Sabtu, 27 Juli 2019

[Video] Batalyon Komando 463 Paskhas

Angkasa Yudha 2019Pernerjunan pasukan Batalyon Komando 463 Paskhas pada latihan Amgkasa Yudha 2019 



Batalyon Komando 463 PaskhasPenembakan NTW 20mm jarak 1500 meter oleh Sniper Batalyon Komando 463 Paskhas.


Batalyon Komando 463 PaskhasLatihan penembakan SLT (Senjata Lawan Tank) yang dilaksanakan oleh prajurit Kompi Bantuan Batalyon Komando 463 Paskhas


  Instagram yon_komando_463paskhas  

[Video] Profile Skadron Udara 15

Dipublikasikan oleh Skadron Udara 15 official



  Youtube  

Jumat, 26 Juli 2019

Kebutuhan Pembangunan Industri Radar Nasional Mendesak

 https://lancerdefense.files.wordpress.com/2019/07/radar-isra.jpgIlustrasi Radar ISRA (LIPI)

Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Jumain Appe mengatakan kebutuhan pembangunan industri radar nasional mendesak untuk perlindungan dan kemandirian bangsa.

Pembangunan Industri Radar Nasional adalah sebuah kebutuhan mendesak yang penting dan dapat segera diwujudkan. Keberadaannya penting, di samping untuk meningkatkan ‘deterrent power’, juga penting untuk meningkatkan kemampuan operasional dan kemandirian pembinaan peralatan radar serta menguntungkan perekonomian nasional terkait dengan penghematan devisa dan penyerapan tenaga kerja,” kata Jumain.

Direktur Pusat Pengkajian Industri Manufaktur, Telematika dan Elektronika Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Andhika Prastawa mengatakan pada saat ini radar yang sudah beroperasi di Indonesia yaitu Radar Hanud yang berjumlah 19 unit dengan komposisi: enam unit Radar Thomson TRS 2230 D Radar Generasi Ketiga, empat unit Radar Plessey AWS II, tiga unit Radar Siemens-Plessey dan enam unit Radar Master T buatan Thales-Perancis), radar pesawat tempur dan radar kapal perang.

Radar Hanud, radar pesawat tempur dan Radar kapal perang sebagian besar merupakan radar buatan luar negeri karena pada saat ini industri dalam negeri belum mampu membuat radar jenis tersebut.

Walaupun demikian beberapa jenis radar pantai seperti Radar ISRA dan Radar INDRA telah dikembangkan oleh institusi penelitian dan pengembangan dan industri swasta nasional.

Pengembangan radar pantai perlu dilakukan untuk memenuhi spesifikasi pengguna antara lain peningkatan jarak jangkauan yang lebih jauh. Bahkan ke depan industri nasional diharapkan mampu membuat Long Range Radar Surveillance 3D melalui produksi bersama maupun bentuk alih teknologi lainnya.

Ada kebutuhan radar jenis Ground Control Intercept (GCI) untuk menjamin keamanan udara Indonesia. Radar jenis ini sangat dibutuhkan untuk memperkuat radar pertahanan nasional kita.

Radar pertahanan udara nasional adalah sistem kendali radar taktis, berbasis darat, 3D, kontrol udara dan sistem radar surveillance bekerja dalam rentang panjang dengan teknologi antena array slotted waveguide dan teknik pembentukan radiasi dengan cara digital (digital beam performing) dalam sisi penerimaan ini juga bertujuan untuk menentukan ketinggian.

Radar berbasis darat “ground based” ini bekerja di frekuensi S Band misinya adalah untuk mendeteksi dan melacak atau memindai “track while scan” (TWS) target udara dan juga mengendalikan pesawat “Fighter” dalam Sistem Pertahanan Udara sebagai Radar Kontrol Darat atau “Ground Control Intercept” (GCI). Radar ini dapat difungsikan sebagai sistem stasioner juga.

Menurut kemampuan dan fasilitas Command Post (CP) dalam sistem ini, shelter komandan ini dapat bertindak sebagai pusat kontrol atau Pusat Laporan Kontrol “Control Report Center” (CRC) dalam jaringan pertahanan udara yang menggabungkan informasi dari beberapa radar atau sensor.

