Kamis, 29 Maret 2012

☆ Atang Sendjaja

Sejarah Atang Sendjaja

Letkol Udara (Anumerta) Atang Sendjaja adalah salah satu prajurit kebanggaan AURI. Nama beliau mencuat menjadi terkenal pada pertengahan tahun 1966, tepatnya pada tanggal 29 Juli 1966, di mana namanya terukir menjadi nama PAU, Atang Sendjaja menggantikan PAU Semplak.

Atang Sendjaja merupakan salah satu teknisi handal yang pernah dimiliki AURI waktu itu. Menurut riwayat hidupnya yang dikeluarkan Dinas Administrasi Personel TNI AU (Disminpersau), pemuda kelahiran Bandung pada tanggal 17 Maret 1928 itu menamatkan Sekolah Lanjutan Atasnya pada tahun 1951.

Pada tahun yang sama Atang Sendjaja mengikuti sekolah penerbang. Dua tahun setelah pendidikan ini (1953) almarhum juga mengikuti Sekolah Perwira Perbekalan, serta pernah menjadi siswa Sekolah Ilmu Siasat (SIS) pada tahun 1955. Atang Sendjaja memulai karir militernya pada tanggal 1 Januari 1955. Pada saat itu almarhum diangkat sebagai Letnan Muda Udara (LMU) Satu (masih calon perwira), dan bertugas sebagai anggota Direktorat Pembekalan Personil (DITKALPERS) MBAU di Jakarta. Dua tahun bertugas di Ditkalpers dan setelah berhasil naik pangkat setinggkat lebih tinggi menjadi Letnan Udara Dua (1 JANUARI 1957), maka pada tanggal 1 Juli 1957 Atang Sendjaja berkumpul kembali dengan lingkungan tanah kelahirannya. Tanggal bulan dan tahun itu Atang Sendjaja ditugaskan sebagai perwira pertama (Pama) di gudang tempat penyimpanan (GTP) PAU Husein Sastranegara (kini menjadi Gudang Penyimpanan Pusat (GPP II). GTP/GPP II merupakan gudang yang diperuntukkan untuk menyimpan pesawat Hercules dan helikopter berikut dengan spare parts-nya.

Dua tahun setelah kenaikan pangkat ini, pangkat Letnan Udara Satu (LU I) disandangnya pada tanggal 1 Januari 1959. Dua setengah tahun setelah menjadi LU I tepatnya tanggal 12 Januari 1961. Setelah mengikuti kursus ‘Advanced Operations & Maintenance Course’ di Rusia, pimpinan AURI mempercayai pemuda Bandung itu untuk ikut sebagai anggota misi AURI ke Moskow (Rusia) bersama prajurit AURI lainnya dalam rangka menyelesaikan kelanjutan (follow up) persetujuan RI-Rusia selama tiga bulan.

Tepat awal tanggal 1 Januari 1963, Atang Sendjaja juga pernah bertugas sebagai perwira anggota Departemen Angkatan Udara Administrasi Hukum Markas Besar Angkatan Udara (Depau Adkum MBAU). Karir berikutnya yang pernah disandang putra M.O. Sastrapradja itu, adalah pernah menjabat sebagai Komandan Departemen Materiil (Dan Dep Mat) 091 Tanjung Priok. Berbagai prestasi telah dipersembahkan putra bangsa ini antara lain : penyiapan perakitan berbagai pesawat helikopter termasuk helikopter Mi-6. Ketika beliau bertugas merakit pesawat Mi-6 tersebut malapetaka datang kepada pemuda Bandung itu yang mengakibatkan gugurnya Atang Sendjaja.

Tentang Meninggalnya Atang Sendjaja

Mi-6 Hook
Ada banyak cerita tentang penyebab kematian Atang Sendjaja. Ada yang mengatakan akibat kecelakaan dan ada pula yang mengatakan meninggal dalam tugas operasi Dwikora. Ada beberapa data antara lain dari kliping berita ‘Warta Antara’, naskah tulisan ‘Perkembangan pesawat & Kesatuan Helikopter TNI AU 1945-1985’ dan lembaran tulisan sejarah Subdisjarah Diswatpersau.

Dalam berita ‘Warta Antara’ tanggal 30 Juli 1965 yang dikutip dari Press Release Pusat Penerangan AURI menyebutkan bahwa, “Pada hari Rabu 28 Djuli malam telah meninggal dunia Kepala Depot Materiil 091 Tandjung Priok sedang mendjalankan tugasnja”. Pada berita setahun setelah itu yaitu tanggal 29 Juli 1966, Warta Antara dalam beritanya yang berjudul, ‘UNTUK PERINGATAN DJASA2 ALMARHUM LETKOL. U.D. ATANG SENDJAJA : Sekitar penggantian nama PAU Semplak’ menyebutkan bahwa “Deputy Operasi Menteri/ Pangau Laksamana Muda Udara Sri Bimo Ariotedjo menjatakan, bahwa penggantian nama Pangkalan Angkatan Udara Semplak mendjadi P.A.U. ‘Atang Sendjaja’ adalah untuk memperingati djasa2 dan darma bhakti dari Letkol. Ud. Atang Sendjaja jang gugur dalam melaksanakan tugas Dwikora dimana almarhum telah memiliki andil jang besar sekali dalam memperkembangkan squadron helikopter AURI”, demikian kutipan tersebut. Agar lebih meyakinkan lagi penulis menuliskan secara rinci berita pers yang dimaksud.
KEPALA DEPOT MATERIIL TANDJUNG PRIOK LETNAN KOLONEL (POST) ATANG SENDJAJA MENINGGAL DUNIA DALAM MENUNAIKAN TUGASNJA
Djakarta, 30/7 (Antara)

