Sabtu, 25 November 2023

2 Helikopter Caracal dalam Waktu Dekat Perkuat TNI AU

 Pesawat Super Hercules Tiba Lagi Tahun Depan Helikopter Caracal baru sedang diuji-coba PT DI (Glarrrr) 

Wakil Kepala Staf TNI AU (Wakasau) Marsekal Madya A Gustaf Brugman menyebutkan alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang akan memperkuat matra udara dalam waktu dekat.

Alutsista itu antara lain dua unit Helikopter H225M Caracal dan pesawat angkut Super Hercules C-130J.

Gustaf mengatakan, helikopter Caracal sebenarnya telah rampung dirakit PT Dirgantara Indonesia (DI).

Mungkin dalam waktu dekat penyerahan helikopter Caracal yang dari PT DI. Sebetulnya minggu kemarin diserahkan (ke TNI AU), tapi satu dan lain hal diundur,” kata Gustaf usai apel komandan satuan (dansat) TNI AU 2023 di Gedung Puri Ardhya Garini, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (23/11/2023).

PT DI merakit empat unit helikopter Caracal yang didatangkan dari perusahaan Airbus, Perancis. Dua unit di antaranya akan diserahkan terlebih dulu ke TNI AU pada tahun ini.

Selain helikopter Caracal, TNI AU juga akan ketambahan satu unit pesawat Hercules C-130J dari pabrikan Lockheed Martin, Amerika Serikat.

Awal tahun (2024) C-130J akan datang,” ujar Gustaf.

Diketahui, Indonesia melalui Kementerian Pertahanan memesan lima unit pesawat Super Hercules dari Lockheed Martin.

Sejauh ini, baru tiga unit yang telah tiba di Tanah Air. Ketiga pesawat itu telah melaksanakan navigation exercise dan digunakan untuk flypast saat HUT ke-78 TNI.

  ⍟
Kompas  

[Global] Kisah Gagalnya Mossad Bunuh Khaled Mashal

 Gagal membunuh dengan racun di YordaniaMossad gagal membunuh Khaled Mashal dengan racun saat dia menjadi pemimpin Hamas. Operasi yang gagal di Yordania itu menjadi aib yang ingin dilupakan Israel. (Foto/REUTERS) 👹

Khaled Mashal adalah Kepala Biro Politik Hamas dari 1996 hingga 2017. Pada 25 September 1997, Mossad berusaha membunuhnya tapi gagal.

Kegagalan para agen intelijen Zionis itu menjadi aib operasi yang ingin dilupakan oleh Israel dan badan intelijennya; Mossad.

Posisi Mashal sebagai Kepala Biro Politik Hamas—jabatan tertinggi dalam struktur politik organisasi perlawanan Palestina tersebut—sekarang ditempati Ismail Haniyeh.

Ketika memimpin Hamas, Khaled Mashal dianggap sebagai musuh besar Israel. Dia dianggap bertanggung jawab atas kematian banyak warga Israel selama bertahun-tahun.

Pada 1997, salah satu serangan bom bunuh diri paling mengerikan yang pernah dialami Israel terjadi di Yerusalem. Dua pelaku bom bunuh diri meledakkan bom di tengah Mahane Yehuda Shuk di Yerusalem, menewaskan 16 warga Israel dan melukai ratusan lainnya.

Keputusan pun dibuat Israel, yakni kepemimpinan Hamas harus terkena "pukulan". Setelah beberapa pertimbangan, target ditetapkan—Khaled Mashal.

Setelah Perjanjian Damai Israel dengan Yordania ditandatangani pada 26 Oktober 1994, Perdana Menteri Israel kala itu, Yitzhak Rabin, melarang Mossad beroperasi di Yordania.

Akibatnya, semua agen intelijen harus dikumpulkan dan operasi diatur dari awal, karena Mashal berlokasi di Aman, Ibu Kota Yordania.

Pada 4 November 1995, Rabin ditembak mati oleh seorang ultranasionalis Israel; Yigal Amir, di Tel Aviv.

Benjamin Netanyahu kemudian menggantikan posisi Rabin sebagai Perdana Menteri Israel. Mengutip laporan iKonnect, Jumat (24/11/2023), di bawah Netanyahu, Mossad diperintahkan membunuh Khaled Mashal secara rahasia dan operasinya sesenyap mungkin.

Jadi, rencananya adalah dua agen Mossad akan berjalan di belakang Mashal di jalan, dan ketika salah satu dari mereka membuka kaleng soda yang sudah dikocok, yang lain akan menyemprot Mashal dengan semprotan racun mematikan.

Para agen Mossad tiba di Aman dengan identitas palsu Kanada pada tanggal 25 September. Para agen diberitahu bahwa target telah tiba, dan di situlah segalanya menjadi tidak beres.

Para agen tidak menyadari bahwa anak-anak Mashal ada di belakang mobilnya, dan ketika mereka mendekatinya dari belakang, putri Mashal membuka pintu mobil. Ketika salah satu agen beraksi, kaleng soda gagal terbuka dan agen lainnya terlanjur menyemprot Mashal dengan racun pada salah di telinganya.

Mashal berlari ke mobilnya dan para agen mulai melarikan diri dengan mobil pelarian. Seorang anggota Hamas yang kebetulan berada di daerah tersebut melihat keributan itu dan mulai mengejar para agen Mossad.

Setelah beberapa ratus meter, para agen Mossad keluar dari mobil dan berkelahi dengan anggota Hamas. Setelah terjadi keributan besar di tempat kejadian, kedua agen Mossad dibawa pergi oleh polisi Yordania.

Setelah Konsulat Kanada tiba di kantor polisi, mereka memverifikasi bahwa keduanya bukan warga Kanada asli, sehingga kepala Mossad kala itu, Dani Yatom, segera terbang menemui Raja Hussein dan menjelaskan semuanya kepadanya.

Setelah Raja Hussein memberi tahu Yatom bahwa jika Khaled Mashal mati karena racun tersebut, dia harus menghukum mati kedua agen Mossad tersebut.

Seorang agen Mossad yang membawa penawar racun akhirnya memberikannya kepada orang Yordania dan nyawa Mashal terselamatkan.

Keseluruhan ceritanya benar-benar kacau balau, Khaled Mashal selamat dari upaya pembunuhan tersebut, dan melanjutkan aksi mematikannya terhadap Israel.

Hubungan diplomatik Israel-Yordania dan Israel-Kanada mengalami pukulan telak, dan Israel harus membebaskan 70 tahanan Palestina, ditambah Sheikh Ahmad Yassin, salah satu pendiri Hamas yang paling dicari Israel, untuk membebaskan dua agen Mossad yang ditahan di Yordania.

Israel, dan khususnya Mossad, telah melaksanakan banyak operasi bersejarah dan sukses selama bertahun-tahun, beberapa di antaranya bahkan belum diketahui publik, dan beberapa telah diubah menjadi film yang mendapat pengakuan internasional.

