Selasa, 26 Februari 2013

Empat KRI Jajaran Karmabar Siap Beroperasi Kembali

KRI Imam Bonjol 383
Kepala Dinas Material Angkatan Laut (Kadismatal) Laksamana Pertama (Laksma) TNI Ir. Bambang Nariyono, M.M., menyerahkan empat Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) usai melaksanakan perbaikan dan pemeliharaan menyeluruh tingkat depo (Hardepo) kepada Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar) Laksamana Muda (Laksda) TNI Arief Rudianto, S.E., yang diwakili Asisten Logistik (Aslog) Pangarmabar Kolonel Laut (T) Dani Achdani, S.T., M.A.P., di Geladak KRI Teluk Sabang-544 yang sedang sandar di Dermaga TNI Angkatan Laut Pondok Dayung, Jakarta Utara, Selasa (26/2).

Keempat KRI jajaran Koarmabar yang telah melaksanakan perbaikan selama kurang lebih satu tahun tersebut siap bertugas kembali guna mendukung operasi laut di wilayah Koarmabar, yaitu KRI Imam Bonjol-383, KRI Sutanto-377, KRI Teluk Gilimanuk-531 dan KRI Teluk Sabang-544.

Kadismatal Laksma TNI Ir. Bambang Nariyono, M.M., dalam sambutannya mengatakan, kegiatan Hardepo merupakan salah satu tugas pokok yang diemban Dismatal selaku Badan Pelaksana Pusat (Balakpus) yang bertanggung jawab pada kesiapan platform KRI, dimana sesuai hierarki dalam sistem pemeliharaan terencana TNI Angkatan Laut, maka pemeliharaan tingkat depo adalah kewenangan dari Otorita Pemeliharaan Kapal (OPK) tingkat Mabesal.

Meskipun kewenangan pemeliharaan berada di OPK Mabesal, selama tahap penyiapan dan pengawasan, Dismatal akan selalu melibatkan Komando Utama (Kotama) terkait, sehingga hasil akhir yang dicapai merupakan hasil kerjasama antara Dismatal dengan Kotama termasuk Satharmat yang merupakan kepanjangan tangan dari Dismatal. Selesainya kegiatan Hardepo tersebut, merupakan hasil rangkaian yang erat antara Dismatal, pihak kapal dan satuan dengan pihak pelaksana kegiatan.

Pada kesempatan tersebut, Kadismatal menghimbau kepada seluruh pihak yang terkait pemeliharaan kapal terutama prajurit pengawak untuk senantiasa meningkatkan kewaspadaan pada segala macam bentuk bahaya yang mungkin terjadi di kapal. Penggunaan materiil atau peralatan yang tidak selayaknya digunakan di kapal semaksimal mungkin harus dihindari, karena beberapa penyebab kebakaran berasal dari peralatan domestik yang bukan standar di kapal.

Dengan diserahkannya keempat KRI tersebut, bukan berarti tugas pemeliharaan menjadi selesai. Serah terima KRI tersebut perlu dipandang sebagai tongkat estafet pemeliharaan kapal, dimana pemeliharaan merupakan kegiatan yang berkesinambungan sesuai dengan tingkatan dalam sistem pemeliharaan terencana.

Oleh karena itu, Kadismatal mengharapkan kepada Komandan KRI beserta seluruh anak buah agar pertahankan kondisi teknis yang telah dicapai melalui kegiatan Hardepo atau repowering; laksanakan drill-drill pos tempur sebelum kembali menjalankan operasi; laksanakan pengawasan secara ketat terhadap operasional dan kondisi seluruh pesawat atau peralatan dengan melaksanakan tertib pengisian jurnal.

Kadismatal selaku pembina teknis platform KRI menegaskan, keberhasilan kegiatan Hardepo yang diselenggarakan merupakan jerih payah dari apa yang sudah direncanakan, diawasi dan laksanakan bersama. Untuk itu harapkan dengan selesainya Hardepo tersebut dapat memelihara dan meningkatkan kondisi teknis terutama platform, sehingga keempat KRI tersebut mampu memikul beban tanggung jawab sebagai wahana para prajurit matra laut dalam menjaga kedaulatan negara di laut sampai beberapa tahun ke depan selama daur hidupnya, tambah Kadismatal.

Turut hadir pada kegiatan tersebut Komandan Satuan Kapal Eskorta Koarmabar (Dansatkorarmabar) Kolonel Laut (P) Denih Hendrata, Kadismatbekarmabar Kolonel Laut (T) Kasih Prihantoro, S.E., M.M., serta para Pejabat Teras Koarmabar.


  ● Koarmabar  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.