Kamis, 04 Oktober 2012

TNI antisipasi Laut China Selatan

China menggelar latihan militer selama enam hari di Laut China Selatan beberapa waktu lalu. (DTN News)
 ... menginginkan semua pihak menahan diri...

http://img.antaranews.com/new/2011/06/small/20110605015634armada-china.gif
Armada china
Jakarta - Ekskalasi politik dan keamanan di Laut China Selatan antara Jepang dan China diantisipasi TNI dengan tetap menggelar patroli di perairan kedaulatan Indonesia yang berbatasan. "Kami sangat mendorong kode perilaku di sana diterima dan diperlakukan," kata Panglima TNI, Laksamana TNI Agus Suhartono, di Jakarta, Rabu siang.

Suhartono beserta Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Suparno, Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI Imam Sufaat, dan Kepala Staf TNI AD, Jenderal TNI Eddie Wibowo, meninjau langsung gladi resik upacara HUT ke-67 TNI di Bandar Udara Halim Perdanakusuma.

Berbagai arsenal baru TNI dihadirkan, di antaranya meriam howitzer 155 milimeter Archer buatan Perancis, pesawat anti intersepsi EMB-314 Super Tucano, dan lain-lain. Peragaan terjun payung oleh 100 personel dan aerobatik Tim Jupiter disajikan kepada hadirin.

Akan tetapi, tank utama 2A6 Leopard 2 yang digembar-gemborkan sebelumnya akan bisa dihadirkan, ternyata tidak ada dalam barisan arsenal pada upacara 5 Oktober nanti.

Menurut Suhartono, mengedepankan diplomasi terkait konflik Laut China Selatan adalah satu cara yang sangat baik dilakukan saat ini. Kode perilaku di antara negara-negara ASEAN --kawasan yang berbatasan langsung dengan perairan itu-- sudah disosialisasikan. 

"Kami juga menginginkan semua pihak menahan diri," katanya. TNI dengan berbagai unsurnya memutuskan tidak menghadirkan kekuatan di dalam perairan itu, sementara patroli laut dan udara terbatas hingga di utara perairan Kepulauan Natuna yang masih wilayah kedaulatan Indonesia.(*)

 Indonesia edarkan rancangan tata perilaku Laut China Selatan
 
Marty Bantah Terima Hibah 50 Juta $New York - Indonesia  mengedarkan rancangan berisi elemen rinci tentang tata perilaku (Code of Conduct) kepada para menteri luar negeri ASEAN menyangkut upaya pencegahan dan penyelesaian konflik di kawasan Laut China Selatan. 

Perairan strategis yang kaya sumber daya alam dan energi itu sedang disengketakan antara Brunei Darussalam, Viet Nahm, Filipina, dan Malaysia, bersamaan dengan klaim sepihak hampir seluruh wilayah itu oleh China. China sangat getol mengklaim hal itu.

"Indonesia memprakarsai elemen-elemen itu dirinci dalam bentuk rancangan, tadi sudah kami edarkan di antara para menteri luar negeri ASEAN sebagai masukan untuk pertemuan-pertemuan berikutnya," kata Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa, di Markas Besar PBB, New York, Kamis.

Dia menghadiri pertemuan para menteri luar negeri 10 negara anggota ASEAN di sela-sela pelaksanaan Sidang ke-67 Majelis Umum PBB.

Pertemuan dua jam itu yang pertama kali  setelah kesepuluh menteri luar negeri ASEAN bertemu di Phnom Penh, Kamboja, Juli lalu. Pertemuan itu menjumpai "kemacetan" setelah para negara gagal mencapai kata sepakat tentang pengelolaan dan tata perilaku di Laut China Selatan.

Untuk pertama kalinya, para menteri luar negeri ASEAN pada pertemuan Kamis itu, menerima rancangan berisi rincian elemen tata perilaku di Laut China Selatan.

"Mereka sudah terima dan akan mempelajarinya," ujar Natalegawa.(T008)

 Jepang apresiasi peran Indonesia soal Laut China Selatan

New York - Perdana Menteri Jepang Yoshihiko Noda mengapresiasi peran pemerintah Indonesia dalam mendorong perundingan Laut China Selatan.

"PM Jepang menyampaikan penghargaan atas peran Indonesia terkait perundingan terkait Laut China Selatan dan berharap agar Indonesia terus berperan supaya nanti pada EAS di Kamboja berhasil," kata Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah.

Dalam pertemuan bilateral di sela Sidang Majelis Umum PBB di New York, Selasa waktu setempat atau Rabu WIB, Perdana Menteri Jepang juga menyampaikan pandangannya tentang konflik batas wilayah dengan China.

"Dan Presiden berharap agar masalah konflik yang terjadi saat ini dapat ditangani secara bilateral dengan baik," katanya.

Dalam pertemuan tersebut kedua kepala pemerintahan juga membahas isu-isu bilateral, terutama upaya peningkatan kerjasama. Salah satunya adalah upaya Indonesia untuk membangun mobil ramah lingkungan.

"Indonesia menawarkan kerja sama untuk menarik investasi," kata Faizasyah.(G003)
© Antara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.