Sabtu, 17 Agustus 2019

Lima Kapal Perang TNI AL Purna Tugas

KRI Slamet Riyadi 352 [wikipedia]

Dinamika perubahan lingkungan strategis yang semakin kompleks dan berubah begitu cepat, telah menuntut TNI dan TNI AL untuk menyusun suatu program pembangunan kekuatan yang tangguh dalam system pertahanan negara. Pembangunan kekuatan pertahanan negara ini tidak hanya melalui penambahan alutsista saja, namun juga melaksanakan peremajaan dan penghapusan bagi alutsista yang telah memasuki tahapan akhir dari masa daur hidupnya (life cycle).

Hal tersebut disampaikan Kasal Laksamana TNI Siwi Sukma Adji, S.E., M.M., dalam amanat tertulisnya yang dibacakan oleh Panglima Komando Armada II (Pangkoarmada II) Laksda TNI Mintoro Yulianto, S.Sos, M.Si., selaku Irup Penurunan Ular-ular Perang KRI Koarmada II, bertempat di Dermaga Madura Markas Komando Armada II. Jum’at (16/08/2019).

Lima kapal perang di jajaran Koarmada II yang telah memasuki tahap akhir dari masa tugasnya antara lain KRI Slamet Riyadi- 352, KRI Ki Hajar Dewantara- 364, KRI Teluk Penyu -513, KRI Nusa Utara -584 dan KRI Sambu- 902.

Berkas:KRI Ki Hajar Dewantara (364).jpgKRI Ki Hajar Dewantara 364 (TNI AL)

Lebih lanjut Kasal menyampaikan jika upacara penghapusan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) yang dilaksanakan pada hari ini, merupakan salah satu bentuk rangkaian pembangunan kekuatan TNI AL, yang sekaligus juga merupakan wujud penghargaan yang tinggi terhadap dharma bakti kelima KRI di jajaran Koarmada II tersebut.

Kasal menambahkan bahwa sejumlah prestasi maupun pencapaian hasil penugasan yang sangat membanggakan telah ditorehkan dengan tinta emas oleh KRI Slamet Riyadi 352, KRI Ki Hajar Dewantara 364, KRI Teluk Penyu 513, KRI Nusa Utara 584 dan KRI Sambu 902. Sejak awal penugasannya, ke-5 KRI tersebut telah melaksanakan berbagai penugasan baik dalam Operasi Militer Perang (OMP) maupun Operasi Militer Selain Perang (OSMP).

Dengan demikian, sungguh sangat pantas bagi kita selaku generasi penerus TNI AL untuk melepas masa dharma bhakti ke lima kapal perang yang pernah mengharumkan nama bangsa Indonesia, TNI dan TNI Angkatan Laut ini dalam sebuah upacara militer yang hikmat dan penuh dengan kebanggaan. Memang tidak mudah melepas kepergian ke lima patriot ini, namun kita harus meyakini bahwa semangat pengabdian dari bahtera-bahtera pengawal samudera ini tetap akan menjadi penyulut semangat pengabdian kita semua sebagai prajurit Jalasena“, tegas Kasal dalam amanatnya.

KRI Teluk Penyu - 513 (Tribunnews)KRI Teluk Penyu - 513 (Tribunnews)

Orang nomor satu di tubuh TNI AL ini juga menyampaikan sebuah pesan kepada seluruh prajurit TNI AL melalui sepatah kata bijak yakni “Ketika sebuah kapal sudah terlepas dari pandangan mata, tidak berarti perjalananya usai, namun justru itu menandakan ia memasuki track atau jalur berikutnya“.

Senada dengan Kasal, Pangkoarmada II Laksda TNI Mintoro Yulianto, S.Sos, M.Si menambahkan bahwa dharma bakti yang telah diberikan oleh ke-5 kapal perang tersebut kepada bangsa dan negara, patut menjadi tauladan dan penyemangat bagi ABK KRI lainnya dalam memberikan pengabdian kepada bangsa dan negara.

Jadikanlah upacara pelepasan yang penuh dengan penghargaan terhadap ke lima Kapal Perang Republik Indonesia ini sebagai obor penyulut tekad kita dalam memberikan pengabdian yang terbaik kepada bangsa dan negara, TNI dan TNI Angkatan Laut“, tegas Pangkoarmada II.

Hadir sebagai deputasi antara lain Irkoarmada II, Koorsahli Pangkoarmada II, Asisten Pangkoarmada II, Sahli Pangkoarmada II, Kasatker Koarmada II, Komandan KRI di Pangkalan Surabaya.

