambilan keputusan. Jerman adalah tahun berkilau dari itu!". (mas)

  sindonews  

Selasa, 12 Maret 2019

Anggota DPR RI Ingin TNI Miliki Senjata Nuklir

Ilustrasi roket MLRS produksi PINDAD 

Anggota Komisi I DPR RI Effendi Simbolon berharap kekuatan TNI setara dengan militer dunia. Seperti Korea Utara dan China di Asia, agar Indonesia disegani. Sebab, hanya dengan TNI yang kuat, negara akan dihormati dan disegani dunia.

Saya berharap ke depan Presiden Jokowi memprioritaskan kekuatan TNI dengan alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang canggih dan prajurit yang sejahtera,” tegasnya dalam forum legislasi ‘Quo Vadis TNI’ di Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, Selasa (12/ 3/ 2019).

Dia menyontohkan bagaimana segannya Presiden AS Donald Trump terhadap Presiden Korea Utara, Kim Jong Un, dalam pertemuan di Vietnam pada 28 Februari 2019 lalu. Meski pertemuan itu tanpa hasil, tapi Donald Trump tetap datang dan hormat pada Kim Jong Un.

Itu karena Korea Utara memiliki kekuatan nuklir. Kita ingin TNI mempunyai kekuatan nuklir. Tapi, dari beberapa kali uji kelayakan dan kepatutan calon Panglima TNI di DPR, tak ada satu pun yang mempunyai program kekuatan nuklir itu,” kata Effendi

.Karena itu Effendi berharap, kalau Presiden Jokowi jika terpilih lagi bisa merealisasikan program kekuatan militer tersebut. Apalagi, sebelumnya akan mengalokasikan anggaran dari PDB sebesar 1,5 persen atau sekitar Rp 270 triliun, jika pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen.

Setidaknya itu sudah 25 persennya dari anggaran militer China. Sehingga TNI bisa kuat dan kesejahteraan prajurit terpenuhi. Untuk itu pula agar tak ada lagi TNI yang melakukan kegiatan komersial pengelolaan limbah dan sebagainya,” katanya.

Hanya saja dilematisnya kata Effendi, pengelolaan keuangan TNI harus diperbaiki dan transparan. Sebab, sejak tahun 2009 hingga 2017 laporan keuangan TNI menurut BPK masih mendapat opini wajar dengan pengecualian (WDP), belum WTP (wajar tanpa pengecualian). Bahkan masih disclaimer (opini tidak menyatakan pendapat) nilainya ada yang Rp 8,7 triliun.

Kita ingin posisi TNI itu ideal dan setara dengan kekuatan militer dunia. Karena itu dibutuhkan keberanian pemerintah membuat persenjataan nuklir,” pungkasnya.

  Senayan Post  

[Teror] Kronologi Ledakan dan Penyergapan Terduga Teroris

Di Sibolga Foto ilustrasi penyergapan terduga teroris. (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal) 

Kepala Lingkungan III kelurahan Pancuran Bambu, Sibolga Sambas, Sibolga, Sumatera Utara Rahmad Noveri mengungkapkan kronologi saat polisi hendak menangkap pelaku tindak pidana terorisme, Husain alias Abu Hamzah.

Menurut Rahmad, pada pukul 14.00 WIB dirinya ditelepon pihak kepolisian dan meminta mendampingi penggerebekan terhadap seorang warga berinisial U.

"Sebelum penggerebekan dilakukan, saya diberi waktu membujuk untuk menyerahkan diri, namun usaha itu tidak membuahkan hasil," kata Rahmad seperti dilaporkan Antara, Selasa (12/3).

Setelah negoisasi berlangsung satu jam dan tidak membuahkan hasil, pihak kepolisian dibantu paman pelaku pun mendobrak pintu rumah terduga. Saat pintu berhasil didobrak terdengar ledakan kuat diduga bom yang dilemparkan oleh terduga teroris.

"Jadi pas pintu berhasil kita dobrak, langsung ada ledakan kuat," kata Rahmad.

Akibat ledakan tersebut, satu orang polisi dan paman pelaku peledakan bernama Nain mengalami luka serius dan saat ini dalam perawatan intensif di RS Metta Medika.

 Negosiasi Masih Alot 

Hingga berita ini diturunkan, pihak kepolisian masih melakukan negosiasi dengan terduga pelaku dan pemilik bom yang meledak di Jalan KH Ahmad Dahlan, Gang Sekuntum, Pancuran Bambu, Sibolga Sambas, Sibolga tersebut.

Sampai Selasa (12/3) malam antara polisi dengan terduga pelaku bom masih melakukan negosiasi, dimana pihak kepolisian meminta terduga pelaku agar menyerahkan diri.

