💂 Bahas Isu Global hingga Keamanan
Indonesia dan China (Ist)
Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia Sugiono dan Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin bakal berkunjung ke China pekan depan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian menyatakan Menlu Wang Yi dan Menhan Dong Jun akan menjadi tuan rumah dalam pertemuan 2+2 perdana mereka di Beijing pada Senin (21/4).
"Ini merupakan mekanisme 2+2 tingkat menteri pertama yang dibentuk China, menunjukkan sifat strategis dan kerja sama tingkat tinggi China-Indonesia," kata Lin Jian pada Jumat, dikutip South China Morning Post (SCMP).
Lin menyebut pertemuan itu akan membahas hubungan politik, keamanan dan pertahanan antara China-Indonesia serta isu regional dan internasional yang jadi sorotan.
Jubir Kemlu itu menggambarkan hubungan China dan Indonesia sebagai tetangga baik di seberang lautan dengan masa depan bersama.
"China siap bekerja sama dengan Indonesia untuk memajukan rasa percaya yang bersahabat dan koordinasi strategis antara kedua negara ke tingkat yang lebih tinggi," ungkap Lin Jian.
CNNIndonesia.com sudah menghubungi juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia untuk mengonfirmasi soal kunjungan Sugiono ke China. Namun, dia tak segera memberi tanggapan.
Dialog 2+2 tingkat menteri ini merupakan salah satu komitmen yang disepakati kedua negara saat Presiden Prabowo Subianto bertemu Presiden Xi Jinping di Beijing pada November 2024.
Pertemuan 2+2 antara China dan Indonesia adalah bentuk terbaru dari kerja sama yang dilakukan Negeri Tirai Bambu di tingkat wakil menteri dengan Korea Selatan tahun lalu.
Kerangka kerja ini biasanya mempertemukan pejabat senior luar negeri dan pertahanan. Hal ini menjadi lebih umum karena situasi geopolitik yang lebih kompleks dalam beberapa dekade terakhir.
Pertemuan tersebut juga mencerminkan upaya baru China memperkuat keterlibatan mereka di Asia Tenggara sebagai benteng melawan hubungan yang memburuk dengan Amerika Serikat.
Asia Tenggara dipandang sebagai papan catur geopolitik dalam rivalitas AS-China. Negeri Tirai Bambu tampaknya berusaha memperkuat hubungan dengan negara-negara tetangga di tengah perang tarif yang memanas dengan pemerintahan Donald Trump.
Upaya China terlihat usai Xi Jinping melawat ke tiga negara Asia Tenggara yakni Vietnam, Malaysia, dan Kamboja.
Di tur tersebut, Beijing dan Kuala Lumpur juga sepakat membentuk mekanisme dialog luar negeri dan pertahanan 2+2 untuk memperluas saluran komunikasi strategis tingkat tinggi serta platform keja sama keamanan politik.
Beijing dan Hanoi juga sepakat untuk meningkatkan dialog bilateral 3+3 ke tingkat menteri untuk pembicaraan yang mencakup diplomasi, pertahanan, serta keamanan publik.
Di Indo Pasifik, AS juga telah melakukan mekanisme serupa 2+2 dengan Jepang, Korea Selatan, Filipina, Australia dan India. Namun, sejak Trump naik ke kekuasaan belum ada perkembangan terbaru di bawah mekanisme tersebut. (isa/fea)
Boeing promosikan pesawat tempur F-15EX dengan logo TNI AU (Boeing)
Kepala Biro Informasi Pertahanan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Brigjen TNI Frega Ferdinand Wenas Inkiriwang menjelaskan proses pembelian 24 pesawat tempur F-15EX dari Amerika Serikat masih berjalan.
“Kementerian Pertahanan sudah melakukan pengkajian dan juga sudah merekomendasikan, namun kembali lagi nanti keputusan itu ada di pemerintah pusat dan juga Kementerian Keuangan,” ujar Frega dalam webinar yang disaksikan dari Jakarta, Kamis (17/4).
Frega menyampaikan pernyataan tersebut untuk menjawab pertanyaan peserta webinar mengenai progres pembelian 24 pesawat tempur F-15EX asal AS, yang dilakukan Presiden Prabowo Subianto ketika menjabat sebagai Menteri Pertahanan.
Sementara itu, dia menjelaskan bahwa proses pembelian pesawat tempur F-15EX tersebut membutuhkan waktu selama 6-7 tahun.
Selain itu, dia menjelaskan bahwa proses pembelian berlangsung lama karena belum ada kontrak yang ditandatangani.
“Kami belum ada keterikatan untuk membeli, dan tentunya dengan kondisi yang ada saat ini, proses masih berjalan. Walaupun kalau dilihat dari pemberitaan, itu sempat ada juga penandatangan MoU (nota kesepahaman),” ujarnya.
