Minggu, 01 April 2012

Dialog Dengan Xanana Goesmao

Pendahuluan

Pangab memberitakan penangkapan Xanana Goesmao
Xanana Goesmao tertangkap pada hari Kamis tanggal 20 November 1992. Pada hari Jumat tanggal 21 November 1992, Panglima ABRI dan rombongan berangkat dari Jakarta ke Dilli, Timtim untuk melakukan inspeksi atas keberhasilan Kodam IX Udayana menangkap Xanana Goesmao hidup hidup.

Setelah mengadakan inspeksi dan melakukan penilaian strategis, Panglima ABRI memutuskan agar Xanana Goesmao dibawa ke Denpasar untuk dilakukan investigasi di Markas Kodam IX Udayana.

Oleh Pangdam IX Udayana Mayjen TNI Soewardi, pelaksanaan investigasi diserahkan kepada Dan Pomdam IX Udayana Kolonel CPM Nurhana, dibantu oleh tim investigator dari Sintel Kodam IX Udayana dan tim investigator dari Satgas intel Kolakops.

Panglima ABRI memerintahkan kami harus berdialog, berdiskusi, negoisasi dengan Xanana Goesmao agar paling lambat 7 (tujuh) hari harus sudah didapat pernyataan politik secara lisan dan tertulis dari Xanana Goesmao, yang isinya sebagai berikut:
1. Mengaku bersalah atas tindakan makar/pemberontakan yang dilakukannya terhadap pemerintah RI.

2. Meminta maaf atas kesalahannya.

3. Menyatakan Pro integrasi dengan NKRI.
Pernyataan politik ini untuk mengcounter kecaman PBB kepada pemerintah RI atas tuduhan pelanggaran HAM di Timtim dan rencana penjatuhan sanksi dalam Konperensi Komite HAM PBB pada bulan Desember 1992.

Hanya pernyataan dari Xanana Goesmao sebagai Panglima Perang Pemberontak yang dapat menggagalkan penjatuhan sanksi dari PBB tersebut….

Berdialog dengan seorang Panglima Pemberontak yang dikenal sangat tangguh, pantang menyerah, tidak mengenal kompromi….. untuk mencapai persamaan persepsi tentang situasi politik national, regional dan internasional yang sedang terjadi dengan akal sehat dan hati nurani yang bersih, bebas dari rasa dendam dan angkara murka, sehingga ditemukan solusi yang terbaik bagai kedua belah pihak, bukanlah hal yang mudah……

Secara logika, tidak mungkin Xanana mau menandatangani pernyataan mengaku bersalah, minta maaf dan pro integrasi, apalagi membacakannya didepan televisi Nasional keseluruh penjuru dunia….

Ini adalah suatu tugas diluar logika….menembus batas logika….

Tapi saya selalu yakin akan ……”Lahauwla wala kuwata, illa billahil aliyil adzim…”..Tidak ada kekuatan apapun yang menyamai kekuatan Allah dan…”Inamaa amruhu idza aradaa syaan anyakullalahu qun faya qun”…..Sesungguhnya bila Allah menghendaki sesuatu terjadi, maka terjadilah….

Dua ayat suci dari Al Qur’an tersebutlah yang menjadi andalan saya melakukan berbagai tugas militer yang berada diluar jangkauan logika manusia….sejak tahun 1968….Sejak saya berdialog dengan Bung Karno ditempat penahanan politiknya di pavilyun Istana Bogor, dimana selama beberapa bulan saya menjadi komandan pengawalnya dan menyaksikan sendiri, bagaimana seorang founding father-nya bangsa Indonesia, seorang Proklamator, seorang Presiden yang sangat berkuasa pada zamannya, bisa duduk berdua dengan saya tanpa kekuatan apapun hanya sebagai tahanan saya…Dari situ saya menyadari bahwa kekuasaan manusia tidak ada yang abadi… nothing last for ever…

Karena itu selama saya bertugas sebagai Komandan Polisi Milter, sebagai penegak hukum dilingkungan ABRI, kewenangan dan kekuasaan saya yang berkaitan dengan nasib seseorang, selalu berorientasi, berprinsip bahwa semua yang saya lakukan harus dalam rangka ibadah, dalam rangka mengabdi kepada Tuhan YME, Allah SWT, bukan untuk kepentingan pribadi saya mencari jabatan, pangkat, apalagi kekayaan materi…

Apa yang saya tuliskan disini, pada masa Orde Baru adalah rahasia besar, yang tahu hanya beberapa orang penting dilingkungan pemerintahan RI, Panglima ABRI, pimpinan Bais, Kasad, Pangdam dan Pangkolakops Tim Tim….tentunya Xanana Goesmao sendiri sebagai pelaku sejarahnya…..

