Senin, 14 Mei 2012

Tragedi Sukhoi Superjet 100 (3)



Rest In Peace

 Ini Sebab ELT Sukhoi Tak Terdeteksi

ELT Sukhoi Superjet 100
TEMPO.CO , Bogor - Pakar telematika Roy Suryo menyatakan Emergency Locator Transmitter (ELT) pesawat Sukhoi Superjet 100 yang berhasil ditemukan oleh tim SAR gabungan masih menggunakan frekuensi lama, sehingga sinyal saat terjadinya kecelakaan pesawat tersebut tidak bisa terdeteksi.

"Pesawat Sukhoi Superjet 100 ini masih menggunakan ELT frekuensi lama di 105 VHF. Di Indonesia rata-rata 406 VHF," kata Roy di posko helipad Pasir Pogor, Cijeruk, Kabupaten Bogor, Senin 14 Mei 2012.

Menurut Roy, ELT sendiri dulunya bernama Emergency Locator Beacon (ELBA). Alat tersebut merupakan standar penerbangan sipil karena saat terjadi kecelakaan pesawat dengan tekanan di atas lima, secara otomatis alat tersebut akan memancarkan frekuensi.

"ELT ada tiga jenis, ELT untuk pendaki gunung, kapal laut, dan pesawat. Itu otomatis on. Pertanyaan kenapa ELT tidak terdengar sama sekali, sekarang terjawab sudah," katanya.

Roy Suryo yang ikut dalam rombongan KNKT dan Badan SAR Nasional ke posko evakuasi menyatakan yang menjadi panduan Indonesia dalam panduan monitor sateli, adalah memonitor frekuensi di 406, tapi ternyata ELT yang digunakan pesawat Sukhoi ini masih menggunakan ELT dengan frekuensi lama, yaitu di 105.

"Akibatnya, tidak lagi termonitor karena frekuensi 105 menggunakan VHF, yang jenis pancarannya lurus. Kalau kemarin on, tapi terhalang oleh gunung, itu tidak terdeteksi," ujar Roy. "Kalau 406, itu akan terdeteksi minimal di Australia atau Singapura."[ANGGA SUKMA WIJAYA]
 Tim SAR Rusia Kaget Tapi Optimistis

Jurnas.com | BINGUNG, kaget, namun optimistis dan selalu ingin tahu. Itulah gaya Tim SAR asal Rusia yang ikut melakukan evakuasi dan penyelamatan terhadap korban jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak, Bogor.

Mereka bingung dan kaget berhadapan dengan kondisi Gunung Salak yang jelas jauh berbeda dengan kondisi hutan di negaranya. Karenanya, mereka banyak menemui kendala selama perjalanan menuju lokasi jatuhnya Sukhoi. Walaupun begitu, mereka optimistis dan tidak mudah mengalah dengan kebuntuan-kebuntuan yang ditemukan di lapangan. "Orang Rusia itu pantang menyerah,"kata Syafrudin, warga Indonesia yang jadi penerjemah Bahasa Rusia saat berbincang-bincang di Desa Pasir Pogor, Senin (14/5)

"Mereka itu kalau kita bilang tidak bisa main piano, mereka akan jawab, kamu pasti bisa karena kamu punya tangan dengan jarinya," kata Syafrudin.

Menurutnya, hal itulah yang menjadi dasar mereka berpikir. Syafrudin yang pernah tinggal di Uzbekistan selama 13 tahun itu mengatakan, bahwa karena sikap optimistis itulah banyak dari anggota tim yang tidak bisa berbahasa Inggris. "Bagi mereka itu Rusia itu adalah segalanya, number one but after America," katanya sambil senyum-senyum.

Selama mendampingi Tim asal Rusia sejak Jumat lalu, dia mengatakan mengalami suka dan duka. "Wartawan Rusia sangat ingin tahu dengan masyarakat setempat, termasuk makanan bakso dan segala hal mengenai tempat ini," katanya.