Sayangnya, kegagalan operasi terhadap Khaled Mashal ini hanyalah salah satu kisah kurang sukses yang ingin dilupakan Israel dan Mossad. (mas)

 Berikut video dari Youtube :



  ☠ sindonews  

Jumat, 24 November 2023

PTDI dan Linkfield Technologies Sepakati Kerja Sama Penjualan 25 Pesawat N219

✈ Di Cina (PTDI)

PT Dirgantara Indonesia (PTDI) hadir dan pamerkan berbagai macam produk, layanan dan inovasinya di perhelatan The Aero Asia 2023 yang akan berlangsung di Zhuhai International Airshow Center, Cina (PTDI – Hall 10 Booth C05), 23-26 November 2023.

PTDI menyoroti peran pentingnya dalam manufaktur dan pengembangan bisnisnya, memperkuat ikatan dengan customer, supplier dan mitranya.

The Aero Asia 2023 menjadi momentum yang sangat baik bagi PTDI untuk menunjukan bagaimana posisinya dapat memelopori industri dirgantara yang berkelanjutan secara bisnis dan berkontribusi terhadap perusahaan global.

Pada kesempatan itu, PTDI sepakati kerja sama dengan Linkfield Technologies untuk penjualan sebanyak 25 pesawat N219 yang akan dilengkapi dengan konfigurasi tertentu disesuaikan dengan kebutuhan operasional end user, di mana sebanyak lima unit untuk end user Bandung Airlines Co. Ltd. – perusahaan penerbangan di Cina dan 20 unit untuk leasing company di Cina.

Kesepakatan ini ditandai dengan penandatanganan Letter of Intent (LoI) yang diteken Direktur Niaga, Teknologi & Pengembangan PTDI Moh. Arif Faisal dan Direktur Linkfield Technologies Patrick Goh, disaksikan Wakil Komisaris Utama PTDI, Bonar Halomoan Hutagaol di booth PTDI.

Sebagaimana yang disampaikan Patrick Goh, The Aero Asia 2023 merupakan sebuah kesempatan yang luar biasa untuk kedua pihak, di mana akan dipamerkan berbagai produk pesawat kebanggaan Indonesia, terutama N219.

Karena selama 50 tahun terakhir semua orang mencoba membangun pesawat besar untuk rute dari kota-kota besar maupun internasional, namun mereka lupa bahwa kita masih punya permasalahan konektivitas bagi penduduk yang tinggal di wilayah pedesaan, belum berkembang dan ada masalah akses, tidak ada kereta api, jalan raya, kecuali Anda memiliki pesawat seperti N219, yang kemudian dapat meningkatkan pembangunan ekonomi di pedesaan," jelas Patrick Goh saat kunjungannya ke Bandung, Oktober 2023.

PTDI dan Linkfield Technologies sebelumnya telah menyepakati kerja sama pada 19 Oktober 2023, di mana Linkfield Technologies akan bertindak sebagai reseller untuk melakukan kegiatan pemasaran dan penjualan pesawat produksi PTDI, seperti CN235-220, NC212i dan N219, untuk memenuhi kebutuhan pesawat militer dan komersial di wilayah Cina.

Kerja sama ini merupakan wujud komitmen PTDI yang tidak hanya menghadirkan sosok industri penerbangan di tingkat global, tapi juga mendatangkan devisa dan multiplier economic effect.

Ini merupakan hal yang luar biasa bagi PTDI untuk dapat bekerjasama dengan Linkfield Technologies dan menyepakati rencana penjualan 25 unit N219 di pasar ekspor, yang tentunya akan mendorong kekuatan dan kehadiran produk kami di pasar Cina," ujar Arif.

"N219 merupakan pesawat yang dirancang dan dikembangkan sepenuhnya oleh para engineer Indonesia dan saya yakin kita semua bangga mengatakan bahwa acara ini menandai tonggak penting bagi N219 memasuki pasar global."

PTDI menampilkan pesawat model CN235, NC212i dan N219 Produk terbaru PTDI, yang telah memeroleh Type Certificate (TC) yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan.

Pesawat N219 dirancang untuk dapat menciptakan konektivitas dan membuka aksesibilitas, khususnya di daerah terpencil dan pedesaan.

Tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di negara-negara yang memiliki kepentingan serupa yang dapat dijadikan sebagai penyedia solusi untuk membuka aksesibilitas, kesetaraan distribusi kargo, evakuasi medis, maupun pertahanan negara.

Selain itu, PTDI juga menghadirkan N219 Cockpit Demonstrator yang dapat memberikan pengalaman imersif dan menjadikan penerbangan dapat diakses oleh siapapun yang menghadiri The Aero Asia 2023.

"N219 Cockpit Demonstrator merupakan bentuk replika cockpit pesawat N219 yang dilengkapi dengan teknologi aeronautika mutakhir, " kata Arif. (omy)

  Berita Trans  

Indonesia Hampir Membuat Rudal Balistik

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_ucoZ9SeEAphs6D7NNKW_2m8993feLbi0wAZ6bsElTnMv43KUOwazDiOzc90Fb4qQwaMneJRn1kOlpYmbuz5YfcMF63vMlRG82VfADQrvTJxZ9qda4GapaBA50x8DTd1_BMKqEran6zcBShibDyYcyAwD1B97ITFfN10HTvY5SnUzBAbbMzywxnhtFoZP/s976/indonesian-r-han-450-test-pt-dahana.jpgRhan 450 (PT Dahana)] 🚀

P
ada tahun 2010-an, dua perusahaan milik negara, produsen bahan kimia PT Dahana dan badan antariksa LAPAN, mengembangkan roket berbahan bakar padat yang dapat mengirimkan muatan kecil dalam jarak pendek.

Sejak tahun 2016 hingga 2018 RX 450 yang berganti nama menjadi R-HAN 450 menjadi roket taktis dengan jangkauan efektif maksimum 100 kilometer. Namun pabrikannya, PT Dahana, belum terlalu agresif dalam meningkatkan sistem senjata terbesarnya – tidak ada keraguan mengenai perannya karena namanya R-HAN melengkapi roket R-HAN 122mm “Grad” yang lebih kecil. Ini mungkin akan segera berubah tetapi tidak ada yang tahu kapan. Meskipun pembuatan roket kaliber besar bukanlah hal yang kontroversial, penerapan proses manufaktur yang sama dapat menghasilkan apa yang disebut sebagai senjata strategis.

Setidaknya empat negara Asia menggunakan produksi roket kecil yang tidak terarah untuk membangun program rudal permukaan-ke-permukaan dalam negeri. Dalam beberapa kasus, lembaga-lembaga ini mempunyai potensi peran yang berkemampuan nuklir; rudal dapat dipersenjatai dengan hulu ledak nuklir jika tersedia. Negara-negara tersebut adalah Iran, Pakistan, Korea Utara, dan Türkiye. Tidak ada bukti bahwa Indonesia dan angkatan bersenjatanya ingin mengikuti jalur yang sama, namun tren ini hampir tidak bisa dihindari.