Baru sekarang saya berani tulis, itu juga karena saya merasa tidak nyaman karena ada pengamat militer di Indonesia yang apriori terhadap pelatihan kecerdasan Emosional dan Spiritual yang dilakukan oleh ESQ 165 LC terhadap para calon pimpinan di jajaran TNI AD…….

Padahal banyak purnawirawan Jendral TNI, termasuk mantan KASAD Jendral TNI Soebagyo HS, ikut pelatihan ESQ dan sekarang menjadi Ketua Forum Alumni ESC 165 LC Daerah Jakarta Raya….Karena menyadari betapa bermanfaanya ESQ Quotient tersebut…

Karena itu selama memimpin investigasi, saya harus menekan ego saya sampai ketitik nadir, ketitik nol.. ……..karena secara hakiki, saya ini bukan apa-apa dan tidak punya kekuatan apapun tanpa idzin Allah SWT…..

Semua kebijaksanaan saya, tindakan saya dalam melakukan investigasi dan dialog, harus selalu berprinsip dalam rangka pengabdian kepada Allah SWT,

Inilah modal utama kekuatan mental saya memimpin tugas ini….

Proses investigasi/dialog dengan Xanana Goesmao

Hari pertama: (Proses saling mengenal dan mengukur kekuatan masing masing…….)

· Pada hari Sabtu tanggal 22 November 1992, sekitar jam 10.00 pagi, Xanana Goesmao tiba di Markas Pomdam IX Udayana, di Jl Raya Renon Denpasar Bali dalam keadaan kedua tangan diborgol, dibawa oleh Asintel Kasdam IX Udayana Kolonel Infanteri Soentoro, dikawal oleh tim Satgas Intel Kolakops Timtim.

· Pada saat itu juga, langsung dilakukan serah terima tanggung jawab tahanan dari Dan Satgas Intel Kolakops Timtim ke Dan Pomdam IX Udayana. Asintel Kodam IX Udayana dan para pengawal Xanana jam 10.30 meninggalkan Ma Pomdam. Saya bawa Xanana kedalam ruang kantor kerja saya dan kemudian borgolnya saya lepas.

· Mengingat Xanana adalah bukan murni seorang penjahat perang atau criminal sejati, tapi dari kaca mata PBB dia adalah seorang pejuang kemerdekaan rakyatnya yang secara politik berlawanan dengan pemerintah RI, saya bersumpah dalam hati bahwa saya akan melaksanakan perintah pimpinan tertinggi ABRI tanpa keluar dari falsafah Pancasila dan hukum Allah SWT.

· Kondisi fisik Xanana Goesmao saat itu tampak lelah dan sakit. Tubuhnya kurus, rambut, janggut dan kumisnya dalam keadaan panjang dan tidak rapih. Tapi sorot matanya tetap masih sangat tajam seperti mata seekor macan. Dibalik sorot matanya yang tajam menghunjam jantung, tersirat rasa marah, dan dendam membara…..

· Saya kagum atas sikap mentalnya yang masih sangat menjaga martabatnya sebagi panglima perang pemberontak Fretilin yang tidak mau kompromi, tidak mau menghianati perjuangan rakyatnya, tidak mau menghianati ideologinya dan siap untuk dibunuh.

· Saya yakin, hanya kekuatan Allah SWT yang bisa mengalahkannya. Karena itu saya harus betul betul bertugas sesuai dengan prinsip prinsip Asmaul Husna. Saya harus berserah diri kepada Allah SWT dengan prinsip: “Lahaula wala kuwata illa bilahil aliyil adzim”. Dengan cara inilah enerji Illahi akan muncul membantu kekuatan batin saya menghadapi kehebatan kekuatan batin Xanana Goesmao.

