Jumat, 09 November 2012

Hubungan RI-Korsel Amat Dekat

Jakarta - PRESIDEN Korea Selatan (Korsel) Lee Myung-bak menyatakan, kerjasama bilateral yang terjalin antara Indonesia dengan Korsel bukanlah seperti kerjasama antarnegara pada umumnya, melainkan kerjasama dari hati ke hati. Oleh karena itu, dia meyakini bahwa kerjasama kedua negara akan dilanjutkan terus hingga kelak kedua negara telah menjadi negara maju.

Menurut Lee Myung-bak, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merupakan pemimpin yang paling akrab dengannya. Dikisahkan Myung-bak, pada tahun 2008 silam, pada saat terjadi krisis moneter, pihaknya dan Presiden SBY telah bertemu. Pada waktu itu, Presiden SBY memintanya untuk tidak membiarkan TKI yang bekerja di Korsel dipulangkan ke Indonesia, karena ekonomi Indonesia sedang tidak bagus.

"Pada waktu itu saya berjanji untuk mengupayakan permintaan Presiden SBY. Sesampainya di Korsel, saya menginstruksikan kalangan usaha dan instansi terkait untuk tidak memulangkan TKI ke Indonesia. Makanya, ini benar-benar membuat saya terharu dan terus berharap ini menjadi kisah yang bagus bagi persahabatan kami," ujar Lee Myung-bak, di Nusa Dua Bali, Kamis (8/11).

Ada kisah lain yang membuat Myung-bak terkesan. Beberapa waktu lalu, pihaknya sempat mengundang SBY untuk hadir dalam KTT Korea - ASEAN. 

"Pada saat itu sebetulnya saya mengundang Pak SBY, tapi hari itu Pak SBY benar-benar sibuk dengan kampanye Presidennya. Tapi, kemudian Presiden SBY datang ke Korea menjawab undangan saya. Saya benar-benar berterima kasih atas datangnya Pak SBY. Setelah itu, keluarga Pak SBY dan keluarga saya menjadi benar-benar seperti keluarga," ucapnya.

Oleh karena itu, Myung-bak merasa yakin sekali bahwa kerjasama kedua negara akan dilanjutkan terus sampai kedua negara telah menjadi negara maju. 

Kerjasama antara kedua negara yang sudah dilakukan hingga sekarang, menurut dia sudah banyak, antara lain pada industri alat berat, industri kimia dan industri pertahanan. Disamping itu, ada banyak bidang yang harus dikerjasamakan lagi, yaitu antisipasi perubahan iklim.

"Saya yakin, kedua negara telah melaksanakan kerjasamanya di industri pertahanan, baik AD,AL, dan AU, walaupun kita tidak bisa langsung mengeluarkan hasil yang bagus untuk saat ini. Tetapi, nanti setelah masa jabatan saya, kerjasama kedua negara pasti akan dilanjutkan dan menghasilkan daya persaingan kelas dunia.

© Jurnas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.