Senin, 21 Mei 2012

Direktur Trimarga Rekatama : Kita Bukan Broker

PT Trimarga Rekatama kembali menjadi sorotan setelah pesawat Sukhoi Superjet 100 menabrak lereng Gunung Salak. Sebanyak 45 penumpangnya dipastikan tewas. Trimarga merupakan agen perwakilan Sukhoi di Indonesia. 

Siapa Trimarga? Bagaimana ia bisa menjadi agen Sukhoi di Indonesia? Benarkah bos Trimarga, Sujito Ng memiliki hubungan khusus dengan Presiden SBY?

Berikut wawancara Evi Tresnawati dari majalah detik dengan Direktur Trimarga, Kolonel (purnawirawan) Vicky Victor Siagian :

Kapan PT Trimarga Rekatama berdiri?

Sudah lama ya.

Alamat Trimarga di mana? Apakah yang di Pasar Asemka itu?

Dulu mula-mula di sana, sekarang sudah pindah di Mabes Hankam No. 51.

PT Trimarga bergerak di bidang apa?

Kontraktor lah ya. Kontraktor darat, laut, udara.

Data yang kami punya, PT Trimarga juga bergerak dalam bidang jasa angkut barang, pertanian, dan perdagangan. Jadi bukan hanya pengadaan alat-alat darat, laut, udara. Bagaimana tanggapannya?

Jasa apa? Angkut barang? Itu orang lain. Tidak benar ada pertanian juga. Orang lain itu. Jauh pangan dengan militer.

Jadi PT Trimarga ini khusus untuk pengadaan alutsista dari Rusia?

Bukan pengadaan, untuk melayani kebutuhan Pemerintah Indonesia apa maunya di Pemerintah Rusia. Kita melayani Pemerintah Indonesia mau kebutuhannya apa untuk ke Rusia? Kita tanyakan ke Rusia kalau ada ya disiapkan. Misalnya pemerintah mau pesan kapal selam. Apakah semua negara mengerti kapal selam? Dia harus cari orang. Kapal selam apa yang kamu butuhkan? kata orang Rusia. Kata Indonesia, saya butuh kapal selam yang bisa nyelam seumur hidup biar mampus, hahaha. Itu harus kita carikan, kita harus bisa meyakinkan.

Umpamanya Indonesia ingin lima, yang ini (Rusia) hanya punya empat. Tapi ini kan (Indonesia) nggak bisa langsung ngomong ke sana (Rusia), karena sudah ditunjuk kita sebagai perwakilan. Karena dulu-dulu kita sudah ada kerja sama dengan Rusia, dan semua lancar.

Kontrak pengadaan pesawat Sukhoi (militer) itu seperti apa?

Ya G to G. Kontraknya itu antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Rusia.

Kesepakatannya seperti apa?

Atas kesepakatan, kalau kamu bisa melayani saya, saya layani kamu. Kan gitu saja. Indonesia itu lari kepada kita, tolong kami diapakan ke Rusia. Jadi walaupun G to G, orang ketiga harus ada.

Bisa diperjelas itu seperti apa maksudnya?

Ya itu contohnya gini, kamu jual barang kepada saya, kan bukan dari pihak saya yang bisa kamu suruh-suruh untuk datang kepada Anda. Jadi bisa saja ada yang melayani. Jadi kita hanya penyambung lidah antara pemerintah Rusia dengan Indonesia.

Itu berarti tidak G to G dong? Artinya sudah ada PT Trimarga di sini?

Loh kenapa tidak?

Bukankah dalam hal G to G DPR yang menentukan?

Loh iya, DPR. Ya kita penyambung lidah, jadi gini A (Indonesia) minta barang ke sini (Rusia), ya kita (Trimarga) bilang, eh ada nggak barang ini, kalau ada ya sudah itu. Kalau nggak ada ya kita bilang, eh nggak ada. Jadi nggak ada kerjaan kita, PT Trimarga itu cuma penyambung lidah saja.

Seperti apa struktur PT Trimarga, siapa saja pendiri dan pemilik perusahaan ini?

(diam, tidak menjawab)

Peran Anda sebagai Direktur Trimarga apa?

Untuk pengadaan Sukhoi yang pertama, saya yang langsung ke Rusia, MK30 (SU-30MK2) sama 27 (SU-27) tahun 2003 saya yang langsung ke Rusia. Yang Sukhoi Superjet 100 ini nggak ada urusan saya itu. Saya tidak mau dikaitkaitkan. You jangan kaitkan saya dengan superjet 100, saya nggak ada kaitannya itu.