 ♖ antara  

Panglima AD Brasil Kunjungi Indonesia

Tingkatkan Kerja Sama Bilateral MiliterPada pertemuan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Andika Perkasa dan Panglima Angkatan Darat Brasil, General Edson Leal Pujol. (TNI AD)]

Kasad Jenderal TNI Andika Perkasa dan Panglima Angkatan Darat Brasil, General Edson Leal Pujol, keduanya sepakat untuk melanjutkan dan meningkatkan kerja sama bilateral militer kedua negara.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Candra Wijaya, dalam rilis tertulisnya di Mabesad, Jakarta.

Diungkapkan Kadispenad, kunjungan Panglima AD Brasil kali ini merupakan kunjungan kehormatan balasan, dimana sebelumnya Kasad (Jenderal TNI Mulyono) berkunjung ke Brasil di bulan April 2018.

Sehingga, kali ini, dalam kunjungannya ke Indonesia, Kasad (Jenderal TNI Andika Perkasa) mengucapkan terima kasih atas penghormatan dan kerjasamanya kepada TNI AD selama ini,” imbuhnya.

Itu juga, lanjut Candra, menunjukkan keeratan hubungan kemitraan antara Brasil dan Indonesia selama ini.

Dalam pertemuan yang berlangsung hangat dan penuh persahabatan itu, Kasad juga mengucapkan selamat atas pengangkatan General Edson Leal Pujol sebagai Panglima Angkatan Darat Brasil yang baru,” tegasnya.

Lebih lanjut Candra katakan, saat bincang-bincang terdapat beberapa hal yang disepakati terkait kerja sama bilateral militer TNI AD dengan AD Brasil.

Selain sepakat melanjutkan dan meningkatkan kerja sama bilateral militer kedua angkatan darat juga sepakat untuk bekerjasama pada bidang industri strategis.“

Seperti pengadaan, pemeliharaan, dan suku cadang MLRS Astros MK 6 buatan Brasil serta rencana penambahannya,” jelasnya.

Diungkapkan juga oleh Candra, tahun 2020 mendatang direncanakan pelaksanaan Army to Army Staff Talks.

Serta kerja sama bidang pendidikan, yaitu pelatihan bahasa Portugis di Pusdikpengmilum di Kodiklatad, serta pendidikan lanjutan Perwira Korps Artileri di Indonesia dan Brasil,” tegas Candra.

Juga dilaksanakan pendidikan setingkat Seskoad di Brasil dan kursus sistem operasi rudal, taktik perang hutan, dan operasi Siber di Brasil,” jelasnya.

Selanjutnya Candra sampaikan bahwa “Komitmen kerja sama TNI AD yang dibangun tidak hanya terbatas pada hubungan bilateral saja, namun di forum-forum internasional,” terangnya.

Pada pertemuan yang juga dihadiri oleh beberapa pejabat TNI AD, Panglima AD Brasil mengatakan kepada Kasad bahwa selama lebih dari 20 tahun, Indonesia dan Brasil telah berhasil mempertahankan hubungan persaudaraan yang sehat dan kerja sama bilateral melalui kemitraan militer.”

Tahun 2003, Komandan Jenderal AD Brasil saat itu, Gleuber Vieira mengukuhkan persahabatan jangka panjang ini pada waktu kunjungan Kepresidenan ke Indonesia,“ urainya.

Terlepas dari perbedaan budaya, bahasa dan tradisi, ungkap Candra, tidak ada satu pun hambatan bagi penyesuaian antar negara yang berbeda.

Bagaimana pun, kita sama-sama memegang nilai-nilai universal dari persahabatan, pekerjaan yang menyegarkan semangat dan kegembiraan hidup. Kita bersama dapat sambil menikmati pertandingan sepakbola yang bagus,“ tuturnya.

Ini semua menjadi suatu kehormatan yang akan tetap diingat dalam memperkuat hubungan bilateral antar kedua Angkatan Bersenjata,” pungkasnya.

