Sabtu, 29 September 2012

KSAU Bertekad Jadikan AURI Kekuatan Udara Terbaik

Pekanbaru - Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Imam Sufaat bertekad terus memperkuat AURI untuk menjadi kekuatan terbaik di dunia atau "the First Class Air Force".

"Saya ingin secara bertahap AURI menjadi the first class air force," kata Marsekal Imam Sufaat saat peresmian pergantian nama Lapangan Udara (Lanud) Pekanbaru menjadi Roesmin Noerjadin, di Pekanbaru, Jumat (28/9).


Untuk mencapai cita-cita tersebut, KASAU mengatakan, awal 2014 AURI akan menambah 24 pesawat F-16, dan 16 pesawat di antaranya akan ditempatkan di Lanud Roesmin Norjadin.


Dengan begitu, ia berharap Lanud Roesmin Noerjadin akan mempunyai dua skadron tempur yang dipimpin perwira bintang satu.


"Maka, statusnya pun akan berubah menjadi Lanud Kelas A,".


Selain itu, ia mengatakan AURI kini juga bekerja sama dengan Korea Selatan dalam membuat pesawat tempur generasi 4,5. Pesawat itu diakui KSAU merupakan peranti tempur di atas generasi Sukhoi produk Rusia.


Kemudian, pada tahun 2022 KSAU mengatakan AURI akan mempunyai 50 pesawat jenis tersebut.


KSAU menilai penempatan 16 pesawat F-16 di Pekanbaru pada 2014 sangat strategis. Pasalnya lokasi Pekanbaru strategis sebagai benteng pertahanan, dan jaraknya cukup dekat dengan negara tetangga Malaysia ataupun Singapura.


"Angkatan Udara harus kuat untuk menjamin harga diri bangsa di udara NKRI," katanya.


Untuk itu KSAU berharap, pergantian nama Lanud Pekanbaru menjadi Lanud Roesmin Noerjadin menjadi momentum baru yang bisa memberikan semangat untuk meningkatkan kapasitas AURI di Pekanbaru.


Menurut KSAU, penggantian nama adalah langkah yang diambil untuk meneladani dan menghormati jasa Roesdin. Pria kelahiran Malang pada 31 Mei 1930 itu merupakan salah seorang penerbang jet tempur pertama di Indonesia.


Pada masa Roesmin, AURI berubah menjadi angkatan yang berwibawa dan disegani di Asia, sebelum akhirnya "dikebiri" oleh rezim Orde Baru karena dituding terlibat G30S/PKI.


"Beliau adalah sosok yang patut diteladani generasi selanjutnya dalam mengharumkan nama bangsa," kata KSAU lagi.(Ant/RZY)
© MetroTv

3 komentar:

  1. Sekarang ini TNI AU masih dinilai terendah dibandingkan dengan AU negara-negara yang berbatasan darat dan laut dengan kita (eksklusif Timor Leste dan Papua Nugini). Kalau terjadi konflik, untuk menegakkan local air superiority saja kita belum mampu. Kita masih belum punya AWACS dan MRTT. Kenapa kita nggak beliSAM IADS seperti S-300/400? Kombinasi SAM S-300/400 dengan Flanker akan membuat negara-negara tersebut berpikir panjang sebelum berbuat macam-macam terhadap kita.

    BalasHapus
  2. Mana bisa broo...s400 missile anti rudal balistic itu tahh ....kita liat dulu di dalem kita puya leader ship beserta mentrinya ,di situh ada pak sudi silalahi ,ada pula petinggi negara yata yta pesanan luar negeri ,katanya mahal sekali kalau untuk ke utuhan nkri tidak kalau di kemplang,"yaaa...brooo barang ronsokan itu sulit datang looo....masih mintak itu syarat lah kita semua tidak tahu di bungkus rapi ama pemerintah alias tuan demang !!!!!!!!!!!!

    BalasHapus
  3. Sedikit info ttg SAM S-300/400... adalah rudal darat ke udara canggih SAM ADS untuk menghancurkan sasaran udara berupa pesawat udara termasuk pesawat siluman dan rudal jelajah yang terbang rendah maupun tinggi, ataupun rudal balistik SRBM/ IRBM. Sistem rudal SAM ini diakui negara Barat setara dengan sistem rudal SAM Patriot PAC-2/3 mereka. Radarnya mempunyai kemampuan untuk secara simultan memantau 100 sasaran sementara menyerang sampai dengan 12 sasaran di antaranya. Waktu pergelaran cuma 5 menit. Rudalnya merupakan sealed round dan tidak memerlukan pemeliharaan dengan umur pakai selama 10 tahun. Jarak jangkaunya 120 – 400 km tergantung dari versinya. Negara pengguna di luar Rusia adalah Aljazair, Armenia, Azerbaijan, Belarus, India, Bulgaria, China, Cyprus, Yunani, Korea Utara, Slovakia, Siria, Venezuela dan Vietnam.
    Pada tgl 29 Oktober 2007, televisi ABC Australia telah menyiarkan investigative interview tentang keputusan pemerintah Australia membeli pesawat terbang Hornet menggantikan F-111, yang isinya antara lain menyebutkan hipotesa simulasi penyerangan udara terhadap Indonesia ke pusat komunikasi di Cilangkap. Untuk menangkalnya kita perlu punya SAM S-300/400. Kombinasi Rudal SAM S-300/400 dan Flanker akan merontokkan serangan tersebut biarpun Australia menggunakan F-35. Ini adalah solusi yang cost effective.
    Namun tampaknya pemimpin kita sudah melupakan embargo militer yang sangat pahit kita alami satu dekade terakhir dan menuruti apa kata paman Sam...

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.