Jadi ada berapa orang di Trimarga?

Banyak.

Direktur utama Trimarga adalah Sujito Ng. Dia itu siapa? Apa saja bisnisnya selain Trimarga?

Itu adiknya yang punya HERO.

Beredar foto Sujito dengan SBY. Apakah Sujito kenal atau mungkin dekat dengan SBY?

Urusan dia, pribadi dialah itu. Nggak ada sangkutan dengan saya atau Trimarga.

Tapi kemudian foto itu dikaitkan dengan pengadaan pesawat Sukhoi. Koalisi LSM yang menolak pembelian Sukhoi menyatakan ada indikasi Trimarga mendapat proyek Sukhoi karena kedekatan dengan SBY?

Kalau saya masalah itu tidak mengerti. Tapi kalau zaman Megawati saya mengadakan Sukhoi. Yang mengadakan Sukhoi pertama kali itu saya, dari zamannya Megawati karena Megawati itu ialah istri rekan angkatan saya Surendro almarhum (pilot Letnan Satu Penerbang TNI AU Surendro).

Kalau Anda dekat juga tidak dengan Cikeas?

Ngapain saya dekat dengan Cikeas?

Jadi tidak ada hubungan kedekatan SBY dengan Sujito itu mempermudah PT Trimarga menjalin hubungan ke Rusia atau Rosoboron?

Itu hubungan-hubungan apa lah itu. Saya mengenalkan Menko Polhukam dulu ke Pak Sujito waktu pengadaan Sukhoi, hanya itu. Kemungkinan besar Menko Polhukam ngobrol ke SBY, kan itu angkatannya itu. Ya itu kan nggak apa-apa.

Ada lagi mungkin bisnis lainnya, bisa saja kan? Nggak masalah kalau soal kenalan kan? Tapi tidak harus dikait-kaitkan bahwa ini sebuah kemudahan, itu nggak ada.

Joy flight Sukhoi Superjet 100 dinilai sarat dengan berbagai pelanggaran terutama masalah izin. Bagaimana tanggapan Anda?

Itu banyak ngomong nggak karu-karuan. Izin sudah semua dilakukan. 

Sukhoi Superjet 100 itu di bawah siapa? Siapa yang bertanggung jawab?

Itu yang bikin yang meninggal, Wahyudi itu, dia konsultan saya. Dia yang mulai dari nol yang menghubungkan Trimarga dengan maskapai-maskapai sampai ke Rusia.

Ada penilaian Trimarga kurang credible atau kurang mumpuni dalam urusan pengadaan pesawat. Tanggapannya?

Belum mumpuni tapi kita sudah bisa mendatangkan 10 pesawat, kalau belum mumpuni dibatalkan saja dari awal. Apa yang dibilang tidak mumpuni?

Mengenai pembelian 6 Sukhoi Su-30MK2 apa yang PT Trimarga tawarkan pada waktu itu? Mengenai harga?

Tidak pernah kita menawarkan lebih mahal kepada negara mana pun, harus lebih murah mintanya. Nggak mungkin Rusia mau jual 3.000, terus kita bilang 4.000 deh. Orang sinting kali itu.

Ada pemberitaan 6 Sukhoi jenis SU-30MK2 yang dibeli oleh pemerintah itu tidak sesuai dengan harga yang seharusnya.

Mengenai harga, kita hanya menunjukkan. Ya sesuai anggaran pemerintah. Nggak ada Trimarga menentukan harga. Trimarga hanya nanya, berapa harga pesawat? Segini, kata Rusia. Kemudian ditawar pemerintah. Nggak ada Trimarga bisa menentukan harga. Itu bohong semua.

Banyak yang menyebut Trimarga sebagai broker?

Broker apa? Orang kita kasih tahu apa maunya si ini lalu di sana bagaimana, apanya yang broker? Soal kita dikasih komisi dari Rusia itu tanggung jawab dia (Rusia) dengan upaya kita dan hasil kerja kita, kan gitu. Cuma karena bos kita ini punya uang, sebelum uangnya turun (dari pemerintah Indonesia) ya kita talangi dulu, nah di situ kita memikat orang Rusia.(EVI/YOG)(Majalah Detik)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.