Bahkan, kata dia, mereka juga ingin tahu dengan mitos-mitos yang ada di sekitar masyarakat, diantaranya soal mitos Prabu Siliwangi. "Mereka itu, sebelum menjadi negara industri, juga percaya pada paganisme (Percaya pada mitos) sejak dulu, jadi keingintahuan mereka itu sangat beralasan," katanya.

Pantauan Jurnal Nasional, pukul 17.30, kru Rusia tampak sangat santai. Di antara mereka ada yang istirahat dan jalan-jalan di sekitar helipad dengan celana pendek dan kaos sehingga tampak seperti turis. "Kalau mereka sedang pakai dinasnya, di belakang bajunya itu tertera bahasa Rusia dengan arti Kementrian Emergensi Rusia," katanya menjelaskan beberapa arti yang tertulis di baju dinas anggota tim.SAR.
 Sudah 29 Kantong Jenazah Berada di RS Bhayangkara

Jurnas.com | SAMPAI hari Selasa (15/5) ini, sebanyak 29 kantong jenazah telah tiba di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat I Raden Said Sukanto, Kramat Jati, Jakarta Timur. Tambahan dua kantong jenazah baru tiba di RS Bhayangkara pada sekitar pukul 16.05 wib tadi, namun belum diketahui isinya, apakah jenazah korban atau barang-barang milik korban.

Kepala RS Bhayangkara, Brigadir Jenderal Agus Prayitno, menyebutkan, proses evakuasi kantong jenazah ke Jakarta untuk hari ini telah dihentikan. Sementara terkait dengan perkembangan identifikasi korban yang dilakukan pleh tim Disaster Victim Identification (DVI), pemeriksaan terhadap 27 kantong jenazah telah selesai dilakukan.

Dari 27 kantong jenazah itu, 22 berisi jenazah korban dan 5 berisi barang-barang milik korban. "Hari ini selesai untuk pemeriksaan postmortem,"kata Agus kepada wartawan di RS Bhayangkara, Selasa (15/5).

Pemeriksaan tersebut juga telah termasuk pengambilan sampel DNA. Sampel DNA akan akan diproses di Laboratorium Pusdokkes Polri di Cipinang. Menurutnya, perlu waktu dua minggu untuk pencocokan sampel DNA di laboratorium. "Kalau sudah collecting data postmortem ini selesai, digabungkan dengan data ante-mortem baru dicocokkan,"ujarnya.
 Black Box Ditemukan di Dasar Jurang

Black Box SSJ 100 ditemukan Kopassus. Foto Arundu/JPNN
BOGOR - Tim SAR dari Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD yang diterjunkan ke lokasi jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100,  akhirnya berhasil menemukan black box pesawat naas buatan Rusia itu. Instrumen di pesawat yang berfungsi merekam pembicaraan pilot itu ditemukan Selasa (15/5) sekitar pukul 10.00 WIB.

Penemunya adalah anggota Kopassus bernama M Taufik. Anggota pasukan elit TNI AD berpangkat Letnan Satu itu menemukan black box yang berada sekitar 100 meter dari puing-puing ekor pesawat.

"Black box tersebut ditemukan di dasar Gunung Salak Bogor di kedalaman 200 meter yang berjarak sekitar 100 meter dari puing-puing ekor pesawat," kata Danrem 061 Suryakencana, Letkol AM Putranto dalam jumpa pers di Posko Evakuasi yang terletak di Balai Pembiakan Embrio Ternak, Cipelang, Bogor, Selasa (15/5) malam.

Dari lokasi penemuan,  black box itu dibawa melalui jalur darat ke Posko Cipelang dengan jarak tempuh tiga jam. Selanjutnya, black box itu diserahkan ke Ketua Tim SAR Kopassus, Letkol (Inf) Taufk Sobri untuk dibawa Posko Pasir Pogor.

Saat diperlihatkan di hadapan media, black box itu sudah dalam kondisi hanus sebagian. Menurut Putranto, Tim SAR Kopassus meyakini temuannya itu sebagai black box karena sebelumnya pernah diperlihatkan foto tentang instrumen penting di pesawat itu. Selanjutnya, kotak hitam akan diserahkan ke Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk diteliti.

