Rabu, 23 Mei 2012

Unhan Kirim Mahasiswanya Kembangkan Perbatasan

 Kembangkan di Perbatasan

Jurnas.com | DALAM rangka membangun wilayah perbatasan Indonesia, Universitas Pertahanan (Unhan) akan memprioritaskan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dalam bentuk Kuliah Kerja Dalam Negeri (KKDN) di perbatasan bagi semua mahasiswa pascasarjananya.

Diharapkan, kelak para mahasiswa bisa membangun perbatasan, baik dari segi pendidikan maupun pertahanannya.

Wakil Rektor Unhan Syaiful Anwar mengatakan, KKDN ini diselenggarakan agar para mahasiswa dapat melihat langsung fakta di lapangan. "Diharapkan hasil temuan mereka di lapangan bisa bermanfaat dalam konteks akademik maupun sebagai masukan ke pemegang kebijakan,” kata Syaiful Anwar di sela Seminar Internasional bertema Pendidikan Berkualitas dan Terjangkau, di Jakarta, Selasa (22/5).

Seminar Internasional ini merupakan hasil kerja sama tiga perguruan tinggi, yakni Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta, University Teknologi Malaysia Johor, dan University of Malaya, Kuala Lumpur. Seminar berlangsung pada 21-23 Mei.

Dalam KKDN, papar Syaiful, mahasiwa diharapkan mendapatkan informasi langsung dari sumbernya. Bagaimana keadaan di lapangan dan dikaitkan dengan upaya mengembangkan pendidikan dan pertahanan di sana. "Mereka akan dihadapkan pada data-data riil di lapangan," ujarnya.

KKDN yang berlangsung tiga minggu ini dirancang Unhan agar mahasiswanya melakukan penelitian di satu perbatasan tertentu. "Jadi, jangan sampai terjadi overlap," ujarnya.

Selain, Syaiful mengatakan, Unhan secara berkala juga terus menerbitkan penelitian individual dan penelitian yang dilakukan pusat penelitian. Fokus penelitian diutamakan bertema daerah perbatasan.(Jurnas)
 Pemerintah Kembangkan Sekolah Berasrama di Perbatasan


Agung Kuncahya B. / Jurnal Nasional
Diharapkan, kelak para mahasiswa bisa membangun perbatasan, baik dari segi pendidikan maupun pertahanannya.

Jurnas.com | PEMERINTAH saat ini tengah mengembangkan sekolah berasrama di daerah perbatasan dengan proyek percontohan di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur.

Menurut Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Musliar Kasim, sekolah berasrama tersebut diharapkan menjadi solusi atas jarak sekolah dengan tempat tinggal para siswanya. “Agar anak-anak di perbatasan tak kesulitan menjangkau pendidikan hanya karena letaknya yang jauh dari tempat tinggal mereka,” jelas Musliar di sela-sela Seminar Internasional 'Pendidikan Berkualitas dan Terjangkau' di Jakarta, Selasa (22/5).

Selain itu, Kemendikbud juga akan mengembangkan program sekolah satu atap, yakni menggabungkan sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. "Ke depan kami akan terus membangun sekolah jenis ini di perbatasan," ujarnya.

Kemendikbud juga mengadakan program Sarjana Mendidik di daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM3T). Program yang diluncurkan Desember 2011 lalu ini berencana mengirim tiga ribu sarjana setiap tahunnya untuk menjadi pendidik di daerah perbatasan.

Pembangunan pendidikan perbatasan yang telah lama dilakukan Kemendikbud adalah dengan menggandeng TNI melalui program TNI Manunggal Masuk Desa (TMMD) dengan membangun fasilitas pendidikan. "Kami berharap kerja sama lintas kementerian/lembaga ini bisa memberikan hasil yang luar biasa untuk kemajuan pendidikan kita,” imbuh Musliar.(Jurnas)
(Jurnas)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.