Rabu, 28 November 2012

Karang Unarang : Benteng Senyap di Laut Ambalat

Karang Unarang adalah nama sebuah karang yang berada di Laut Sulawesi terletak sekitar 9 mil di sebelah tenggara Pulau Sebatik pada koordinat 04°00?38?LU,118°04?58?BT. Karang Unarang ini milik Indonesia. Karang Unarang hanya muncul pada saat air laut surut. 

Saat air laut surut pada posisi terendah, ketinggian karang mencapai 30 cm. Indonesia membangun suar permanen di Karang Unarang mulai tanggal 21 Februari 2005 sampai 14 April 2005. Mercu suar pondasi bangunan berukuran 5 X 5 meter, ketinggian 17 meter, dengan sinar yang dapat dilihat dari jarak 10 mil.

Karang Unarang ini mungkin hanyalah sebuah karang kecil, tetapi karang inilah sebagai patokan Bahwa daerah sekitarnya adalah milik Indonesia. Daerah yang dimaksud adalah Ambalat. Mendengar kata Ambalat, anda pasti ingat banyak sekali ketegangan yang terjadi antara Indonesia dengan sebuah Negara tetangga yang katanya serumpun dengan Indonesia. Siapa lagi kalau bukan Malaysia. Kasus Ambalat ini bermula ketika Malaysia mengklaim bahwa Ambalat adalah wilayahnya.



Mendapat klaim seperti itu, tentunya pemerintah Indonesia tidak akan tinggal diam. Selain jalan diplomasi, Indonesia bergerak cepat dengan membangun sebuah Mercusuar diatas Karang Unarang ini. Nah pembangunan Mercusuar ini tidaklah berjalan mulus. 

Ketika para pekerja sedang membangun Mercusuar ini, pihak Malaysia juga berusaha keras agar pembangunan Mercusuar ini gagal. Hal ini bisa dimengerti, karena jika Indonesia berhasil membangun Mercusuar disana dan menaikkan Bendera Merah Putih diatasnya, maka secara tidak langsung, itu sudah merupakan sebuah tanda bahwa Ambalat adalah wilayah Indonesia.

Ketika para pekerja sedang membangun Mercusuar tersebut, kapal-kapal perang Malaysia secara terang-terangan memprovokasi dengan cara berlayar sangat dekat dengan lokasi tersebut dengan kecepatan tinggi, sehingga memunculkan gelombang air laut yang mengganggu jalannya pembangunan mercusuar. Bahkan di beberapa berita media, disebutkan bahwa para pekerja pembangunan Karang Unarang ini ditangkap dan disiksa oleh Tentara Malaysia. Kejadian itu terjadi pada tanggal 21 February 2005.

Melihat provokasi nyata ini, pihak TNI AL tidak tinggal diam, dengan mengerahkan beberapa Kapal Perang untuk mengawal dan mengusir semua kapal-kapal perang Malaysia yang menghalangi pembangunan mercusuar ini. 

Kapal-kapal perang TNI AL dan Kapal perang Malaysia bahkan sudah saling berhadapan satu dengan lain di dekat lokasi pembangunan mercusuar ini. Bahkan sempat terjadi insiden yang panas pada tanggal 8 April 2005. 

Pada waktu itu, terjadi ketegangan yang melibatkan kapal perang pihak Malaysia KD Sri Johor, KD Buang dan Kota Baharu berikut dua kapal patroli sedangkan kapal perang dari pihak Indonesia melibatkan KRI Wiratno, KRI Tongkol, KRI Tedong Naga, KRI K.S. Tubun, KRI Nuku dan KRI Singa. Pada saat itu kapal Malaysia memprovokasi dengan mencoba memasuki daerah Ambalat dan Karang Unarang, namun terus dibayang-bayangi oleh kapal perang Indonesia tersebut. 

Sampai akhirnya KRI Tedong Naga (Indonesia) yang menyerempet KD Rencong (Malaysia) sebanyak tiga kali, akan tetapi tidak pernah terjadi tembak-menembak karena adanya Surat Keputusan Panglima TNI Nomor: Skep/158/IV/2005 tanggal 21 April 2005 bahwa pada masa damai, unsur TNI AL di wilayah perbatasan RI-Malaysia harus bersikap kedepankan perdamaian dan TNI AL hanya diperbolehkan melepaskan tembakan bilamana setelah diawali adanya tembakan dari pihak Malaysia terlebih dahulu.

Namun dengan perjuangan TNI khususnya TNI AL, provokasi ini bisa diatasi dan pembangunan Mercusuar di Karang Unarang selesai dilakukan. Mercusuar di Karang Unarang yang di atasnya dikibarkan bendera Merah Putih, menunjukkan kepada Dunia dan Malaysia bahwa Ambalat adalah wilayah Indonesia. Dan segenap tumpah darah Indonesia akan mempertahankannya selalu dari pihak-pihak yang mencoba mengganggu.


Kini, di karang unarang ini, Indonesia sudah mendirikan sebuah Identitas jelas yang menandakan Karang Unarang dan Ambalat adalah Milik Indonesia dari dahulu kala dan sampai selama-lamanya. 

Jadi tidak salah kalau kita menjulukinya benteng terluar RI di laut Ambalat. Terima kasih kepada para pejuang dari TNI AL dan juga para pekerja pembangunan Mercusuar Karang Unarang yang telah mempertaruhkan nyawa demi harga diri Bangsa Indonesia.

NKRI Harga Mati


Pengibaran Sang Saka Merah Putih di puncak Mercu Suar Karang Unarang


© Pertahanan Bangsa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.