Kotak hitam itu akan diserahkan ke KNKT pada Rabu (17/5) pagi. Dari black box ini pula akan diketahui tentang penyebab naasnya pesawat berpenumpang 45 orang yang dipiloti Alexander  Yablontstsev itu.(run/jpnn)
 KNKT Minta FDR Terus Dicari

Flight data Recorder
Jurnas.com | KETUA Komisi Nasional Keselamatan Transportasi Tatang Kurniadi mengatakan, pencarian FDR (Flight Data Recorder) dari kotak hitam pesawat Sukhoi Super Jet (SSJ-100) akan terus dilakukan untuk menyempurnakan penyelidikan.

Seperti diterangkan oleh Kabasarnas Marsda Daryatmo sebelumnya, kotak hitam yang ditemukan adalah bagian CVR (Cokpit Voice Recorder) sementara FDR masih belum ditemukan dan pencarian masih terus dilakukan.

"Bahasa resminya itu CVR tapi oleh orang awam dipahami sebagai kotak hitam," kata Tatang menjelaskan. Menurut dia, CVR merekam semua data suara pilot maupun penumpang di dalam pesawat kira-kira dua jam sebelum mengalami kecelakaan.

Sementara itu, katanya menjelaskan, KNKT masih membutuhkan FDR yang merekam data-data teknis penerbangan seperti ketinggian, data cuaca, kecepatan dan parameyer lainnya. "Kami membutuhkan data FDR minimal sepuluh menit dari kejadian," katanya.

Tatang mengakui bahwa sebenarnya dari data CVR sudah bisa diidentifikasi penyebab kejatuhan. Namun, data-data dari rangkaian lain kotam hitam tersebut yang dikenal dengan FDR yang berbentuk grafik akan menyempurnakan penyelidikan yang akan dilakukakn oleh KNKT.

Pesawat buatan Rusia SSJ-100 mengalami kecelakaan dengan menabrak tebing Gunung Salak saat akan menurunkan ketinggian dari 10.000 kaki ke 6.000 kaki, Rabu (16/05). Pesawat itu ditemukan hancur berantakan dan menewaskan semua 45 awak penumpangnya.
 Dengan CVR, KNKT Sudah Bisa Selidiki Penyebab Kecelakaan Sukhoi

perangkat CVR kotak hitam pesawat SSJ 100.
Jurnas.com | MESKIPUN baru menemukan perangkat CVR (cockpit voice recorder) kotak hitam pesawat Sukhoi Super Jet 100, tim KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi) sudah bisa mulai menyelidiki penyebab kecelakaan pesawat dari Rusia itu. Namun, untuk kelengkapan penyelidikan, data dari FDR (flight data recorder) tetap dibutuhkan.

"Dua-duanya perlu. FDR itu merekam data gerakan pesawat. Jadi saling melengkapi ," kata Ketua tim investigasi kecelakaan udara KNKT (Komite Nasional Keselamatan transportasi) yang menangani kasus Sukhoi, Mardjono Siswosurono, di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (16/5). Selain data CVR, tim juga sudah mengantongi data percakapan pilot dengan ATC.

Mardjono menjelaskan, CVR hanya berisi rekaman suara di dalam kokpit. Tidak tidak hanya komunikasi antara pilot dan co-pilot tetapi juga suara-suara lain yang ada di areal cockpit selama penerbangan.

"(Suara) apa pun pasti terekam, termasuk instrumen, dan warning," kata Mardjono.

Dia menambahkan, CVR menyimpan rekaman suara dua jam terakhir sebelum pesawat jatuh. Sementara FDR (flight data recorder) menyimpan data penerbangan selama 25 jam terakhir. FDR berisi data-data penerbangan pesawat, di antaranya seperti kecepakatan, ketinggian, arah belok pesawat, dan temperatur. Dengan demikian, data dari FDR tetap dibutuhkan untuk melengkapi data dari CVR guna mengetahui penyebab terjadinya kecelakaan.

