Kamis, 08 November 2012

KAI Tampilkan Simulator Tempur T-50 Golden Eagle

Jakarta - Korea Selatan sepertinya tahu benar bagaimana cara menarik perhatian pengunjung Indo Defence 2012. Negara yang terkenal akan ginsengnya ini menyuguhkan atraksi menarik dengan membawa mock up cockpit sekaligus cockpit simulator pesawat latih tempur terbarunya, T-50.

Keberadaan cockpit simulator ini menarik banyak pengunjung, khususnya kalangan milltary enthusiast yang mengerti rencana pembelian pesawat latih tempur T-50 oleh TNI AU.

Sayangnya, pihak KAI tidak memperkenankan pengunjung untuk duduk di kursi cockpit pesawat tempur tersebut

Namun demikian, tampilan simulasi terbang yang ditampilkan dalam tiga LCD besar sudah cukup menghibur pengunjung stand.

T-50 sendiri adalah pesawat Lead In Fighter Training (LIFT) atau pesawat latih tempur yang rencananya akan memperkuat TNI AU.

Pesawat ini memiliki tiga varian, yakni versi latih (T), latih/serang (T/A) dan varian tempur/serang (F/A).
 

Perusahaan Swasta Nasional "Infoglobal"

Kejar Proyek Upgrade Avionik Pesawat Tempur TNI AU.

Infoglobal kembali menunjukan taringnya di pameran Indo Defence 2012 yang diadakan di Pekan Raya Jakarta (PRJ), Kemayoran, Jakarta, 7-10 Nopember 2012. Kali ini, perusahaan swasta nasional yang memproduksi avionik pesawat tempur ini mengejar program peningkatan avionik pesawat tempur F-5 E/F Tiger II milik TNI AU.

"Kami sudah mampu memproduksi keperluan avionik untuk pesawat tempur F-5 TNI AU," ujar Chief Executive Officer Infoglobal, J. Adi Sasongko kepada itoday, Rabu (9/11).

Tak hanya avionik pesawat tempur F-5 E/F Tiger II, perusahaan asal Surabaya ini juga sudah mampu membuat avionik pesawat tempur Hawk 200 yang juga dimiliki TNI AU. Bahkan, avionik Hawk buatan Infoglobal sudah dipesan oleh Angkatan Udara Malaysia.

"Malaysia sudah memesan avionik Hawk 200 miliknya, dan sudah dilakukan ground test. Mungkin akhir bulan sudah dilakukan flight test," jelasnya.

Ditanya mengenai sikap pemerintah tentang industir pertahanan nasional setelah disahkan Undang-undang Industri Pertahanan, Infoglobal hanya mengatakan bahwa pihaknya akan menagih janji pemerintah sesuai dengan isi Undang-Undang Industri Pertahanan yang akan mengutamakan pelaku industri nasional dan produk buatan dalam negeri.

Adi mengatakan hal tersebut karena dirinya merasa selama ini birokrasi industri pertahanan masih terlalu panjang.

"Mudah-mudahan dengan adanya undang-undang ini, ada perubahan," ujarnya.

© Itoday

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.