Rabu, 26 September 2012

Ada Agenda Tersembunyi Di Balik Bantuan Alutsista AS?

http://www.itoday.co.id/plugins/content/imagesresizecache/59b8a8766862742252d830e60897be78.jpegKEMURAHAN hati Amerika Serikat (AS) dengan membanjiri Indonesia dengan berbagai tawaran bantuan persenjataan belakangan mendapat perhatian dari banyak kalangan. Sebab sikap AS yang mendadak murah hati kepada Indonesia ditenggarai memiliki agenda tersembunyi.

Kepada itoday, Rabu (26/9), pengamat pertahanan, Rizal Darma Putra menilai bantuan senjata AS kepada Indonesia untuk mempersempit kesenjangan teknologi persenjataan dengan negara di kawasan ASEAN seperti Thailand, Malaysia, Singapuran dan Vietnam. Hal itu dilakukan agar Indonesia dapat ikut serta dan saling melengkapi ketika akan menggelar senjata di kawasan, atau join military operation.

“Join millitary operation antar negara ASEAN memang disiapkan AS untuk menghadapi Cina di Laut Cina Selatan, itu hidden agendanya, “ ungkap Rizal.

Namun demikian, untuk menyembunyikan agenda rahasia itu, yang dimunculkan di permukaan adalah terjadinya perlombaan senjata di kawasan ASEAN, seiring dengan perkembangan ekonomi dan konflik regional, dimana masing-masing negara memperkuat pertahanannya, dan itu memicu pembelajaan alutsista di negara ASEAN.

“Apakah arm race itu hanya kebetulan? Saya melihat ada suatu pola untuk membangun kekuatan militer yang relatif setara di antara negara-negara ASEAN, untuk mempermudah bilamana dibutuhkan join military operation, “ jelasnya.

 AS Coba Adudomba Indonesia Dengan Cina

AMERIKA Serikat (AS) kembali menggerakan pasukannya dan berencana membangun pangkalan militer di Selandia Baru, setelah membangun pangkalan di Darwin, Australia dan memindahkan Armada Angkatan Laut AS (US Navy) ke-7 ke Guam. Rencana pembangunan pangkalan militer AS di Selandia Baru dinilai sebagai langkah Paman Sam menghadapi Cina dan untuk menekan Indonesia.

“Saya melihat ini bukan ke Indonesia, tetapi ke Cina. Dari sisi geostrategis sangat jauh untuk mengerahkan pasukan dari selandia baru ke Laut Cina Selatan. Saya melihat AS mengantisipisasi pergolakan di kawasan tersebut, “ jelas pengamat pertahanan Rizal Darma Putra ketika dihubungi itoday, Rabu (26/9).

Namun demikian, Rizal juga melihat pergerakan AS di Selandia Baru ini juga untuk mengkondisikan Indonesia agar menjadi sekutu AS jika terjadi konflik di Laut Cina Selatan, sebab Indonesia termasuk negara ASEAN yang menginginkan Laut Cina Selatan berada dalam status quo.

“AS memang ingin menarik Indonesia menjadi sekutunya untuk mengepung Cina, “ tuturnya.

Jika hal itu benar adanya, maka ini kesekian kalinya Indonesia dimanfaatkan untuk kepentingan politik luar negeri Paman Sam, setelah dulu Indonesia pernah digunakan AS untuk membendung komunis yang berhasil bercokol di Vietnam.

“Sekarang AS mencoba menarik ASEAN untuk membendung Cina, “ tukas Rizal.
© itoday

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.