Menurut Mardjono, bila CVR tidak mengalami kerusakan yang parah, maka proses pembacaan data di CVR bisa dilakukan lebih cepat. Waktu paling lama dibutuhkan untuk transkrip data, karena memerlukan penerjemah. "Pembacaan aja seminggu mudah-mudahan selesai," imbuhnya. Saat ini CVR sudah dibawa ke laboratorium KNKT.
 Tim SAR Temukan Jasad Wartawan Trans TV Korban Sukhoi

Tim evakuasi korban
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim evakuasi pesawat Sukhoi Superjet 100 yang jatuh di Gunung Salak, kembali menemukan sembilan jenazah korban kecelakaan pesawat buatan Rusia tersebut.

Salah satu jasad yang ditemukan adalah Aditya Sukardi, jurnalis Trans TV yang ikut menjadi korban pesawat naas tersebut.

Menurut Kabag Ops Polres Bogor, Kompol Yudi Nugroho, jasad korban pesawat Sukhoi itu ditemukan sejak Selasa (15/5/2012) kemarin.

Sayangnya, akibat cuara yang tidak mendukung, kesembilan kantong jenazah itu belum bisa dievakuasi.

“Rencananya mau dibawa dengan helikopter. Tapi karena kabut tebal dan hujan, maka evakuasi tidak jadi dilakukan,” kata Yudi. “Mungkin besok bisa dibawa ke bawah (posko),” imbuhnya.

Mengenai jenazah Aditya Sukardi, menurut Yudi, wartawan Trans TV itu dikenali dari seragam yang dikenakannya. “Mudah-mudahan memang dia,” ujarnya kepada wartawan di Posko Cimelati, Kabupaten Sukabumi.
 Basarnas akan kurangi relawan Sukhoi di Posko Cijeruk

Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas), Marsekal Madya Daryatmo, mengatakan bahwa akan mengurangi personel tim pencari dan penyelamat (Search and Rescue/SAR) pencari korban kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100 dari Pos Komando (Posko) Cijeruk dan Cidahu, Bogor.

"Dari sekitar 2.000 personel gabungan yang ada di sana, maka akan kami kurangi hingga menjadi 186 orang," katanya dalam konferensi pers di Media Centre Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis.

Menurut dia, dari hari pertama hingga kedelapan pascakecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100 pada Rabu (9/5) lalu, sekitar dua ribu personel tim SAR gabungan yang terdiri atas TNI Angkatan Udara (AU), Angkatan Darat (AD), Kepolisian Negara RI (Polri) dan potensi masyarakat telah silih berganti mengevakuasi korban dan barang-barang di sekitar lokasi kejadian.

"Hari ini sudah kami tarik tujuh ratus personel, dan kami usahakan bertahap menjadi 186 personel," katanya.

Ia mengemukakan, 186 orang tersebut dikhususkan dari personel Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD dan Komando Resor Militer (Korem).

"Tim itu akan menjalankan operasi lanjutan yang berfokus pada pencarian FDR (Flight Data Recorder) yang sampai saat ini belum ditemukan," katanya.

Namun, ia mengatakan, operasi pokok Basarnas untuk mengevakuasi korban belum dihentikan sampai waktu yang belum ditentukan.

"Masih akan kami rapatkan dan koordinasikan. Kemungkinan besok Jumat sore akan kami beritahukan," demikian Daryatmo.(T.A060)
 Kopassus Temukan Parasut Sukhoi

Temuan Parasut (FOTO: Kristantyo Wisnubroto/Beritasatu.com)
Parasut itu ditemukan dalam kondisi sudah terbuka dan menyangkut di atas pohon dalam posisi 100 meter di atas puing badan pesawat.

Parasut yang diduga dipakai pilot Sukhoi Superjet 100 dan sempat dibantah beberapa hari sebelumnya ditemukan oleh Tim Charlie Kopassus.

Temuan itu dikemukakan Kepala Pengendalian Operasi Tim SAR Gabungan Danrem 061/Suryakencana Kolonel (inf) AM Putranto di Posko Embrio Ternak, Cipelang, Kamis (17/5) malam.