  ⚓️ Koarmada II  

[Video] Gladi "Flypast" Jelang Peringatan Kemerdekaan RI

Liputan CNNTNI AU akan Flypast. dengan 14 pesawat pada Hari Kemerdekaan RI ke 74.

  Youtube  

Kamis, 15 Agustus 2019

Kolinlamil Pensiunkan Dua Unit KRI

Jenis Landing Ship Tank https://lancerdefense.files.wordpress.com/2019/08/kri-teluk-ratai-509-dan-kri-teluk-bone-511.jpeg?w=474KRI Teluk Ratai 509 (TNI AL) ☆

Dua KRI TNI AL jenis Landing Ship Tank (LST) di bawah pembinaan Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) akan dilepas dari jajaran alusista TNI AL.

Dua kapal perang tersebut adalah KRI Teluk Ratai 509 dan KRI Teluk Bone 511.

Berakhirnya masa penugasan dua KRI tersebut, ditandai dengan Upacara Penurunan Ular-ular Perang yang rencananya akan dilaksanakan pada medio Agustus 2019 di salah satu dermaga di Komando Armada RI II, Surabaya.

Sekilas KRI Teluk Ratai, sebelum diresmikan sebagai Kapal Perang Republik Indonesia, kapal ini milik Amerika Serikat bernama INAGUA SHIPPER-678. Kapal ini dibuat di Galangan Chicago Bridge dan Iron Co. USA pada tanggal 30 Juni 1944. Pada 31 Maret 1960 kapal ini resmi diserahkan kepada Pemerintah Republik Indonesia dan masuk dalam jajaran TNI AL pada tahun 1967 sebagai unsur Satuan Kapal Amfibi Koarmatim dengan nama KRI Teluk Ratai-509 dan mulai tanggal 01 April 1990 dialihbinakan ke Kolinlamil untuk memperkuat jajaran Satlinlamil Surabaya, dengan nomor lambung 509.
KRI Teluk Ratai 509 dan KRI Teluk Bone 511 1KRI Teluk Bone 511 (TNI AL)

Sedangkan KRI Teluk Bone-511 merupakan kapal ex USS Iredell Country (LST 839) yang dibangun oleh American Bridge Company, Ambridge, Pennsylvania. Kapal ini diluncurkan pada tanggal 12 November 1944 di New Orleans, Louisiana dengan komandan pertama Lieutenant Waldo F McNeir. LST 839 digunakan oleh Amerika Serikat selama Perang Dunia II (1945-1946) dan perang Vietnam (1966 – 1970). Pada tanggal 15 Juli 1970 USS Iredell Country diganti namanya menjadi KRI Teluk Bone-511 di San Diego, California, USA dan diserahkan kepada TNI AL tanggal 12 Desember 1970 untuk memperkuat jajaran Satfibarmatim. Selanjutnya mulai tanggal 01 Januari 1990 dialihbinakan ke Kolinlamil untuk memperkuat Satlinlamil Surabaya hingga sekarang.

Selama setengah abad lebih, dua kapal perang itu banyak dilibatkan dalam operasi militer, antara lain Operasi Dwikora, Operasi Seroja Timor-Timur, Operasi Bhakti Surya Bhaskara Jaya, TNI/ABRI Masuk Desa, Angkutan Laut Militer (Anglamil) pasukan penjaga wilayah perbatasan RI, dan operasi penanggulangan bencana alam tsunami di Aceh serta bantuan angkutan laut dalam mendukung pembangunan nasional. Kapal sepanjang 100 meter dan lebar 15,5 meter itu mampu mengangkut 20 tank dan 200 pasukan, serta dipersenjatai meriam 40 mm dan 37 mm anti-serangan udara dan senapan mesin 12.7 mm. Dan untuk memudahkan pendaratan pasukan beserta persenjataannya, kapal ini memiliki rampa depan dengan kemampuan mendarat langsung di pantai/Beaching.

Panglima Kolinlamil Laksda TNI Heru Kusmanto, S.E., M.M mengatakan 59 tahun lalu (KRI Teluk Ratai-509) dan 49 tahun lalu (KRI Teluk Bone-511), Upacara Penaikan Ular-ular Perang bagi kedua KRI merupakan tanda dimulainya pengabdian sebagai kapal perang dan selalu berkibar di tiang gapel, maka Upacara Penurunan Ular-ular Perang nanti merupakan upacara resmi yang menandakan berakhirnya perjalanan sejarah pengabdian sebuah KRI sebagai unsur kekuatan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut.

