Kamis, 21 Februari 2013

Baku Tembak di Puncak Jaya

TIMIKA | Kontak tembak antara pasukan TNI dan anggota Gerakan Pengacau Keamanan (GPK) yang dipimpin oleh Goliath Tabuni terjadi pada Kamis (21/2/2013) sekitar pukul 09.30 WIT di Pos Maleo Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya, Papua.

Berdasarkan sumber KompasTV, korban tewas adalah prajurit Wahyu Wibowo akibat tertembak di bagian dada. Sementara korban lainnya, Letnan Inf Reza, mengalami luka tembak di bagian lengan kiri. Reza adalah Komandan Pos Tingginambut dan kini masih sadarkan diri.

Dikabarkan, masih terjadi kontak tembak di kawasan itu dan pos TNI di Maleo terkepung. Danpos Maleo Sektor Mulia memerintahkan pasukan untuk merapat ke pos Brimob dengan dua kendaraan bersama 21 personel gabungan. Dikerahkan bantuan dari Pos Maleo yang terdiri dari 5 orang dipimpin oleh Letnan Inf Rizal, Satgas 753 / AVT yang terdiri dari sembilan personel dipimpin Letnan Inf Didik Sudarmawan, dan tujuh personel dari Satgas 751 / R 7 yang dipimpin Letnan Inf Hermianto.

Pasukan tersebut bergerak menuju Pos Tingginambut untuk memperkuat pertahanan dan mengangkat korban jiwa. 

Sementara itu, empat anggota lain TNI pun dikabarkan tewas. Mereka adalah Sertu M Udin 1714/pj, Sertu Frans 1714/pj, Sertu Ramadhan 753, dan Pratu Mustofa 753. Mereka tertembak dalam penyerangan di Pos 753 di Kalome. Sumber KompasTV menduga penyerangan ini merupakan imbas dari pemilukada di Kabupaten Puncak Jaya pascakekalahan Elvis Tabuni.

Selain itu, juga terjadi penghadangan terhadap Satgas Yonif 753 Nabire Pos Sinak yang hendak menuju Mulia. Dalam kejadian ini, satu orang anggota Yonif 753 terkena tembakan Mustofa, juga dua warga sipil dikabarkan terluka akibat terkena tembakan.

Hingga berita ini ditayangkan, otoritas setempat belum bisa dihubungi untuk dimintai klarifikasi atas rangkaian kasus penyerangan tersebut.

 Delapan Anggota TNI Tewas di Papua 

JAYAPURA | Delapan anggota TNI, Kamis (21/2/2013), tewas dalam dua penyerangan berbeda di Papua. Pratu Wahyu tewas setelah dadanya ditembus peluru saat pos yang ditempatinya di Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya, diserang sekelompok orang bersenjata.

Dalam penyerangan yang terjadi sekitar pukul 09.30 WIT itu, para penyerang juga melukai Lettu Reza. Kedua prajurit itu berasal dari Batalyon 753 Argaviratama, Nabire.

Menurut Kepala Penerangan Kodam XVII Cendrawasih Letkol Jansen Simanjuntak, mereka diserang dari arah ketinggian. Saat informasi diterima, kontak senjata masih terjadi di depan pos tersebut.

Sejumlah anggota Brimob yang posnya tak jauh dari pos TNI itu turut membantu menghadapi penyerangan. Belum diketahui korban dari pihak penyerang, tetapi diduga dua orang penyerang terkena tembakan.

Penyerangan lainnya terjadi sekitar pukul 10.30 di wilayah Sinak, Kabupaten Puncak. Menurut Jansen Simanjuntak, dalam penyerangan itu tujuh orang anggota TNI tewas, yakni Sertu Udin dan Sertu Frans yang berasal dari Koramil Sinak, serta lima anggota lain yaitu Sertu Ramadhan, Pratu Edi, Praka Jojo, Praka Idris, dan Pratu Mustofa yang berasal dari Batalyon 753 Argaviratama Nabire yang tengah ditugaskan di Sinak.

Penyerangan terjadi ketika mereka hendak mengambil alat komunikasi yang dikirim lewat pesawat di landasan perintis Sinak. Jarak antara Koramil Sinak dan landasan sekitar 2 kilometer.

Saat rombongan itu berada di tanjakan, mereka tiba-tiba diserang sekelompok sipil bersenjata. Para prajurit itu tidak sempat memberi perlawanan karena mereka tidak membawa senjata.

Hingga berita ini ditulis, masih ada satu anggota TNI yang belum diketahui nasibnya. "Kodam mengucapkan belasungkawa atas para prajurit yang gugur," kata Letkol Jansen Simanjuntak.

 Kontak Tembak di Papua Juga Tewaskan Dua Warga Sipil 

JAYAPURA | Kontak tembak antara kelompok Gerakan Pengacau Keamanan (GPK) dan anggota TNI di Papua, Kamis (21/2/2013) pagi tidak hanya menewaskan anggota TNI. Warga sipil juga ada yang tewas dalam insiden tersebut.

