Selasa, 01 Mei 2012

Makasar Class

 ⚓ Kapal Perang Serbaguna

Sailing Pass KRI Makasae 590 TNI AL
Kebutuhan akan kapal pengangkut yang serbaguna, TNI melirik perusahaan kapal Korea Selatan untuk membangun kapal Landing Platform Dock (LPD). Akhirnya diputuskan untuk memesan dari Korea Selatan sebanyak 2 unit kapal LPD yang dirancang sebagai kapal perang rumah sakit serbaguna, dan mampu mengangkut pasukan berserta peralatan tempurnya.

KRI Surabaya dalam proses penyelesaian di Korea
Sebelumnya Indonesia telah membeli sebuah kapal rumah sakit Dr  Soeharso 990 yang sebelumnya bernama Kapal Tanjung Dalpele 972. TNI AL merasa cukup puas dengan kapal Dr Soeharso tersebut dan melanjutkan dengan memesan kapal sejenis yang hampir sama fungsinya tapi berbeda bentuknya.

Selain sebagai kapal tempur, kapal yang berteknologi desain semi stealth ini juga berfungsi untuk operasi kemanusiaan serta penanggulangan bencana alam. Kontrak kapal ini ditandatangani pada Desember 2004, kontrak ini berisi tentang penerusan pengadaan satu Kapal Komando (KRI Tanjung Dalpele 972/ Dr Soeharso 990) dan empat kapal LPD (dua dibuat di Korea dan dua lainnya dibangun di PT PAL Surabaya).

Kapal LPD ini diberi nama wilayah-wilayah di nusantara dan mempunyai sejarah maritim di masa lampau, seperti KRI Makasar 590 dan KRI Surabaya 591. Kapal jenis ini juga memiliki spesialisasi untuk pendaratan pada operasi amfibi. KRI Makassar 590 adalah sebuah kapal Landing Platform Dock (LPD) buatan Daesun Shipbuildings & Engineering CO. Ltd, Korea Selatan. Merupakan kapal pertama dari dua kapal yang dibangun di Korsel dan dirancang sebagai kapal perang rumah sakit.

Makasar Class juga mempunyai platform docking dan undocking untuk mengoperasikan LCU. Selain sebagai kapal tempur yang mempunyai fungsi utama dalam Operasi Amfibi untuk mengangkut Pasukan beserta seluruh perlengkapan dan kendaraannya, kapal ini juga dapat difungsikan untuk untuk operasi kemanusiaan serta penanggulangan bencana alam.
 ⚓ Spesifikasi Makasar Class

KARESTERIKTIK UMUM

Berat benaman : 7.800 ton
Panjang : 122 m
Lebar : 22 m

Tinggi : 32,75 m
Draft : 1,63 m

Kecepatan Maksimum :15 knot, Jelajah 13,5 knot
Perahu & LCU yang dibawa: 2 × LCU
Awak kapal : lebih dari 500 orang
Pesawat : 3 × Helikopter


Makassar Class dengan daya angkut 618 orang, terdiri atas anak buah kapal (ABK) 100 orang, pasukan 507 dan tamu 11 orang, 13 ranpur dan tiga helikopter serta dilengkapi dengan dua landasan pendaratan helikopter (helipad).

PERSENJATAAN


Kapal ini dilengkapi senjata tempur berupa satu pucuk meriam 40 mm jenis AB Bofors/SAK 401/70-B, 4 pucuk senjata anti serangan udara 20 mm jenis Oerlikon, dua pucuk rudal jenis mistal simbad. Sempat diberitakan kapal ini
dirancang khusus untuk mampu dipasang meriam 100 mm juga dilengkapi ruang Combat Information Centre (CIC) untuk sistem kendali senjata.

KELENGKAPAN OPERASI

Selain itu, Kapal jenis Makassar dapat mengangkut 22 unit tank dengan bobot per unit sebesar delapan ton dan truck 15 unit. Selain itu, dapat didarati 2 unit Helikopter tipe MI-2/Bell/Bolcow, dua unit LCU dengan panjang 23 meter yang mampu mengangkut satu buah truk dengan bobot delapan ton ditambah 150 orang pasukan tempur.
 ⚓ Foto LPD Makasar Class dari formil kaskus

KRI Makassar (590)


KRI Surabaya (591)


- sumber dari berbagai media -

1 komentar:

  1. Dg adanya LPD 4 buah seharusnya ditambah 2 lagi, sesuai dg komondo armada 3 wilayah dan strategi komando armada hrs disesuaikan dg keadaan kemajuan negara misalnya kita mengambil referensi dr armada AS dimana Pulau2 digunakan sbg kekuatan militer utk bermanuver. Contoh pulau Cocos digunakan oleh Armada AS utk pengumpulan militer hrs diwaspadai sbg pengepung/perangkap tikus sbg sasaran target mis Indonesia ? Jadi Pulau2 yg ada diluar NKRI hrs digunakan sbg pos armada NKRI, disana dipusatkan kekuatan militer utk dpt digerakan bernanuver kesegala penjuru dan sbg pertahanan pulau terluar armada NKRI. Bila konflik dg negara luar maka penyerang hrs menghancurkan pos2 armada NKRI dahulu dg TNI AU dibantu TNI AL , baru masuk wilayah NKRI dan akan disambut dg pertahanan TNI AL dg 3 komando armada dibantu TNI AU dg pesawt2 terpurnya baru berhadapan dg TNI AD shg kerusakan tdk terjadi di pusat kekuasaan pemerintahan (strategi kerajaan Mojopahit). Salam NKRI....................................................

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.