  Kolinlamil  

Rabu, 14 Agustus 2019

Menhan Setuju Serang Balik OPM

Pasca Penembakan Briptu HedarIlustrasi

Menteri Pertahanan (Menhan), Ryamizard Ryacudu menegaskan aparat keamanan harus menyerang balik kelompok kriminal sipil bersenjata (KKSB) atau Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Kabupaten Puncak, pelaku penembakan Anggota Polda Papua, Brigadir Polisi Anumerta Hedar.

Pernyataan tersebut ditegaskan langsung Ryamizard seusai memberi kuliah umum di UPN Veteran Jawa Timur di Surabaya, Rabu (14/8/2019) siang. Menurutnya, penyerangan KKSB tersebut merupakan tindakan pemberontakan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI) yang tidak dapat dibiarkan.

Pernyataan Menhan ini senada dengan pernyataan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang meminta aparat keamanan menindak tegas dan tidak segan membalas perlakuan KKSB.

Ryamizard Ryacudu juga akan memanggil pihak-pihak yang berwenang di wilayah Papua untuk melakukan konsolidasi serta mencari penyebab penyerangan tersebut. Seperti diberitakan, Briptu Hedar tewas usai disandera sekelompok orang yang diduga KKSB, ketika sedang melaksanakan tugas penyelidikan di wilayah Kabupaten Puncak Papua. (kri)

   SINDOnews  

Selasa, 13 Agustus 2019

Latancab Kartika Yudha 2019

TNI AD Kerahkan Alutsista TercanggihAlutsista terbaru TNI AD dikerahkan dalam latihan antar kecabangan (Latancab) TNI AD Kartika Yudha 2019. Foto/SINDOnews

Berbagai alat utama sistem persenjataan (Alutsista) terbaru dan tercanggih milik TNI AD dikerahkan dalam latihan antar kecabangan (Latancab) TNI AD Kartika Yudha 2019, Brigade Infanteri (Brigif) Para Raider-17/1 Kostrad, yang digelar sejak 4 hingga 21 Agustus 2019 mendatang, di daerah latihan Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Kodiklatad, Martapura, Sumatera Selatan.

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Candra Wijaya menjelaskan, alutsista TNI AD terbaru yang dikerahkan antara lain adalah Tank Leopard dan Tank Marder dari kecabangan Kavaleri, roket Astros dan Meriam 155 dari kecabangan Armed, rudal Mistral dan rudal Startreak dari kecabangan Arhanud, Helly Apache, MI-35 dan Fennec dari kecabangan Penerbad dan ATGM Jevelin dan Nlaw dari kecabangan Infanteri serta berbagai jenis alutsista TNI AD lainnya.

"Dalam latihan materi pertahanan hari ini, sejumlah alutsista telah dioperasionalkan, bermanuver dan melakukan tembakan dengan peluru tajam, seperti helly Fennec melaksanakan bantuan tembakan Penerbad, tembakan MBT Leopard untuk menghancurkan tank musuh, tembakan senjata Astros, ATGM Jevelin dan tembakan kesenjataan lainnya," jelas Candra dalam keterangannya yang diterima SINDOnews Senin (12/8/2019).

Menurut Candra, Latancab ini melibatkan seluruh kecabangan dan kesenjataan di TNI AD yang terdiri dari 14 kecabangan mulai dari kecabangan Infanteri, Kavaleri, Artileri Medan (Armed), Artileri Pertahanan Udara (Arhanud), Zeni hingga kecabangan Topografi.

"Semua kesenjataan kecabangan ini berperan sesuai bidang tugas dan fungsi masing-masing dalam melaksanakan operasi tingkat Brigif dalam hubungan antar kecabangan untuk memenangkan suatu pertempuran," ungkap Candra.

Latancab TNI AD Kartika Yudha 2019 Kerahkan Alutsista TercanggihSeperti diketahui bahwa Latancab dengan tema latihan, Brigade Tim Pertempuran Melaksanakan Operasi Militer untuk Perang di Wilayah Sumbagsel dalam rangka Operasi Penindakan Kogasratgab, merupakan latihan puncak di lingkungan TNI AD sebagai cermin kesiapan prajurit dan satuan TNI AD dalam mengikuti latihan gabungan TNI.

"Latancab dengan metode drill tempur ini melibatkan sekitar 2.900 pelaku dari Brigif Para Raider -17/1 Kostrad dan perkuatannya, serta melibatkan sekitar 400 pelatih dan 1.400 pendukung latihan," ungkap Candra.

Candra menambahkan, Latancab ini dalam rangka meningkatkan profesionalisme prajurit dan sebagai bentuk antisipasi dalam menghadapi ancaman yang mungkin dihadapi NKRI. Selain itu, juga sebagai wahana uji coba tentang doktrin lapangan Brigade Tim Pertempuran dalam operasi serangan dan pertahanan yang merupakan salah satu bentuk penggunaan kekuatan TNI AD dengan mengintegrasikan semua daya tempur antar kecabangan.

