Sabtu, 02 Maret 2013

Indonesia Jajaki Kerjasama Industri Pertahanan Dengan Hongaria

Komodor MRAP 4x4 personnel carrier Buatan Hongaria
Komodor MRAP 4x4 APC Hongaria
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan pemerintah akan menjajaki kerja sama pengadaan alat utama sistem persenjataan (Alutsista) dengan negara Eropa Timur, khususnya Hongaria. Ini lantaran Alutsista dari Eropa Timur terkenal murah tapi memiliki teknologi yang seimbang dengan alutsista produksi negara diluar kawasan itu.

"Perwira kita itu dari dulu terbiasa dengan Alutsista dari negara Eropa Timur, jadi kita coba jajaki peluang kerja samanya," kata Purnomo saat ditemui di Istana Negara, Jakarta, Jumat (29/2). 

Penjajakan kerjasama Alutsista tersebut akan dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat kunjungan kenegaraan ke Berlin (Jerman) dan Budapest (Hungaria) pekan depan. 

Interior MRAP Komodor Hongaria
Menurut Purnomo, teknologi alutsista Eropa timur tidak kalah dengan Alutsista milik Amerika Serikat. Semisal, Sukhoi buatan Rusia seimbang dengan pesawat tempur F-16 milik negeri Paman Sam. "Karena saya tidak ikut, maka, itu saya sampaikan ke Presiden," katanya. 

Dia memerkirakan, pemerintah hanya akan menghabiskan setengah dari total anggaran penyediaan Alutsista yang disediakan untuk periode 2010-2014 yang sebesar Rp 156 triliun. Soalnya, anggaran tersebut hanya akan diprioritaskan untuk membeli Alutsista yang bergerak, semisal kendaraan tempur, kendaraan taktis, pesawat tempur, pesawat angkut, dan sejenisnya

Modernisasi Alutsista Hanya Gunakan 50 Persen Anggaran periode 2010 -2014

Pemerintah diperkirakan hanya akan menghabiskan setengah dari total anggaran penyediaan alat utama sistem persenjataan (Alutsista) yang disediakan untuk periode 2010-2014 yang sebesar Rp 156 triliun. Soalnya, anggaran tersebut hanya akan diprioritaskan untuk membeli Alutsista yang bergerak, semisal kendaraan tempur, kendaraan taktis, pesawat tempur, pesawat angkut, dan sejenisnya.

"Anggaran segitu, kalau sudah lewati 2014 kan enggak bisa, kira-kira terpakai 50 persen. Jadi, kita fokus ke Alutsista bergerak dulu. Kalau yang tidak bergerak itu seperti radar," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, saat ditemui di Istana Negara, Jakarta, Jumat (29/2).

Dia menjelaskan, awalnya anggaran alutsista hanya sebesar Rp 99 triliun berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014. Namun, dalam rapat kabinet terbatas 4 Oktober 2010, anggaran tersebut ditambah sebesar Rp 57 triliun.

Terkait itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah membentuk membentuk High Level Committee (HLC). Komite itu bertugas untuk mengendalikan dan mengawasi perencanaan, pembiayaan dan kegiatan pengadaan Alutsista.


Menhan Sarankan Presiden SBY Low Profile di Eropa Timur

UAV Produksi Hongaria
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan mengunjungi Eropa Timur selama lima hari mulai pekan depan. Sebelum berangkat, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro memberikan pandangan tentang kekuatan alat utama sistem persenjataan (alutsista) Indonesia. Ia menyarankan Presiden SBY low profile di antara negara yang sedang terbelit krisis itu.

"Tadi saya diminta datang, diminta laporan apa yang dilakukan untuk nanti perjalanan ke Jerman dan Eropa Timur. Sebaiknya kita juga low profile di sana, karena memang mereka kan negara-negara Eropa sekarang kan juga sedang krisis. Jadi saya beri masukanlah mengenai dari sisi pertahanan kepada Presiden," kata Purnomo usai menemui Presiden di Komplek Istana Presiden, Jumat (1/3).


Purnomo menerangkan alutsista Indonesia saat ini banyak juga yang dibeli dari negara Eropa Timur, termasuk dari Jerman. Ia mengingatkan banyak alutsista Indonesia yang masih digunakan saat ini berasal dari Eropa Timur dan masih kuat digunakan.


Untuk kekuatan alutsista, Purnomo menilai Indonesia sudah lebih baik kondisinya ketimbang negara Eropa Timur, terkecuali Jerman. Meski begitu, ia tidak menampik jika nanti ada kerja sama dalam pengadaan alutsista.


"Coba nanti dilihat kerja samanya bagaimana, karena kan kalau alutsista dari Eropa Timur itu murah tapi memang framenya itu bagus. Jadi lebih kuat alat-alatnya," terang Purnomo yang tidka ikut dalam kunjungan tersebut.


Dikatakan Purnomo, kondisi alutsista Indonesia saat ini sudah bisa dibandingkan dengan negara tetangga lainnya. Ia bahkan sesumbar kekuatan dan keahliannya sudah seimbang.


"Sebetulnya (alutsista) imbang juga. Kayak Sukhoi, itu sebetulnya Sukhoi yang kita punya compareable untuk F15 dimana negara tetangga kita kan juga punya F15. Bahkan kemarin waktu latihan bersama di Australia dengan Super Hornet, kita cukup bisa menyeimbangi mereka, cukup baik," tutup Purnomo.(Dsy)


  ● Jurnas | MetroTv  

1 komentar:

  1. Dari Hongaria ada yang bagus untuk TNI AD, RPG-7 plus semua versi roketnya yang saya yakin dapat diproduksi oleh Pindad.

    BalasHapus

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.