Rabu, 22 Agustus 2012

Ledakan Granat Masih Diselidiki

 Penembakan dan Pelemparan Granat Solo Masih Diselidiki

Semarang - Kasus penembakan Pos Pengamanan Gemblegan dan pelemparan granat di Pospam Gladak di Kota Solo yang terjadi beberapa hari menjelang Idulfitri 1433 Hijriah masih dalam penyelidikan jajaran Kepolisian Daerah Jawa Tengah yang berkoordinasi dengan Kodam IV / Diponegoro.

"Saat ini kasus tersebut masih dalam penyelidikan dan seluruh aparat penegak hukum di Solo telah meningkatkan kewaspadaan untuk mengantisipasi kejadian serupa," kata Kapolda Jateng Inspektur Jenderal Didiek Sutomo Triwidodo di Semarang, Selasa.

Hal tersebut diungkapkan Kapolda usai melakukan "teleconference" dengan jajaran TNI-Polri di Jawa Tengah terkait dengan pengamanan Lebaran tahun 2012 dengan didampingi Pangdam IV / Diponegoro Mayjen TNI Hardiono Suroso.

Menurut Kapolda, selain mengingkatkan kewaspadaan di Solo, jajaran Polda Jateng telah melakukan penambahan jumlah personel sebagai bentuk pengamanan objek-objek yang kemungkinan menjadi target selanjutnya dari pelaku teror.

"Hal tersebut dilakukan untuk menjaga agar kondisi di Jawa Tengah tetap kondusif," ujar Kapolda.

Mengenai motif yang melatarbelakangi dua teror tersebut, Kapolda mengaku belum dapat memastikan karena para teror belum ditangkap untuk dimintai keterangan.

Dalam kesempatan tersebut, Kapolda mengimbau kepada seluruh masyarakat, khususnya yang berada di Kota Solo agar tetap beraktivitas seperti biasa, tidak resah, dan mempercayakan penanganan kasus teror itu sepenuhnya kepada kepolisian.

"Kepolisian dan TNI akan berusaha maksimal untuk mengungkap kasus penembakan Pospam Gemblegan dan pelemparan granat di Pospam Gladak," katanya.

Ledakan keras terjadi di Pospam Gladak Jalan Jenderal Sudirman Solo pada Sabtu (18/8) sekitar pukul 23.32 WIB, yang diduga berasal dari benda sejenis granat.

Kepala Kepolisian Resor Kota Surakarta Komisaris Besar Polisi Asdjima"in mengatakan, granat dilempar oleh orang tidak dikenal yang berboncengan sepeda motor.

Ledakan yang menyebabkan kerusakan pospam tersebut tidak sampai menimbulkan korban jiwa.

Teror serupa sebelumnya juga terjadi di Pospam Lebaran di Jalan Brigjen Sudiarto Solo, pada Jumat (17/8) dini hari.

Pospam Lebaran tersebut diberondong tembakan oleh orang tidak dikenal sekitar pukul 01.00 WIB. Penembakan tersebut melukai dua petugas jaga, yakni Bripka Endro Margiyanto dan Brigadir Kukuh Budiyanto.

Petugas menemukan sebanyak sembilan selongsong peluru dan enam proyektil di depan pospam tersebut. Selain itu, peritiwa tersebut mengakibatkan tiga lubang dinding depan pospam, terkena tembakan, sedangkan di sebelah kiri juga tiga lubang tembakan. Tembakan juga mengenai kursi plastik. (Ant)


 Granat Diperkirakan Tak Terkait Serangan ke Pospam Gladak

Sukoharjo – Granat yang ditemukan seorang petugas pemungut sampah di Gumpang, Kartasura, Senin (20/8/2012) diperkirakan tidak terkait dengan insiden pelemparan granat ke pos pengamanan Lebaran di Gladak, Solo, Sabtu (18/8/2012) malam.

Hal ini diungkapkan Kapolsek Kartasura AKP Fachrul Sugiarto mewakili Kapolres Sukoharjo, AKBP Ade Sapari kepada Solopos.com. Lebih jauh Kapolsek mengungkapkan, dari identifikasi granat tersebut berjenis granat manggis atau granat yang berbentuk bulat dan merupakan buatan Korea. Granat tersebut saat ini sudah diamankan tim Gegana Brimob. “Kami masih mendalami untuk menemukan siapa pemiliknya dan apa tujuannya,” terang Kapolsek.

