Sabtu, 14 April 2012

Giant Bow I

 Meriam 23 mm / Giant Bow TNI

Senjata penangkis serangan udara jarak sedang buatan China tahun 2000 ini terdiri atas meriam 23 mm / Giant Bow dan kendaraan BCV (Battery Command Vehicle). Meriam 23 mm / Giant Bow merupakan kategori Twin Gun karena memiliki laras ganda kaliber kecil. Senjata ini merupakan senjata efektif untuk melawan sasaran udara yang terbang rendah serta memberikan aplikasi pengoprasian pertahanan udara dengan mobilitas tinggi. Senjata ini digunakan Arhanud TNI AD sebagai pertahanan titik. Konon katanya Indonesia memiliki 18 unit yang tersebar di satuan Arhanud TNI AD.

Meriam ini dapat di operasikan dalam tiga mode yakni Mode otomatis penuh (dikendalikan secara penuh dan otomatis melalui BCV).

Yang kedua adalah mode semi otomatis (Di kendalikan dengan dukungan tenaga listrik dari baterai yang di miliki meriam itu sendiri).

Dan ketiga adalah mode manual yaitu di kendalikan oleh awak meriam.

Kendaraan BCV bukan hanya sebagai sistem komando namun merupakan FCS (Firing Control System) dari senjata meriam 23 mm / Giant Bow.

Di pabrik senjata terbesar di Cina, tim yang dipimpin langsung oleh Asisten Operasi KSAD, Mayjen Iwan Ridwan Sulandjana, itu melakukan pengujian sistem radar Giant Bow dan Battery Command Vehicle (BCV). Barang-barang buatan Norinco ini direncanakan untuk meng-up grade sista Giant Bow I yang telah dimiliki TNI-AD.

Dalam laporannya kepada KSAD --ketika itu masih dijabat Jenderal Djoko Santoso-- tim Mabes TNI-AD menyaksikan uji fungsi radar dan BCV di daerah penembakan di Ashlan, Mongolia. Norinco juga mempertontonkan uji coba sistem rudal Giant Bow II, dan menawarkan sebagai pengganti Rapier. Tim Mabes TNI-AD juga menyarankan agar sistem Giant Bow II dijadikan alternatif pengganti Rapier.

Laporan itu lalu diperkuat dengan keluarnya surat keterangan Nomor Sket/11/II/2007, yang menyatakan bahwa uji fungsi radar dan BVC sista meriam 23 mm Giant Bow buatan Norinco telah dilakukan. Dalam surat tertanggal 19 Februari 2007, yang ditandatangani Kepala Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI AD, Brigjen Nardi Sumardi, dinyatakan bahwa sistem radar, BCV sista meriam 23 mm, dan rudal TY 90 Giant Bow II memenuhi syarat untuk dijadikan alternatif aset TNI-AD. 

 Spesifikasi :

Kaliber : 23 mm
Jumlah laras : 2 Buah
Kecepatan awal : 970 m/detik
Jarak Maksimal Vertical : 1500 m
Jarak Masksimal Horizontal : 2000 m
Rata- rata tembakan ( 2 Laras ) : 600 - 2000 butir / menit
Berat Total : 1250 Kg ( termasuk Kotak Amunisi, isinya dan terpal meriam )


 BCV (Battery Command Vehicle)

BCV untuk Giant Bow



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.