Senin, 15 Oktober 2012

Menggagahkan Diri di Wajah Rakyat


Episentrum peringatan HUT TNI ke 67 di Air Force Base Halim Jakarta Jumat tanggal 05 Oktober 2012 yang lalu sesungguhnya ada dalam pernyataan lugas Presiden SBY yang menyebut perkuatan alutsista TNI dengan kedatangan berbagai jenis alutsista yang dijelaskan secara rinci. Episentrum ini semakin bergema manakala tampilan kemampuan personil dan defile brigade upacara melintas dan “menari” di hadapan seluruh hadirin di pagi yang cerah itu. Sementara berbagai alutsista sebagai background upacara memberi kesan pemandangan yang gagah dan gahar, belum lagi kemampuan berjoget Collibri Subang dan manuver lincah Tim Yupiter Yogya.

Harga diri berselendang dan bersemangat alutsista sepanjang Oktober ini memang sangat menghangatkan dan membanggakan. Mulai dari pernyataan Presiden di berbagai kesempatan termasuk di hadapan para veteran RI yang menyatakan bahwa pertambahan dan pertumbuhan alutsista TNI sedang menuju ke perubahan siginikan. Bahasa petaninya adalah sedang mengalami panen raya. Meski sedang memulai panen raya namun persemaian bibit-bibit baru berbagai genre alutsista tetap dipesan dan diadakan untuk panen raya berikutnya sehingga lumbung alutsista kita kelak menjadi sebuah keniscayaan bersamaan dengan makin berkilaunya kesatrian-kesatrian pengawal republik di seluruh Indonesia.


Selain pernyataan itu kenyataan di lapangan pun seia sekata. Pernyataan jelas, kenyataan jelas pula dengan kedatangan berbagai jenis alutsista baru seperti Super Tucano, Astross, Caesar, Mistral, Kapal Rudal buatan dalam negeri. Astross, Caesar dan Mistral ikut dipamerkan di Monas Jakarta tanggal 6-9 Oktober 2012. Bahkan yang tak terekspos sejatinya adalah produksi yang terus menerus dari Panser Anoa buatan Pindad yang sudah mencapai 250 unit, 40 diantaranya sudah wira wiri di perbatasan Libanon-Israel. Demkian juga produksi kapal rudal di Batam sudah masuk penyerahan kapal ketiga.


Bulan-bulan mendatang dan tahun-tahun mendatang kita akan disuguhkan berita yang mampu membusungkan dada berupa penyerahan beragam alutsista buatan dalam negeri seperti kapal rudal Palindo, kapal rudal PAL, kapal rudal Lundin, panser Anoa, panser Anoa Canon, UAV / UCAV, kapal LST, kapal BCM, pesawat CN235 MPA, roket Rhan, kendaraan Rantis, berbagai jenis senjata personil mulai dari satu laras sampai multi laras. Yang mengembirakan tentu saja dalam segudang proyek alutsista itu industri pertahanan dalam negeri ikut tersenyum dan berkeringat karena banyak mendapat order pengadaan alutsista baik produk murni maupun produk kerjasama.


Yang mau datang dari luar negeri misalnya pesawat latih Grob Jerman, jet tempur ringan T50 Korea, kapal selam Korea, kapal perusak kawal rudal Belanda, kapal latih pengganti Dewaruci Spanyol, berbagai rudal Cina, MBT Leopard Jerman, medium tank Marder Jerman, kapal light fregat ex Brunai, F16 AS, Sukhoi Rusia, Hercules Australia, CN295 joint product PT DI, Heli Cougar Perancis, Heli Mi17 Rusia, Heli Bell 412Ep joint product PT DI, Heli anti kapal selam, Heli serang AD dan lain-lain. Kenapa disebut “dan lain-lain” karena tentu saja ada beberapa jenis alutsista yang tak perlu disampaikan ke media untuk kepentingan strategi militer. Kan tidak semua rahasia dapur harus diketahui publik.


