Jumat, 06 Juli 2012

Kadispen AU: Kami Sangat Butuh Tambahan Hercules

Kondisi alat utama sistem senjata (Alutsista) TNI yang memprihatinkan karena banyak yang sudah termakan usia, khususnya TNI AU, memaksa pemerintah untuk melakukan berbagai pengadaan Alutsista dalam jangka pendek secara serentak.

Namun sial, banyak program pengadaan Alutsista terganjal di gedung parlemen, dengan banyak alasan. Salah satunya karena alasan barang yang akan diambil adalah barang bekas, seperti yang menimpa program hibah C-130 Hercules dari Australia.

Padahal jika melihat keadaan di lapangan, TNI AU sangat membutuhkan pesawat jenis ini. Mengingat pesawat yang menghuni Skadron Udara 31 ini ada yang berumur lebih dari 50 tahun.

Kepada itoday, Jum'at (6/7), Kadispen AU Marsekal Pertama Azman Yunus mengatakan, TNI AU sangat membutuhkan pesawat C-130 Hercules, walaupun pesawat hibah tersebut adalah pesawat bekas.

Menurutnya, walau pesawat tersebut bekas, tetapi bisa diperbaiki kembali, dan biaya perbaikannya pun terbilang sangat murah, bahkan jauh lebih murah dibandingkan dengan negara lain.

Tak berhenti sampai disitu, Azman menilai, pesawat Hercules Australia tersebut masih sangat layak untuk digunakan. Apalagi Indonesia berada di wilayah ring of fire, sehingga membutuhkan pesawat untuk menjalankan tugas non militer.

Sedangkan mengenai berapa kebutuhan TNI AU, Azman hanya menyebutkan sesuai dengan kesepakatan Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Australia. Walau menurutnya, TNI AU membutuhkan enam pesawat Hercules untuk ditempatkan di wilayah tengah dan timur Indonesia.

“Kita sebenarnya butuh enam pesawat hercules yang ditempatkan di wilyah tengah dan timur, “ pungkasnya.

Program hibah pesawat C-130 Hercules milik Australia ke Indonesia menjadi perdebatan. Komisi I DPR RI mempermasalahkan hibah empat pesawat tersebut karena barang yang akan diterima adalah pesawat bekas.

Komisi I bersikeras bahwa pemerintah seharusnya membeli barang serupa yang lebih baru, ketimbang menerima hibah barang bekas. Dimana DPR melihat Australia mau menjual enam unit pesawat Hercules dengan harga US$ 90 juta. Sedangkan nilai hibah empat pesawat Hercules mencapai US$ 60 juta, yang berarti sama-sama bernilai US$ 15 juta per unitnya.*
Sumber : itoday

1 komentar:

  1. Bpk DPR, siapa yang tidak mau beli barang baru ? tapi uangnya siapa pak ? alutsista beda dengan beli mobil, karena mendatangkan suku cadang butuh waktu bulanan bahkan tahunan, kalau kita beli 6 pesawat baru, paling yang bisa terbang hanya 2 pesawat, bandingkan kalau kita beli 24 pesawat bekas, pasti yang terbang bisa 16 pesawat, karena suku cadang bisa dikanibal dulu,.. sebelum ngomong dipikir dulu pak, jangan asal cuap - cuap, parlemen Indonesia = parlemen belanda

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.