Pada variannya yang sekarang, R-HAN 450 merupakan roket terarah kaliber besar dengan dimensi 460mm x 7200mm. Penampilannya sesuai dengan roket taktis dasar dengan kuartet sirip di sekitar boosternya dan badan pesawat yang memanjang. RX 450 yang diuji LAPAN pada tahun 2020 memiliki erector-launcher berbasis trailer yang memposisikan roket pada sudut curam, bukan vertikal. Jauh dari kata canggih, R-HAN 450 yang diproduksi oleh PT Dahana tidak memiliki wadah dan bahkan kendaraan pengangkut meskipun truk 6x6 atau 8x8 biasanya cukup untuk senjata jenis ini.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEheRJa3T8iz9juizl2yhJwQq5TD8JYXAKzvhbxfiyoTdp0W-lvqkSjLVmMPoh6H9hoY0X7o43pudQffiVyitAUqY1iZD2l3wdtFpcRUUmg-uUg-Ni5dOzN-mDrCuRv9NQSMkfCEFqhRZD4VEFtpAjKj9269kUeFFq4kblvQAWGBKS6nBqJDWwgj4-F9fjWA/s836/indonesian-lapan-rx-450-5-rocket-launch.jpgRX 450-5 adalah demonstran satu tahap untuk badan antariksa Indonesia, LAPAN. (LAPAN) 🚀

Jika R-HAN 450 berevolusi di tahun-tahun mendatang, hasilnya akan mengarah pada sebuah rudal balistik – sebuah amunisi berdiameter besar dengan karakteristik berbeda yang membedakannya dari roket terarah yang “bodoh”. Kriteria penting dulunya adalah ukuran rudal balistik, namun tren terkini menjadikan hal ini tidak penting.

Rudal balistik, setidaknya model satu tahap, biasanya memiliki empat bagian – booster, propelan, hulu ledak, sistem panduan – dan PT Dahana tampaknya telah menguasai 3/4 proses pembuatannya. Jadi merakit rudal balistik satu tahap cukup mudah, namun tantangan untuk mengembangkan alat panduan dan navigasinya sangat berat. Ini ditempatkan di ujung rudal yang berbentuk kerucut (hulu ledak dan bahan bakar ada di bagian bawahnya) dan dilengkapi dengan jaringan komputer portabel. Terkadang penting untuk melengkapi ujung rudal dengan aktuator yang mengarahkan canard untuk menstabilkan jalur penerbangan rudal saat melaju dengan kecepatan supersonik. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut PT Dahana membutuhkan mitra eksternal yang mampu memasok avionik serta integrasi dan pengujian sistem.

Indonesia dikabarkan telah menjalin kerangka kerja sama pertahanan multi-sisi dengan Türkiye yang melibatkan produksi berbagai rudal. Pengembangan R-HAN 450 oleh PT Dahana tampaknya terpisah dari aliansi ini, namun upaya Turki dalam meningkatkan teknologi rudal buatannya patut untuk dikaji. SRBM Khan milik Roketsan, misalnya, memiliki banyak kesamaan eksternal dengan R-HAN 450 – meskipun Khan didasarkan pada model Tiongkok – tetapi memiliki dimensi lebih besar dan mampu mencapai target sejauh 280 kilometer. Roket terakurat terbesar Roketsan, TRG-300 300mm yang digambarkan di bawah, mirip dengan R-HAN 450 dan mampu mencapai target sejauh 120 km. TRG-300 menggambarkan dengan baik bagaimana roket medan perang berdiameter besar yang tidak terarah berevolusi untuk meningkatkan akurasi dan penerbangan.

Jika SRBM Indonesia benar-benar berfungsi, detail penting yang perlu diperhatikan adalah dimensi badan pesawat dan sistem panduan yang dipasang di ujungnya. Terlepas dari seberapa banyak masukan yang diperoleh mitra asing, hasilnya kemungkinan besar akan menyerupai M20 Tiongkok yang telah diekspor ke beberapa negara. -Ada beberapa risiko yang terkait dengan program ini. Yang paling besar adalah kontroversi dan tekanan eksternal yang tidak diinginkan jika Jakarta terlalu ambisius dalam pengembangan rudal dan hal ini memicu sanksi dari negara-negara Asia Barat yang tidak ikut campur dalam masalah tersebut. (Indonesia tidak terikat atau menandatangani Rezim Pengendalian Teknologi Rudal/MTCR.)

https://21stcenturyasianarmsrace.files.wordpress.com/2023/04/turkish-roketsan-trg-300-display-adex-2022.jpgRoketsan TRG-300 memiliki jangkauan maksimum 120 km. (Roketsan/ADEX 2022) 🚀

Aspek teknologi dari terobosan Indonesia dalam artileri roket dan rudal balistik yang akurat akan sangat dramatis. Saat ini terdapat banyak contoh amunisi permukaan-ke-permukaan yang menghapus batasan yang memisahkan artileri roket dan berbagai rudal strategis. Yang paling utama adalah Precision Strike Missile (PrSM) Lockheed Martin yang lebih kecil dari SRBM mana pun namun dapat terbang lebih dari 500 km sambil dipersenjatai dengan muatan modular. Sebuah PrSM tunggal memiliki lebar hampir 400mm dan panjang 3.940mm, proporsi yang sederhana dibandingkan dengan SRBM kontemporer, namun memiliki karakteristik penerbangan yang ekstrim. Tiongkok, Iran, dan Israel hampir mencapai hal yang sama, sementara sektor industri militer Indonesia lebih maju dari yang diperkirakan.

Jika PT Dahana dan perusahaan DEFEND ID berhasil memproduksi secara massal R-HAN 450 sebagai amunisi yang lebih baik dan kemudian menindaklanjutinya dengan SRBM dalam negeri, hal ini akan membantu tren regional di ASEAN: rudal taktis kaliber besar kini sedang digemari.

[Global] Kisah Hacker Palestina Pembobol Iron Dome

 Diburu Mossad, Diselamatkan Agen Intelijen Turki 
https://asset.kompas.com/crops/MaoNSlAQ5PFV3lFHIv8xrI8H-Jc=/0x0:2925x1950/750x500/data/photo/2021/05/19/60a49ffc5c0e2.jpgSistem pertahanan rudal Iron Dome Israel (kiri) mencegat roket (kanan) yang ditembakkan oleh gerakan Hamas menuju Israel selatan dari Beit Lahia di Jalur Gaza utara seperti yang terlihat di langit di atas Jalur Gaza semalam pada 14 Mei 2021. (AFP PHOTO/ANAS BABA) 💥

O
rganisasi Intelijen Nasional (MIT) Turki terungkap telah menyelamatkan seorang peretas Palestina dari penculikan atau pembunuhan oleh badan intelijen Israel, Mossad, dalam pengungkapan terbaru operasi balasan MIT terhadap mitranya dari Israel.