Kepala Pusat Penerangan TNI Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul mengatakan empat anggota TNI dan dua warga sipil tewas tertembak saat kelompok bersenjata menyerang sebuah kendaraan militer. Selain itu, ia mengatakan, kelompok bersenjata juga menyerang sebuah pos TNI.

Sebelumnya, Kepala Penerangan Kodam XVII Cendrawasih Letkol Jansen Simanjuntak menyatakan, ada delapan anggota TNI yang tewas dalam dua penyerangan berbeda di Papua itu.

Penyerangan pertama terjadi sekitar pukul 09.30 WIT di pos TNI di Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya. Pratu Wahyu tewas setelah dadanya ditembus peluru saat itu. Para penyerang juga melukai Lettu Reza. Kedua prajurit itu berasal dari Batalyon 753 Argaviratama, Nabire.

Mereka diserang dari arah ketinggian. Saat informasi diterima, kontak senjata masih terjadi di depan pos tersebut. Sejumlah anggota Brimob yang posnya tak jauh dari pos TNI itu turut membantu menghadapi penyerangan. Belum diketahui korban dari pihak penyerang, tetapi diduga dua orang penyerang terkena tembakan.

Penyerangan lainnya terjadi sekitar pukul 10.30 di wilayah Sinak, Kabupaten Puncak. Menurut Jansen Simanjuntak, dalam penyerangan itu tujuh orang anggota TNI tewas. Yakni Sertu Udin dan Sertu Frans yang berasal dari Koramil Sinak, lima anggota lain yang tewas adalah Sertu Ramadhan, Pratu Edi, Praka Jojo, Praka Idris, dan Pratu Mustofa yang berasal dari Batalyon 753 Argaviratama Nabire yang tengah ditugaskan di Sinak.

Penyerangan terjadi ketika mereka hendak mengambil alat komunikasi yang dikirim lewat pesawat di landasan perintis Sinak. Jarak antara Koramil Sinak dengan landasan sekitar dua kilometer.

Saat rombongan itu berada di tanjakan, mereka tiba-tiba diserang sekelompok sipil bersenjata. Para prajurit itu tidak sempat memberi perlawanan karena mereka tidak membawa senjata.

Hingga berita ditulis, masih satu anggota TNI belum diketahui nasibnya.

 Polri Pastikan Lima TNI Tewas Tertembak di Papua 

JAKARTA | Sebanyak lima anggota TNI di Papua tewas setelah diserang kelompok bersenjata, Kamis (21/2/2013). Penyerangan terjadi di dua lokasi berbeda, yakni di Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya, pukul 09.00 menewaskan satu orang, dan di Sinak, Kabupaten Puncak Jaya, pukul 10.30 menewaskan empat orang.

Seorang warga juga di Tingginambut juga ikut terluka. "Kondisi yang ada di Papua, situasi terakhir di Tingginambut, satu tewas TNI, satu luka atas nama Reza," ujar Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Komisaris Besar Agus Rianto di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (21/2/2013).

Agus menjelaskan, penghadangan di Sinak terjadi saat rombongan TNI yang terdiri dari 10 orang bergerak menuju Bandara Mulia. Rombongan tersebut sedang membawa peralatan untuk ke pos.

Di Sinak, empat orang tewas, lainnya selamat. Sementara satu orang belum ditemukan. "Satu orang belum ditemukan atau kembali ke markas. Kemungkinan dia berpencar saat mencoba menyelamatkan diri dari serangan," terang Agus.

Pelaku penghadangan sendiri belum diketahui jumlahnya. Agus menegaskan, menurut info sementara, lima orang korban tewas dan satu warga sipil terluka.

 Polri: Delapan Anggota TNI Tewas di Papua 

JAKARTA | Kepolisian Republik Indonesia mengungkapkan, jumlah anggota TNI yang tewas di Papua, Kamis (21/2/2013), bertambah menjadi delapan orang. Satu korban tewas ditembak di Distrik Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya, dan tujuh lainnya tewas di Distrik Sinak, Kabupaten Puncak Jaya, Papua.

"Perkembangan terakhir yang saya terima, kejadian di Distrik Sinak, tujuh anggota TNI yang gugur," ujar Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Komisaris Besar Agus Rianto di Mabes Polri, Jakarta Selatan.

Anggota TNI yang tewas di Distrik Tingginambut adalah Pratu Wahyu. Sementara tujuh anggota TNI yang tewas di Distrik Sinak adalah Sertu Udin, Sertu Frans, Sertu Romadhon, Partu Mustofa, Sertu Edy, Praka Jojon, Praka Wempi.

Para korban berasal dari Batalyon 753 Argaviratama dan Koranmil. Mereka tewas ditembak oleh orang tak dikenal. Di Sinak, rombongan TNI berjumlah 10 orang dihadang orang tak dikenal yang langsung mengarahkan tembakan. Salah seorang warga turut menjadi korban luka dalam peristiwa itu. Hingga saat ini pelaku belum diketahui jumlahnya.

