Selasa, 23 Oktober 2012

Linda Gumelar harapkan Akmil rekrut perempuan

http://img.antaranews.com/new/2011/09/small/2011091308090207.jpgJakarta - Menteri Pemberdayan Perempuan dan Perlindungan Anak (KKP-PA) Linda Amalia Sari Gumelar mengharapkan agar Akmil, AAU dan AAL tidak hanya diperuntukkan bagi kaum laki-laki, melainkan juga dapat merekrut kaum perempuan.

"Kita berharap ke depan perempuan bisa masuk menjadi taruna Akmil  (AAU dan AAL, red). Di kepolisian pun, Akpol sudah mau merekrut kaum perempuan," kata Linda usai menandatangani kesepakatan bersama tentang "Pengarusutamaan Gender dan Perlindungan Anak dalam Pembangunan Pertahanan", bersama Menhan Purnomo Yusgiantoro, di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Senin.

Ke depan, harap Linda, rekrutmen terhadap kaum perempuan di bidang pertahanan harus dilakukan dengan tepat.

Menurut dia, perempuan dengan jumlah yang sangat besar merupakan kelompok yang paling strategis untuk ikut mendorong keberhasilan pembangunan di bidang pertahanan. Namun, potensi dan keberadaan perempuan dalam pembangunan di bidang pertahanan belum optimal.

"Hal ini disebabkan adanya keterbatasan perempuan, antara lain, pendidikan, keahlian, keterampilan dan pengetahuan serta keterbatasan dalam menerima dan mengakses informasi pembangunan di segala bidang," kata Linda.

Keterbatasan ini pula yang mengakibatkan kaum perempuan kurang mengetahui adanya peluang untuk berpartisipasi dalam pembangunan bidang pertahanan.

Selain itu, adanya anggapan Kemhan adalah kementerian "maskulin", dalam arti didominasi kaum laki-laki, sehingga secara tidak langsung terbentuk opini bahwa pembangunan bidang pertahanan hanya untuk kaum laki-laki.

"Hal ini yang menurunkan motivasi kaum perempuan untuk berkontribusi atau berpartisipasi dalam pembangunan pertahanan," katanya.

Amat minim

Kementerian Pemberdayaan Perempuan mencatat, jumlah perempuan yang berkarir di bidang pertahanan masih amat minim.

Data menunjukkan pejabat di Kementerian Pertahanan pada 2012 masih didominasi laki-laki. Pejabat eselon I dari TNI tercatat sembilan laki-laki dan satu perempuan. Eselon II tercatat 60 laki-laki dan satu perempuan. Eselon III laki-laki juga mendominasi dengan 272 orang, sedangkan perempuan hanya 20 orang.

Sama halnya dengan PNS eselon I dari kementerian ini, yakni sembilan laki-laki dan satu perempuan. Eselon II empat laki-laki dan satu perempuan. Eselon III 7 laki-laki dan 15 perempuan. Dilihat dari kepangkatan militer, tercatat 71 perwira tinggi adalah laki-laki, sedangkan perempuan hanya satu. Perwira menengah 693 laki-laki dan 95 perempuan. Dan perwira pertama 114 laki-laki dan 26 perempuan.

Melalui kesepakatan bersama itu, Linda berharap dapat dijadikan dasar sekaligus titik awal di lingkungan Kemhan untuk melaksanakan strategi pengarusutamaan gender, sehingga dalam menyusun dan merencanakan kebijakan di jajaran Kemhan sudah mengakomodasi kepentingan laki-laki dan perempuan dalam semua aspek pembangunan pertahanan.

Menhan Purnomo Yusgiantoro, mengatakan, pihaknya akan melihat kemungkinan apakah Akademi Militer bisa untuk merekrut kaum perempuan.

"Memang masalah kebijakan dan strategi ada di Kemhan, namun akan kita lihat ke depannya. Ini tentunya menjadi masukan yang perlu dipertimbangkan," katanya seraya mengatakan perempuan bisa diberdayakan dalam pembangunan kekuatan pertahanan nonmiliter.

Di Kemhan sendiri, perempuan bisa diberdayakan di Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan. Apalagi Dirjen ini amat aktif melakukan promosi untuk pembangunan kawasan timur Indonesia.

Kemhan juga membuka seluas-luasnya bagi perempuan untuk menempuh pendidikan yang berorientasi pada persoalan pertahanan, seperti Universitas Pertahanan, UPN Veteran, Taruna Nusantara, bahkan jika memungkinkan ke Akademi Militer.(s037/a011)
© Antara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.