Selasa, 10 Juli 2012

RI-Ceko Jajaki Peluang Kerjasama Industri Pertahanan

BVP-2 Marinir
Masih banyak peluang kerjasama antara Indonesia dengan Ceko yang di masa mendatang bisa lebih dikembangkan. Satu di antaranya yang dipertimbangkan untuk dua negara tindak lanjuti adalah bidang industri pertahanan.

Demikian disampaikan Presiden SBY dalam keterangan bersama Presiden Vaclav Klaus usai sesi pertemuan mereka. Pertemuan berlangsung di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (9/7/2012).

"Di bidang pertahanan, itu juga terbuka. Kita punya riwayat masa lalu dengan elemen pertahanan Ceko. Kerjasama itu saya yakin bisa lebih riil," ujar SBY.

Terhadap peluang yang Indonesia buka itu, Presiden Valvac Klaus di Ceko industri pertahanan punya pengalaman panjang. Di masa lalu produk industri pertahanannnya cukup banyak di Indonesia dan negara-negara lain di Asia Timur.

"Seperti radar pengintai, amunisi dan kendaraan truk alutsista," ujarnya.

Lebih lanjut, Presiden SBY dan Presiden Vaclav Klau menekankan juga kerjasama di bidang energi terbarukan juga berpeluang besar. Mereka sepakat mendorong pengusaha negara masing-masing untuk menindaklanjutinya dan tak tertutup untuk bidang lain.

Isu krisis ekonomi Eropa juga jadi bahasan dua kepala pemerintahan. Presiden Vaclav menggarisbawahi apa sedang terlihat saat ini baru permukaannya dan situasinya bisa lebih buruk bila tidak ada aksi cepat untuk mengatasinya.

Dia mencontohkan apa yang kini Ceko alami dengan pertumbuhan yang hanya 1,7 persen pada 2011. Meski bukan bagian dari Eurozone, namun krisis telah ikut memukul telat kalangan usahanya sebab mayoritas produk mereka dijual ke Eropa Barat.

"Makanya dalam kunjungan ini saya juga membawa perwakilan kalangan pengusaha yang tertarik kembangkan bisnisnya di sini. Baik di bidang energi yang terbarukan, pariwisata, dan pendidikan. Kami sepakat meningkatkan konektifitas ke depan dan harapan saya ini bisa berkesinambungan," sambungnya.

Sumber : Detik

 Wamenhan Menerima Deputi Menteri Industri dan Perdagangan Republik Ceko


Wakil Menteri Pertahanan RI, Sjafrie Sjamsoeddin, Senin ( 9/7) menerima kunjungan Deputi Menteri Industri dan Perdagangan Czech Republic, Milan Hovorka di Kantor Kementerian Pertahanan RI, Jakarta.

Maksud kunjungan Deputi Menteri Industri dan Perdagangan Republik Ceko ke Indonesia merupakan rangkaian kunjungan audiensi kebeberapa industri di negara-negara Asia. Kaitan kedatangannya ke Kemhan RI tersebut selain sebagai partner kerja untuk membicarakan hubungan pertemanan antara kedua negara, juga untuk melakukan studi banding mengenai perspektif bidang industri pertahanan dan keamanan.

Selain itu Deputi mengharapkan kedatangannya kali ini dapat menyatukan semua sinergi dan mutualisme simpati yang positif melalui perdagangan dan invenstasi khususnya pengembangan kerjasama bidang industri pertahanan antara Indonesia dan Republik Ceko. Deputi juga sangat berharap dalam waktu dekat dapat menjalin peluang kerjasama dan mengimplentasi perjanjian tersebut kearah yang lebih konkrit.

Pada kesempatan pertemuan tersebut Wamenhan menjelaskan gambaran kaitan antara sektor Pertahanan dengan sektor ekonomi. Disampaikan oleh Wamenhan dalam hal ini Pemerintah Indonesia memiliki kebijakan umum mengenai Pertahanan yang mendukung sektor ekonomi.

Sehubungan dengan hal tersebut saat ini Indonesia tengah melakukan beberapa upaya untuk memodernisasi kekuatan pertahanan, salah satunya melalui peningkatan industri pertahanan dalam negeri serta mengembangkan kerjasama industri pertahanan dari luar negeri.

Diungkapkan Wamenhan, terkait kerjasama yang diadakan dengan Republik Ceko, bulan lalu DPR RI telah meratifikasi perjanjian kerjasama pertahanan antara Indonesia dengan Republik Ceko, dan saat ini tengah menunggu persetujuan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Lebih lanjut Wamenhan menuturkan, Pemerintah Indonesia memiliki suatu Komisi yang berada langsung dibawah presiden untuk mengelola proses pengadaan Alutsista dan non Alutsista. Komisi ini didalamnya terdapat 4 menteri, Menhan, Menteri Industri, Menteri BUMN, dan Menristek serta komponen user atau pengguna yaitu Panglima, Kepala Staf Angkatan dan Kapolri.

Komisi ini membuat kebijakan yang mengarah kepada usaha untuk mendukung seluruh kebutuhan perlengkapan dari angkatan bersenjata serta meningkatkan komunitas industri pertahanan alutsista dan nonalutsista yang ada didalam negeri.

Meski demikian Wamenhan mengatakan Kemhan RI masih dapat memfasilitasi dan mengakomodir penawaran-penawaran kerjasama pertahanan yang datang dari luar negeri. Namun, menurut Wamenhan ketika menjalin kerjasama dengan beberapa negara lain Indonesia melalui Kemhan RI mengundang mereka untuk bekerjasama dengan dasar skema Produksi bersama dan skema pengembangan bersama pada salah satu produk yang akan dapat dikembangkan.

“Kita akan memfasilitasi dan mengakomodasi segala penawaran kerjasama indsutri pertahanan dari luar negeri,” Ungkap Wamenhan.

Saat menerima kunjungan Milan Hovorka, Wamenhan didampingi Dirjen Strategi Pertahanan, Mayjen TNI Puguh Santoso, Direktur Tekhnik Industri (Dirtekind), Brigjen TNI. Agus Soeyarso, dan Kapuskom Publik Kemhan, Brigjen TNI Hartind Asrin
Sumber : DMC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.