Dinamakan oleh media Turki sebagai 'Omar A', yang kabarnya merupakan lulusan program komputer dari Universitas Islam Gaza, dianggap sebagai arsitek peretasan perangkat lunak untuk Kementerian Dalam Negeri Gaza yang dapat menyusup ke ponsel yang beroperasi pada Android, serta meretas ke dalam Sistem pertahanan udara 'Iron Dome' Israel yang terkenal kejam.

Pada tahun 2015 dan 2016, tindakan yang diambil oleh Omar A dilaporkan membantu sayap politik kelompok Perlawanan Palestina Hamas – Brigade Al-Qassam – meluncurkan roket ke arah Israel tanpa dapat dicegat secara memadai.

Namun, menurut surat kabar Daily Sabah, intelijen Israel berhasil melacak gangguan yang dialami peretas setelah melakukan penelitian selama tiga tahun, sehingga menambahkannya ke daftar Mossad sebagai target potensial.

Dalam upaya untuk membujuknya agar ditangkap untuk dibawa ke Tel Aviv untuk diinterogasi, agensi tersebut secara anonim menawarinya pekerjaan melalui perusahaan perangkat lunak Norwegia pada tahun 2019, tetapi dia menolak karena kecurigaan keterlibatan Israel.

Pada tahun 2020, ia pindah ke Istanbul di Turki, di mana seorang agen Mossad bernama Raed Ghazal, yang menyamar sebagai manajer hak asasi manusia di perusahaan Prancis, Think Hire, menawarkan pekerjaan kepada Omar pada tahun berikutnya, mewawancarainya dua kali dan berusaha mendapatkan dia untuk mendapatkan pekerjaan bergabung dengan perusahaan.

Agen Mossad lainnya bernama Omar Shalabi menghubunginya dari perusahaan yang diduga sama dan meyakinkan Omar untuk menyelesaikan proyek pengkodean perangkat lunak seharga USD 10.000.

Agen Mossad lainnya bernama Nikola Radonij – ditemani tiga orang lainnya yang bekerja untuk intelijen Israel dan menyamar sebagai tim “pengembang” – kemudian menghubungi peretas Palestina tersebut pada Juni 2022 dan menawarinya pekerjaan, baik di Brasil atau di Istanbul, sambil memberi semangat untuk bepergian ke luar negeri.

MIT, yang dilaporkan mengetahui status Omar dan telah memantau situasinya, turun tangan dan memperingatkan peretas tersebut agar tidak bepergian.

Akhir tahun lalu, dia kemudian pergi ke Malaysia untuk berlibur, di mana dia diculik di ibu kota, Kuala Lumpur, dan dibawa ke kabin terpencil sekitar 50 kilometer jauhnya. Peretas tersebut diinterogasi dan disiksa oleh orang-orang yang bekerja untuk Mossad, dan para agen tersebut bergabung melalui panggilan video dari Tel Aviv, menanyai Omar tentang metodenya dalam menyusup ke sistem Iron Dome dan konstruksi perangkat lunak peretasan teleponnya.

Karena MIT secara diam-diam telah memasang perangkat lunak pelacakan ke telepon Omar sebelum perjalanannya, lembaga tersebut dapat menunjukkan dengan tepat lokasi di mana ia ditahan dan pejabat Turki menghubungi pihak berwenang Malaysia, sehingga pasukan keamanan wilayah tersebut dapat menggerebek kabin dan menyelamatkan si peretas. Pihak Malaysia juga menangkap 11 tersangka dalam proses tersebut yang terkait dengan penculikan tersebut.

Setelah cobaan tersebut, Omar dilaporkan kembali ke Turki dan dibawa ke rumah persembunyian yang disediakan oleh MIT, memastikan perlindungannya agar tidak menjadi sasaran lebih lanjut oleh Mossad.

Kasus ini adalah penggerebekan intelijen terbaru yang dilakukan oleh intelijen Turki terhadap rekan-rekan Israel mereka dalam beberapa tahun terakhir, menangkap agen Mossad dan tersangka yang telah memata-matai warga Iran dan Palestina di Turki. (ahm)

  💥 sindonews  

Kamis, 23 November 2023

Naval Group Tawarkan Kapal Selam Scorpene dan Kapal Korvet Gowind

⚓️ Kerjasama dengan PAL Indonesia Naval Group telah menawarkan untuk membangun dua varian kapal selam untuk Indonesia di Surabaya [Naval Group]

Dalam pertemuan di jantung kota Jakarta, Wakil Menteri Pertahanan M. Herindra menjamu CEO Grup Angkatan Laut Pierre Eric Pommellet untuk mendalami diskusi pengadaan kapal selam yang melampaui pembicaraan pertahanan tradisional.

Agenda tersebut, yang berpusat pada pengadaan kapal selam, merupakan upaya strategis untuk memperoleh kapal, menghidupkan kembali industri pertahanan nasional Indonesia dan meningkatkan lanskap perekonomiannya.

Wakil Menteri M. Herindra dan CEO Grup Angkatan Laut Pierre Eric Pommellet berkumpul untuk memetakan arah yang melampaui kolaborasi pertahanan rutin. Di tengah suasana diplomatik, keduanya menyelidiki rincian rumit pengadaan kapal selam, menekankan komitmen bersama untuk menyelaraskan dengan harapan yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia dan Perancis.

Angkatan Laut Indonesia kemungkinan akan berinvestasi dalam akuisisi kapal selam generasi baru, menurut laporan “Pasar Pertahanan Indonesia 2023-2028” dari GlobalData.

Mendampingi Wakil Menteri Pertahanan dalam pertemuan tingkat tinggi ini adalah tokoh-tokoh penting, termasuk Kepala Baranahan Kementerian Pertahanan, Dirkersinhan, dan Direktorat Jenderal Pertahanan. Bersama-sama, mereka melakukan diskusi tidak hanya mengenai akuisisi kapal selam tetapi juga mengenai pembiayaan pembangunan kapal selam.

Fokusnya beralih ke visi holistik – kebangkitan industri pertahanan nasional Indonesia. Wakil Menteri Herindra, bersama PT. PAL menggarisbawahi tekad negara untuk mengembangkan sektor pertahanan yang mandiri. Visi ini, mereka percaya, memegang kunci untuk memperkuat keamanan nasional dan meningkatkan penghidupan ribuan orang yang bekerja di industri pertahanan dan berkontribusi terhadap perekonomian nasional yang lebih luas.

Berdasarkan informasi GlobalData mengenai pasar pertahanan Indonesia, Naval Group telah mengusulkan pengerjaan kapal selam kelas Scorpene bersama PT Pal Indonesia, dan pengadaan Corvette kelas Gowind milik Naval Group telah direncanakan.