"Kami minta agar segera menyerahkan diri kepada polisi," ujar polisi kepada pelaku dengan menggunakan alat pengeras suara dari masjid.

Terduga pelaku pemilik bom masih bertahan dalam rumah dan di dalam rumah itu ada istri dan seorang anaknya.

Pihak kepolisian juga sudah mengamankan lokasi dengan membatasi warga untuk tidak masuk ke lokasi.

Sementara itu warga sampai saat ini masih ramai mendatangi lokasi kejadian, walaupun sudah dilarang polisi. Tampak mobil pemadam kebakaran disiapkan di pinggir jalan dekat gang rumah terduga pelaku.

Polisi menjelaskan Abu Hamzah terkait dengan teroris RIN alias PS yang ditangkap di Lampung akhir pekan lalu. Saat ini, kepolisian tengah mengembangkan penangkapan tersebut untuk menangkap tersangka lainnya.

 Teroris Sibolga Masuk Bidikan Densus 88 

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Muhammad Iqbal mengatakan Husain alias Abu Hamzah, teroris yang ditangkap di Sibolga, Sumatra Utara, sudah masuk bidikan pihak Densus 88 Antiteror.

"Densus sudah menjajaki kelompok ini beberapa waktu lalu," kata Iqbal saat dikonfirmasi, Selasa (12/3).

Iqbal mengamini Abu Hamzah terkait dengan teroris RIN alias PS yang ditangkap di Lampung akhir pekan lalu. Saat ini, kata Iqbal, pihaknya tengah mengembangkan penangkapan tersebut untuk menangkap tersangka lainnya. "Densus lanjut mengembangkan ke Sibolga untuk menangkap tersangka lain jaringan Lampung tersebut," ujarnya.

Lebih lanjut, Iqbal memastikan bahwa penangkapan teroris di Sibolga tersebut tidak berkaitan dengan pelaksanaan Pemilu 2019.

"Penangkapan kasus teror di Sibolga tidak ada kaitan dengan pemilu," ucap Iqbal.

Sebelumnya, ledakan terjadi di Kota Sibolga, Sumatra Utara, sekitar pukul 14.50 WIB. Ledakan tersebut terjadi saat polisi hendak menangkap seorang teroris bernama Husain alias Abu Hamzah. Bom tersebut melukai petugas.

"Saat akan dilakukan pengecekan awal di rumah pelaku, sekitar pukul 14.50 WIB terjadi bom meledak," kata Iqbal.

Saat ini tim Densus 88 Antiteror dan Polres Sibolga bersama tokoh masyarakat sedang melakukan upaya negosiasi agar terduga istri dan anak pelaku mau menyerahkan diri.

"Di dalam rumah pelaku, diduga ada istri pelaku dan anak pelaku," kata Iqbal.

Polisi meminta bantuan seorang tokoh agama setempat, ustaz Zainun untuk membujuk terduga teroris dan keluarganya. Zainun berbicara melalui pengeras suara masjid.

Pada Sabtu (9/3) lalu, polisi telah lebih dulu menangkap RIN alias PS di Lampung. Ia disebut akan melakukan aksi amaliyah di kantor polisi di Lampung dan Jakarta.

  CNN  

Minggu, 10 Maret 2019

600 Prajurit Diberangkatkan ke Nduga

Melalui Jalur Sungai Truk berisi Prajurit Satgas Pembangunan Jalan Trans Papua Denzipur 12/OHH Nabire dan Denzipur 13/PPA Sorong Zeni TNI AD (POP 1) menaiki tanjakan di Distrik Mbua, Kabupaten Nduga, Papua, Rabu (23/3). (Antara/Sigid Kurniawan)  

Prajurit TNI yang akan melaksanakan pengamanan dan pembangunan di Kabupaten Nduga, Papua, akan mulai diberangkatkan Ahad (10/3) hari ini. Beberapa prajurit sudah dikirim lebih dulu untuk menyiapkan keperluan prajurit lainnya yang akan datang setelah mereka.

"Tadi baru tim advance-nya kita kirim. Ada beberapa orang yang akan menyiapkan segala di sana," ujar Kapendam XVII/Cenderawasih, Kolonel Inf Muhammad Aidi, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Sabtu (9/3).

Aidi mengatakan pasukan lainnya sebanyak 600 prajurit akan diberangkatkan hari ini. Pemberangkatan prajurit tersebut juga dilakukan menunggu pasang-surut air sungai.