  ✈️ TNI AD  

Kamis, 25 Juli 2019

Kemenhan Terima Kapal Perang KCR 60 KRI Kerambit-627

Merupakan Kapal keempat tipe KCR 60MKRI Kerambit-627 yang diserahkan ke Kemenhan/Foto: Amir Baihaqi

PT PAL Indonesia menuntaskan pembuatan KRI Kerambit-627 pesanan Kementerian Pertahanan (Kemenhan). Penyerahan kapal perang jenis Kapal Cepat Rudal (KCR) 60 meter itu dilakukan di Dermaga Divisi Kapal Perang PT PAL Ujung, Surabaya.

Kepala Staf Angkatan laut (KSAL) Laksamana TNI Siwi Sukma Adji mengatakan, usai penerimaan kapal KCR KRI Kerambit-627 akan dioperasionalkan langsung di Armada I wilayah barat.

"Jadi untuk operasional KRI Kerambit ini akan memenuhi untuk operasional Armada I di wilayah barat," kata Laksamana TNI Siwi Sukma Adji kepada wartawan usai acara serah terima, Kamis (25/7/2019).

Siwi menambahkan, TNI AL saat ini telah memiliki tiga kapal jenis KCR seperti KRI Kerambit-627 di Armada I dan II. Namun KRI Kerambit-627 memiliki peralatan dan sistemnya jauh lebih canggih.

Prosesi penyerahan KRI Kerambit-627Prosesi penyerahan KRI Kerambit-627Prosesi penyerahan KRI Kerambit-627 Foto: Amir Baihaqi

"Sejauh kita ini ada tiga kapal KCR yang sama dengan KRI Kerambit di Armada I dan Armada II nanti memenuhi untuk Armada III," terang Siwi.

"Saya kira ini lebih canggih dari sisi manajemen sistem, dari persenjataan lebih lengkap demikian juga kapal berikutnya 56," tambah Siwi.

KCR 60 KRI Kerambit memiliki spesifikasi panjang 60 meter, lebar 8,10 meter, dengan berat 500 ton. Kapal tersebut memiliki kecepatan maksimal 28 knots dengan kecepatan jelajah 20 knots. Serta mampu berlayar dengan endurance selama 4 sampai 5 hari. Sedangkan untuk pemilihan nama Kerambit merupakan nama dari senjata tradisional Minangkabau.

Hadir dalam acara serah terima kapal KCR 60 KRI Kerambit-627 Menteri Pertahanan Jenderal TNI (Pur) Ryamizard Ryacudu bersama istri Nora Ryamizard Ryacudu. Tampak pula Ketua Umum Jalasenastri Ny Manik Siwi Sukma Adji. (sun/fat)

  ✈️ detik  

Fire Power Demo TNI AU 2019

Di AWR Pandanwangi Lumajang https://lancerdefense.files.wordpress.com/2019/07/aksi-pesawat-tempur-sukhoi-tni-au-ikuti-latihan-angkasa-yudha-2019-antara.jpeg?w=672&h=372&crop=1TNI AU menggelar Fire Power Demo atau demo penembakan udara di Air Weapon Range (AWR) Pandanwangi Kabupaten Lumajang, Rabu (24/07/2019). Fire Power Demo ini dihadiri Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.

Demo penembakan udara itu diikuti sejumlah alutsista milik TNI AU antara lain 42 pesawat tempur, 12 pesawat angkut, 5 helikopter dan 2 pesawat intai.

Lebih dari 2.000 prajurit TNI AU terlibat dalam demo penembakan udara ini.

Fire Power Demo memperlihatkan sejumlah aksi antara lain penerjunan tim Kopaskhas, juga penembakan.

Demo penembakan udara yang bertempat di pesisir pantai selatan Jawa itu bisa disaksikan masyarakat umum.

Direktur Latihan Angkasa Yudha 2019 Marsekal Muda TNI Donny Ermawan mengatakan Fire Power Demo merupakan demo penembakan yang dilakukan secara langsung.


  Surya