· Waktu saya ajak bicara dalam bahasa Indonesia, Xanana Goesmao pura pura tidak bisa berbahasa Indonesia. Hanya mau bicara dalam bahasa Inggris atau bahasa Timor.

· Sikap Xanana pada saat itu masih sangat keras, penuh percaya diri, menantang dan konfrontatif. Kalau ditanya sesuatu, jawabannya selalu pendek: “ Dont ask anything, I will not do anything you ask!, … I am ready to die!” .

· Untuk menenangkan dirinya, saya berusaha bersikap ramah dan bersahabat. Saya katakan padanya: “Don’t be angry. I am not your enemy, I am doing my task, my job to be a military police commander that obey to the national and International law. You are safe in my hand. I do not receive order to kill you. I did not receive order to force you to make a statement that you do not agree. Be relaxe please, enjoy your self. I will treat you the best I can. My President ordered me to safe your life. You will not send to my office if you are ready to be executed. I am ordered to discuse with you what is the best solution to finish the war between Indonesian army against your army. We will discuse for our better cooperation”.

· Selama sekitar beberapa menit kami bertatapan mata tanpa berkedip dan berbicara sepatahpun, kami berdua berdiam diri sama sama mengukur kekuatan batin masing masing. Setelah situasi tegang mencekam berjalan lebih dari satu menit, sorot matanya mulai melunak. Kemudian saya tersenyum dan berkata padanya: ” I now your magic power, but you do not know mine! You will not able to conquer me! We are friend, be calm, be relaxe please! Don’t fight against me. I do not afraid with you, though you are very strong in your magic power. Don’t dream that you will be able to run away, to fly away from me! I can control your powerful magic power! But you don’t be afraid with me. Ok?”.

· Xanana agak kaget melihat saya tidak gentar, kelihatan kepercayaan dirinya langsung anjlok turun. Saya bersyukur dalam hati.

· Saya bersukur kepada Allah SWT diberi kesempatan membuktikan bahwa “La haula wala kuwata illa bilahil aliyil adzim” itu benar adanya. Bahwa pada saat kita bisa total berserah diri kepada Allah SWT, maka Alah akan mengambil alih semua masalah yang kita hadapi. Allahu Akbar!

· Untuk menghindari terjadinya salah tangkap atau salah menyerahkan tahanan, Jam 12.00 Dan Pomdam memerintahkan para tahanan kasus 12 November Dilli yang ditahan di Mapomam IX Udayana untuk bertemu dan melihat langsung dari dekat Xanana Goesmao dan mengklarifikasi apakah orang tersebut betul-betul Xanana Goesmao yang asli.

· Ternyata sebagian dari mereka yang asli orang Timtim, mengenalnya dan mengatakan bahwa yang diserahkan dari Satgas Intel Kolakops Timtim itu betul Xanana.

· Mereka menambahkan, kalau tidak yakin, lihat saja nanti, pasti akan turun hujan lebat dan kilat menyambar. Itulah kehebatan Xanana. Biasanya kalau didaerah operasi Timtim, Xanana terus menghilang dan tidak bisa ditangkap. Mereka berpesan agar extra hati-hati. Apalagi Xanana terkenal dengan kehebatan dan kesaktiannya dalam memimpin perang gerilya melawan pemerintah RI tanpa bisa ditangkap.

· Betul saja, sekitar jam 14.00, tiba-tiba turun hujan lebat bercampur petir disekitar Markas Pomdam IX Udayana. Hujan turun sangat lebat sehingga pelataran parkir Ma Pomdam IX Udayana sempat banjir selama hujan. Melihat itu, kemudian saya menemui Xanana yang masih berada diruang kerja Dan Pomdam untuk menetralisir keadaan dan melakukan dialog pendahuluan, tapi masih belum satu frequensi, belum nyambung….

· Jam 20.00, saya, Dan Pomdam pulang kerumah untuk istirahat, sholat hajat mohon petujuk Allah SWT, dilanjutkan dengan wirid/zikir tanpa tidur sama sekali……..

