Jumat, 28 September 2012

Sekolah Navigator TNI AU, THE PLOTTERS

Pilot: “VCP Dalpur, this is Rajawali flight”
Tower: “Rajawali flight, VCP dalpur go ahead”
Pilot: “Rajawali flight, position on final, we’re ready for paratroopers drop over DZ”
Tower: “Rajawali flight you’re clear for dropping”

Kemudian terdengar bunyi bel panjang di antara gemuruh suara formasi dua pesawat C-130 Hercules Skadron Udara 31 yang diikuti teriakan panjang Navigator dan Jumping master...”Goooo...” Peterjun Paskhas TNI AU melompat keluar dari lambung kiri dan kanan dua Hercules yang sedang melaju dengan kecepatan kira kira 232 km/jam dengan ketinggian hanya sekitar 300 meter dari permukaan tanah. Pagi itu, bak ratusan cendawan raksasa, payung para peterjun menutupi langit kota pempek, Palembang, yang baru saja menggeliat dari peraduannya. Setelah mendarat, Paskhas melaksanakan penyerbuan dan menguasai Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang yang di simulasikan sedang dikuasai musuh.

Demikianlah nukilan misi perdana latihan operasi lintas udara dimana sembilan siswa Sekolah Navigator TNI AU angkatan 11 onboard sebagai navigator observer di pesawat C-130 Skadron Udara 31. “Latihan ini disebut latihan praktis atau umumnya dikenal OJT(On Job Training)” jelas Letkol Pnb Indan Buldansyah, S.Sos., Komandan Skadron Pendidikan 104 Wingdik Terbang Yogyakarta. Lelaki yang gemar bermain futsal ini pun menambahkan bahwa Latihan Praktis atau disingkat Lattis merupakan kurikulum baru di Sekolah Navigator TNI AU.

 Sekolah Navigator

Sekolah Navigator TNI AU adalah sekolah dasar kecabangan yang bertujuan untuk mencetak perwira navigator guna mengawaki alat utama sistem senjata TNI AU khususnya sebagai navigator di pesawat C-130 Hercules. Sekolah Navigator bernaung di bawah Skadron Pendidikan 104, Wing Pendidikan Terbang Lanud Adisutjipto, Yogyakarta.

Dalam mengikuti pendidikan di Sekolah Navigator TNI AU angkatan ke 11 ini tiap siswa dibekali 744 jam pelajaran yang meliputi pelajaran yang erat kaitannya dengan dunia penerbangan seperti map and chart, dead reckoning navigation, plotting, low level navigation, aviation law, air delivery personel and cargo dan lain-lain. Selain itu, tiap siswa pun mendapatkan pelajaran praktik bernavigasi menggunakan pesawat latih AS 202 Bravo sebanyak 10 jam terbang pada fase awal dan 130 jam terbang di pesawat angkut ringan Casa C212-200 Aviocar di fase lanjutan bina terbang.


 The plotters

Setelah berhasil melewati fase awal bina terbang, siswa disematkan plotter number berurutan sesuai peringkat. Perlu pembaca budiman ketahui tentang asal muasal sebutan plotter bagi siswa sekolah navigator TNI AU. Plotter adalah suatu alat berbentuk penggaris atau mistar yang dikombinasikan dengan busur derajat dimana terdapat skala pengukuran yang dibutuhkan untuk pembacaan peta guna menentukan posisi pesawat pada saat penerbangan. Penggunaan piranti ini wajib dipahami oleh para siswa sekolah navigator karena hal ini merupakan basic navigation.

Adapun urutan plotter number siswa Sekolah Navigator angkatan 11 adalah Adhy, Redolfo, Yefta, Bayu, Arif Fajar, Andri, Gianina, Guruh, dan Ricardo. Kesembilan siswa ini adalah lulusan Akademi Angkatan Udara tahun 2011 yang berpangkat letnan dua dari berbagai korps. (Mayor Pnb M. Pandu ‘742’)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.