Sebelumnya, Prabowo Subianto kala menjabat sebagai Menhan pada 2023 telah menandatangani nota kesepahaman komitmen pembelian 24 pesawat tempur F-15EX.
Penandatanganan itu dilakukan di The Boeing Company, St. Louis, Missouri, AS. Adapun F-15EX merupakan pesawat tempur generasi 4.5.
Hingga kerja sama industri pertahanan
(Kemhan) ⍟
Kementerian Pertahanan menerima kunjungan kehormatan Panglima Angkatan Tentara Malaysia, Jenderal Datuk Hj Mohd Nizam Bin Hj Jaffar, di Kantor Kemhan, Jakarta Pusat, Rabu, 16 April 2025. Kunjungan ini disambut oleh Wakil Menteri Pertahanan dan dilanjutkan dengan pertemuan bilateral dengan Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin.
Kepala Biro Informasi Pertahanan (Karo Infohan) Kemhan RI, Brigadir Jenderal TNI Frega Wenas Inkiriwang, menyampaikan kunjungan tersebut menjadi momen penting untuk mempererat hubungan strategis Indonesia-Malaysia di bidang pertahanan dan militer.
“Pertemuan ini menunjukkan komitmen kuat antara Indonesia dan Malaysia dalam membangun kerja sama yang erat, tidak hanya di tataran pimpinan kementerian pertahanan, tetapi juga melalui jalur-jalur militer dan industri pertahanan,” ujar Frega saat ditemui di kantornya pada Rabu, 16 April 2025.
Pertemuan membahas sejumlah isu strategis mencakup peningkatan diplomasi pertahanan melalui pertukaran personel, latihan militer bersama, hingga kerja sama industri pertahanan. Pertukaran personel militer menjadi salah satu poin utama yang dibahas. Hal ini bagian dari upaya memperkuat diplomasi pertahanan di tengah dinamika lingkungan strategis kawasan yang terus berkembang.
“Diplomasi pertahanan berperan penting dalam membangun kepercayaan antara kedua negara. Dengan adanya pertukaran personel dan latihan bersama, hubungan personal dan koneksi antar individu militer dapat terjalin lebih kuat. Ini adalah elemen penting dari diplomasi yang kadang sering dilupakan,” ucapnya.
Selain bertujuan meningkatkan kapabilitas taktis dan teknis, latihan bersama antara TNI dan Angkatan Tentera Malaysia juga diharapkan mampu mempererat hubungan emosional dan kultural sebagai bangsa serumpun. Frega menyebutkan bahwa beberapa delegasi Malaysia yang hadir bahkan memiliki garis keturunan dari Jawa dan Sulawesi.
“Hubungan historis dan kedekatan budaya menjadi modal penting dalam membangun kemitraan jangka panjang. Latihan bersama tidak hanya tentang taktik militer, tapi juga membangun keakraban sebagai sesama bangsa Asia Tenggara yang bertetangga,” kata Frega.
Dalam pertemuan tersebut, Jenderal Nizam juga menyatakan ketertarikan Malaysia untuk memperluas kerja sama di bidang industri pertahanan, termasuk dalam produksi senjata dan kendaraan taktis. Frega menyampaikan bahwa Malaysia selama ini telah menjadi konsumen produk industri pertahanan Indonesia, seperti PT Pindad.
“Kerja sama di bidang industri pertahanan menjadi agenda penting yang akan dijajaki lebih lanjut. Ini juga sejalan dengan semangat kemandirian industri pertahanan kawasan ASEAN,” ucapnya.
Kerja sama industri ini juga dibahas dalam konteks ASEAN Defence Ministers' Meeting (ADMM), di mana Malaysia saat ini menjabat sebagai Ketua ASEAN. Frega menekankan pentingnya kolaborasi antarnegara ASEAN untuk menunjukkan kapasitas kawasan dalam menjaga perdamaian dan stabilitas.
Dalam pertemuan ini juga dibahas berbagai forum yang sudah berjalan antara Indonesia dan Malaysia, seperti General Border Committee dan pertemuan tingkat tinggi lainnya. Frega berharap bahwa kerja sama yang terjalin tidak hanya berada di level strategis, tetapi juga menjangkau hingga ke level satuan militer di lapangan.
“Semua ini merupakan bagian dari visi besar untuk membangun kawasan Asia Tenggara yang damai, mandiri, dan mampu menjaga stabilitas regional melalui kerja sama yang erat di bidang pertahanan,” ucapnya.
Pesawat C235 UAE AFAD tiba di Fasilitas PTDI (PTDI)
Satu unit pesawat CN235-110 milik United Arab Emirates Air Force & Air Defence (UAE AFAD) telah tiba di fasilitas PT Dirgantara Indonesia (PTDI), Bandung, pada Senin, 14 April 2025 pukul 14.30 WIB, untuk menjalani program Service Life Extension Program (SLEP).