Kolaborasi antara Wakil Menteri M. Herindra dan CEO Naval Group Pierre Eric Pommellet menandakan adanya pergeseran dalam diskusi pertahanan. Hal ini menandakan komitmen untuk memperoleh aset namun mendorong pertumbuhan dalam lanskap industri pertahanan Indonesia.

 ⚓️  Naval Technology  

Schiebel Camcopter S-100

🚁 Helikopter Tanpa Awak Pengintai Baru Milik TNI AL Danpuspenerbal, Laksda TNI Imam Musani mengecek kemampuan operasional terbang Pesud Drone baru Skuadron 700 Wing Udara 2 Puspenerbal, Jumat (29/9/2023). (Foto/Dok. Puspenerbal) 🚁

Pusat Penerbangan TNI Angkatan Laut (Puspenerbal) terus memperbarui alutsista yang dimiliki, salah satunya Drone VTOL (Vertical Take-Off and Landing) dengan tipe Camcopter S-100 resmi dioperasikan Skuadron Udara 700 Wing Udara 2 Puspenerbal setelah menyelesaikan pelatihan pengoperasian okeh tim Schiebel.

"Drone yang menjadi salah satu drone tercanggih dan terbaru ini berjenis drone VTOL (Vertical Take-Off and Landing) dengan tipe Camcopter S-100 yang dirancang mampu melaksanakan operasi di Kapal Perang TNI AL," terang Komandan Wing Udara 2, Kolonel Laut (P) Ma'arif di Shelter Skuadron Udara 700 Pangkalan Udara Juanda, Minggu (1/10/2023).

Camcopter S-100 yang yang berada di bawah Skuadron Udara 700 sebagai Skuadron yang mengoperasikan unsur pesawat tanpa awak ini, berkemampuan terbang selama lebih dari 6 jam, bahkan dengan fuel-tank tambahan dapat terbang sampai lebih dari 10 jam.

Drone ini lanjutnya, mampu terbang hingga ketinggian 18.000 kaki di atas permukaan laut, dengan kecepatan kurang lebih 185 km/jam. Dilengkapi dengan perangkat termutakhir dan kemampuan yang luar biasa mulai dari Electro-Optical/Infrared, Syntethic Aperture Radar, Laser Imaging Detection and Ranging, dan Signals Intelligence.

Dilengkapi dengan Datalink terenkripsi yang mampu berbagi data dengan satuan lain tentunya ini mendukung bagi Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) yang terus dikembangkan oleh TNI Angkatan Laut, yang dapat disiapkan hanya dengan beberapa orang saja dalam waktu tidak lebih dari 3 jam.

Kemampuan terbang Drone ini lanjutnya, ditampilkan juga dihadapan Komandan Puspenerbal, Laksda TNI Imam Musani, Wadan Puspenerbal Laksma TNl Bayu Alisyahbana dan seluruh pejabat utama Puspenerbal. Demo terbang tersebut diterbangkan Kapten Laut (P) Ruben didampingi Letda Laut (P) Oscar Panji di apron Delta Lanudal Juanda.

"Dari penerbangan yang berlangsung kurang lebih 20 menit, terlihat bagaimana kecanggihan Camcopter S-100 ini, harapannya kedepan dapat menjadi pelengkap untuk mendukung Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) dan semakin memperkuat TNI AL," pungkasnya.

  🚁 Pikiran Rakyat  

TNI AL Bahas Rencana Penambahan Kapal Perang, Kendaraan Tempur Marinir, dan "Drone"

✈ Ilustrasi drone kamikaze hasil karya TNI AL  [TNI AL]

Kepala Staf TNI AL (KSAL) Laksamana Muhammad Ali mengatakan bahwa TNI AL akan membahas belanja alat utama sistem persenjataan (alutsista) rapat koordinasi perencanaan dan keuangan (Renaku) II tahun 2023, pada hari ini, Selasa (21/11/2023).

Belanja alutsista yang dibahas dalam rapat tersebut seperti penambahan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI), kendaaran tempur Korps Marinir, hingga drone.

Ya tentunya dengan melengkapi alutsista. Alutsista ini semua, baik untuk unsur KRI (kapal perang RI), kemudian kendaraan tempur (ranpur) Marinir, pesawat udara maupun unmanned system (drone), termasuk fasilitas pendukung seperti dermaga dan kantor-kantor,” kata KSAL Ali sebelum memimpin rapat Renaku II di Bhumi Marinir, Cilandak, Jakarta Selatan, Selasa.

Validasi organisasi dan peningkatan sarana prasarana juga bakal dibahas dalam rapat Renaku II.

Selain itu, rapat juga membahas soal peningkatan profesionalisme dan kesejahteraan prajurit.

KSAL Ali mengatakan, dana yang dianggarkan dalam hal belanja alutsista, peningkatan profesionalisme, dan kesejahteraan prajurit bakal disamakan.

Jadi mungkin itu bisa dianggap 30 persen, 30 persen, 30 persen, sisanya apa yang menjadi prioritas kami sesuaikan dengan tantangan yang tiba-tiba muncul. Nanti kami juga harus siapkan cadangan,” tutur Ali.

Setelah rapat koordinasi Renaku II, Ali rencananya juga akan memimpin apel komandan satuan (dansat) TNI AL.

(Apel dansat) dalam rangka juga untuk menyatukan persepsi dalam menghadapi beberapa permasalahan yang akan kami hadapi ke depan, terutama dalam waktu dekat ini adalah pesta demokrasi Pemilu 2024,” kata Ali.

Apel dansat rencananya akan diikuti 293 personel, di mana 182 personel akan hadir secara langsung. Sementara 111 personel akan menghadiri rapat melalui daring.

  Kompas  

Rabu, 22 November 2023

Pertarungan Final Prancis Vs Jerman

⚓️ Berebut Kapal Selam Indonesia (Ilustrasi: Masyudi/SINDOnews)

KAPAL selam apakah yang bakal diakuisi Indonesia? Hingga kini, belum ada keputusan resmi apakah Kementerian Pertahanan (Kemhan) membeli kapal selam made in Prancis atau Jerman. Namun hampir dipastikan, kedua negara produsen alutsista kelas kakap dunia itu memasuki putaran terakhir dan bertarung keras mendapatkan kontrak efektif pembangunan kapal selam.

Persaingan dua perusahaan yang mewakili dua negara utama benua biru --yakni Naval Group Prancis versus Thyssen-Krupp Marine Systems (tkMS) Jerman—jelang tahun terakhir Minimum Essential Force (MEF) 2019-2024 berakhir terasa sengit. Teranyar, Naval Group bahkan memperbaharui proposal kapal selam jenis Scorpene untuk Indonesia akan menggunakan full lithitum-ion batteries (LIB). Dengan demikian, kapal selam jenis Scorpene Evolved ini akan memiliki endurance paling lama dibanding varian Scorpene sebelumnya.