 TNI Korban Penyerangan Dievakuasi Pakai Helikopter 

JAYAPURA | Untuk mengevakuasi kedelapan korban penyerangan di Kabupaten Puncak dan Puncak Jaya, Kodam XVII Cendrawasih mengirim dua helikopter Mi-17. Korban direncakan akan dievakuasi ke Jayapura.

Kepala Penerangan Kodam XVII Cendrawasih Letkol Jansen Simanjuntak, Kamis (21/2/2013), menyatakan, korban akan dievakuasi ke Markas Kodam XVII Cendrawasih.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, seorang anggota TNI dari Batalyon 753 Argaviratama, Nabire Pratu Wahyu Wibowo tewas saat pos yang ditempatinya di Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya diserang sekelompok sipil bersenjata. Ia tewas setelah dadanya tertembus peluru yang ditembakkan dari jarak kurang lebih 300 meter. Penyerangan itu terjadi sekitar pukul 09.30 WIT.

Di tempat berbeda, tepatnya di Sinak, Kabupaten Puncak, sekelompok sipil bersenjata menyerang rombongan anggota TNI yang hendak mengambil alat komunikasi di yang dikirim melalui pesawat. Saat mereka hendak menuju lapangan terbang Sinak, mereka dihadang dan dihujani tembakan.

Tujuh orang anggota TNI tewas dan satu anggota lainnya belum diketahui nasibnya. Ketujuh anggota TNI itu adalah Sertu Udin, Sertu Frans, Sertu Ramadhan, Pratu Mustofa, Pratu Edi, Praka Jojo, dan Praka Idris. Sertu Udin dan Sertu Frans merupakan anggota Koramil Sinak, sedangkan lima anggota TNI lainnya berasal dari Batalyon 753 Argaviratama, Nabire.

 SBY Akan Gelar Rapat Darurat Penembakan Prajurit TNI  

Pemalang | Pemerintah mengambil langkah cepat terkait penyerangan kelompok bersenjata di Papua yang menewaskan 8 prajurit TNI. Jumat (22/2) besok, Presiden SBY akan menggelar rapat darurat guna membahas persoalan ini.

Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono mengaku sudah melaporkan persoalan ini kepada presiden. Perintah presiden saat itu agar segera dilakukan pengejaran terhadap kelompok bersenjata tersebut.

Selain itu, sepulangnya dari kunjungan kerja di Tegal dan Pemalang, besok presiden juga akan menggelar rapat darurat.

"Besok presiden akan pimpin sidang darurat setelah kembali dari Pemalang, sampai di Jakarta akan pimpin sidang darurat untuk langkah yang perlu diambil," ujar Agus di Pemalang, Jawa Tengah, Kamis (21/2/2013).

Peristiwa penyerangan pertama terjadi sekitar pukul 09.30 WIT di Distrik Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya. Satu prajurit TNI Pratu Wahyu Bowo tewas dalam penyerangan itu. Selain Pratu Wahyu, ada juga Lettu Inf Reza yang menjadi korban penembakan. Namun nyawanya masih bisa terselamatkan. Dia mengalami luka tembak di bagian lengan kiri.

Peristiwa kedua terjadi sekitar satu jam kemudian di Kabupaten Puncak, tepatnya di Distrik Simak. Di lokasi tersebut, jumlah korban tewas lebih banyak, yakni 7 orang anggota TNI. Dengan demikian, total korban jiwa berjumlah 8 orang.

RIP


  ● Kompas | Detik  

2 komentar:

  1. Keamanan di Papua memang agak sulit diprediksi, artinya kalau TNI kuat dia bersembunyi dan kalau TNI lengah dia membuat serangan dadakan. Ini hrs menjadi perhatian utk TNI yg bertugas di Papua, intel ter hrs digalakkan didaerah perbatasan dan tugas Polri utk swiping senjata daerah yg sering adanya serangan serta pengawasan kapal laut yg sering digunakan.

    BalasHapus
  2. Turut berdukacita dan prihatin sekali atas gugurnya prajurit kita, utk kesekian kalinya. Mutu prajurit kita kok seperti tentara Afrika? Something must be very wrong. Combat intelligence? Counter sniper (ditembak dari 300m? Apa perlu dilatih adu bako dulu bagi yang akan ditugaskan di Papua? TNI AD perlu mengatasi hal ini dengan amat segera, jangan sampai korban timbul lagi. Jangan keenakan beli alutsista, pelatihan infanteri terabaikan. Batalyon infanteri ringan (light infantery)adalah dasar kekuatan tempur TNI AD, kesatuan lain adalah sebagai pendukung. Kalau pelatihannya terabaikan, akibatnya ya seperti berita di atas. Silakan baca tulisan bpk. Kiki Syahnakri di Kompas beberapa hari yang lalu. Hidup TNI AD!!

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.