Rabu, 23 Mei 2012

Australia Semakin Khawatirkan Indonesia Sebagai Ancaman


Foto: PM Australia Julia Gilliard dan Presiden SBY

INTELIJEN.co.id - Kini muncul keinginan baru dari intelektual Australia, agar negara Kangguru itu itu lebih hati-hati dalam mengelola hubungan dengan Indonesia. Bahkan, pada Selasa (22/5/2012) Prof Hugh White dari Australian National University (ANU) menyerukan adanya sebuah pemikirkan radikal atas kebijakan Australia terhadap Indonesia.(silahkan baca sydneymorningherald)

Pasalnya selama ini, kebijakan luar negeri Australia terhadap Indonesia, gagal untuk memperhitungkan fakta bahwa Indonesia akan menjadi negara besar baru dalam beberapa dasawarsa mendatang, yang bisa berpotensi menjadi sekutu yang baik atau musuh berbahaya.

Menurut mantan Sekretaris Departemen Pertahanan Australia ini, negaranya masih memandang Indonesia sebagai negara yang jauh lebih miskin dan lebih lemah daripada Australia sendiri. Padahal sekarang hal itu tidak benar dan itu tidak akan menjadi kenyataan di masa depan.

Apalagi, beberapa proyeksi menunjukkan bahwa Indonesia dalam beberapa dekade mendatang akan memiliki kemampuan ekonomi terbesar keempat di dunia. Bahkan sebuah proyeksi yang lebih konservatif menyatakan, ekonomi Indonesia akan lebih besar dua atau tiga kali dibandingkan Australia dalam waktu 20 atau 30 tahun dan kurun waktu itu sudah tidak lama lagi.

Karena itu, Australia perlu berhenti berpikir tentang Indonesia sebagai tetangga miskin yang lemah dan mulai mencoba membangun hubungan bahwa negara tetangganya itu adalah sebuah negara kuat, kaya, dan sangat penting untuk keamanan Australia, serta sangat penting untuk melibatkan Australia yang lebih luas dengan Asia.

“Australia selama ini tidak tepat mengelola hubungan dengan Indonesia, yang berkutat pada masalah-masalah di orde ketiga, seperti halnya dengan masalah penyelundupan manusia yang memang sangat penting bagi Australia, tapi tidak demikikan dengan Indonesia,” begitu kata Hugh.

Ia menambahkan, Indonesia memiliki peran penting di wilayah ini di masa depan. Diplomasi Australia dan Indonesia seharusnya menyentuh posisi strategis Indonesia yang akan berkembang di Asia.

Australia sesungguhnya memiliki kesalahan persepsi terkait Indonesia. Hal ini terjadi karena kecelakaan strategi geografi Australia. Negara tetangga Indonesia ini, hingga sekarang menganggap semua negara tetangganya, adalah lebih miskin dan lebih lemah.

Tapi fakta baru muncul bahwa untuk pertama kalinya dalam sejarah Australia, negara ini akan memiliki tetangga yang lebih kaya dan kuat daripada Australia sendiri. Sedangkan Australia sesungguhnya tidak tahu bagaimana seharusnya berhubungan dengan tetangga seperti itu.

Fakta ini akan membawa risiko lebih besar bila Ausralia memiliki hubungan buruk dengan Indonesia. Tapi sebaliknya akan menjadi aset potensial yang lebih besar jika Australia menyelaraskan kepentingannya dengan Indonesia dan bekerja lebih erat.

Karena itu, Australia sebaiknya membangun hubungan dengan Indonesia yang dapat sepenuhnya meminimalkan risiko ancaman. Itu berarti Australia harus memposisikan Indonesia pada posisi sama dan harus bersedia menghargai perbedaan pendapat di antara kedua negara.

Bagi Australia untuk waktu yang lama, keamanan negara ini tergantung antara lain pada kenyataan bahwa tidak ada negara tetangga yang punya angkatan bersenjata cukup besar yang menjadikan masalah bagi Australia.

Namun di masa depan, angkatan udara dan angkatan laut Indonesia akan tumbuh, jadi Australia akan menghadapi risiko hubungan strategis secara signifikan lebih berbahaya dengan Indonesia jika terlibat konflik. Karena itu sangat penting bagi Australia untuk mengelola hubungan dengan Indonesia secara hati-hati. (INTELIJEN)

1 komentar:

  1. Itulah kesombongan bangsa Australia thd Indonesia, bahwa kita masih dianggap inlander dan bodoh serta miskin. Ttp kenyataannya Australia tdk melihat sejarah masa lampau Indonesia adalah negara kerajaan yg besar, diakui oleh negara2 disekitar kita dan kerajaan kita dpt memberikan rasanyaman serta saling menghargai. Kini NKRI tumbuh itu merupakan kewajaran suatu bangsa, akan mempunyai nilai lebih bila sdh ada pengelola negara NKRI yg benar2 mengerti akan tugas dan tanggung jawab nya sbg seorang pemimpin yg mendapatkan delegasi kekuasaan dr rakyat. Jadi penguasa no 1 NKRI bukan kekuasaan itu miliknya, ttp mrpk pendelegasian dan sekaligus mengimplementasikan ke masyarakat serta menyesuaikan keadaan ada sekarang. Hee.....hee.....baru australia kebakaran jenggot...bila anak2 bangsa bangkit semuanya. Merdeka.....

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.