Hari kedua: (Proses brain washing dan character building)

· Jam 0900 Xanana mulai resmi diinterogasi oleh tim investigasi yang dipimpin oleh saya, Dan Pomdam. Xanana diperintahkan mengisi check list dan menjawab berbagai pertanyaan dalam rangka penyelidikan. Xanana diminta menjawab pertanyaan sesuai kemauannya sendiri, tidak ada pemaksaan apapun.

· Melihat sikap para investigator terhadapnya yang sangat sopan dan manusiawi, hati nuraninya Xanana menjadi tersentuh. Sikap angkuh, menantang dan tak mau komprominya mulai luntur. Dia mulai terpengaruh kekuatan Asmaul Husna. Lambat laun mau menjawab pertanyaan lisan dengan panjang lebar dengan seluruh argumentasinya.

· Walau Xanana sudah mau berkomunikasi dengan investigator yang berusaha menyelidiki jaringan klandestinnya, Xanana tetap tidak mau membuka rahasia jaringannya di Timtim. Para investigator tetap sabar dan berkomunikasi dengan santai dan ramah. Sore harinya, Xanana sudah mau tersenyum kalau ada topik yang lucu. Watak aslinya yang sebenarnya humanis dan ramah mulai nampak walau tetap dia tutupi untuk memelihara wibawanya.

· Setelah seharian penuh dari pagi sampai sore melakukan investigasi, berdialog, Xanana diizinkan istirahat dan diperiksa kesehatannya oleh dokter dari Kodam IX Udayana. Ternyata memang Xanana sedang mengidap suatu penyakit dan kami obati dengan baik.

· Xanana Goesmao diperlakukan sangat manusiawi…Saya berusaha menembus dan menyentuh hati nuraninya, sehingga kami bisa berdialog lepas dari berbagai paradigma negative thinking……suatu dialog yang dibimbing oleh Asmaul Husna, bukan dipengaruhi oleh ego masing masing yang dipengaruhi nafsu duniawi…..

· Jam 21.00 saya pulang kerumah untuk mandi dan istirahat. Sholat wajib dab sholat hajat dilanjutkan zikir.

· Pada saat zikir, sekitar Jam 23.00 malam, saya mendapat firasat berupa petunjuk dari alam bawah sadar saya, yaitu seperti ada cahaya petir menyambar dan sebuah tulisan Xanana!.

· Saya segera terbangun dari meditasi dan segera tilpun penjaga sel tahanan Xanana untuk minta laporan tentang kegiatan Xanana. Jawabannya enteng saja: “Keadaan aman, Xanana sedang duduk-duduk santai diatas tempat tidurnya, sambil menghitung buku jarinya”.

· Saya kaget dan segera mengeluarkan perintah: “Segera ganggu, ajak bicara, kasih minum kopi! Xanana sedang meditasi dan membacakan manteranya!” Mendapat perintah tersebut, penjaga langsung megajak Xanana bicara, main kartu dan minum kopi.

*Kemudian saya segera menemui Xanana ditempat penahanannya di Markas Pomdam. Begitu ketemu dengan saya Xanana langsung marah dan berkata: ”I know this is the new face of my life !!!…I am ready to die !!! (Xanana menyangka dia malam itu akan dieksekusi mati…oleh saya….) ..

· Saya, Dan Pomdam kaget dan balas bertanya: “Why do you so angry with me?”

· Xanana menjawab: “I am angry because your member always bother me, many times ask me something, another time give me coffee, another time give me cigarette, I have no time to concentrate!!!”

· Saya, Dan Pomdam balik bertanya: “ What are you doing about 11 o'clock PM to night?

· Xanana jawab: “I do nothing, I was praying”.

· Saya lanjutkan lagi: “I know that you try to contact your teacher in Timtim!”

Kami berdialog, berdiskusi panjang lebar sekitar 4 jam, mulai jam 12 malam sampai jam 4 pagi nonstop.

· Saya jelaskan bahwa kebijakan politik luar negri pemerintah Indonesia adalah anti kolonialisme dan imperialisme, anti penjajahan dalam segala bentuk dan manivestasinya.

