Kamis, 21 Juni 2012

Fokker 27 TNI AU Jatuh: Tumbal Inkonsistensi Kebijakan Pemerintah




Ilustrasi F-27 TNI AU
itoday - Jatuhnya pesawat TNI AU jenis Fokker 27 bernomor ekor A2708 yang sedang melakukan latihan Touch and Go di Lanud Halim Perdanakusuma, Kamis (21/6), dianggap pengamat pertahanan Muradi sebagai dampak lalainya pemerintah dalam membuat kebijakan, sehingga prajurit TNI kembali jadi tumbal. Padahal, pesawat tersebut sudah harus di-grounded karena sudah tua.

Kepada itoday, Kamis (21/6), Muradi mengatakan, ada tiga alasan mengapa alutsista TNI ini harus di-grounded. "Pertama, karena sudah tua. Kalau sudah tua, maka akan ada penggantinya. Kedua, Indonesia sudah memiliki kemampuan untuk membangun industri pertahanan yang baru, artinya alutsista seperti jenis pesawat Fokker 27 sudah bisa sendiri produksi sendiri dan menggantikan pesawat yang ada. Ketiga, antara kebijakan dengan implementasinya harus nyambung," kata Muradi.

Melihat kemampuan yang dimiliki Indonesia, lalu mengapa TNI AU masih mengoperasikan alutsista tua? Muradi yang juga dosen FISIP Universitas Padjajaran, Bandung ini hanya bisa menjawab, karena pemerintah/TNI tidak punya dana. Tidak hanya itu, antara kebijakan dan implementasi tidak nyambung.

“Dari ketiga faktor ini, sebenarnya situasinya sederhana saja. Pemerintah jika ingin membuat kebijakan harus sesuai dengan apa yang dimiliki TNI, jika tidak ya jangan membuat sebuah kebijakan. Nanti kondisi yang seperti itu akan terus terulang, “ ungkapnya.

Dengan kondisi seperti itu, Muradi melihat TNI tidak memiliki banyak pilihan, hanya bisa menggunakan peralatan tuanya. Karena yang baru belum ada, beli baru atau bekas belum tentu bisa karena tidak ada uangnya.

F27 TNI AU Jatuh (Foto: Pasya/pembaca detikcom)
“Uangnya tidak ada, kita juga tidak mampu beli yang bekas, maka mau tidak mau TNI hanya bisa kembali menggunakan peralatan tuanya. Ketika menggunakan peralatan tua, ya akan terjadi banyak masalah, seperti perawatan, keberadaan suku cadang dan lain-lain, itu yang menyebabkan pesawat kita sering jatuh, “ jelasnya.

Fokker 27 adalah pesawat buatan 1958 pabrikan Belanda, Fokker yang sudah bangkrut. TNI AU sendiri menggunakan pesawat yang berjulukan Friendship ini sejak 1976 dan ditempatkan di Skadron 2 Lanud Halim Perdana Kusuma, untuk angkut ringan dan penerjunan.

Sebelumnya, TNI AU juga pernah mengalami musibah serupa di mana salah satu Fokker 27-nya jatuh di Bandung, 2009 lalu. Dalam musibah tersebut, 24 penumpang tewas. Korban tewas terdiri dari awak pesawat dan anggota grup pasukan khusus AU, Paskhas AU.

Pasca musibah Fokker di Bandung, pemerintah sebenarnya sudah memerintahkan untuk menggrounded seluruh alutsista TNI yang sudah tua untuk menghindari jatuh korban. Namun entah mengapa pesawat Fokker 27 TNI AU yang sudah berumur lebih dari 30 tahun ini masih juga terbang.*(itoday)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.