Selasa, 26 Maret 2013

Markas Koarmatim “Diserang” Pesawat Musuh

Surabaya Markas Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) “diserang” dua pesawat musuh. Suara ledakan terdengar dimana-mana yang berasal dari dentuman meriam Penangkis Serangan Udara (PSU) dan roket anti serangan udara dari kapal-kapal perang yang berada di pangkalan Koarmatim, Ujung Surabaya, Senin (25/03). Akibat serangan udara itu dua Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) yang bersandar di Dermaga Koarmatim “terbakar”.

Serangan udara tersebut merupakan simulasi latihan Pertahan Pangkalan (Hanlan) yang menjadi bagian dari latihan Parsial Tingkat III Operasi Amfibi tahun 2013. Skenario latihan disimulasikan pada hari Senin pukul 09.00 wib radar udara KRI Sultan Hasanudin – 366 mendeteksi adanya aktifitas mencurigakan dari dua pesawat udara tak dikenal yang mengarah ke wilayah Laut Jawa. Dari hasil informasi diperoleh data bahwa kedua pesawat tersebut merupakan pesawat tempur musuh yang akan menyerang pangkalan Koarmatim.


Menindaklanjuti ancaman bahaya tersebut jajaran Koarmatim langsung merespon dengan menyiagakan persenjataan anti serangan udara. Tak lama kemudian bunyi sirine meraung-raung, dan terdengar intruksi agar seluruh personel mencari tempat perlindungan. Tidak berselang lama dua pesawat musuh melintas di atas udara Koarmatim.

Pertempuran tak dapat dihindarkan, KRI Sultan Hasanudin – 366 yang berusaha memberikan perlawanan mengalami kebakaran akibat serangan udara pesawat lawan. Namun kebakaran itu dapat dipadamkan oleh prajurit KRI. Kebakaran juga terjadi di KRI Makassar – 590, para prajurit berusaha dengan keras memadamkan api yang dibantu tiga mobil Pemadam Kebakaran (PMK) dari Lantamal V dan akhirnya api dapat dipadamkan. Namun salah satu petugas pemadam kebakaran, Koptu Rjd Sunaryo menjadi korban luka bakar empat puluh persen. Korban selanjutnya dievakuasi ke Rumah Sakit dr. Oepomo Lantamal V.


Dalam Latihan tersebut Satuan Tugas Pertahanan Pangkalan Latihan Parsial III Opsfib tahun 2013, melibatkan tiga Unsur Tugas (UT) yaitu unsur tugas Pertahanan Laut (Hanla), Pertahanan darat (Hanrat), dan Pertahanan Udara (Hanud). Persenjataan yang dipakai dalam latihan ini antara lain empat meriam 57 mm, satu meriam 20 mm dan satu rudal mistra anti udara.

Karena pangkalan adalah pusat komando utama maka pertahanan pangkalan sangat perlu diperkuat terutama dari bahaya serangan udara. Serangan udara biasanya dilakukan dengan pesawat udara ataupun helicopter. Dan untuk mengantisipasi bahaya tersebut seluruh prajurit harus selalu siap dan mampu mengatasi apabila sewaktu – waktu terjadi bahaya serangan udara, serangan darat dan serangan laut.

(Dispenarmatim)

  ● Koarmatim  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.