Pada hari Rabu 28 Djuli malam telah meninggal dunia Kepala Depot Materiil 091 (AURI) Tandjung Priok Letnan Kolonel Udara (post) Atang Sendjaja tatkala dia sedang mendjalankan tugasnja. Djenazahnja telah dimakamkan di Taman Makam Pahlawan “Kalibata” dengan suatu upatjara militer pada Kamis sore. Hadir dalam upatjara tersebut Deputy Menteri / Panglima Angkatan Udara Urusan Logistik Komodor Udara A. Andoko jang bertindak selaku Inspektur Upatjara, teman2 almarhum dari Uni Sovyet, wakil2 ketiga Angkatan lainnja, para keluarga dan para pedjabat AURI.

Dalam kata sambutannja Komodor Udara A. Andoko menjatakan bahwa wafatnya almarhum Letkol. Udara (post) Atang Sendjaja kebetulan dalam suasana AURI berhari “Bhakti”. Djasa2 almarhum akan tetap dikenang setiap hari “Bhakti AURI” sebagai seorang pahlawan revolusi.

Perlu diketahui bahwa almarhum wafat dengan meninggalkan isteri dan lima puteranja, demikian Pusat Penerangan AURI.
(4-RO3-12-TO1-KR04)
Berita setahun kemudian (29 Djuli 1966)
UNTUK PERINGATAN DJASA2 ALMARHUM LETKOL.UD. ATANG SENDJAJA.
Sekitar penggantian nama PAU Semplak
Djakarta, 29/7 (Antara).

Deputy Operasi Menteri/ Pangau Laksamana Muda Ud. Sri Bimo Ariotedjo menjatakan, bahwa penggantian nama Pangkalan Angkatan Udara Semplak menjadi P.A.U. “Atang Sendjaja” adalah untuk memperingati djasa2 dan darma bhakti dari Letkol. Ud. Atang Sendjaja dan upatjara Hari Bhakti AURI, Djumat pagi di Semplak Bogor.

Mengenai Hari Bhakti AURI dikatakan, bahwa semula dinamakan Hari berkabung jang diambil dari gugurnya pelopor AURI Laksaman Udara Adisutjipto dan Laksamana Dr. Abduracman Saleh pada tgl. 29 Djuli 1947 di Jogjakarta ketika revolusi phisik melawan pendjajah Belanda. Penamaan Hari Berkabung ini sampai tahun 1961 dan baru sedjak tahun 1962 dinamakan Hari Bhakti, karena penamaan hari berkabung bersifat emosionil dan sentimental, demikian Laksaman Muda Sri Bimo Ariotedjo.

Upatjara dihadiri oleh Menteri Perhubungan Komodor Ud Sutopo, Komandan P.A.U “Atang Sendjaja” Letkol Ud Hamsana serta perwira2 AURI.
(DO6/81/21).
Sementara naskah tulisan ‘Perkembangan Pesawat & Kesatuan Helikopter TNI AU’, menyebutkan bahwa “Dalam rangka perakitan Mi-6, AURI telah kehilangan seorang pionir , yaitu Kapten Udara Atang Sendjaja”.

Sedangkan lembaran sejarah Subdijarah Diswatpersau menyebutkan penyebab meninggalnya Atang Sendjaja lebih rinci lagi. Dalam lembaran tersebut disebutkan bahwa penyebab meninggalnnya Atang Sendajaja terjadi karena ekor pesawat Mi-6 yang sedang diangkut dari Tanjug Priok menuju Halim Perdanakusuma tersangkut kabel listrik bertegangan tinggi. Aliran tersebut mengenai tubuh Atang Sendjaja, mengakibatkan tubuh beliau hangus dan gugur.

Dimakamkan di TMP Nasional Kalibata

Mantan Tentara Pelajar Brigade XVII Detasemen IV itu, dimakamkan dalam suatu upacara militer di TMP Kalibata. Jenazah suami almarhumah Nji Raden Omie Sukemi ini bersemayam dengan tenang di lokasi pemakaman Blok E no.76, berdampingan dengan makam mantan wakil presiden Adam Malik, Jenderal TNI (Anumerta) Ahmad Yani, Letjen TNI (Anumerta) Suprapto, dan para pahlawan lainnya.


(Sumber lanudats)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.