Berdasar berbagai informasi, Scorpene Evolved mampu menyelam selama 80 hari- 78 di antaranya dalam posisi menyelam, dengan jangkauan operasional lebih dari 8.000 mil laut, memiliki lower indiscretion rate, dan mampu mempertahankan kecepatan tertinggi lebih lama. Kapasitas ini dimiliki karena LIB bisa menyimpan dan menyalurkan lebih banyak energi dengan waktu pengisian lebih singkat dibandingkan baterai timbal-asam (lead-acid batteries).

Sebelum Scorpene Evolved, Naval Group mengajukan kapal selam kelas Riachuelo. Kapal selam jenis ini merupakan modifikasi dari kelas Scorpene, dengan ukuran lebih panjang, memiliki jarak patrol dua kali lipat, fungsi multiguna untuk operasi di samudra maupun perairan dangkal. Karena itu, Riachuelo bisa diandalkan untuk berbagai misi seperti perang anti-permukaan dan anti-kapal selam, operasi khusus, dan kegiatan intelijen.

Mengapa Naval Group tiba-tiba mengubah proposalnya? Tak lain karena ketatnya persaingan dengan tkMS. Pabrikan tersebut sudah tentu ingin memenangkan tender dengan memberikan penawaran terbaik, termasuk jenis dengan teknologi teranyar. Di sisi lain, manuver ini dikeluarkan tak lama setelah KSAL Laksamana TNI Muhammad Ali mengunjungi galangan produsen Kapal Selam tkMS yang bermarkas di Kiel, Jerman, (25/09).

Pada kesempatan itu, KSAL dan rombongan menerima penjelasan tentang produksi submarine 212/214, pengenalan sejumlah perkembangan jeroan kapaal selam seperti terpedo SUT, konfigurasi sistem senjata, serta sensor pada produk kapal selam yang telah dan sedang dibangun. Secara psikologis, kondisi tersebut membuat was-was Naval Group, karena bisa memupuskan berbagai pendekatan yang selama telah dilakukan.

Sebelumnya, perwakilan tkMS pernah datang ke Jakarta dan bertemu langsung dengan Menhan Prabowo Subianto dan Menteri BUMN Erik Thohir untuk menyerahkan proposal kapal selam Diesel-Listrik (SSK) tipe 214. tkKMS juga pernah menawarkan produk terdahulunya, yakni kapal selam diesel HWD tipe 212. Tentu kepada pihak Indonesia tkMS tidak perlu berbusa-busa untuk meyakinkan otoritas Indonesia untuk menjelaskan kehandalan salah satu kapal selam canggih bertipe hybrid itu.

Dari sejumlah informasi, Tipe 214 menggabungkan desain tipe 209 dan tipe 212A yang telah lahir sebelumnya. Penggabungan ini memberi solusi penghematan biaya operasional signifikan dan menjadi opsi terbaik untuk digunakan bagi angkatan laut global. Selain ekonomis, kapal dapat memuat 8 tabung senjata, menyelam di kedalaman laut hingga 400 meter (1.300 kaki).

Dengan teknologi fuel cell air-independent propulsion (AIP) system terbaru ini, tipe 214 ini teruji meningkatkan ketahanan saat berada di kedalaman laut, mampu beroperasi hingga 84 hari, dan bisa mengurangi risiko terdeteksi dengan dukungan upgrade dari kapabilitas sonar. Selain itu, tipe 214 fleksibel untuk dioperasikan di perairan pesisir mapun laut lepas.

Untuk persenjataan yang ditentengnya juga tidak kaleng-kaleng, bisa membawa torpedo, rudal, dan ranjau. Kecanggihan inilah yang menarik Korea Selatan, Turki, Yunani, dan Israel untuk menjadikannya sebagai tulang punggung armada lautnya.

Selain kecanggihan dan kemampuan battle proven, apa lagi yang ditawarkan tkMS? Perusahaan tersebut ternyata telah menegaskan tidak akan memberikan transfer of technology (ToT) seperti halnya telah ditawarkan Naval Group. Di injury time pertarungan, mereka hanya berani menawarkan penurunan harga untuk pembelian unit ke empat.

Untuk diketahui, proyeksi kekuatan TNI AL pada 2025–2045 menempatkan pengadaan kapal selam sebagai prioritas. Menhan Prabowo Subianto beberapa saat setelah musibah KRI Nanggala-402 mengatakan akan menambah 3 kapal selam baru. Namun sesuai target MEF III, TNI AL harus memiliki total 12 kapal selam. Dengan begitu, perlu ada penambahan 8 kapal selam baru.

 Sejumlah Parameter 
Munculnya dua nama pabrikan kapal selam terkemuka dunia tersebut dalam rencana akuisisi kapal selam beberapa waktu belakangan secara tidak langsung mengindikasikan bahwa mereka lah yang memasuki babak final pertarungan tender pembelian kapal selam untuk TNI AL.

Dua produsen lain yang pernah muncul dalam peta persaingan adalah Hanwha Ocean Korea Selatan -perusahaan metamorfosis Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering (DSME)- yang menagih komitmen pembuatan tiga kapal selam batch II Chang Bogo Class kepada Pemerintah Indonesia, serta Gocuk Naval Shipyard turki yang menawarkan tipe 214.

Terpinggirnya Hanwha dan Gocuk tentu berdasar pertimbangkan aspek teknologi dan strategis. Jika benar pilihan hanya pada Scorpene Evolved dan tipe 214, berarti Kemhan tidak sembarang dalam menentukan kapal selam apa yang akan diakuisisi untuk memperkuat alutsista bahwa air TNI AL. Padahal, kedua perusahaan tersebut sepakat dengan skema ToT, bahkan pembangunan kapal selam dilakukan di Indonesia, tepatnya PT PAL Surabaya.

Pembelian kapal selam memang harus benar-benar berdasar pertimbangan rasional dan matang. Paling tidak, minimal ada tiga aspek yang perlu menjadi patokan, yakni teknologi, strategis, dan mendukung kemandirian alutsista. Pertama, kwalitas teknologi– termasuk di dalamnya jaminan safety atau memberi rasa aman untuk awal kapal selam, harus menjadi syarat multak karena alutsista bawah laut ini sarat dengan risiko seperti menimpa kapal selam Type 093 andalan China yang menghilang pada 22 Agustus lalu saat melakukan misi di Laut Kuning.

Pembelian juga memperhatikan perkembangan geopolitik di kawasan. Jangan sampai pembelian sia-sia karena kapal selam yang diakuisisi memiliki kwalitas dan spesifikasi jauh di bawah kapal selam yang dimiliki negara-negara tetangga. Sehingga, aspek strategis sebagai apex predator atau predator puncak ekosistem laut yang semestinya dihadirkan dengan pembelian kapal selam berharga mahal, tidak terwujud karena kwalitasnya di bawah standar. Bila kondisi ini terjadi, kapal selam tidak akan mampu menjadi game changer dan gagal mewujudkan daya gentar (deterrence effect).

