Jumat, 18 Mei 2012

Misi Perdamaian TNI Akan Diberangkatkan ke Filipina Selatan

Ilustrasi
TRIBUNNEWS.COM - Perjalanan panjang penugasan pasukan Indonesia dalam Misi Pemeliharaan Perdamaian yang sudah dilaksanakan sejak penugasan Kontingen Garuda Pertama ke Mesir pada tahun 1957 dan diikuti penugasan-penugasan berikutnya, Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI kembali menyiapkan Satuan Tugas (Satgas) International Monitoring Team (IMT) yang akan berangkat dan bertugas ke daerah operasi di Filipina Selatan.

Dalam rilis yang dikirim ke redaksi Tribunnews.com, Jumat (18/5/2012), hal ini merupakan salah satu bukti komitmen TNI untuk selalu mendukung dan turut aktif pada kegiatan operasi perdamaian dunia.

Demikian amanat Asops Panglima TNI Mayjen TNI Hambali Hanafiah yang dibacakan Wakil Komandan (Wadan) PMPP TNI Kolonel Pnb. Anastasius Sumadi pada upacara pembukaan latihan penyiapan Satgas IMT di Auditorium PMPP TNI Sentul Bogor.

Penugasan tersebut merupakan implementasi dari cita-cita bangsa Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke empat yang berbunyi “Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”. Tekad mulia ini dijabarkan melalui Undang-Undang RI Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI, dimana pasal 20 ayat 3 ditegaskan bahwa penggunaan kekuatan TNI dalam rangka tugas perdamaian dunia dilakukan sesuai dengan kebijakan politik luar negeri Indonesia dan ketentuan hukum nasional. Tugas tersebut sangat mulia dan terhormat serta membawa harum nama bangsa Indonesia di dunia Internasional.

Oleh karena itu sebelum diberangkatkan ke daerah penugasan, diberi pembekalan yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas di daerah operasi, diantaranya materi umum yaitu Core Predeployment Training Materials (CPTM), ditambah beberapa materi teknis lain yang khusus dirancang guna mendukung kelancaran pelaksanaan tugas di daerah operasi. Selain itu para prajurit juga harus terus-menerus belajar untuk mengenal dan memahami karakteristik masyarakat dan wilayah penugasan operasi serta dituntut memiliki pengetahuan yang mendalam tentang konflik yang terjadi dan bagaimana menyikapinya.

Latihan ini akan ditutup pada tanggal 30 Mei 2012, diikuti oleh 20 orang peserta terdiri dari 10 orang perwira TNI dari 3 angkatan, 7 orang dari Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI dan 3 orang dari Badan Intelijen Negara (BIN).(tribunnews)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.