Saat menerangkan temuan itu, Danrem didampingi Koordinator SAR Gabungan Ketut Parwa dan anggota Tim Charlie Kopassus. "Parasut ini ditemukan oleh Lettu Rizal," kata Putranto

Rizal menerangkan, parasut itu ditemukan dalam kondisi sudah terbuka dan menyangkut di atas pohon dalam posisi 100 meter di atas puing badan pesawat di bawah tebing Gunung Salak 1.

Ketika ditanya soal isu parasut itu ditemukan bersama jasad pilot Sukhoi, Putranto maupun pihak Kopassus membantah hal itu.

"Kita jangan berandai-andai. Tapi saya pernah sebagai penerjun dan dari informasi kawan di AU, pesawat komersial memang tidak disediakan parasut," jelas Putranto.

Namun, Danrem menambahkan parasut itu hanya dipakai dalam pesawat komersial yang sedang uji coba.

Sebelumnya, beredar kabar pada Minggu (12/5), tim SAR menemukan jasad pilot tergantung di bawah parasut yang tersangkut pohon.

Diduga, pesawat Sukhoi Superjet 100 buatan Rusia menggunakan kursi pelontar dengan piranti parasut di pilot dan kopilot.(Beritasatu)
 RS Polri telah Terima 35 Kantong Jenazah Korban Sukhoi

Metrotvnews.com, Jakarta: Proses evakuasi korban Sukhoi Superjet 100 yang jatuh di Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat, 9 Mei lalu terus dilakukan. Hari ini, Kamis (17/5), lima kantong jenazah tiba di Rumah Sakit Polri Dokter Soekanto di Kramatjati, Jakarta Timur.

Reporter Metro TV Pascalis Iswari melaporkan dari Rumah Sakit Polri, kantong jenazah datang dari Pangkalan Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, dalam dua gelombang. Gelombang pertama, tiga mobil jenazah membawa tiga kantong dan tiba pukul 07.21 WIB. Gelombang kedua dengan dua kantong jenazah tiba pukul 08.00 WIB.

Sampai hari ini, hari ke sembilan sejak Sukhoi jatuh, Rumah Sakit Polri telah menerima 35 kantong jenazah. Tim Disaster Victim Identification (DVI) Indonesia akan meneruskan proses identifikasi korban yang sudah dilakukan. Identifikasi dilakukan dengan mencocokan data-data antemortem (data sekunder) dan data postmortem (data jenazah).

Kemarin tim DVI menjelaskan sudah berhasil mengidentifikasi satu jenazah korban. Kepastian itu diperoleh setelah Tim DVI mencocokan data postmortem dari geligi gigi jenazah korban yang ternyata cocok dengan antemortem yang diserahkan keluarga. Jenis kelamin korban laki-laki dan asal Indonesia. Tim DVI enggan membeberkan identitas korban. Pemberitahuan identitas dilakukan jika proses identifikasi usai. (DOR)
 Catatan Harian Basarnas Cari Korban Sukhoi

"Jadi sejauh ini kita telah mengumpulkan 35 kantong jenazah."

Evakuasi Korban SSJ 100
VIVAnews - Proses pencarian korban pesawat Sukhoi Superjet 100 hari ini resmi dihentikan. Setelah 10 hari tim SAR melakukan proses evakuasi.

Dalam keterangan pers yang disampaikan Ketua Badan SAR Nasional, Daryatmo, memaparkan temuan-temuan yang telah didapat oleh timmya hingga hari ini.

Operasi pencarian dilakukan tak lama setelah adanya informasi pesawat Sukhoi Superjet 100 yang melakukan joint flight hilang kontak, Rabu 9 Mei 2012.

"Pada hari Kamis kami baru menemukan lokasi jatuhnya pesawat dan hari Jumatnya tim evakuasi darat baru bisa mencapai crash site," ujarnya.

Pada proses evakuasi hari Sabtu 12 Mei 2012, Daryatmo mengatakan, tim SAR gabungan berhasil membawa 17 kantong jenazah.

Selanjutnya, pada hari Minggu 13 Mei 2012, sebanyak 5 kantong jenazah. Senin 14 Mei 2012 berhasil menemukan 3 kantong jenazah.

