Rabu, 30 Januari 2013

Menyongsong Industri Peluru Kendali Nasional

Rudal China C-705 segera dikembangkan dan di produksi di Indonesia
Rudal C705
Indonesia akhirnya bergerak maju untuk menyongsong industri peluru kendali dalam negeri. Kerjasama pembuatan Rudal C-705 dengan China, sempat  membuat kepala para petinggi Dephan pening, karena tuntutan China cukup tinggi, jika Indonesia ingin memperoleh ToT-nya (transfer of technology). Namun persoalan ini akhirnya terselesaikan, walau persyaratannya cukup berat. 

Sebagai langkah awal TNI Angkatan Laut akan menggunakan rudal C-705 asal Cina pada kapal cepat rudal (KCR) buatan dalam negeri. Rencananya, sebanyak 16 kapal perang KCR-40 buatan pabrik kapal di Batam, PT Palindo Marine, bakal dilengkapi dengan peluru kendali tersebut.

“Kontrak sudah diteken, rudal diperkirakan tiba pada tahun 2014,” kata Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama, Untung Suropati, kepada Tempo, Senin, 28 Januari 2013.

 Teknologi Lapan 

Selama ini Lapan telah mengembangkan berbagai tipe roket: RX-550 dengan jangkaun 300 km, RX-122 dengan jangkauan 20 Km, RX-200 dengan jangkauan 40 Km dan RX-320 dengan jangkauan 80-100 Km.

Dengan kerjasama China diharapkan Lapan mampu mengembangan desain untuk mendapatkan konfigurasi roket yang sesuai dengan misinya, antara lain untuk memprediksi fenomena yang terjadi pada sistim propulsi roket seperti erosive burning dalam ruang bakar, karakteristik aliran fluida dalam nosel dan saat terjadi thrust vectoring, maupun sistim pendingin pada engine roket cair.

Roket RX-550 Lapan berdaya jangkau 300 Km
RX550 LAPAN
 
Kerjasama ini juga diharapkan memberi masukan bagi Lapan, untuk peningkatan  desain struktur roket, yakni kemampuan memprediksi fenomena aeroelastis dan aerothermoelastis roket, khususnya sirip dan nosecone, sistem peredam getaran dan shock struktur payload serta optimasi berat struktur terhadap beban kerjanya, terutama nosel melalui analisis statis, dinamik dan thermal baik untuk material komposit maupun logam. Perbaikan desain diperlukan agar gerak roket lebih baik sehingga mencegah penyimpangan trayektori roket.

Perbaikan lainnya yang dibutuhkan Lapan adalah peningkatan kualitas produk yang dihasilkan, seperti kenaikan Isp propelan, kehalusan fabrikasi struktur, optimalisasi berat struktur  menggunakan material komposit, sesuai dengan roadmap tahun 2014.

 PT Pindad 

Sementara  PT Pindad juga mulai mengembangkan amunisi kaliber besar seperti 105 mm dan 120 mm. Amunisi ini dikembangkan menjadi warhead dan rudal dengan mode proximity fuse. Proximity fuse menyebabkan kepala rudal akan meledak pada jarak yang telah ditentukan dari target. Teknologi proximity fuse ini menggunakan kombinasi dari satu atau beberapa sensor di antaranya radar, sonar aktif, infra merah, magnet, foto elektrik. Tidak hanya itu, PT Pindad juga terus mengembangkan rudal darat.

Roket Rhan 122
Rhan 122


 Sistem Persenjataan Rudal 

Apa yang sedang dikembangkan oleh Lapan dan PT Pindad merupakan pijakan bagi pengembangan sistem persenjataan rudal. Istilah kerennya, jika cita-cita itu tercapai maka rudal Indonesia nanti akan menjadi alternatif salah satu penangkal, sehingga Indonesia tidak tergantung dengan banyaknya jumlah kapal perang atau senjata. Targetnya adalah rudal berpangkalan di darat yang mumpuni dan disegani.

JKGR

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.