Melalui program SLEP ini, PTDI akan melakukan perpanjangan masa pakai pesawat sekaligus memastikan performa dan keandalannya tetap optimal untuk mendukung berbagai misi operasional.
Program ini mencakup inspeksi struktural menyeluruh serta full rewiring yang bertujuan menjaga keselamatan dan efisiensi operasional pesawat.
Selain unit yang telah diterima, dalam waktu dekat PTDI juga dijadwalkan menerima dua unit tambahan pesawat CN235-110 milik UAE AFAD untuk menjalani program yang sama.
Kehadiran pesawat milik UAE AFAD ini akan memperkuat rekam jejak PTDI sebagai penyedia layanan SLEP dan modernisasi untuk berbagai operator global. Sebelumnya, PTDI telah sukses menyelesaikan program SLEP untuk pesawat CN235 milik Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM) serta berbagai pesawat milik TNI AU, yang menunjukkan konsistensi dan kapabilitas PTDI dalam menangani revitalisasi armada secara komprehensif.
👷 Proyek MRO kapal perang internasional pertama
SSV BRP Tarlac 601 tiba di Surabaya (PAL)
PT PAL Indonesia melakukan modernisasi terhadap kapal perang milik Angkatan Laut (AL) Filipina yakni kapal Strategic Sealift Vessel (SSV) BRP Tarlac 601, yang bersandar di Dermaga Semenanjung Barat, Surabaya, Jatim.
"Kami kembali dipercaya oleh Angkatan Laut Filipina dalam program modernisasi armada kapal perangnya," kata Direktur Produksi PAL Diana Rosa di Surabaya, Kamis.
Diana mengatakan langkah ini menandai segera dimulainya docking program maintenance, repair, and overhaul (MRO), sekaligus sebagai proyek MRO kapal perang internasional pertama dalam sejarah PAL.
Ia menjelaskan PAL memenangkan proses tender terbuka untuk proyek MRO ini dan mengungguli galangan-galangan lokal asal Filipina, sehingga membuktikan layanan perusahaan diakui secara regional dan global.
Sebagai kapal perang terbesar yang dioperasikan AL Filipina sejak 2016, BRP Tarlac 601 merupakan produk ekspor unggulan karya anak bangsa Indonesia.
Pada proyek MRO kali ini, fokus utama pekerjaan mencakup sistem propulsi, perawatan bawah garis air (BGA), serta sistem katup, dengan waktu pengerjaan ditargetkan selama empat bulan.
Diana menuturkan kolaborasi ini menjadi simbol penguatan hubungan pertahanan antara Indonesia dan Filipina serta potensi kelanjutan kerja sama pada kapal-kapal lain seperti sister ship-nya yakni BRP Davao Del Sur 602.
"Kami percaya kolaborasi ini akan terus tumbuh dan memperkuat solidaritas maritim Asia Tenggara. Kami berharap proyek berjalan lancar dan menjadi langkah positif menuju kerja sama yang lebih luas dan berkelanjutan di masa depan," kata Diana.
Komandan Kapal BRP Tarlac 601 Capt Fredie C Parpan menyampaikan rasa syukurnya karena tiba di Surabaya dengan selamat setelah delapan hari perjalanan sehingga menandakan keahlian luar biasa dari kapal yang dibangun tangan-tangan Indonesia.
Terlebih, kapal tersebut sebenarnya sudah waktunya untuk dry docking tetapi tetap berhasil berlayar dengan sangat kuat dan andal karena dibangun dengan baik.
Fredie menambahkan kolaborasi antara Filipina dan Indonesia tersebut sekaligus membentuk adanya peluang pembelajaran bagi awak kapal AL Filipina di BRP Tarlac 601 mengingat personel akan terlibat dalam proses perbaikan.
"Personel kami akan memiliki kesempatan untuk mengamati dan terlibat dalam proses perbaikan, memperluas pengetahuan teknis mereka dan membiasakan diri dengan standar dan praktik galangan kapal internasional," ujar Fredie.
💥 Produksi PT. Karimun Anugrah Sejati (KAS) Batam
KRI BHT 370 produksi KAS (DefenArt)
Kepala staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali didampingi Ketua Umum Jalasenastri Ny. Fera Muhammad Ali memimpin Delivery Ceremony dan pengukuhan Komandan KRI Bung Hatta-370, bertempat di PT. Karimun Anugrah Sejati (KAS) Jalan Brigjen Katamso, Tanjung Uncang, Kecamatan Batu Aji, Kota Batam, Kepulauan Riau, Kamis (17/4/2025).
Untuk jabatan Komandan KRI Bung Hatta-370 di jabat oleh, Letnan Kolonel (Letkol) Laut (P) Ramli Arif, S.T., M.Sc., M.Tr.Opsla.
