Rabu, 11 April 2012

Saat Konflik IDF dan LAF


 Tindakan Satgas Yon Mekanis Konga XXIII-D Unifil Saat Konflik IDF dan LAF

(Foto: Reuters)
06 Agustus 2010, Lebanon -- Prajurit Satgas Yon Mekanis Kontingen Garuda XXIII-D/Unifil (Indobatt) dengan sigap bertindak profesional dan imparsial dalam mengemban tugas serta tanggung jawabnya selaku Peacekeeper saat terjadi ketegangan antara IDF (Israeli Defence Forces) dan LAF (Lebanese Armed Forces) di salah satu Observation Post (OP) di daerah Al-Adaisse yang terkenal dengan sebutan ”Panorama Point” dan masih dalam Area of Responsibility (AOR) Indobatt di Lebanon Selatan, Selasa (3/8).

Menurut Komandan Satuan Tugas Batalyon Mekanis Kontingen Garuda XXIII-D/Unifil (Indonesian Battalion/Indobatt), Letkol Inf Andi Perdana Kahar, tindakan menengahi yang sangat berani dilakukan oleh prajurit TNI berawal dari rencana kegiatan pemotongan batang pohon cemara yang tumbang dan mengenai pagar/Technical Fence oleh pihak IDF. Kegiatan IDF ini tidak disetujui LAF  dan mendapat tentangan, karena menurut LAF pohon tersebut berada di wilayah negaranya. Walaupun kegiatan ini telah dipantau dan mendapatkan ijin dari UNIFIL (United Nations Interim Force In Lebanon) selaku pemegang mandat pemelihara perdamaian di wilayah Lebanon Selatan, namun pada kenyataannya kegiatan IDF di lapangan ini mendapatkan tentangan yang sangat keras dari LAF serta memicu ketegangan antara kedua belah pihak.

Lebih lanjut Komandan Indobatt menyatakan, sebagai pasukan penjaga perdamaian, Kompi A Indobatt telah melakukan segala upaya prosedural semaksimal mungkin untuk meredakan situasi. Upaya negosiasi kedua pihak di lapangan yang dimediasi oleh Indobatt dan Liaison Officer (LO) dari markas UNIFIL, telah dilakukan selama kurang lebih 4 (empat) jam. Demi meredakan ketegangan yang terjadi, Danki A Indobatt Kapten Inf Fardin Wardhana mengambil resiko meloncati pagar pengaman jalan, kemudian turun mendekat ke area Blue-Line yang belum sepenuhnya bersih oleh ranjau (UXO), dengan mengibar-ngibarkan bendera PBB dan berdiri di tengah-tengah kedua belah pihak yang sedang berhadap-hadapan dengan bersenjata lengkap (pointing). Bukan hanya itu saja, anggota Tim Kompi A Indobatt yang saat itu berjaga-jaga di Observation Post (OP) tersebut, seluruhnya membantu dengan mengibarkan bendera sambil mengangkat tangan serta meminta kepada kedua pihak agar dapat menahan diri dan dapat mencari kata sepakat mengenai pemotongan pohon cemara tersebut.

Menurut keterangan yang diperoleh dari saksi mata Lettu Inf Arief Widyanto, selaku Perwira Force Protection Indobatt yang saat itu berada di tempat kejadian, dijelaskan bahwa situasi menjadi makin menegangkan dan sangat tidak terkendali saat salah satu pihak melepaskan tembakan. Tembakan tersebut selanjutnya memicu terjadinya kontak tembak antara IDF dan LAF. Sesuai prosedur, prajurit Indobatt melakukan tindakan taktis mencari tempat perlindungan di sekitar lokasi kejadian saat terjadi baku tembak antara LAF dan IDF. Sesuai dengan perintah Komando, prajurit Indobatt kemudian melaksanakan pengunduran diri mencari posisi berlindung yang aman dan menunggu perintah lebih lanjut. Baku tembak ini melibatkan dua pesawat Heli Apache dan 3 (tiga) Tank ”Markava” IDF, yang melepaskan tembakan ke arah kedudukan pasukan LAF.

Situasi pertempuran yang makin hebat dan membahayakan personel Unifil dalam hal ini Indobatt, memaksa Markas Komando Sektor Timur Unifil mengambil keputusan dan memerintahkan Komandan Indobatt untuk menarik personel Indobatt yang berada di lokasi kontak tembak ke posisi yang lebih aman sambil tetap memonitor keadaan. Dalam proses penarikan pasukan tersebut, personel Kompi A Indobatt terpecah menjadi dua kelompok yang terpisah satu sama lain karena gencarnya tembakan yang dikeluarkan oleh kedua pihak dalam pertempuran tersebut. Satu kelompok ke arah Al-Adaisse dan kelompok yang lain ke arah Kafer Kela. Dari hasil pengecekan personel, didapati masih ada dua personel yang belum diketahui keberadaannya dan putus kontak dengan induk pasukan.