· Pemerintah Indonesia tidak punya ambisi politik luar negeri untuk melakukan invasi, karena wilayah kekuasaan NKRI itu sudah sangat luas dan memiliki sumber daya alam yang berlimpah. Apa untungnya melakukan invasi ke Timtim yang daerahnya sangat miskin?

· Disamping pemerintah Indonesia berkepentingan melindungi rakyat Timtim yang dibantai oleh kelompok komunis Fretillin…(catatan:..sekarang, setelah Tim Tim merdeka, terbukti bahwa Partai Fretilin yang dipimpin Mari Alkatiri, mantan Perdana Menteri Timor Leste memusuhi Xanana Goesmao).

· Pemerintah Indonesia juga didesak oleh pemerintah Amerika Serikat agar membendung gerakan komunisme di Timtim. Pemerintah Amerika Serikat trauma akibat kekalahannya di Vietnam Selatan pada tahun 1975.

· Untuk itu, kemudian pada tahun 1976 Menteri Luar Negri AS Henry Kissinger menemui Presiden Soeharto, mendesak agar pemerintah Indonesia membantu rakyat Timtim mengusir komunisme dari Timtim.

· Jadi kepentingan pemerintah Indonesia adalah membendung hegemoni komunisme internasional di Asia Tenggara.

· Kelihatannya saya telah berhasl berdialog dengan hati nuraninya….

· Dengan demikian saya telah yakin bahwa masalah pernyataan politik Xanana Goesmao untuk pro-integrasi yang diminta Presiden Soeharto, hanya tinggal masalah waktu saja.

· Karena itu sekitar jam 04.00 pagi saya pamit pulang. Betul saja, Xanana menahan saya agar jangan pulang dulu, karena belum membahas masalah MOU yang mau dibuat.

· Pucuk dicinta ulam tiba! Begitulah kata hati saya waktu Xanana menanyakan soal MOU. Tapi saya jawab: “We had already discuss our problem all night long, more than 4 ours! I think we are very tire, we can not think clearly anymore. Its better we are going to sleep now, tomorrow we continue our discuss!”

· Sampai dirumah langsung saya shalat subuh dan sujud syukur dan berdua: ”Ya Allah, demikian besar cinta kasihmu kepada umatmu, kepada kami berdua, saya dan Xanana Goesmao. Telah kau izinkan Asmaul Husna merasuk kedalam hati sanubari Xanana Goesmao, sehingga dia sadar bahwa selama ini dia telah disesatkan oleh ajaran komunis yang anti Tuhan. Kau telah izinkan kata-kataku diterima oleh akal sehatnya. Permudahlah tugas saya besok, untuk mendapatkan pernyataan politik dari Xanana yang bermanfaat bagi pemerintah dan rakyat Indonesia, bagi rakyat Timtim yang menderita, bagi Xanana Goesmao yang telah kembali kejalan Allah. Telah menyadari bahwa Fretillin yang komunis itu adalah musuh sebenarnya dari rakyatnya, rakyat yang dicintainya, amin ya robul alamin!”.

· Selesai shalat dan zikir, saya terus olah raga pagi dan mandi air hangat agar segar. Saya masih tetap bertahan tidak tidur sampai tugas selesai. Rasa kantuk bisa dikalahkan oleh konsentrasi fikiran untuk menyelesaikan tugas.

Hari ketiga dan keempat (Proses perebutan sasaran akhir dan konsolidasi…)

· Sekitar jam 09.00, Letnan Kolonel CPM Soegianto, Dan Denpom Denpasar yang saya tugasi untuk selalu mendampingi dan memantau seluruh keperluan Xanana di tahanan, lapor bahwa Xanana ingin ketemu saya, karena Xanana sudah tidak tahan tinggal didalam kamar tahanan dan ingin bekerjasama untuk membuka seluruh rahasia jaringan klandestin/gerilya bawah tanah di Timtim dan memanggil seluruh pasukannya agar turun dari hutan dan gunung.

· Saya segera laporkan perkembangan baru dari sikap Xanana tersebut langsung kepada Pangdam IX Udayana. Beliau memberi arahan bahwa sudah tiba waktunya untuk menyiapkan pernyataan politik Xanana Goesmao sesuai permintaan Presiden Soeharto.