Laksamana TNI Muhammad Ali, menyampaikan bahwa KRI Bung Hatta-370 ini korvet yang kedua setelah KRI Bung Karno 369 buatan dalam negeri dari PT. KAS.
"KRI Bung Hatta-370 ini nantinya akan memperkuat Koarmada II di Surabaya dan sebelumnya KRI Bung Karno-369 terlebih dahulu melaksanakan dinas aktif di bawah jajaran Satkor Koarmada I," ungkap Laksamana Muhammad Ali.
Lanjut kata Laksamana Muhammad Ali, TNI Angkatan Laut memiliki 14 korvet, dari 14 Korvet buatan dalam negeri baru dua yakni di KRI Bung Karno-369 dan KRI Bung Hatta-370 yang di buat di PT. KAS.
"Sebelumnya di PT. KAS ini hanya membuat Kapal Cepat Rudal (KCR) dan Kapal patroli (PC), kita berkomitmen untuk memajukan industri BUMN maupun industri swasta juga industri galangan," ujar Laksamana Muhammad Ali.
Lebih lanjut Laksamana Muhammad Ali, menjelaskan bahwa kapal Korvet ini dibangun selama 20 bulan memiliki sejumlah keunggulan yaitu dilengkapi satu unit Meriam 57 mm yang dapat di-upgrade hingga 76 mm, serta dua unit Meriam 20 mm.
Selain itu, lanjut katanya, kapal ini kedepannya juga akan dipersenjatai dengan Surface to Air Missile (SAM), Surface to Surface Missile (SSM), Torpedo System untuk peperangan anti permukaan, udara, dan bawah air yang akan dipasangkan oleh TNI AL melalui skema Fitted For But Not With (FFBNW).
"Kapal ini juga mampu mengemban misi peperangan elektronika karena dilengkapi dengan berbagai peralatan elektronika seperti R-ECM, R-ESM, dll, serta mampu beroperasi di berbagai medan dan cuaca. Dengan kecepatan maksimal 25 knots dan kelincahan yang dimiliki kapal ini diharapkan mampu memenuhi berbagai misi operasi dan SAR dengan baik," jelas Laksamana TNI Muhammad Ali.
Lanjut katanya, TNI AL terus berkomitmen dalam melaksanakan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) guna mendukung pemerintah guna mewujud kemandirian bangsa dalam pemenuhan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista).
Dalam kesempatan yang sama, Prof. Dr. Meutia Hatta yang merupakan Putri dari Wakil Presiden pertama Bung Hatta, menyampaikan bahwa pihak keluarga Bung Hatta merasa gembira bahwa kapal ini diberi nama KRI Bung Hatta-370.
"Kami juga senang bahwa ini dengan teknologi yang canggih dan modern canggih dan juga mempunyai fungsi yang jauh lebih maju daripada yang sebelumnya dan tentu kita memerlukan banyak kapal, karena negara kita begini luas," ungkap Meutia.
"Bung Hatta selalu menekankan pentingnya bangsa Indonesia menggunakan sumber daya alam dan juga sumber daya manusia jadi kualitas dari SDM-nya dan membuat Indonesia menjadi tuan di negerinya sendiri. TNI Angkatan Laut mempunyai peranan sangat besar," tutup Meutia.
Hadir dalam kegiatan tersebut, Kasal, Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali; Ketua Umum Jalasenastri Ny. Fera Muhammad Ali; Pejabat utama Mabesal; Tiga Putri Wakil Presiden RI Pertama; Pangkoarmada I; Pangkoarmada II; Komandan Lantamal IV Batam, Laksamana Pertama (Laksma) TNI Berkat , S.E., M.Tr.Opsla serta Pejabat utama Lantamal IV Batam; Komisaris PT. KAS dan Direktur PT. KAS. (Adi)
KAAN Gen V Turkiye (TAI)
Jakarta’s open interest in the Turkish Aerospace (TAI) Kaan fighter further muddies Indonesia’s already murky plans for new fighters.
In a recent visit to Turkey, Indonesian President Prabowo Subianto and Turkish President Recep Tayyip Erdogan signed a cooperation agreement on defence matters.
Subianto reportedly expressed interest in participating in the Kaan programme as well as in the development of submarines.
However impressive on paper, the twin-engined Kaan is still an unknown quantity, and it will be years before it enters service. While the aircraft had – technically – its maiden sortie in May 2024, the first Kaan to fly was not actually built as a prototype, and a full-up Kaan prototype is only set to fly in the last quarter of 2025.
At this advanced stage in the programme, it is not exactly clear what contribution Indonesia could make, apart from offering money in exchange for technology transfer, with the hope of a local variant and local production.
As it happens, Indonesia already has recent experience with funding – or, more accurately, not funding – an overseas fighter programme through its participation in the Korea Aerospace Industries KF-21. Six prototypes are undergoing a rigorous flight test campaign with the objective of a South Korean service entry in late 2026.
