Selasa, 21 Februari 2012

VAB : Kisah Panser Perisai Ibu Kota

ebagian besar dari kita tentu masih ingat terjadinya kerusuhan massal pada tahun 1998. Akibat kerusuhan massal di beberapa kota besar secara sporadis, berbuntut tumbangnya pemerintahan orde baru (orba) pimpinan Soeharto. Kerusuhan massal yang berlangsung sporadis amat mengerikan, terutama di Ibu Kota Jakarta sebagai titik awal gerakan demokrasi. Hampir di setiap wilayah Jakarta terjadi pengrusakan, penjarahan dan pembakaran. Aparat TNI (dulu ABRI) dan Polri dituntut kerja kerasnya untuk menanggulangi dampak rusuh yang bernuansa politik ini.

VAB PHH saat kerusuhan tahun 1998 (Foto irwan.net)
Dari sekian banyak aktor yang terlibat dalam pengamanan Ibu Kota, ranpur (kendaraan tempur) VAB dari Perancis terbilang cukup memikat perhatian. Selain VAB tergolong panser anyar pada waktu itu, desain panser ini juga unik. Pada penanggulangan rusuh di Jakarta, dibawah komando Yon Kav 7 Sersus/Panser Khusus Kodam Jaya, VAB dilibatkan sebagai ranpur PHH (pasukan penanggulan huru hara).

Ciri khas panser ini terlihat dari turet terbuka untuk SMB (senapan mesin berat) 12,7 mm yang terletak di sisi kanan panser.

Dalam masa genting, Pangdam Jaya saat itu, Mayor Jenderal Sjafrie Sjamsoeddin kerap berpatroli menggunakan VAB keliling Jakarta. Kehadiran VAB diharapkan dapat membawa efek deteren di masyarakat, dalam kampanye deteren, YonKav 7 juga mengerahkan panser V-150.

Dilihat dari desain dan namanya yang unik, sebenarnya apa sih VAB itu? Dalam bahasa Perancis VAB (Véhicule de l’Avant Blindé) atau bisa disebut APC (armoured personnel carrier) yang dirancang oleh Euro Mobilitie Division GIAT Industries of France. 

VAB TNI AD dalam sebuah defile
VAB ditawarkan dalam dua sistem chassis, yakni berpenggerak roda 4×4 dan 6×6. Kedua versi sama-sama mengadopsi kemampuan amfibi lewat dua bilah propeler. 

Kavaleri TNI AD menggunakan versi 4×4 dengan SMB 12,7 mm. Tetapi sebenarnya VAB bisa di setting untuk beragam pilihan senjata, seperti varian anti serangan udara dengan rudal darat ke udara Mistral dan the twin-mounted 20mm cannon. Yang terakhir dikembangkan khusus untuk militer Oman.

Selain bisa berenang, VAB juga mempunyai sistem proteksi bagi serangan Nubika (Nuklir Biologi dan Kimia) plus night vission bagi pengemudinya. VAB menurut spesifikasinya terdiri dari dua orang kru, yakni pengemudi dan penembak. Dan kapasitas personel yang bisa diangkut VAB yakni 10 orang dengan senjata lengkap.

VAB dibekali 2 unit propeler untuk "berenang"
Indonesia diketahui mulai tertarik pada panser ini sejak kiprahnya dalam mendukung pasukan perdamaian PBB di Bosnia. Bahkan saat itu, almarhum Presiden Soeharto sempat menumpang VAB dalam kunjungannya ke Sarajevo, Ibu kota Bosnia Herzegovina pada bulan Maret 1995.

VAB saat itu amat identik dengan pasukan penjaga perdamaian dari Perancis, walau tak sedikit VAB yang rusak atau hancur dalam konflik di Bosnia tersebut.

Sejak sukses membawa rombongan Presiden RI, VAB mulai dilirik untuk memperkuat kavaleri Indonesia. Akhirnya pesanan VAB pun bergulir, menurut Kerry Plowright dalam ADF Research Sheet 2008, disebutkan TNI AD telah memiliki 46 unit VAB 4×4. Dan pesanan VAB bertambah pada tahun 2006, pemerintah Indonesia membeli lagi VAB sejumlah 32 unit dari Renault Truck, Perancis untuk mendukung Kontingen Garuda XXIII-A di Lebanon Selatan. Pada tahun 2003, Renault Track Defence mengambil alih peran marketing VAB dalam perjanjian dengan GIAT. Puluhan kendaraan lapis baja yang dibeli Indonesia tersebut memiliki spesifikasi rangka tahun 1997 hingga 2000, tapi menggunakan komponen dan teknologi tercanggih.
VAB-NG dipakai Kontingen Garuda di Libanon (Foto Detik)
VAB-NG Konga  patroli di Libanon (Foto Thierry L)

Panser VAB TNI AD dibuat dalam tiga jenis, yaitu jenis komando, angkut, dan ambulans yang dilengkapi dengan sistem integrated logistic support (ILS). Sukses VAB memang tersohor ke penjuru dunia, di segala medan panser ini hadir, mulai dari perang teluk, invasi ke Afganistan sampai operasi militer TNI di NAD dalam menumpas GAM (Gerakan Aceh Merdeka).

VAB TNIAD dibeli tahun 1997 (Foto Detik)
Sukses di beragam medan operasi, membuat PT. Pindad tertarik untuk mengadopsi paltform VAB untuk panser made in Indonesia yang populer, yakni Anoa yang berpenggerak roda 6×6. Sejak di produksi tahun 1976, populasi VAB dalam beragam versi telah mencapai 5000 unit yang tersebar di penjuru dunia. (Haryo Adjie Nogo Seno)



Spesifikasi VAB : 
  • Berat Tempur : 13,8 ton 
  • Panjang : 5,98 meter
  • Lebar : 2,49 meter
  • Tinggi : 2,06 meter
  • Kru : 2 + 10
  • Keamanan : mampu menahan peluru caliber 7,62 mm
  • Mesin : Renault MIDR 062045 235 kW (320 hp)
  • Kapasitas BBM : 310 liter
  • Jarak tempuh : 1200 km
  • Kecepatan Max : 90 Km/jam 
  • Kec di air : 2,2 meter/detik


Sumber :
  • indomiliter

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.