Sabtu, 06 April 2013

Kasus Penyerangan ke Lapas Jadi Sorotan Internasional

Pelaku penyerangan empat tahanan titipan di Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta, akhirnya berhasil diungkap tim investigasi yang dibentuk Markas Besar Angkatan Darat (Mabes AD) kemarin. Dari hasil penyelidikan, tim memastikan pelaku penembakan adalah anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus).

Selain menjadi pemberitaan media lokal dalam beberapa hari terakhir ini, insiden penyerangan yang mengakibatkan tewasnya empat tahanan Lapas Cebongan ternyata juga menjadi sorotan media asing.

Situs asiaone.com misalnya. Situs asal Singapura ini, Jumat (5/4), menulis Ketua Tim Investigasi Brigjen Unggul K Yudhoyono menyatakan sebelas anggota Kopassus terbukti menjadi pelaku penyerangan empat tahanan Lapas Cebongan pada 23 Maret lalu. Asiaone mengangkat judul 'Pasukan khusus di belakang pembunuhan tahanan penjara, kata tentara Indonesia'.

Sementara situs bbc.co.uk, Kamis (4/5), menyebut di bawah pemerintahan mantan Presiden Suharto, yang berkuasa antara 1967 sampai 1998, Kopassus dituding telah melakukan beberapa pelanggaran hak asasi manusia.

Situs asal Inggris ini juga menulis bahwa insiden itu telah membawa kembali pertanyaan sampai sejauh mana batas-batas kekuatan militer di Indonesia sejak era reformasi yang dimulai pada 1998 lalu dalam menuju demokrasi.

Sedangkan situs abc.net.au hari ini melaporkan, militer Indonesia telah membuat sebuah pengakuan yang menakjubkan dengan menyatakan sebelas anggota pasukan khusus telah menyerang sebuah penjara dan menembak mati empat tahanan. Situs asal Australia ini menulis, pihak militer Indonesia menyatakan penyerangan itu dilakukan untuk menjaga kehormatan unit.

Seperti diketahui, dalam jumpa persnya di Dinas Penerangan TNI AD kemarin, Unggul menjelaskan penyelidikan telah dilakukan sejak 29 Maret lalu. Hasilnya, para pelaku adalah rekan-rekan Serka Heru Santoso yang tewas dalam perkelahian di Hugo's Cafe. Sebelas anggota Kopassus dinyatakan terlibat.

Kesebelas orang itu terdiri dari satu eksekutor, sisanya, delapan orang bertindak sebagai pendukung. Mereka menggunakan mobil Toyota Avanza biru dan Suzuki APV warna hitam. Sementara dua orang lagi berada di mobil Daihatsu Feroza.

Empat tahanan yang tewas tertembak adalah Hendrik Angel Sahetapy alias Deki, Adrianus Candra Galaja, Yohanis Juan Manbait, dan Gameliel Yermiyanto, yang salah satunya desertir polisi.(mdk/fas)

  Merdeka  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.