· Semua dilapori perkembangan sikap Xanana yang terakhir dan diminta datang oleh Pangdam IX Udayana ke Markas Pomdam IX Udayana di Denpasar Bali untuk merumuskan bentuk, isi dan cara mendokumentasikan pernyataan politik Xanana yang akan diserahkan kepada Presiden Soeharto nantinya. Sekitar jam 15.00 semua perwakilan sudah berkumpul di Ma Pomdam IX Udayana.

· Dari Bais ABRI rombongan dipimpin oleh Brigjen TNI Farid Zainudin, Dan Sat intel Bais ABRI. Dari Kolakps diwakili oleh Dan Satgas Intel Kolakops. Dari Kodam diwakili oleh saya sendiri/Dan Pomdam sebagai tuan rumah, Asintel dan Kapendam.

· Hampir semuanya kaget dan tidak percaya sebelum mendengar langsung dari Xanana Goesmao. Kemudian diadakan pertemuan antara mereka dengan Xanana Goesmao di kamar tahanannya yang memang cukup luas. Mereka dipersilahkan bertanya sepuasnya kepada Xanana. Xanana menjawab dengan santai, sambil tersenyum dan tertawa-tawa, menyatakan bahwa beliau sudah menyadari kesalahannya, minta maaf dan pro-integrasi.

· Sekitar jam 19.00 Pangdam IX Udayana memberikan petunjuk pengarahan untuk pembuatan dokumentasi pernyataan politik Xanana Goesmao sesuai perintah Panglima ABRI.

· Pelaksanaan pembuatan dokumen pernyataan politik Xanana Goesmao dilakukan di Markas Pomdam IX Udayana sekitar jam 21.00 s/d 22.00. Xanana pada saat menyampaikan pernyataan politiknya, direkam video recorder Kapendam.

· Pada saat rekaman, Xanana didampingi saya disebelah kanannya dan Asintel Kodam Kolonel Infanteri Soentoro disebelah kirinya.

· Pada jam 23.00 Xanana dengan diborgol ditangan saya, dikawal anggota Bais ABRI, diterbangkan ke Jakarta dengan pesawat khusus jenis Hercules milik Angkatan Udara untuk diserahkan kepada Bais ABRI.

· Tiba di Markas Bais ABRI, langsung dimasukan kedalam kamar tahanan yang dijaga anggota Bais ABRI. Kemudian saya melakukan serah terima tahanan dengan Brigjen Hendropriyono, Direktur A Bais ABRI.

· Pada saat serahterima, pak Hendropriyono tanya kepada saya: “Bang bagaimana caranya seorang Xanana Goesmao yang terkenal sangat ganas, kok bisa dirubah menjadi jinak hanya dalam 3 hari saja?” (Pak Hendropriyono adalah yunior saya di AMN. Saya lulusan 1965, beliau 1967).

· Saya jawab singkat: “ Semua atas petunjuk dan idzin Allah semata…La hawla walla uwata illa billahil aliyil adzim…Tidak ada yang menyamai kekuatan Tuhan….Innama amruhu idza aradaa, syaan ayakulllalahu qun faya qun…Sesungguhnya bilamana Allah menghendaki sesuatu terjadi, maka terjadilah, tidaka da yang bisa menghalanginya ……….”

· Beliau tersenyum sambil berkata: “ OK kalau begitu, terima kasih atas keberhasilannya berdialog dengan Xanana, tolong bantu doa agar kami berhasil juga menindak lanjuti hasil yang telah dicapai”. Kami bersalaman, selanjutnya saya pamit untuk pulang ke hotel tempat kami menginap di Jakarta.

· Sore keesokan harinya, saya sampai di Denpasar Bali dan segera lapor kepada Pangdam IX Udayana bahwa tugas menyerahkan Xanana Goesmao ke Bais ABRI sudah selesai dengan aman. Panglima ucapkan terima kasih.

· Malam itu barulah saya bisa tidur dengan nyenyak, membayar semua kelelahan dan kantuk saya selama tiga hari tiga malam.