Hari Selasa 15 Mei 2012, mengevakuasi 4 kantong jenazah, dan pada Rabu 16 Mei 2012 sebanyak 1 kantong Jenazah.

Sedangkan pada hari Kamis tanggal 17 Mei, menurut Daryatmo, sebenarnya pihaknya berhasil mengumpulkan 9 kantong jenazah.

"Namun karena medan yang terlalu berat untuk membawa 9 kantong maka kami padatkan sampai menjadi 5 kantong saja," jelasnya.

Lima kantong terakhir menurut Daryatmo berisi properti-properti yang mungkin bisa membantu proses identifikasi korban.

"Jadi sejauh ini kita telah mengumpulkan 35 kantong jenazah," rangkumnya.

Daryatmo mengatakan, selama 7 hari evakuasi sebetulnya bisa dihentikan. Sesuai dengan peraturan pemerintah bahwa, proses evakuasi yang berlangsung selama 7 hari dapat dihentikan.

Namun karena masih banyak korban yang belum ditemukan, akhirnya tim memperpanjang proses pencarian hingga 10 hari.

Dia pun menambahkan, kalau proses evakuasi memang telah dihentikan karena tidak melihat ada tanda-tanda dari korban lagi. Namun dirinya menolak mengatakan kalau proses evakuasi ini dihentikan total.

"Kalau nanti memang ada tanda-tanda dari korban lagi proses evakuasi akan kita lanjutkan lagi," ujarnya.(umi)(VIVAnews)
 Agen Sukhoi: Seluruh Korban Sudah Ditemukan

PT Trimarga Rekatama dan pihak Sukhoi akan mendatangi 35 keluarga korban.

VIVAnews - Seluruh korban pesawat Sukhoi Superjet 100 yang jatuh di Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat pada Rabu 9 Mei 2012, sudah ditemukan.

"Sudah final sampai sekarang. Karena sudah cocok dengan keluarga yang melapor," kata konsultan PT Trimarga Rekatama Sunaryo saat dihubungi VIVAnews, Jumat 18 Mei 2012. Apakah sudah sesuai dengan manifes, sebanyak 45 orang? "Iya. WNI ada 35 dan WNA ada 10 orang," jawabnya.

Untuk selanjutnya, kata Sunaryo, PT Trimarga Rekatama sebagai agen Sukhoi di Indonesia bersama dengan pihak Sukhoi akan mendatangi 35 keluarga korban.

"Maksud kita pertama, kita silaturahmi untuk ucapkan belasungkawa. Kedua kita akan konfirmasi dalam rangka pemakaman jenazah. Maunya keluarga bagaimana," katanya.

Ketiga, lanjut Sunaryo, jika sudah selesai menemui kesepakatan terkait asuransi, pihaknya akan meminta persyaratan-persyaratan yang diminta pihak asuransi. "Kita minta ke keluarga supaya keluarga menyiapkan," imbuhnya.

Sejauh ini, besaran santunan untuk keluarga korban dari pihak Sukhoi Rusia belum ditentukan dan masih jadi pembahasan antara PT Trimarga dan pihak Sukhoi Rusia.

Sebelumnya, Sunaryo menyebutkan, santunan yang akan diberikan pihak Sukhoi Rusia adalah sebesar US$ 50.000 atau setara Rp 458.750.000.

Sunaryo menambahkan, pihaknya masih mengusahakan klaim asuransi sebesar Rp 1,250 miliar. Sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Perhubungan No. 77 Tahun 2011 tentang Tanggung Jawab pengangkut Angkutan Udara.

"Yang jelas mereka (Sukhoi dengan Air Claims) sudah berbincang, berkutat, yang mana perbincangan itu saya dari pihak indonesia tidak diizinkan berbicara. Saya hanya penyambung lidah, informasi yang di Indonesia begini ... begini," tuturnya.(umi)(VIVAnews)
 Hari Ini Warga Temukan Tiga Jenazah Diduga Korban Sukhoi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Evakuasi korban kecelakaan pesawat Sukhoi Super Jet (SSJ) 100 di Gunung Salak, sudah dinyatakan dihentikan. Sebanyak 45 jenazah korban pun sudah dikembalikan kepada keluarga pekan lalu.