Sebab, mereka akan menggunakan kapal melalui jalur sungai menuju ke Nduga. Lama perjalanan bisa mencapai tiga hari. "Memakan waktu tiga hari (sampai ke Nduga). Satu kapal kita bisa termuat semua," ujar Aidi.

Meski bisa terangkut semua, untuk mencapai ke titik-titik lokasi pengamanan dan pembangunan membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Menurut Aidi, pergerakan mereka menuju ke titik yang sudah ditentukan dilaksanakan secara bertahap lagi.

"Kalau yang dekat bisa menggunakan truk atau jalan kaki. Tapi yang jauh harus pakai heli. Melalui proses ya," terangnya.

Sebelumnya, 600 prajurit TNI yang berasal dari Batalion 431 Kostrad Makassar dan Batalion Zipur 8 Makassar, tiba di Pelabuhan Portsite Amamapare, Timika, Papua, Sabtu pagi (9/3). Mereka berangkat dari Makassar menuju Timika menggunakan KRI Dr Soeharso, kapal rumah sakit milik TNI-AL.

Komandan Korem 172/Praja Wira Yakti Kol Jonathan Binsar Sianipar selaku Komandan Pelaksanaan Operasi Pembangunan Jalan dan Jembatan Proyek Trans Papua mengatakan, pekerjaan tersebut harus bisa diselesaikan tahun ini. Dari 30 jembatan yang belum terselesaikan, katanya, diharapkan lebih dari setengahnya bisa dituntaskan hingga akhir tahun.

Menyangkut situasi dan kondisi keamanan di Kabupaten Nduga, Danrem 172 menegaskan, sudah sekitar 70 persen wilayah itu dikuasai oleh aparat TNI dan Polri. Meski begitu, KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata) kini sedang konsentrasikan seluruh kekuatan dan persenjataannya di Nduga.

 Akan Disebar ke 21 Titik di Nduga 

Sebanyak 600 prajurit TNI yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Pembangunan Jalan dan Jembatan Proyek Trans Papua di Kabupaten Nduga, Papua, akan disebar ke 21 titik di Nduga. Pembangunan jembatan akan dilaksanakan secara paralel untuk mempermudah distribusi bahan material.

"Akan disebar ke 21 titik yang tersebar di Kabupaten Nduga," ujar Kapendam XVII/Cenderawasih, Kolonel Inf Muhammad Aidi, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Sabtu (9/3).

Aidi menjelaskan, pembangunan jembatan akan dilaksanakan secara paralel. Pembangunan akan dilakukan dari titik terdekat dari dua poros, yakni dari Wamena, Papua, dan Kenyam, Papua.

Dari satu titik akan dilanjutkan ke titik berikutnya secara bertahap hingga akhirnya bertemu di titik tengah. "Dari titik terdekat dulu kita bangun. Santi setelah selsai (baru lanjut). Supaya memudahkan mengangkut material ke titik berikutnya," jelas Aidi.

Prajurit yang tergabung dalam Satgas Pembangunan Jalan dan Jembatan Proyek Trans Papua akan memulai pekerjaan di kedua poros tadi. Menurut Aidi, 600 prajurit itu tidak langsung disebar di sepanjang wilayah pembangunan bukan hanya karena sulitnya mengangkut bahan material.

"Kalau langsung kita sebar, pertama kita kekurangan personel, kedua mengangkut bahan materialnya susah," ungkap Aidi.

Prajurit TNI yang akan melaksanakan pengamanan dan pembangunan di Kabupaten Nduga, Papua, akan mulai diberangkatkan Ahad (10/3) hari ini. Beberapa prajurit sudah dikirim lebih dulu untuk menyiapkan keperluan prajurit lainnya yang akan datang setelah mereka.

"Tadi baru tim advance-nya kita kirim. Ada beberapa orang yang akan menyiapkan segala di sana," ujar Aidi.

Aidi mengatakan pasukan lainnya sebanyak 600 prajurit akan diberangkatkan hari ini. Pemberangkatan prajurit tersebut juga dilakukan menunggu pasang-surut air sungai.

Sebab, mereka akan menggunakan kapal melalui jalur sungai menuju ke Nduga. Lama perjalanan bisa mencapai tiga hari. "Memakan waktu tiga hari (sampai ke Nduga). Satu kapal kita bisa termuat semua," ujar Aidi.

Para prajurit yang berasal dari Batalion 431 Kostrad Makassar dan Batalion Zipur 8 Makassar itu sebelumnya telah tiba di Pelabuhan Portsite Amamapare, Timika, Papua, Sabtu pagi (9/3). Mereka berangkat dari Makassar menuju Timika menggunakan KRI Dr Soeharso, kapal rumah sakit milik TNI-AL.

  Republika