Pernyataan politik Xanana Goesmao yaitu: “Mengaku bersalah, Minta Maaf dan Pro-Integrasi”, ditayangkan ditelevisi RI dengan sedikit perubahan dari rekaman aslinya di Denpasar Bali.

· Tentu saja tayangan pernyataan politik Xanana Goesmao tersebut sangat mengagetkan dunia internasional. Mereka sama sekali tidak percaya dan minta klarifikasi langsung dengan Xanana Goesmao di Jakarta.

· Setelah petugas dan pejabat dari PBB dipertemukan dengan Xanana dan hasilnya sama, mereka lebih kaget tapi terpaksa harus mempercayai dan mengakuinya.

· Pernyataan politik Xanana Goesmao telah menyelamatkan pemerintah Indonesia dari sanksi Komite HAM Internasional PBB yang semula akan dijatuhkan pada Konferensi Komite HAM Internasioal di Jenewa bulan Desember 1992.

· Mungkinkah seorang Xanana Goesmao, seorang Panglima Perang Pemberontakan Timtim yang telah berperang dihutan selama 16 tahun melawan pemerintah RI tanpa pernah menyerah, dapat dirubah 180% menjadi pro pemerintah RI dalam waktu hanya 3 hari, hanya karena keahlian/profesionalitas para investigator dari Kodam IX Udayana?……imposible!

· Semua bisa terjadi hanya karena ada campur tangan aktif dari Allah SWT, munculnya enerji Illahi…….pada saat para investigator berserah diri, hanya berprinsip mengabdi kepada Allah SWT dan menekan Egonya sampai titik nol…..Lahawla wala kuwata illa billahil aliyil adzim…..Tidak ada kekuatan apapun yang menyamai kekuatan Allah..

· Maka terjadilah: Innama amruhu idza aradaa, syaan an yaa kullalahu qun vaya qun….. bilamana Allah menghendaki sesuatu terjadi, maka terjadilah…siapa yang sanggup melawannya?….

· Semoga Xanana Goesmao masih ingat semua peristiwa dialog yang saya ceritakan ini dan tetap seperti Xanana Goesmao yang saya kenal dulu, yang bisa berdialog menggunakan hati nurani yang dalam, yang telah mengantarnya kepada kebebasan, menjadi Presiden dan Perdana Menteri Timor Leste…

· If Your Exelency Mr. Prime Minister Xanana read this my untold story through the internet, I want to say: “I send my best regards and congratulation to be the Prime Minister of Timor Leste…..I believe that you will be able to handle the problem of your nation….And if you still remember our commitment in Denpasar Bali in November 1992, that we will commit to build a good relationship between us ( you and me )….Now I ask your help, to clean my government, espessialy Mr.General Wiranto from the bad and wrong issue about massacre after Referendum ini TimorTimur few years ago….Believe me, he is clean!…Thanks…God will be with you always…(If you forget me, please look at the portrais of us when we was in a spiritual dialog at my office in Denpasar Bali….in my weblog: www.tirtaamijaya.wordpress.com)”

· Akhirnya, kepada siapapun yang membaca tulisan ini, yakinlah bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang berbudi luhur, menghargai dan menjunjung tinggi hak asasi manusia…karena itu, marilah kita bersatu padu membangun Generasi Emas tahun 2020….berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekwen……amin ya Robbul

Sumber:
KOL CPM Purn H. NURHANA TIRTAAMIJAYA

1 komentar:

  1. Selamat pagi Pak .
    Semoga allah selalu melindungi bapak dan keluarga di tahun 2013.

    saya seorang aktivis timor leste dimasa thn 87 sampai thn 99.
    dari penulisan Bapak di site ini ,saya mendeteksi kebenaran dan ketulusan Bapak dalam pernyataan mengenai perlakuan petugas kodam bali terhadap Pak Xanana itu adalah semuanya benar.cerita Bapak sangat mengharuhkan saya karena atas ketulusan Bapak untuk menginterogasi bapak Xanana dengan keterlibatan kekuatan yang maha besar(Allah)untuk tidak merugikan semua pihak dan akhirnya Bapak Xanana bisa kompromi dan tak begitu tegas terhadap ABRI sehingga keselamatan Bapak Xanana tetap terjamin sampai di bebaskan.
    Dari kontak batin antara Bapak dan Bapak Xanana dan dari Sholat bapak untuk yang maha Esa menunjukan jalan yang baik dan akhirnya terkabul karena sampai sekarang Bapak adalah salah satu bukti sejarah dari proses interrogasi Bapak Xanana dan saksi terhadap kekuatan Allah terhadap manusia.
    `Semoga tulisan Bapak sampai ke Bapak Xanana dan saya percaya keterlibatan kekuatan Allah pasti Bapak Xanana akan bertemu sama Bapak.
    Bapak adalah bagian dari proses masalah Timi Tim juga,dan saya percaya Bapak melakukan tugas yang murni saat itu dan melakukan pekerjaan yang berhasil dan baik.
    Kami orang Timor Leste Berterima kasih sama Bapak juga karena melalui sholat Bapak bisa mengatasi keburukan terhadap keadaan Bapak Xanana karena Allah telah interfensi dan menunjukan jalan atau proses yang adil.
    Kasus Timor Timur adalah suatu proses yang rumit bagi indonesia karena saat perang dingin bergejolak panas,..
    kita bangsa Timor mengetahui posisi Indonesia saat itu dan situasi dalam Timor juga bisa pengaruh terhadap estabilitas Indonesia.
    Tetapi sekarang dua negara ini telah menjalin hubungan yang sangat erat seperti dulu dan hanya ada hal hal yang hanya bisa diluruskan saja di masa datang.
    Mengenai keterlibatan Bapak mantan Genderal Wiranto tentang kasus pelanggaran hak asasi di tim tim 1999,.kita mengetahui bahwa Bapak Wiranto adalah bersih.
    Karena dari catatan saya dari pernyatan Bapak Wiranto pada tahun menjelan 1998 dan 1999 adalah

    ( KALAU YANG TURUN KE JALAN MENENTANG PEMERINTAH 100 RIBU ORANG AKAN SAYA SURUH TEMBAK SEMUA ,TETAPI SEANDAINYA YANG TURUN KE JALAN LEBIH DARI SATU JUTA ORANG,.MAKA SAYA AKAN PIKIR PIKIR DULU ).

    Peryataan ini yang menbuat banyak kalangan masyarakat Timor Timur berfikir tentang suatu perubahan di ABRI disaat masa Bapak Wiranto tentang suatu reformasi,dan pada saat itu sudah banyak ABRI yang mendukung dan mengerti perjuangan Orang Timor Leste,.karena pengalaman saya yang ada beberapa Abri yang pernah tugas di Tim Tim yang dulu mengejar saya tetapi kita ketemu di jawa jadi teman dan banyak informasi yang mereka sampaikan sama kita untuk bergerak dengan hati hati dalam melalkukan klandestin atau aksi aksi .banyak kami yang lolos berkat bantuan informasi dari teman teman Abri/.

    Bapak Wiranto itu bersih dari pelanggran hak asasi 1999 ,setahu saya Bapak Xanana juga tahu itu, karena seandainya bukan Bapak Wiranto yang bukan Panglima ABRI waktu itu pasti korban paska referendun di Tim Tim lebih dari 2000.
    banyak korban pro kemerdekaan waktu itu adalah tanggung jawab sebagian pejabat ABRI yang tetap menginginkan kekerasan di Tim Tim dan para milisia atau pro otonomi,
    ada banyak bukti Bapak Wiranto tak terlibat terhadap pelangaran hak asasi di Timor .
    Bapak Xanana tahu,.Bapak Ramos Horta dan sebagian kaum klandestin yang bekerja sama dengan kaum reformasi di Belanda dan di Indonesia.
    Tujuan kita bangsa Indonesia dan Timor Leste saat ini adalah menbangun hubungan persaudaran yang kuat dan menbangun rasa kepercayaan antara kedua bangsa untuk melupakan masa pahit dilampau demi perdamaian di asean dan dari pengaruh asing yang mengarahkan pada kekacauan di zona asia.

    Salam dari Kami untuk Bapak. semoga Allah selalu melindungi Bapak sama keluarga dan pekerjaanya.

    Tailelo



    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.