Indonesia was a 20% partner in the programme, but this was watered down in 2024 after Jakarta demonstrated a profound reluctance to reach into its pocket. Had Indonesia been willing to pay up, its reward would have been technology transfer, one of the six prototypes, and eventually a bespoke IF/X variant for the Indonesian air force.
As it is, negotiations between the parties saw Jakarta’s role greatly reduced in 2024, although it is still technically a KF-21 partner. It is not impossible that Subianto’s warm words for TAI’s Kaan are aimed at extracting additional concessions from South Korea, which places stock in leading an international development effort.
KF21 Boramae (ROKAF)
In addition to money issues, Indonesia’s participation was marred by an investigation by South Korean authorities into the alleged theft of KF-21 data on a thumb drive by Indonesian technicians. FlightGlobal understands that even before the data breach the Indonesian side was frustrated by a perceived lack of technology transfer.
While the yet-to-be proven Kaan is billed as a “fifth-generation” fighter, it is broadly similar to the KF-21, which KAI bills as a “4.5”-generation jet. KF-21 funding and espionage travails aside, it is unlikely that Jakarta would seek to operate two broadly similar combat assets that would require separate sets of pilots, maintainers, and spares.
For now, all KF-21 prototypes bear both the South Korean and Indonesian flags. Given Subianto’s flirtation with the Kaan, not to mention the years of hassle around the KF-21 relationship, one might expect that the KF-21 maintainence team is prepared to literally paint Indonesia out of the programme.
Boeing may also wonder about the outlook for its long-awaited sale of 24 F-15EXs to Indonesia. In August 2023 Subianto, then the nation’s defence minister, signed a memorandum of understanding (MoU) for the jets, pending US government approvals.
But as with the KF-21, Jakarta is apparently having trouble coming up with the funding for the advanced American type.
Will the F-15EX sale transpire? The answer may well lie in how much priority Subianto places on appeasing the export-obsessed Trump administration, which has proposed big tariffs against the Southeast Asian nation.
F15 IDN (Boeing)
To its credit, Indonesia has firmed orders for 42 Dassault Aviation Rafales. These aircraft will greatly enhance Indonesia’s ageing fleet of 25 Lockheed Martin F-16s and 14 Sukhoi Su-27/30s.
Still, beyond the Rafale Jakarta’s plans are unclear.
The KF-21 remains in the mix despite Jakarta’s ill-starred participation in the programme. TAI has strong engineering credentials and the Kaan could one day be a great aircraft, but service entry is years away.
The F-15EX is a superb aircraft, but it will not come cheap and may become a bargaining chip in the broader relationship between Indonesia and the USA. France, naturally, will be keen to sell more Rafales.
Given that it is the world’s fourth most populous country, is strategicaly located, and has an aerospace industry incapable of making advanced fighters, Indonesia is naturally viewed as among the world’s most important fighter markets. It can also be viewed as among the world’s most vexing.
Menawarkan TKDN 85%
Boeing promosikan F15 EX dengan logo segi lima TNI AU (Airspace Review)
Produsen pesawat asal Amerika Serikat (AS), Boeing, menawarkan sejumlah keuntungan bagi pemerintah Indonesia dalam rangka mendorong percepatan pembelian 24 jet tempur generasi 4.5, F-15EX. Hal ini sebagai tindak lanjut dari Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) yang telah ditandatangani Boeing bersama RI Agustus 2023 silam.
MoU tersebut ditandatangani oleh Prabowo Subianto yang pada kala itu masih menduduki posisi sebagai Menteri Pertahanan era Presiden RI ke-7 Joko Widodo. Penandatanganan itu dilakukan di The Boeing Company, St Louis, Missouri dan pihak AS juga telah memberikan kode khusus bagi Indonesia untuk penggunaan F-15EX, yakni F-15IDN.
Executive Director, F-15 Business Development, Boeing Defense, Space & Security, Robert Novotny, mengatakan MoU tersebut menjadi bukti komitmen kerja sama kedua belah pihak. Proses pun akan dilanjutkan dengan kontrak pembelian.
"Kami menandatangani nota kesepahaman bahwa kami akan bekerja sama dan menuju ke pembentukan kontrak (pembelian) dan saya pikir kami semakin dekat, yang mana ini merupakan hal yang menggembirakan," kata Novotny, dalam media gathering di kantor Boeing Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa (15/4/2025).
Novonty mengatakan, ada banyak pilihan produsen pesawat di dunia saat ini. Namun demikian, menurutnya F-15 memiliki catatan pertempuran terbaik dibandingkan dengan semua pesawat lainnya.
