Senin, 02 Juli 2012

Indonesia Bakal Dapat Bantuan Pesawat Militer dari Australia

C-130 TNI AU (Gambar Sinang Aribowo)
Jakarta, Pagi ini Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bertolak ke Australia dalam rangka kunjungan kerja. Sebelum berangkat, SBY mengabarkan bahwa Australia akan memberikan bantuan pesawat jenis Hercules C130 kepada pemerintah Indonesia. Namun, untuk mendapatkannya, Indonesia harus mengeluarkan biaya.

"Sore ini ada agenda yang dihadiri oleh menteri pertahanan kita dan menteri pertahanan Australia tentang pengadaan pesawat Hercules C130 yang kita bahas beberapa saat lalu, yang akan kita adakan dari Australia, dengan format hibah. Tapi tentu ada biaya yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia, jadi sebetulnya setengah hibah, setengah kita beli," ujar SBY di Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur, Senin (2/7/2012).

SBY menjelaskan, Indonesia saat ini tidak lagi menerbangkan pesawat jenis Fokker 27. Oleh karena itu, diperlukan alat transportasi udara dengan muatan yang lebih banyak seperti pesawat transport militer menengah CN295. Selain itu, pengadaan pesawat C130 ini diharapkan bisa menjadi solusi sebagai guna memenuhi kebutuhan TNI Angkatan Udara (TNI-AU).

"Pesawat udara transport itu, diperlukan policy yang telah kita keluarkan kemarin. Kita tidak menerbangkan lagi Fokker 27 dan kita memerlukan sarana angkut yang lebih banyak lagi. Alhamdulilah program CN295 telah berjalan dan akan menjadi pengganti dari Fokker-27, bahkan dengan kapasitas yang lebih besar. Di samping itu kita juga menghidupkan kembali pesawat C130 dengan sparepart baru, termasuk pengadaan yang akan kita laksanakan dari Australia," jelasnya.

Seperti diketahui, pagi ini SBY bertolak ke Darwin, Australia. Agenda utama kunjungan kerjanya adalah mengikuti pertemuan konsultasi tahunan antara pemerintah RI dan Australia. Selain melakukan evaluasi atas tindak lanjut kesepakatan hasil pertemuan pertama di Bali, fokus pertemuan Presiden SBY dengan PM Julia Gillard adalah peningkatan kerjasama bilateral di bidang ekonomi.

Turut hadir dalam rombongan presiden menuju Australia tersebut, Ani Yudhoyono, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Perekonomian Hatta Radjasa, Mensesneg Sudi Silalahi, Sekretaris Kabinet Dipo Alam, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, Kepala BKPM Chatib Basri, Ketua Kadin Bambang Suryo Sulistio, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, Menteri BUMN Dahlan Iskan, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, KSAU Marsekal Imam Sufaat, Wamenkum HAM Denny Indrayana dan Kepala BNPB Syamsul Maarif.(mok/mok)(Detik)

 Indonesia Terima Hibah 5 Pesawat C130 dari Australia

Hercules Australia (Foto Airliners,net)
JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Indonesia akan menerima hibah lima pesawat C130 dari Pemerintah Australia. Penerimaan hibah ini merupakan bagian dari upaya Pemerintah Indonesia untuk memperkuat alutsista TNI. Proses hibah ini dilakukan pada kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Darwin, Australia, 2-4 Juli 2012.

"Tetap ada biaya yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia. Jadi sebetulnya setengah hibah, setengah beli," kata Presiden di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (2/7/2012).

Presiden melakukan kunjungan kerja ke Darwin, Australia, pada 2-4 Juli 2012. Presiden juga mengatakan, Pemerintah Indonesia akan menghidupkan kembali pesawat C130 dengan suku cadang baru. Terkait pengadaan suku cadang baru, pemerintah akan menggandeng Pemerintah Australia.