Selain aspek teknologi dan strategis, program akuisisi kapal selam juga tetap harus berpegangan pada Undang-Undang No 16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan. Seperti tercantum pada Pasal 44, ada sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi untuk belanja alutsista dari negara lain seperti belum bisa dibuat di dalam negeri, mengikutsertakan partisipasi industri pertahanan, kewajiban alih teknologi, jaminan tidak adanya potensi embargo, adanya imbal dagang, kandungan lokal dan/atau offset dengan aturan tertentu.

Patokan tak kalah penting dari setiap impor alutsista seperti diatur dalam undang-undang tersebut antara lain untuk mewujudkan yang profesional, efektif, efisien, terintegrasi, dan inovatif; dan mewujudkan kemandirian pemenuhan alutsista. Digariskan pula bahwa penyelenggaraan industri pertahanan berfungsi untuk memperkuat industri pertahanan, meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja, mewujudkan kemandirian alutsista, serta sebagai sarana meningkatkan SDM tangguh.

Dengan demikian, secara logika kapal selam apakah yang akan dibeli Indonesia adalah yang mampu memberikan berbagai persyaratan yang ditentukan semaksimal mungkin. Perusahaan yang mampu mengajukan proposal terbaik, maka dia lah yang memiliki peluang lebih besar memenangkan pertarungan.

 Tawaran Scorpene Evolved Lebih Menarik ? 
Secara aspek teknologi maupun aspek strategis, Naval Group maupun tkMS adalah dua perusahaan perkapalan terkemuka Eropa dan Dunia, yang mampu memproduksi berbagai jenis state of the art kapal perang -termasuk kapal selam. Naval Group, misalnya, siapa tidak pernah mendengar kapal LHD kelas Mistral dan kapal fregat multimisi FREMM? Selain dua kapal perang terkemuka tersebut, Naval juga telah memproduksi kapal induk kelas Charles de Gaulle, fregat kelas Belharra, dan fregat kelas Gowind.

Untuk kapal selam, pabrik kebanggaan Prancis ini telah menghasilkan berbagai jenis produk mulai dari subsurface ballistic nuclear submarine (3G SSBN), Baraccuda, Scorpene dan variannya Riachuelo. Semua teknologi tercanggih mampu disematkan Prancis, termasuk dari sisi tenaga berpenggerak nuklir, AIP system, hingga LIB.

Begitu pula tkMS, kapabilitasnya sudah tidak perlu dipertanyakan. Nama fregat kelas F124 dan kelas Meko A-200 menjadi tulang punggung armada laut berbagai negara di dunia. Pun untuk produk kapal selam, pabrikan kebanggaan Jerman ini sudah menghasilkan kapal selam battle proven seperti kelas 209, 212, 214, hingga kelas Dolphin. Untuk teknologi penggerak, tkMS menjadikan HDW fuel cell AIP system sebagai unggulan.

Dengan masing-masing keunggulan yang dimiliki, kapal selam produksi Naval Group dan tkMS relatif memenuhi semua unsur kecanggihan teknologi dan aspek strategis. Kapasitas kapal selam yang umumnya dibutuhkan di antaranya kesenyapan, waktu penyelaman yang lama, mampu beroperasi di berbagai medan yang luas, bisa membuat berbagai jenis dan banyak persenjataan, dan mampu melakukan berbagai operasi serangan.

Dalam inovasi untuk merespons perkembangan dinamika tantangan perang modern, keduanya menempati posisi state of the art. Lantas apa yang membedakan? Naval Group secara tegas menyertakan ToT sebagai bagian dari misi bisnis perusahaan.

Naval Group menyebut, pembangunan keseluruhan atau sebagian kapal selam yang dilakukan dengan mitra lokal memiliki keuntungan ganda, yakni jaminan bahwa kapal memenuhi persyaratan penggunanya dan jaminan dampak sosial-ekonomi positif bagi masyarakat lokal. Komitmen ini sudah ditegaskan dalam konteks rencana akuisis kapal selam Indonesia. Sedangkan di sisi lain, tkMS sudah angkat tangan memenuhi prosedur tersebut.

Komitmen Naval Group bukanlah omong kosong. Dengan India, misalnya, kontrak pembelian 6 kapal selam Scorpene yang kontraknya diteken pada 2005 pembangunannya dilakukan bekerja sama dengan pabrikan lokal, Mazagon Dock Shipbuilders Limited (MDL) yang berbasis di Mumbai. Selain di India, skema ToT juga dilakukan Naval Group -sebelumnya bernama DCNS- membangun kapal Scorpene yang diperbesar untuk Brazil bersama mitral lokal ICN yang bermarkas di Itaquai Brazil.

Dengan Indonesia, Naval Group sudah menyiapkan jalan menuju ToT, tepatnya dengan PT PAL Indonesia. Memorandum of Understanding (MoU) tentang kerjasama research and development kapal selam pun sudah diteken pada Februari 2022. Skema ToT yang dirancang akan menghasilkan 30 persen dari total nilai kontrak yang dikembalikan ke Indonesia dalam bentuk ToT, pengalaman, dan pembukaan ribuan pekerjaan berketrampilan tinggi.

Naval Group pun ternyata telah memberikan arahan kepada PT PAL agar bisa menjadi bagian supply chain, khususnya dalam bidang produksi kapal selam Scorpene. Langkah ini tentu sangat strategis mewujudkan target kemandirian memproduksi kapal selam.

Bahkan lebih jauh, Naval Group dan PT PAL sudah meneken kesepakatan mendirikan Lab Penelitian Energi di Indonesia dengan fokus pengembangan teknologi energi bawah laut di masa depan. Laboratorium ini dapat digunakan untuk mengembangkan teknologi terkait energi lainnya untuk pasar militer dan komersial, termasuk untuk memenuhi kebutuhan baterai LIB untuk Scorpene Evolved di masa depan.

Bila melihat indikator berdasar aspek teknologi, strategis, dan dukungan terhadap kemandiriana teknologi, maka keputusan mengakuisisi kapal selam Scorpene Evolved merupakan pilihan rasional. Sebab, selain selaras dengan amanat Undang-Undang No 16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan, komitmen Naval Group untuk membantu Indonesia mencapai kemandirian alutsista -dalam konteks ini membangun kapal selam secara mandiri di masa mendatang- sejatinya bernilai sangat mahal.

Seperti diketahui hanya segelintir negara yang memiliki kapasitas membangun kapal selam, dan tidak semua produsen kapal selam bersedia berbagi kompetensi -baik dari sisi ketrampilan SDM maupun teknologi- kepada negara lain. Selain telah membuktikan komitmen memberi ToT kepada India dan Brazil, kepada Indonesia Naval Group menjanjikan Indonesia akan mampu membangun konstruksi kapal selam sendiri dan mendapatkan pengalaman 100 tahun yang dilewatinya hanya dalam tempo 8 tahun.