"Pesawat ini tidak memerlukan pengembangan tambahan untuk siap digunakan. Begitu mendarat di Jakarta, F-15EX siap beroperasi. Ini adalah aset jangka panjang yang bisa digunakan hingga 20 ribu jam terbang atau sekitar 30 tahun," ujarnya.
Selain kemampuan tempur canggih, F-15EX dirancang dengan biaya operasional yang lebih rendah, yakni sekitar US$ 29 ribu atau sekitar Rp 486,8 juta per jam, termasuk perawatan. Hal ini membuat pesawat lebih efisien dan dapat digunakan secara aktif oleh operatornya.
Novotny juga bilang, Boeing tengah menyelesaikan 24 pesawat tempur F-15EX pesanan pemerintahan Indonesia. Saat ini, prosesnya tengah dalam tahap finalisasi.
Sementara itu, President Boeing Southeast Asia, Penny Burtt, menambahkan, kerja sama ini tidak hanya mencakup pengadaan, namun juga peluang investasi dan pengembangan ekosistem sektor industri pertahanan dan aviasi nasional. Ia juga menawarkan 85% bahan produksi dari produk lokal RI alias Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) 85%.
"Jika Indonesia memilih F-15EX, Boeing akan memenuhi 85% kebutuhan melalui produksi dan dukungan lokal. Kami memiliki tim yang kuat dan berdedikasi yang telah beberapa kali datang ke Indonesia dalam setahun terakhir untuk menjajaki peluang kemitraan dan investasi," ujar Burtt.
Menurutnya, Boeing melihat pentingnya memperkuat rantai pasok lokal demi menciptakan ketahanan industri. Hal ini khususnya pasca pandemi covid yang menunjukkan lemahnya ketergantungan pada rantai pasok global.
Selain itu, Boeing juga mendorong keterlibatan perusahaan dalam negeri untuk menjadi bagian dari ekosistem F-15EX di Indonesia. Boeing juga melihat potensi yang signifikan untuk kolaborasi dalam rantai pasokan, MRO, hingga pelatihan. Sektor ini dapat mendorong transfer keterampilan, penciptaan lapangan kerja, dan mendukung ekosistem kedirgantaraan lokal yang kompetitif.
Sebagai informasi, pada Agustus 2023 kemarin, pemerintah Indonesia yang diwakili Prabowo melakukan penandatanganan kerja sama dengan Boeing terkait pembelian pesawat tempur tersebut.
Keputusan ini menjadi pusat pembicaraan dunia karena RI menjadi negara kedua setelah Amerika Serikat (AS) yang dapat memiliki pesawat itu. Penandatangan pembelian pesawat tempur ini dilakukan di The Boeing Company, St Louis, Missouri-AS. (acd/acd)
Pesawat pengebom Tupolev Tu-95 biasa digunakan Rusia untuk patroli udara jarak jauh (ist)
Situs militer Amerika Serikat Janes melaporkan Rusia mengincar pangkalan Angkatan Udara Manuhua di Biak Numfor Provinsi Papua, Indonesia.
Melalui situsnya, Janes membuat laporan berjudul "Indonesia pertimbangkan opsi usai Rusia berupaya akses ke pangkalan AU" pada Selasa (14/4).
Dalam laporannya, Janes melaporkan Jakarta menerima permintaan resmi dari Moskow soal izin menempatkan pesawat Angkatan Udara Rusia (VKS) di sebuah fasilitas di provinsi paling timur Indonesia.
Sumber terpisah dari pemerintah Indonesia mengonfirmasi ke Janes permintaan tersebut diterima oleh kantor Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin usai bertemu dengan Sekretaris Dewan Keamanan Federasi Rusia Sergei Shoigu pada Februari 2025.
Dalam dokumen yang diterima Janes soal permintaan tersebut, Rusia berupaya menempatkan beberapa pesawat jarak jauh di Pangkalan Angkatan Udara Manuhua, yang berbagi landasan pacu dengan Bandara Frans Kaisiepo.
Pangkalan udara Biak merupakan rumah bagi Skuadron Penerbangan 27 Angkatan Udara Indonesia yang mengoperasikan pesawat pengintai CN235.
Sejumlah media Australia turut memberitakan laporan tersebut. Menteri Pertahanan Australia Richard Marles mengatakan pemerintah sudah "berkomunikasi" dengan Indonesia soal laporan tersebut.
Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong mengatakan pemerintah sedang mencari informasi lebih lanjut dari pihak Indonesia terkait kabar ini.
"Kami dari pihak pemerintah mencoba untuk mengonfirmasi laporan itu dan untuk mengetahui apakah laporan tersebut akurat atau tidak dan seperti apa status permintaan Rusia itu," ungkap Wong, dikutip ABC Australia.
Wong juga menyebut Rusia merupakan kekuatan disruptif dan Presiden Vladimir Putin ingin memainkan peran.