Namun, hal mengejutkan datang dari warga Sukabumi yang bermukim di sekitar Gunung Salak. Mereka mengaku menemukan tiga jenazah di dekat lokasi jatuhya pesawat SSJ 100, Senin (28/5/2012).

Mengenai hal ini, anggota Komisi V DPR dari Fraksi PAN Teguh Juwarno, mendorong Basarnas untuk menindaklanjuti temuan warga tersebut.

"Karena, ini masih baru selesai evakuasi. Saya rasa, kita bisa meminta kembali Basarnas terkait informasi yang baru kita terima ini," ujarnya di sela Raker-RDP mengenai Tragedi Sukhoi, di Ruang Rapat Komisi V DPR, Jakarta, Senin (28/5/2012).

Komisi V, lanjutnya, juga bakal mendorong DVI Mabes Polri untuk melakukan visum dan otopsi, terhadap tiga jenazah yang diduga korban kecelakaan pesawat Sukhoi yang hari ini ditemukan.

Warga Sukabumi yang bermukim di sekitar Gunung Salak, hari ini menemukan tiga jenazah di dekat lokasi jatuhya pesawat SSJ 100.

Diduga kuat, salah satu jenazah merupakan warga Rusia korban kecelakaan pesawat SSJ 100. Jenazah warga Rusia ditemukan dalam kondisi utuh. Dua jenazah lainnya ditemukan dalam kondisi tidak utuh.

Jenazah ditemukan warga yang tergabung dalam Asosiasi Masyarakat Pengelola Hutan Bukan Kayu Indonesia (AMP-HBKI) Kabupaten Sukabumi.

Ketua AMP-HBKI Junaidi Abdullah mengatakan, ketiga jenazah ditemukan saat mereka melakukan rutinitas sebagai pengelola hutan bukan kayu. Wilayah kerja mereka di sekitar hutan lokasi jatuhnya pesawat.

Junaidi mengaku, ia dan 13 warga lain menemukan jasad sekitar 700 meter dari lokasi jatuhnya pesawat. (*)
 FDR Sukhoi Ditemukan, Basarnas Gelar Konferensi Pers

JAKARTA, KOMPAS.com — Badan Sar Nasional (Basarnas) diagendakan menggelar konferensi pers di Terminal Kedatangan Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (31/5/2012) ini. Kepala Bagian Humas Basarnas Gagah Prakoso mengungkapkan, konferensi pers tersebut diadakan terkait penemuan flight data recorder oleh tim Basarnas di area Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat. Selanjutnya, komponen tersebut akan diserahkan dari Basarnas kepada Komisi Nasional Keselamatan Transportasi Indonesia.

"Ya, kan, FDR sudah ditemukan. Sekarang lagi dibawa dengan helikopter dari TKP menuju Jakarta. Agendanya jam 10.00 WIB, kita sedang siap-siap ini," ujarnya saat dihubungi Kompas.com.

Berdasarkan jarak dari area Gunung Salak menuju Jakarta, helikopter diperkirakan akan menempuh waktu sekitar setengah jam. Rencananya helikopter akan mendarat di Landasan Udara Halim Perdanakusuma.

Sebelumnya diberitakan, pesawat Sukhoi Superjet 100 milik Rusia melakukan demo flight dengan rute Jakarta-Pelabuhan Ratu-Jakarta. Kala itu, pesawat mengangkut 45 orang yang terdiri dari 8 warga negara Rusia, 1 warga negara Perancis, 1 warga negara AS, dan 35 orang warga negara Indonesia. Pesawat hilang kontak di area Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat.

Tim evakuasi gabungan pun bekerja untuk mengevakuasi korban. Dipastikan tak ada korban selamat dalam musibah tersebut. Untuk mengetahui penyebab kecelakaan, Komisi Nasional Keselamatan Transportasi Indonesia pun mencari kotak hitam.
(Metrotv)(TEMPO.CO)(Jurnal)(Jpnn)(Tribunnews)(Antara)(Kompas)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.