Peremajaan C130 ini dipandang penting, terutama setelah Pemerintah Indonesia memutuskan untuk tidak menerbangkan pesawat Fokker 27-500 yang salah satu di antaranya jatuh pada 21 Juni 2012. Pada kunjungan kali ini, Pemerintah Indonesia-Australia juga akan membahas kerja sama di bidang penegakan hukum dan keamanan, utamanya dalam menghadapi kejahatan transnasional, pendidikan, kesehatan, dan lainnya. Pemerintah kedua negara juga akan membahas peningkatan kerja sama di bidang ekonomi.(Kompas)

 Indonesia-Australia Tanda Tangani MOU Hibah 4 Hercules

Darwin (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia dan Australia menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) hibah empat pesawat Hercules tipe C-130 H dari Australia.

Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Marsekal Madya Eris Haryanto dan Panglima Angkatan Bersenjata Australia David Hurley menandatangani MoU tentang hibah pesawat tersebut di RAAF Darwin, Australia, Senin.

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dan koleganya, Menteri Pertahanan Australia Stephen Smith, menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman hibah yang dilakukan di depan pesawat Hercules yang akan dihibahkan itu.

Dalam sambutannya, Smith mengatakan Australia sudah mendapat persetujuan Amerika Serikat (AS), sebagai produsen pesawat Hercules, untuk menghibahkan ke Indonesia. Ia menambahkan pemberian hibah produk-produk militer asal AS harus seizin negara tersebut.

Menteri Purnomo Yusgiantoro mengatakan hibah pesawat Hercules itu dibutuhkan Indonesia, terutama untuk mendukung operasi-operasi militer bukan perang seperti penanganan bencana.

"Atas nama pemerintah, saya sangat mengapresiasi hal ini," katanya.

Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat mengatakan, empat pesawat hibah tersebut tidak bisa langsung dibawa pulang karena akan direnovasi terlebih dulu.

Perbaikan, termasuk pengecatan dan penggantian suku cadang, untuk pesawat yang dihibahkan membutuhkan dana sekitar 50 juta dolar Australia. (M041)(Antara)

 HIbah C-130H Hercules Australia Untuk Membantu Patroli Udara

C-130H RAAF
(GM) AUSTRALIA ini menyerahkan dua pesawat C-130 Hercules yang perlu diperbaharui ke Indonesia, untuk meningkatkan kemampuan Jakarta (Indonesia) untuk patroli pemantauan kapal suaka dan membantu dalam keadaan darurat maritim.

C-130H merupakan model yang pertama dari empat pesawat Hercules yang akan diberikan kepada Angkatan Udara Indonesia dalam kondisi siap terbang, Menteri Pertahanan Stephen Smith mengatakan di Darwin.

H-model sedang dihapus oleh Australia, tetapi masih digunakan Coast Guard AS untuk patroli maritim jangka panjang untuk pencarian dan penyelamatan.

RAAF telah diperbaharui armada angkutan berat dengan pembelian enam raksasa C-17 dan C-130J Model terbaru Hercules.

"Kami dalam posisi untuk memesiunkan beberapa C-130Hs kami dan sebagai bagian dari proses itu, kita hibahkan empat ke Indonesia," Smith menambahkan, sumbangan itu "sangat penting" untuk membantu meningkatkan kemampuan logistik udara di Indonesia.

Bantuan Australia untuk Indonesia dalam memerangi penyelundupan manusia, juga termasuk uang untuk membangun 12 pos polisi baru di provinsi pesisir dan dua kapal patroli perairan pantai kecil untuk digunakan oleh polisi laut Indonesia.

Julia Gillard dan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono bertemu di Darwin hari ini sebagai bagian dari kesepakatan untuk meningkatkan kerjasama antara kedua negara.

Pembicaraan bilateral lainnya akan diselenggarakan antara Bapak Smith dan rekannya Purnomo Yusgiantoro di mana isu para pencari suaka akan dibahas.

"Ini adalah proyek yang kami kerjakan selama beberapa tahun terakhir sampai sekarang yang melibatkan Australia, Amerika Serikat dan Indonesia," kata Smith.

"Kami tentu saja harus menerima persetujuan hibah C-130 dari Amerika Serikat."(the Australian)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.