Sementara itu, Kepala Biro Informasi Pertahanan (Karo Infohan) di Kementerian Pertahanan Indonesia Kolonel Frega Ferdinand Wenas Inkiriwang membantah laporan Janes.
"Terkait pemberitaan tentang usulan penggunaan pangkalan Indonesia oleh Rusia, Kemhan mengklarifikasi bahwa berita tersebut tidak benar," kata Frega kepada CNNIndonesia.com.
Dalam laporan di ABC, Kementerian Luar Negeri Indonesia menyatakan belum mendengar permintaan tersebut. (isa/rds/bac)
💥 LCU 2500 DWT produksi PT Multi Ocean Shipyard
Kapal LCU ADRI LIII (53) (DefenArt)
PT Multi Ocean Shipyard (MOS) hampir rampung melaksanakan perakitan kapal angkut milik TNI AD. Ini menjadi bukti bahwa pasar galangan kapal yang ada di Karimun juga mampu bersaing secara global.
Jenis kapal angkut LCU (Landing Craft Utility) LIII itu memiliki kapasitas 2500 DWT dengan dimensi panjang 100,18 meter dan lebar 18 meter.
Spesifikasi angkut kapal ini mampu membawa 4 unit tank Leopard, 1 unit transporter dan 1 batalyon pasukan dengan kecepatan maksimum 14 knot.
Kapal berbobot 1.500 ton itu merupakan pesanan Kementerian Pertahanan RI melalui Direktorat Jenderal Strategi Pertahanan (Baranahan) dalam rangka memperkuat postur logistik dan proyeksi kekuatan TNI khususnya matra darat.
Direktur PT MOS, Willies Kurniawan, mengatakan saat ini progres pengerjaan kapal tersebut telah mencapai 95 persen.
“Hari ini Kapal LCU 2500 dengan nama ADRI itu telah mencapai pembangunan 95 persen dan tahapan ditandai dengan seremonial,” ungkap Wilies saat launching ceremony kapal LCU 2500 DWT, Selasa, 15 April 2025.
Ia menyampaikan komitmen pihaknya untuk segera bisa merampungkan pengerjaan kapal tersebut sesuai dengan waktu yang ditentukan selama 24 bulan.
“Selaku penyedia yang akan berkomitmen dalam membangun kapal ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dan akan tetap menjaga kualitas kapal,” terangnya.
Sementara Ketua Tim Peluncuran Kapal LCU 2500 DWT, Kolonel Laut (P) Hery Soekris Hendrayanto, mengungkapkan kapal tersebur akan memperkuat postur logistik dan proyeksi kekuatan TNI khususnya TNI AD.
“Terutama dalam mendukung mobilitas pasukan dan material di berbagai wilayah strategis, baik dalam rangka operasi militer untuk perang (OMP) maupun operasi militer selain perang (OMSP), termasuk tanggap bencana dan distribusi bantuan kemanusiaan,” katanya.
Selain itu, kata dia, capaian ini adalah bukti bahwa industri pertahanan dalam negeri mampu menjawab tantangan pembangunan Alutsista Nasional.
“Tentu ini sejalan dengan arah kebijakan pembangunan kekuatan pokok minimum (Minimum Essential Force) dan program prioritas Rencana Induk Industri Pertahanan (RIIP),” tutupnya.
Pesawat pengebom Tupolev Tu-95 biasa digunakan Rusia untuk patroli udara jarak jauh (ist)
Dari laman Janes diberitakan Rusia meminta izin bagi pesawat Angkatan Udara Rusia (VKS) untuk berlabuh di provinsi paling timur Indonesia.
Sumber terpisah dari pemerintah Indonesia telah mengonfirmasi kepada Janes bahwa permintaan tersebut diterima oleh kantor Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin setelah pertemuannya dengan Sekretaris Dewan Keamanan Federasi Rusia Sergei Shoigu pada Februari 2025.
Dalam permintaan tersebut, Rusia berupaya untuk menempatkan beberapa pesawat jarak jauh di Pangkalan Angkatan Udara Manuhua, yang berbagi landasan pacu dengan Bandara Frans Kaisiepo, dokumen yang telah diserahkan kepada Janes mengungkapkan.
Pangkalan udara tersebut terletak di Biak Numfor di provinsi Papua, Indonesia, dan merupakan rumah bagi Skuadron Penerbangan 27 Angkatan Udara Indonesia, yang mengoperasikan armada pesawat pengintai CN235.
Landasan udara ini juga menjadi tempat bagi Wing Udara ke-9 Angkatan Udara Indonesia yang baru didirikan, yang belum ditetapkan jenis pesawatnya.
Dalam permintaan tersebut, tidak disebutkan secara rinci mengenai jumlah rangka pesawat atau jenis pesawat yang akan dikerahkan VKS di Biak Numfor.