(Foto: AP)
Selama satu jam lebih, keberadaan dua prajurit tersebut ternyata masih berada di lokasi peristiwa kontak senjata. Kedua prajurit Indobatt ini, terjebak dalam kontak senjata kedua belah pihak dan hanya bisa berlindung di balik bangunan tanpa dapat malakukan pengunduran dari daerah pertempuran. Setelah kontak tembak sedikit mereda Kopda Zulkarnain dan Praka Oksa berusaha mencari pasukan kawan ke arah Kafer Kela yang merupakan Area of Responsibility (AoR) Spain Battalion. Kedua prajurit ini tidak bertemu dengan satupun anggota Peacekeeper yang diharapkan berada di pos pengamatan Spainbatt, karena telah ditarik mundur oleh Komando Atas.

Dari keterangan kedua prajurit tersebut, mereka memutuskan untuk menuju ke arah Fatima Gate, persimpangan jalan dimana terdapat OP (Observation Post) Spainbatt lainnya. Sama seperti kejadian pada pos sebelumnya, mereka tidak menemukan satupun anggota UN yang siaga di tempat tersebut. Dalam keadaan putus hubungan komunikasi dengan pasukan induk serta tanpa mengetahui situasi terakhir, mereka menerima bantuan salah satu masyarakat Lebanon yang bersedia mengantarkannya ke markas Indobatt UN Posn 7-1 desa Adshit Al-Qusayr yang berjarak 15 Km dari Fatima-Gate.

Dari peristiwa kontak tembak antara LAF dan IDF telah jatuh korban dari kedua belah pihak. Dari pihak Lebanon, tiga anggota LAF dan satu orang jurnalis AL-Akhbar Lebanese tewas di tempat. Sedangkan dari pihak IDF, dua orang Perwiranya menjadi korban dan meninggal dunia. Untuk pihak Indobatt sendiri, tidak ada kerugian personel maupun material. Hal ini dikarenakan kesigapan prajurit Indobatt dalam melaksanakan tindakan pengunduran pasukan sesuai dengan STIR (Standardize Tactical Incident Reaction) yang dilakukan berdasarkan perintah Komando Atas dalam hal ini oleh Sektor Timur UNIFIL.


[sumber Puspen TNI]

 Panglima Bantah TNI Tinggalkan Pertempuran Israel-Lebanon

(Foto: AP)
Pasukan Perdamaian PBB dari Indonesia menggunakan panser Anoa mengawasi alat berat pasukan Israel yang beroperasi dekat garis perbatasan dengan Lebanon, di desa Adaisseh, Rabu (4/8). Pasukan Israel dan Lebanon baku tembak diwilayah ini, setelah tentara Israel menebang pohon Cypress yang diklaim berada di wilayah Lebanon. Insiden ini menewaskan dua prajurit Lebanon, satu perwira Israel berpangkat Letkol serta seorang jurnalis.

05 Agustus 2010, Bogor (ANTARA News) - Panglima TNI, Jenderal TNI Djoko Santoso, membantah prajurit TNI yang tergabung dalam United Nations Interim Force in Lebanon (Unifil) meninggalkan medan pertempuran saat terjadi kontak senjata antara pasukan bersenjata Israel dan Lebanon.

"Bukan kabur, sampai kemarin pasukan kita berlindung di bangunan di situ," kata Djoko ketika ditemui di sela-sela rapat kerja nasional di Istana Bogor, Kamis.


Pasukan perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa/PBB untuk Lebanon (Unifil) yang melibatkan sejumlah militer profesional, termasuk batalyon TNI, menjalankan misi di Lebanon Selatan.

Prajurit TNI anggota Pasukan Penjaga Perdamaian PBB bersama Prajurit Lebanon berdiri di perbatasan Lebanon-Israel di desa Adaisseh, Selasa (3/8) saat terjadi baku tembak. Satu helicopter Israel menembak dua rudal ke pos AD Lebanon dekat desa Adaisseh menghancurkan kendaraan lapis baja pengangkut pasukan.

Menurut Djoko, pasukan TNI justru telah melakukan upaya menjaga perdamaian dengan melaporkan kontak senjata itu.

Sesaat setelah kontak senjata, pasukan TNI langsung melapor ke pos komando dan ke pihak yang bertikai. Melapor dan berlindung, kata Djoko, adalah prosedur yang tepat yang harus dilakukan oleh pasukan TNI.


(Foto: Reuters)
Sebagai anggota pasukan penjaga perdamaian, pasukan TNI tidak boleh terlibat dalam kontak senjata.

"Iya, kita kan peace keeping, ada mekanismenya, dilaporkan ke atas," kata Djoko.

Ia menyampaikan hal itu menanggapi maraknya pemberitaan media luar negeri tentang kaburnya tentara Unifil asal Indonesia dalam kontak tembak di Lebanon beberapa hari lalu.

Kontak senjata itu terjadi antara pasukan bersenjata Israel dan Lebanon di perbatasan kedua negara tersebut.

