Selasa, 18 September 2012

Komisi I Bakal Terima Delegasi Parlemen Turki

Senayan - Selasa (18/9) pagi ini, Komisi I DPR dijadwalkan menerima kunjungan kerja delegasi Parlemen Turki, untuk membahas sejumlah persoalan internasional dan kelanjutan upaya peningkatan kerja sama industri pertahanan antar kedua negara.

"Turki, parlemen dan pemerintahannya, sesungguhnya selama ini banyak berharap Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar dunia dan mempunyai pengaruh luas di kawasan ASEAN dan Gerakan Non Blok, banyak memainkan peran dalam penyelesaian masalah internasional yang terjadi saat ini. Seperti isu nuklir Iran dan masalah Palestina," ujar Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq kepada Jurnalparlemen.com

Kata Mahfudz, Turki sejak lama telah membuka diri dan mengajak Indonesia untuk meningkatkan kerja sama dalam bidang pertahanan. Namun sayang Pemerintah RI sangat lambat meresponsnya, ketimbang misalnya kerja sama pertahanan dengan Amerika Serikat dan Eropa. Padahal, standar alutusista Turki itu sudah sama dengan yang dimiliki negara-negara NATO.


"Ini sebagaimana juga mereka sampaikanan saat kunjungan kerja kita (Komisi I DPR) ke Turki beberapa lalu dan kunjungan kenegaraan Presiden dan PM Turki ke Indonesia selama beberapa waktu lalu. Mereka berulang kali sudah menyampaikan dan mengajak peningkatan kerja sama pertahanan dengan RI."


Kata Mahfudz, sebelumnya Komisi I DPR juga telah menekankan perlunya pengadaan dan modernisasi alutsista TNI yang bervariasi. Tujuannya, ketika negara yang selama ini menjadi tumpuan atau kiblat alutsista bagi TNI, tiba-tiba mengembargo, Indonesia tidak terpukul. Menurut Mahfudz, sejumlah alutsista berat Turki seperti kapal selam, kapal perang, pesawat tempur, pesawat tanpa awak, dan radar militer, sangat berkualitas baik dan berstandar NATO.


"Mereka (Turki) sudah berulang kali menyatakan siap melakukan transfer teknologi alutsista jika Pemerintah RI mau. Dan, Turki sangat terbuka serta tidak memberikan persyaratan politik untuk kerja sama pengadaan, alih teknologi, dan produksi alutsista dari Turki pada Indonesia tersebut. Sekarang tinggal kitanya, mau tidak meningkatkan kerja sama dengan Turki tersebut, utamanya kerja sama dalam bidang pertahanan tersebut," ujar politisi PKS tersebut.
(Jurnal Parlemen)

1 komentar:

  1. Semoga Para pemimpin elit politik negri ini di bukakan pintu hati dan pikiranya atas kebaikan negara Turqi, Jgn hanya debat yg gda guna dan manfaatnya di DPR mengatasnamakn rakyat.ingat ancaman semakin nyata lihat negara2 sekitar kita yg berkomplik mengenai antar batas negara baru-baru ini jepang dan cina,apa indon akan menonton saja dan nunggu rudal nyasar percuma pasukan banyak teknologi minim hanya akan mati sia-sia, Dulu dan skarang lain cerita,kenapa rudal jelajah di ciptakan bukankah untuk meminimalisir korban yg akan menggempur musuh,buat apa cape2 kalau ada yg lbh simple,perang skarang pake otak sambil duduk,Teken tombol meluncur senjata,Perang grilliya jga ga bakal ngepek sekarang serba teknologi,salah satunya teknologi satelit walaupun musuh blum tau medan suatu negara tapi teknologi satelit dapat meumetakan target-target vital suatu negara. indon benar2 mundur peradabanya bukti nyata jaman dulu peninggalan kerajaan semisal candi burobudur dan candi2 yang lain dan skrang gunung lalakon bukankah yg membangun orang pribumi??? lantas bagai mana dengan skarang, kita mendirikan gedung saja atau tata kota mendatangkan orang asing.itulah kemunduran bangsa kita bangsa yg blum berdikari selama 67 tahun merdeka bangsa yg tidak percaya diri. pesan bungkarno JASMERAH jgan sekali kali melupakan sejarah

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.