Namun, Janes memahami bahwa selama beberapa tahun terakhir, VKS telah mengajukan beberapa permintaan ad hoc untuk mendaratkan pesawat pembom Tupolev Tu-95 dan pesawat angkut Il-76 di pangkalan udara yang sama.
Beberapa permintaan ini telah disetujui oleh Angkatan Udara Indonesia.
✈️ Garuda Militer
⚓️ Mengurangi ketergantungan pada impor
KRI WSH 991, kapal BRS produksi PT PAL (RRI)
PT PAL Indonesia mendorong Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) produknya hingga mencapai 50 persen untuk mengurangi ketergantungan pada impor sekaligus memacu kemandirian industri pertahanan nasional.
“PT PAL memiliki upaya strategis mencapai target TKDN 50 persen yakni melalui penguatan ekosistem industri pertahanan maritim,” kata Direktur Produksi PT PAL Indonesia Diana Rosa di Surabaya, Jawa Timur, Kamis.
Diana menuturkan target TKDN 50 persen di antaranya akan diwujudkan melalui kolaborasi riset dengan kalangan akademisi dan sinergi yang kuat antar pelaku industri.
Terlebih, Presiden Prabowo Subianto juga telah mengarahkan jajaran kabinetnya untuk merumuskan kembali regulasi TKDN dengan pendekatan yang lebih lentur dan sesuai dengan realitas di lapangan.
Presiden Prabowo menyoroti isu kandungan lokal bukan sekadar persoalan aturan formal melainkan juga mencakup aspek mendasar seperti kualitas pendidikan, kemajuan ilmu pengetahuan, dan penguasaan teknologi.
Menurut Diana, arahan Presiden Prabowo Subianto tersebut akan menjadi pendorong percepatan pertumbuhan ekosistem industri dalam negeri khususnya industri pertahanan.
Ia menjelaskan ekosistem industri yang matang tidak hanya berfokus pada kemampuan produksi tetapi juga pada keberlanjutan riset dan kualitas sumber daya manusia.
“Inilah yang akan menjadikan Indonesia bukan sekadar pasar, melainkan pemain aktif di kancah global,” ujarnya.
Kolaborasi pada teknologi drone, keamanan siber, hingga rudal balistik
(Kemhan)
Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin dan Menteri Pertahanan Qatar Sheikh Saoud bin Abdulrahman bin Hassan bin Ali Al Thani bertemu di Doha, Qatar, Sabtu untuk mempererat kerja sama kedua negara di bidang pertahanan.
Menhan Sjafrie dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Minggu, menegaskan komitmen Indonesia dalam mempererat kerja sama pertahanan yang strategis dan visioner.
Indonesia dan Qatar sepakat memperluas kolaborasi pada teknologi drone, keamanan siber, hingga rudal balistik serta mendorong pertukaran perwira dan latihan gabungan.
Menhan Sjafrie juga menyampaikan dukungan kepada Qatar dalam upaya mendorong perdamaian kawasan, termasuk konflik Palestina dan Ukraina.
Sebelum Pesanan Datang
Diketahui, Indonesia memesan 42 unit Rafale dari Perancis (Dassault Aviation)
Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI M. Tonny Harjono mengatakan, produsen alat utama sistem senjata (alutista) yang dipesan TNI AU, akan melakukan survei terlebih dulu, sebelum alutsista diserahkan.
Proses survei itu akan dimulai pada akhir bulan ini. Meski begitu, Tonny enggan mengungkap siapa produsen yang akan melakukan survei tersebut.
"Mohon maaf tidak saya sebutkan (asal pabrik dan alutsistanya) nanti akan survei bagaimana kesiapan kita. Apa yang harus kita bangun sarana prasarana dan sebagainya," kata KSAU ditemui di Mabes AU, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (9/4/2025).
Ia menambahkan, survei dilakukan produsen untuk memastikan bahwa TNI AU tidak memiliki kendala ketika alutsista yang dipesan nantinya telah tiba.
Meski tak menyebut produsen yang dimaksud, KSAU mengatakan, salah satu kesiapan yang akan dicek terkait rencana kedatangan jet tempur Rafale ke Indonesia.
"Semuanya. Semuanya. Kalau yang sudah berkontrak lama, kita sudah persiapkan. Untuk persiapan Rafale kita juga masih progres, on progres karena itu sudah perencanaan lama," ujar Tonny.
Diketahui, Indonesia memesan 42 unit Rafale dari Perancis, pada saat Presiden Prabowo Subianto masih menjabat sebagai Menteri Pertahanan di era Presiden ke-7 RI, Joko Widodo.
Untuk tahap pertama, enam unit Rafale akan tiba di Indonesia pada tahun depan.
Jet tempur omnirole besutan Dassault Aviation itu dibeli Indonesia dengan kesepakatan sekitar 8,1 miliar Dollar AS, yang mencakup pesawat, persenjataan, pelatihan, serta dukungan logistik.