Jumat, 03 Agustus 2012

TNI Segera Diperkuat Pesawat Tempur Sukhoi Generasi 4,5

Su-27 SKM TNI AU (Foto RAAF)
Jakarta: Modernisasi militer terus diupayakan oleh pemerintah. Dalam waktu dekat, dua unit pesawat tempur jenis Sukhoi Generasi 4,5 akan tiba di Tanah Air.

"Sekarang sedang dalam pembuatan di Korea Selatan di mana 27 teknisi dari Indonesia juga ikut di sana. Sudah tujuh bulan ini mereka di sana, ada dari PT Dirgantara Indonesia, ITB, dan TNI-AU. Akhir tahun ini akan tiba dua unit," ujar Kapuskom Kementerian Pertahanan Brigjen Hartind Asrin di Jakarta, Jumat (3/8).

Sukhoi Generasi 4,5 itu, kata dia, merupakan pengembangan teknologi Sukhoi generasi 4 yang sudah dimiliki Indonesia saat ini. "Tentu saja ini ada kemajuan dalam teknologi, baik dari sisi daya jelajah, kecepatan, manuver yang lebih canggih. Setara dengan F-35 yang dimiliki Amerika Serikat saat ini," jelas Asrind.

Ia menambahkan, pabrikan di Korea Selatan secara keseluruhan sedang mengerjakan 50 unit pesawat Sukhoi yang rencananya selesai pada 2050. "Dalam kesepakatan, untuk kita jumlahnya 50 Sukhoi, itu pengerjaannya sampai 2050. Jadi kita tunggu saja," tambahnya.

Asrin menjelaskan, pengadaan pesawat tempur itu sejalan dengan Rencana Strategis Pengembangan Postur Pertahanan Nasional yang mengutamakan modernisasi militer pada alat utama sistem persenjataan (alutsista) bergerak seperti pesawat tempur, main battle tank, dan kapal selam. "Kita tidak bisa main-main dengan pertahanan. Kalau alat-alat pertahanan semakin canggih, kita juga akan makin disegani," tandas Asrin.
(MetroTVNews)

Ini berita salah data apa ketik ya? ko sukhoi di Korea???

3 komentar:

  1. gan , klo dari korea kfx/ifx . emang itu pesawat generasi 4.5 , tapi klo dari sukhoi generasi 4.5 itu sukhoi Su-35BM/Flanker.

    BalasHapus
  2. Betul Mas ... Tapi beritanya ngawur sukhoi ko di produksi Korea , mungkin maksudnya lagi membahas KFX\IFX sehebat sukhoi ... Kalo SU 35 kan masi rencana ... Smoga semua cepat terlaksana deh ..

    BalasHapus
  3. itulah kualitas pers kita! bukannya mengutamakan esensi, tapi mengutamakan berita sensasi dan penerimaan iklan. membodohi rakyat? emang mereka pikirin!

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.