Bahkan, sebuah pernyataan menyebutkan bahwa pasukan Indonesia melarikan diri menggunakan taksi untuk menghindari insiden itu.


[sumber ANTARA News]

 Satgas TNI di Lebanon Dapat Penghargaan Komandan Unifil

Surat tanda penghargaan
JAKARTA (Pos Kota) – Prajurit TNI yang tergabung dalam Satuan Tugas Batalyon Infanteri Mekanis TNI Kontingen Garuda (Konga) XXIII-D/UNIFIL pada misi UNIFIL (United Nations Interim Force In Lebanon) di Lebanon Selatan menerima Surat Penghargaan (Letter of Appreciation) dari Komandan Sektor Timur Unifil dan Komandan Kontingen Spanyol, Brigadir Jenderal Juan Gomez De Salazar Minguez (Brigadier General Juan Gomez De Salazar Minguez, Sector East Commander and Spanish Contingent Commander) tanggal 6 Agustus 2010 yang ditujukan kepada Komandan Satgas Letnan Kolonel Inf Andi Perdana Kahar dengan tembusan kepada Komandan Kontingen Indonesia di UNIFIL, Kolonel Inf Restu Widiyantoro.

Kepala Puspen TNI, Mayjen TNI Aslizar Tanjung, SE, MBA, menjelaskan komandan Sektor Timur UNIFIL dengan tulus menyampaikan penghargaan dan pujian atas kompetensi yang luar biasa serta profesionalisme prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Yonif Mekanis Konga XXIII-D/UNIFIL dalam penanganan masalah sensitif yang melibatkan LAF (Lebanese Armed Forces) dan IDF (Israeli Defense Forces) pada tanggal 3 Agustus 2010. Menurut Brigjen Gomez, insiden tersebut sebenarnya berpotensi mengakibatkan kerusakan yang lebih parah. Namun, penanganan yang tepat oleh pasukan yang berada di tempat kejadian dapat mencegah terjadinya peningkatan eskalasi. Insiden antara LAF dan IDF terjadi secara tiba-tiba dan hanya pasukan yang terlatih dan profesional serta antisipasi dari seorang komandan, peningkatan eskalasi dapat dicegah.

Sebelumnya diberitakan dalam sebuah media cetak Al Mannar : 2 prajurit RI tinggalkan medan tempur dengan taksi. Pemberitaan ini merupakan bentuk ketidakpahaman media lokal di Lebanon (Al Mannar) tentang tugas yang diemban oleh Prajurit TNI dalam misi UNIFIL (United Interim Forces In Lebanon) di Lebanon Selatan. Sebagai peace keepers (penjaga perdamaian), prajurit TNI di medan tugas Lebanon memiliki tugas pokok memelihara situasi perdamaian di wilayah Lebanon Selatan dan harus bersifat imparsial (tidak berpihak) dalam menjalankan Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 1701 (United Nations Security Council Resolution 1701) yang merupakan mandat PBB kepada UNIFIL. Disamping itu dalam menjalankan tugasnya pasukan TNI harus mematuhi prosedur, hukum dan ketentuan yang berlaku yang ditetapkan oleh PBB, seperti SOP (Standard Operating Procedure), ROE (Role of Engagement) maupun STIR (Standardize Tactical Incident Reaction).

Dalam insiden baku tembak Selasa (3/8/2010) antara LAF dan IDF di perbatasan Lebanon Selatan – Israel, Prajurit TNI yang sedang bertugas menjaga perdamaian di wilayah tersebut sudah melaksanakan prosedur yang telah ditetapkan oleh PBB. Setelah melalui pelaporan ke komando atas dan melakukan negosiasi dengan pihak yang bertikai, prajurit TNI akhirnya meninggalkan lokasi konflik karena antara LAF dan IDF terjadi saling tembak. Sesuai STIR No. 17 tentang Menghadapi insiden antara LAF dan IDF, disebutkan bahwa : Tindakan personel yg terlibat dalam menghadapi insiden antara LAF dan IDF adalah melakukan dua tindakan yaitu: pertama, Memonitor situasi tanpa membahayakan pasukan sendiri; dan kedua : Jika terjadi kontak tembak maka pasukan UNIFIL melaksanakan pengunduran taktis/pemutusan pertempuran terhadap unit-unit yang terlibat di daerah insiden.

Di akhir surat penghargaannya, Komandan Sektor Timur UNIFIL, Brigadir Jenderal Juan Gomez De Salazar Minguez yang sekaligus sebagai Komandan Kontingen Spanyol menyatakan akan mencatat penghargaan dan pujian yang telah diberikan kepada Batalyon Indonesia (Konga XXIII-D/UNIFIL) atas profesionalitas dan tindakan yang patut dicontoh dalam mengatasi insiden yang sangat sensitif antara LAF dan IDF. Ia juga yakin bahwa Batalyon Indonesia (Indobatt/Indonesian Battalion) akan terus menunjukkan profesionalisme yang serupa di masa yang akan datang. Selamat! (puspen/syamsir)


[sumber Poskota]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.