Rabu, 30 Januari 2013

AS-Indonesia punya kepentingan sama dalam sengketa wilayah

http://img.antaranews.com/new/2011/07/small/2011072504342432.jpgJakarta | Atase Angkatan Laut Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Kapten Adrian Jensen menyebut Indonesia mempunyai kepentingan yang sama dengan negara yang diwakilinya dalam isu sengketa wilayah maritim di kawasan Asia Pasifik. 

"Kami mempunyai kepentingan bersama dengan Indonesia di bidang maritim, khususnya mengenai sengketa wilayah, di kawasan Asia Pasifik. Oleh karena itu kerja sama keamanan harus ditingkatkan," kata Jensen dalam diskusi "The United States-Indonesia Security Partnership: Maritime Cooperation" di Jakarta, Selasa. 

Jensen mengatakan bahwa peningkatan kerja sama militer antara Amerika Serikat dan Indonesia diperlukan untuk menjaga "demokrasi dan kebebasan" di Asia Pasifik.

"Sebagai negara demokrasi terbesar kedua dan ketiga di dunia, kedua negara mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan prinsip demokrasi di kawasan," kata dia. 

Jensen juga berpendapat bahwa Amerika Serikat merasa perlu untuk membantu Indonesia menjaga keamanan wilayah lautnya yang strategis. 

Pernyataan Jensen tersebut semakin menegaskan sikap Amerika Serikat terhadap sengketa wilayah di kawasan Asia Pasifik yang melibatkan China. China bersengketa dengan Jepang, Korea Selatan, dan beberapa negara Asia Tenggara atas kepemilikan beberapa kepulauan berbeda di Laut China Selatan. 

Sebelumnya pada Jumat 18 Januari lalu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton mengeluarkan pernyataan keras yang "menentang semua tindakan sepihak" terhadap kepulauan sengketa. China, melalui Kantor Berita Xinhua, kemudian merespon dengan menulis bahwa negara tersebut "sangat tidak puas" dengan pernyataan Ny. Clinton. 

Pernyataan Jensen mengenai penjagaan demokrasi dan kebebasan di Asia Pasifik itu juga pernah dikeluarkan oleh Ny. Clinton pada tahun 2010 di Vietnam. Pada saat itu, Menteri Luar Negeri mengatakan bahwa Amerika Serikat mempunyai " kepentingan yang tidak bisa dinegosiasikan" terhadap kebebasan berlayar di Laut China Selatan. 

Kantor Berita AFP menyebut pernyataan itu sebagai "momen penentu perubahan sikap Amerika Serikat terhadap China". 

Di sisi lain, untuk menjaga demokrasi dan kebebasan di wilayah maritim Asia Pasifik, Jensen menyatakan bahwa Amerika Serikat dan Indonesia telah meningkatkan kerja sama sampai dengan 100 program pada tahun 2011, atau naik 20 kali lipat dibanding 2005 lalu. 

"Kami banyak melakukan pelatihan bersama Angkatan Laut Indonesia," kata Jensen tanpa menyebut lebih lanjut rincian 100 program kerja sama maritim pada 2011.

Sementara itu dari pihak Indonesia, Kapten Judianto dalam kesempatan yang sama mengatakan bahwa kesepakatan kerja sama keamanan yang komprehensif telah disepakati antara dua negara pada tahun 2012.

Selain soal sengketa wilayah dan keamanan kawasan, peningkatan hubungan maritim Amerika Serikat dan Indonesia juga meliputi isu nuklir, pembajakan, dan penanganan bencana alam. 

Secara khusus, Judianto menyebut masalah pembajakan sebagai ancaman keamanan non-tradisional yang harus segera diatasi.

"Secara geografis Indonesia terletak di rute pelayaran penting dunia, sedikitnya 63 ribu kapal melewati Selat Malaka tiap tahunnya. Oleh karena itu negara ini rentan terhadap kejahatan," kata dia.(T.G005)

Antara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.