Apalagi, Naval Group dan PT PAL sudah bersepakat membangun Lab Penelitian Energi di Indonesia dengan fokus pengembangan teknologi energi bawah laut di masa depan, termasuk mengembangkan LIB untuk Scorpene Evolved. Langkah ini selaras dengan visi dan kebijakan pemerintah melakukan transisi energi. (*) (hdr)

 ⚓️  sindonews  

Selasa, 21 November 2023

TNI AL Siapkan Satu Kapal Bantu Hidro-Oseanografi

⚓ Untuk PushidrosalSRVS (submarine rescue vehicle system) buatan perusahaan Inggris, Submarine Manufacturing & Products (SMP), yang pengadaannya bekerja sama dengan PT BTI Indo Tekno. (SMP)

TNI Angkatan Laut menyiapkan tambahan satu kapal bantu hidro-oseanografi (BHO) yang juga berfungsi sebagai sistem evakuasi kapal selam (SRVS) untuk Pusat Hidro-Oseanografi TNI AL (Pushidrosal).

Kepala Staf TNI AL (Kasal) Laksamana TNI Muhammad Ali menjelaskan tambahan satu unit kapal BHO itu untuk meningkatkan kerja-kerja survei dan pemetaan dasar laut yang merupakan tugas utama Pushidrosal.

Untuk alutsistanya (Pushidrosal) akan ada penambahan. Satu unit lagi BHO sedang disiapkan dan nanti berfungsi selain sebagai kapal hidro-oseanografi juga sebagai kapal rescue (penyelamat, red.) terhadap kapal selam,” kata Laksamana Ali menjawab pertanyaan ANTARA saat jumpa pers selepas upacara serah terima jabatan Komandan Pushidrosal (Danpushidrosal) dan Pangkolinlamil di Markas Komando Kolinlamil, Jakarta, Senin.

Kapal yang disebut oleh Ali merujuk pada SRVS (submarine rescue vehicle system) buatan perusahaan Inggris, Submarine Manufacturing & Products (SMP), yang pengadaannya bekerja sama dengan PT BTI Indo Tekno.

(SMP)

Dalam kontrak pembelian yang diteken Kementerian Pertahanan RI dan PT BTI Indo Tekno pada 1 September 2023, pembelian SRVS mencakup satu unit kapal selam penyelamat (SRV-F Mk.3), satu unit mothership dan kelengkapan lainnya (decompression chamber, launch and recovery system, air transportability equipment, dan remotely operated vehicle).

Nilai kontrak pembelian sistem kapal evakuasi itu mencapai 100 juta dolar AS atau sekitar Rp 1,5 triliun.

Dalam laman resmi Submarine Manufacturing & Products, SRV-F Mk.3 dapat menyelam sampai kedalaman lebih dari 500 meter.

Sejauh ini, Pushidrosal diperkuat oleh beberapa kapal, tetapi yang dapat dioperasikan untuk survei laut dalam (deep water) hanya KRI Rigel-933 dan KRI Spica-934.

Dalam pencarian kapal selam KRI Nanggala-402, Pushidrosal turut mengerahkan KRI Rigel-933 untuk menyisir perairan di utara Bali. KRI Rigel, begitu pun dengan KRI Spica, yang dibuat di Prancis mampu mendeteksi dasar laut sampai kedalaman 6.000 meter.

Dua KRI itu, pada tahun ini, terlibat dalam beberapa operasi, di antaranya survei dasar laut bersama dengan kapal Prancis di Selat Malaka dan dengan kapal Australia di perbatasan RI dan Australia di Laut Timor.
 

  ⚓ antara  

[Global] Kemhan Singapura Teken Kontrak dengan Fassmer

⚓ Akuisisi 4 Kapal Patroli Lepas Pantai Ilustrasi kapal OPV (Fassmer)

Kementerian Pertahanan Singapura (MINDEF) telah menandatangani kontrak dengan Fassmer GmbH & Co. KG (Fassmer) untuk membeli empat Kapal Patroli Lepas Pantai (Offshore Patrol Vessels – OPV) baru. Dalam rilis pada 20 November 2023 disebutkan, Kapal ini akan menggantikan Kapal Respons Keamanan Maritim (Maritime Security Response Vessels – MSRV) kelas Sentinel yang eksis.

Kapal-kapal ini didasarkan pada desain OPV yang telah terbukti dioperasikan Kepolisian Federal Jerman (Bundespolizei), dan dirancang dengan kemampuan manuver tinggi untuk beroperasi di perairan Singapura yang padat.

Kapal ini dilengkapi serangkaian kemampuan yang mematikan dan tidak mematikan untuk memberikan fleksibilitas dan respons yang terkalibrasi terhadap spektrum ancaman maritim yang luas.

Keempat OPV akan dikirimkan secara bertahap mulai 2028. MSRV akan tetap berada dalam layanan operasional sampai OPV dikirimkan dan dioperasionalkan.

Fassmer yang dikenal luas dalam pengembangan Kapal Patroli Lepas Pantai, digarisbawahi oleh desain terobosan OPV80 mereka, yang saat ini dikerahkan dari Laut Utara ke Samudra Antartika.

Kebutuhan utama untuk kapal yang mampu bertahan dalam operasi air biru (blue water), terutama di Zona Ekonomi Eksklusif dan sekitarnya, menuntut lambung yang kuat dan sistem yang tangguh. Kualitas yang secara inheren tertanam dalam bentuk lambung dan konstruksi baja angkatan laut yang telah terbukti dari Fassmer, memastikan masa pakai lebih lama untuk OPV.

Selain itu, evolusi desain yang dimasukkan ke dalam OPV Fassmer merupakan bukti komitmen mereka terhadap peningkatan efisiensi, modularitas, dan margin keselamatan. Kapal-kapal ini dibuat dengan cermat untuk mengoptimalkan kinerja platform helikopter dan memungkinkan operasi kapal pencegat tanpa hambatan, memenuhi beragam persyaratan operasional dengan keampuhan yang tak tertandingi.

Kapal Patroli Lepas Pantai 86m “Potsdam” (BP81), “Bamberg” (BP82) dan “Bad Düben” (BP83), adalah tiga kapal baru yang canggih telah berhasil memulai layanan mereka dengan Kepolisian Federal Jerman. Ketiga kapal masing-masing memiliki dek pendaratan helikopter Super Puma.

Selain itu, kapal-kapal ini menawarkan opsi penyimpanan kontainer dengan sambungan listrik dan air, termasuk peralatan khusus. Ada wadah untuk kapal darurat cepat dan akomodasi memadai untuk personel darurat. Kapal-kapal baru ini memenuhi standar emisi dan lingkungan terbaru.

Kapal-kapal ini digunakan dalam misi inspeksi dan patroli di Laut Utara dan Laut Baltik serta mendukung operasi polisi internasional bersama dengan pasukan khusus di seluruh dunia.
 

  ⚓
Mylesat