Selasa, 06 November 2012

★ Di Asia Tenggara Pesawat Tak Berawak RI Paling Maju

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1bFLo2Y-mwSmdDiY_iqTf-qDh19VCa6LxcN20tfLZsoXw8DXicmk5caD8IqWuGSi63OsPo65Noy2sjaisG4Jx8w2PJtLR8hOyUOzFnt0gOGg0FeUklK1iPw7VS9kVasNWNE6JaMtvPjQ/s1600/175165_pesawat-terbang-tanpa-awak_663_382.jpg
UAV BPPT 'Pelatuk'
Bandung - Teknologi pesawat tanpa awak di Indonesia diklaim paling maju di kawasan Asia Tenggara. Misalnya dibandingkan dengan negara Malaysia dan Singapura.

"Malaysia masih di bawah kita. Bahkan dibandingkan dengan negara Asia Tenggara lainnya seperti, Singapura, kita masih lebih bagus," ungkap Ketua Jurusan Aeronautika dan Astronautika Fakultas Teknik Mesin Penerbangan (FTMD) Institut Teknologi Bandung (ITB) Taufiq Mulyanto, kepada Okezone, Sabtu (3/11/2012).

Sejak kemarin Jumat 2 November hingga Minggu 4 November mendatang, FTMD ITB menggelar kontes pesawat tanpa awak (Unmanned Aerial Vehicle/UAV) lewat Indonesia Aerial Robot Contest (IARC) 2012 di Lanud Sulaeman, Soreang, Kabupaten Bandung.

Lanjut Taufiq, memang Singapura memiliki resource yang bagus. Namun jika ditelusuri, SDM-nya justru dari Indonesia, misalnya dari ITB.

"Malaysia juga belum (UAV-nya belum maju), dapurnya di kita," tambahnya.

Makanya dengan dihelatnya IARC 2012, semangat untuk mengembangkan teknologi pesawat tanpa awak di Indonesia makin meningkat. "Lewat event ini bendera kita harus terus berkibar," ujarnya.

IARC 2012 merupakan acara tahunan FTMD ITB yang sudah digelar sejak 2008. Kali ini, IARC berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, di mana acara dihelat di outdoor. Biasanya, IARC ITB digelar di ruangan FTMD ITB, Jalan Ganeca, Bandung. Sehingga tantangan peserta IARC kali ini akan lebih berat.

"Sebelumnya pada September kami telah melakukan workshop, dan survei tentang bagaimana jika dilakukan kontes outdoor. Sehingga kesiapannya sudah diperhitungkan," terangnya.

Ada tiga tujuan utama kenapa IARC. Kata Taufiq, intinya acara ini ingin menumbuhkan semangat inovasi khususnya bidang UAV, bukan hanya sekedar kontes menang kalah.

Kedua, kata dia, diharapkan ada kolaborasi antara ilmu di perguruan tinggi dan sekolah tingkat SMA.

"Ketiga, ada proses, kita enggak lihat hasil akhir saja tapi penguasaan teknik UAV di Indonesia," ujarnya.

Menurutnya, teknologi UAV Indonesia tentu sangat jauh ketinggalan jika dengan UAV di negara maju misalnya Jepang.

Jika dihitung-hitung, teknologi UAV di negara maju sudah ada sejak 20 tahun lalu. "Ya ketika dibandingkan dengan kita, ibarat bayi dengan pelari. Jadi perlu investasi waktu supaya UAV di Indonesia maju. Di kita sendiri bentuk UAV baru ada 2004, kalau penelitiannya sejak 94," ceritanya.

© Okezone

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.