Setidaknya itu yang sudah jelas alamat pengirimannya, waktunya, dan sudah jelas kontraknya. Yang menarik tentu saja, masih adakah alutsista lain selain yang mau datang itu. Apakah masih ada alutsista yang mau dipesan lagi. Jawabnya pasti ada dong. Kalau mau diambil jangka waktu yang paling pendek saja dari pemerintahan SBY masih ada 2 tahun anggaran (2013, 2014) yang memberi ruang adanya kesempatan beli atau produksi bersama alutsista RI. Kemhan sebagaimana pernyataan Menhan beberapa waktu lalu sedang fokus untuk penambahan alutsista strategis selain yang sudah dipesan. Nah prediksi kita adalah sangat dimungkinkan adanya penambahan 1 skuadron Sukhoi atau 1 skuadron Typhoon bersamaan dengan tambahan minimal 2 kapal selam U214 Jerman. Tanda-tandanya kan sudah jelas, Kanselir Jerman pertengahan tahun ini berkunjung ke Jakarta, sementara Presiden kita mau berkunjung ke Inggris dalam waktu dekat. Ah masak masih gak jelas juga sih.


Kalau mau berasumsi lagi tahun 2014 itu baru 30 % target MEF TNI tercapai, artinya setelah itu pertambahan alutsista masih akan berlangsung terus. Target MEF yang selalu diberitakan adalah tahun 2024 dimana saat itu kita sudah masuk pada tahapan kemampuan milter yang memliki kekuatan pukul dan bantingan. Sekarang memang sudah punya kekuatan pukul tapi belum sampai bisa membanting. Makanya jika tahapan sudah sampai kesitu, istilah PPRC nya bisa tetap sama, cuma istilah pemukulnya diganti sehingga menjadi Pasukan Pembanting Reaksi Cepat.


Penambahan alutsista MLRS Astross II Mk6 buatan Brazil untuk 2 batalyon TNI AD, Howitzer Caesar Nexter Perancis untuk 2 batalyon TNI AD dan 1 batalyon rudal Mistral Perancis untuk Arhanud AD adalah contoh jelas pertumbuhan itu. Belum lagi penambahan batalyon tempur di Kalimantan, penambahan skuadron heli Penerbad, tambahan brigade Marinir di Batam dan Sorong, penyebaran skuadron tempur untuk F16 di Pekanbaru, skuadron UAV baru di Pontianak dan Pekanbaru, Berpuluh radar pantai di jalur ALKI sudah operasional, mau nambah pangkalan AL di selatan Jabar. Isian berita itu tentu sangat menghangatkan ruang dada dan mampu menyemangatkan olahpikir bagi kita yang menginginkan sebuah kebanggaan bertanah air yakni memiliki hulubalang yang tangguh dan gahar.


Bukan bermaksud menghiperbolakan sebuah tema tentang alutsista, namun pagar yang hendak dibangun dalam semangat berkebangsaaan adalah ketika semua menjadi nisbi, semua menjadi “sandiwara” di setiap pemberitaan yang menyangkut tawuran, kerusuhan, bakar membakar, hasut menghasut, pesta korupsi gugur satu tumbuh seribu, ghibah infotainment, kebanggaan sebagai anak bangsa tidak lantas harus tersungkur manakala menyaksikan semua harubiru yang di blow up sedemikian rupa. Maka membesarkan dan mendandani pengawal republik adalah sebuah kearifan dan kebijakan bernilai cum laude untuk meracik nilai gagah diri yang memberikan sebuah “rasa merdeka pada hati nurani”. Sekaligus agar tidak kualat pada pendiri republik dan pejuang kemerdekaan yang sudah menitipkan perjalanan bangsa ini pada kita.


Testimoni dari semua rasa bangga dan wibawa memiliki TNI yang gagah itu bisa dilihat dari kerumunan ribuan warga di Halim ketika menyaksikan HUT TNI ke 67 tanggal 5 Oktober 2012. Kemudian di Monas selama 3 hari berikutnya, ribuan orang menyemut menyaksikan pengawal republiknya memamerkan beragam alutsista, dan itu baru yang dimiliki TNI AD. Testimoni itu adalah gambaran rekonstruksi dari sebuah kebanggaan melihat postur tentaranya yang gahar dan berotot untuk mengawal eksistensi NKRI. Maka kita bisa melihat berjubelnya massa untuk menyaksikan, melihat, mengambil foto, menaiki, meraba, menanya, menggenggam beragam alutsista seakan itu menjadi miliknya. Dan memang itu miliknya, milik rakyat kita yang dititipkan pada hulubalangnya yang terlatih untuk mengawal republik ini. Testimoni kunjungan itu adalah evidence tak terbantahkan betapa sesungguhnya rakyat bangsa ini bangga dengan tentaranya. Apakah masih ada yang membantah ?

******
Jagvane / 13 Okt 2012
© Analisis Alutsista

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.