Seperti diinformasikan, seorang tukang sampah menemukan granat tangan di antara sampah yang dipungutnya di wilayah perumahan di Gumpang, Kartasura, Sukoharjo. Penemuan granat itu bermula saat Yatno, warga Dusun Gadingan, Trangsan, Gatak, Sukoharjo, sedang melaksanakan tugasnya sebagai petugas pemungut sampah di dua kompleks perumahan di Gumpang yaitu Perumahan Tiara Alam dan Perumahan Kurnia Indah 2, Senin pagi. Selesai melakukan tugasnya, Yatno seperti biasa memilah-milah sampah di rumahnya yang berdekatan dengan tempat pembuangan akhir sampah.

Saat itulah Yatno menemukan sebentuk benda bulat yang belum pernah dilihatnya. Karena penasaran, dia pun membawa benda itu ke rumah Muhammad Yusron, ketua RT di Perumahan Kurnia Indah 2. Melihat temuan Yatno, sang ketua RT 006 RW 001 itu langsung menduga benda tersebut adalah granat. Untuk memastikan, dia lantas memberitahu Andrian, salah satu warganya yang kebetulan bertugas sebagai polisi di Boyolali. Andrian pun membenarkan bahwa benda itu granat dan langsung mengontak aparat Polsek Kartasura yang lantas segera datang dan mengamankan benda temuan Yatno.

(Solo Pos)

 Aria Bima:Teror Solo, Kapolri Harus Turun Tangan

Wakil Ketua Komisi VI DPR dari Fraksi PDI P, Aria Bima.
Solo - Teror di Solo adalah masalah nasional, sehingga Kapolri harus turun tangan. Hal tersebut dikatakan oleh Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Aria Bima, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (22/8/2012).

"Kapolri harus turun tangan dan mendesak anak buahnya untuk menyelesaikan dan menemukan pelakunya, karena masalah teror di Solo merupakan masalah nasional,"  katanya.

Aria menambahkan bahwa sejarah konflik di kota Solo selalu terkait dengan kepentingan pusat. Dirinya mencontohkan konflik sosial pada tahun 1998.

"Saya mengenal Solo, dan pada dasarnya bangunan sosial di Solo sangat kondusif, sehingga apabila ada kepentingan luar 'bermain' di kota Solo, sudah bisa terbaca," ujarnya.

Kasus penembakan dan pelemparan bahan peledak di pospam Gladag, yang ditegaskan Kapolres Kota Solo sebagai granat berdaya ledak rendah, saat menjelang Lebaran lalu, adalah sebagai bentuk tantangan dan pelecehan lembaga kepolisian.

"Dua teror tersebut membawa pesan jelas sebagai bentuk tantangan dan peremehan otoritas keamanan, yang dalam hal ini adalah Polri. Karena itu perlu penangan serius, optimal dan informatif terhadap masalah tsb," katanya.Sementara itu, Aria menggarisbawahi rasa keamanan rakyat untuk mengetahui sampai sejauh mana tanggung jawab pihak berwenang. "Kepada Polri, rakyat percaya, mendukung dan menunggu, meskipun tetap kritis," ujarnya, saat berkunjung di Solo dalam rangka memonitor pelayanan mudik Lebaran, sekaligus mengunjungi keluarganya di Solo dan Jogja.
 

 Polresta Solo Periksa 10 Saksi

Solo - Sudah 10 saksi diperiksa polisi terkait teror di Solo. Hal ini dikatakan Kapolresta Solo, Kombes (Pol) Asdjima'in, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (22/8/2012). Namun pihak kepolisian enggan memberikan detail informasi tentang identitas saksi dengan alasan penyelidikan.

"Sudah 10 saksi yang diperiksa terkait aksi penembakan dan pelemparan granat di Solo. Kita usahakan tiap hari ada perkembangan, tapi tidak setiap hari jadi konsumsi berita, nanti pelakunya lari," katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, tim Densus Antiteror hari ini melakukan penyelidikan di Pospam Gladag. Namun, usai penyelidikan, tidak ada keterangan apa pun dari tim Densus 88 tersebut.Kapolresta juga menambahkan dari keterangan saksi belum mengarah ke suatu kelompok teror. Namun pihak kepolisian bekerja sama dengan TNI untuk menangkap pelaku teror di Pospam Gladag, dan Pos Pelayanan Lebaran 2012 di Gemblegan.

(Kompas)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.