Puncak Latancab sendiri akan dilaksanakan pada 19 Agustus 2019 mendatang, dan akan disaksikan langsung Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa, Pangkostrad, Dankodiklatad, para Pangkotama dan Dan/Kabalakpus, para Petinggi TNI/TNI AD serta 388 Perwira Siswa Seskoad.

"Puncak Latancab 19 Agustus nanti, dapat disaksikan secara langsung oleh warga masyarakat Martapura dan sekitarnya," kata Candra. (sco)

   SINDOnews  

Senin, 12 Agustus 2019

[RIP] Anggota Polisi Diculik OPM

Ditemukan GugurBriptu Heidar personel Satgas Gakkum yang diculik pihak Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata, Organisasi Papua Merdeka (OPM) akhirnya ditemukan meninggal dunia, Senin (12/8/2019). Foto korban semasa hidup/Istimewa

Briptu Heidar personel Satgas Gakkum yang diculik pihak Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata, Organisasi Papua Merdeka (OPM) akhirnya ditemukan meninggal dunia, Senin sore (12/8/2019). Anggota Polri ini ditemukan meninggal dunia dekat TKP dia diculik di Kp Mudidok, Kabupaten Puncak Papua. Menurut sumber MNC Media, jenazah korban saat ini telah dievakuasi ke Puskesmas Illaga.

Kapolda Papua Irjen Pol Rudolf Rodja mengatakan, anggotanya Briptu Heidar personel Satgas Gakkum yang diculik pihak Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata sudah ditemukan tadi dan dalam keadaan meninggal dunia. "Jenazah korban saat ini telah dievakuasi ke Puskesmas Illaga. Besok akan dievakuasi ke Jayapura selanjutnya rencana akan dikirim ke Makasar untuk dimakamkan," kata Kapolda saat dihubungi MNC Media Senin sore (12/8/2019)., Sebelumnya pada Senin (12/8/2019) siang Briptu Heidar yang juga anggota Brimob diculik KKSB OPM usai terjadi penyerangan di Kp Mudidok, Kabupaten Puncak Papua.

Penculikan terhadap anggota Satgas Gakkum ini berawal pada hari Senin (12/8/2019) sekitar pukul 11.00 WIT, dimana personel Satgas Gakkum wilayah Ilaga atas nama Briptu Heidar ditelepon oleh Yambimayu Telenggen seorang anggota KKSB Puncak Jaya, yang meminta gula dan kopi.

Selanjutnya Bripka Alfonso Wakum (Satgas-I) dan Briptu Heidar menuju lokasi Camp PT Unggul di bawah Kampung Mudidok, Kabupaten Puncak Papua, menggunakan sepeda motor untuk bertemu dengan Yambimayu Telenggen.

Namun saat sampai turunan Jalan Camp PT MTT di Kampung Usir, Kabupaten Puncak Jaya, Briptu Heidar dipanggil oleh seseorang yang dikenalnya sehingga Bripka Wakum dan Briptu Heidar berhenti.

Selanjutnya Briptu Heidar berbicara dengan orang tersebut sedangkan Bripka Wakum yang baru mau menstandarkan motor tiba-tiba ditembaki oleh 10 orang yang muncul dari semak-semak dengan senjata laras panjang.

Spontan Bripka Wakum langsung melompat berlindung di semak-semak tapi saat itu dia sempat melihat Briptu Heidar diseret kedalam semak-semak oleh sejumlah anggota OPM tersebut. Kemudian Bripka Wakum langsung kembali dan melaporkan Posko induk Satgas Nemangkawi di Kago Kabupaten Puncak.

 Polisi Buru Pelaku 

Polri membentuk tim gabungan bersama TNI melakukan pengejaran terhadap penculik dan pembunuh Briptu Heidar personel Satgas Gakkum yang diduga sebagai Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata, Organisasi Papua Merdeka (OPM). Pengejaran dilakukan hingga ke pelosok di Kp Mudidok, Kabupaten Puncak, Papua.

"Saat ini masih proses evakuasi dan pengejaran oleh tim gabunganTNI-Polri terhadap Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) tersebut," ujar Karo Penmas Mabes Polri Brigjen Dedi Prasetyo saat dihubungi SINDOnews, Senin (12/8/2019).

Briptu Heidar ditemukan meninggal dunia dan ditemukan di dekat dirinya diculik di Kampung Mudidok, Kabupaten Puncak Papua. Jenazah korban saat ini telah dievakuasi ke Puskesmas Illaga. (sms)

   SINDOnews